"Dunia Lukisan Hantu kini jauh lebih luas dari sebelumnya. Mencari Zhang Xianguang asli di sini bukan perkara mudah. Lagipula di sini ada hantu nyata. Jika kita berkeliaran tanpa arah jelas, bukan cuma buang waktu tapi juga rawan bahaya."
He Yiner menjelaskan.
Ia menatap langit kelabu tak bertepi, rasa tak berdaya menjalar di hatinya.
Sulit dipercaya semua ini dipicu oleh satu peristiwa supranatural.
Namun abu kertas yang sebelumnya bertebaran di angkasa kini lenyap. Meski sisa-sisanya masih menumpuk di lantai, perubahan ini justru mengundang firasat buruk.
Bagai tenang sebelum badai.
"Aku bisa memberi arahan. Dengan kerja sama Wilayah Hantu Yang Jian, menemukan Zhang Xianguang asli takkan sulit." Lu Zhiwen langsung bertindak.
Kuas spesial itu kembali digunakan, dipadukan dengan kertas bertuliskan nama Zhang Xianguang berulang kali, mampu menunjukkan arah garis besar.
"Di sana!"
Tangannya menunjuk tajam ke arah luar Kota Shuangqiao.
Sebelum kata-kata itu mengering, Yang Jian sudah membawa ketiganya melesat ke arah yang ditunjuk Lu Zhiwen.
"Di dunia Lukisan Hantu, kemampuan menggunakan Wilayah Hantu merupakan keunggulan besar. Selain itu, pencarian orang melalui Wilayah Hantu juga memberikan kemudahan yang signifikan."
Tak lama kemudian.
Sebuah desa yang tidak mencolok menarik perhatian Yang Jian.
Wilayah Hantu-nya yang menyelimuti area ini berhasil mendeteksi keanehan di tempat ini.
Saat Yang Jian mulai mengamati dengan serius, situasi di sini membuatnya terheran-heran. Jika tidak melihat langsung, dia bahkan meragukan apakah ini halusinasi belaka.
Di sini dia ternyata melihat Sun Rui, Yang Xiao beserta arwah-arwah dari Kantor Pos Hantu yang tinggal dalam lukisan minyak, juga menyaksikan hantu gentayangan dari Lukisan Hantu... bahkan Pengantin Perempuan Mumi yang pernah dihadapinya sebelumnya.
"Ketemu, di sini tempatnya!"
Yang Jian segera menghentikan pergerakan dan bersama He Yiner, Zhou Deng, serta Lu Zhiwen langsung menuju desa tak berarti ini.
Pada saat yang bersamaan.
Di dalam desa kecil tersebut, Sun Rui bersama 36 arwah dari lukisan minyak sedang bertarung habis-habisan melawan Zhang Xianguang, Nie Yingping, Du Hong, dan Zhang Ying.
Ini pertarungan mempertaruhkan keyakinan dan nyawa. Tak ada yang mau kalah, tak ada yang bersedia mundur.
Meski kelompok Zhang Xianguang lebih sedikit jumlahnya, Nie Yingping adalah Pengendali Hantu termasyhur yang bahkan melebihi beberapa komandan tim markas besar. Du Hong dan Zhang Ying juga praktisi senior meski tak setingkat komandan tim. Satu-satunya kelemahan adalah Zhang Xianguang yang telah kehilangan sebagian besar kekuatan gaibnya.
Namun Zhang Xianguang adalah pengelola kantor pos, dia tidak akan mati, ini juga bisa dianggap sebagai keunggulan besar.
Meski pihak Sun Rui memiliki jumlah lebih banyak, namun kekuatan gaib yang dimiliki arwah bahkan tidak sebanding dengan saat mereka masih hidup. Selain itu, perkembangan mereka telah stagnasi selama belasan bahkan puluhan tahun, sejujurnya sudah mulai tertinggal zaman.
Tapi keunggulan arwah terletak pada jumlah yang banyak, di antara kekuatan gaib yang mereka kendalikan juga ada yang sangat merepotkan.
Untuk sementara waktu, kedua belah pihak menunjukkan keseimbangan kekuatan.
Hanya dalam beberapa saat setelah pertempuran dimulai, sudah muncul korban.
Meski arwah tidak akan mati di dalam lukisan minyak, namun ketika menerima pukulan berat dari kekuatan gaib lain, mereka juga bisa lenyap. Bagaimanapun, kekuatan gaib lukisan minyak hanya mempertahankan mereka tetap eksis, sementara kekuatan gaib lain bisa menghapuskan keberadaan mereka.
Apalagi, ini bukanlah dunia lukisan minyak, melainkan dunia Lukisan Hantu.
Setelah terbebas dari lukisan minyak, arwah juga kehilangan sebagian keunggulan mereka.
Karena itu, tiga puluh enam arwah mulai menerima pukulan berat sambung-menyambung, tidak bisa mempertahankan eksistensi, dan mulai menghilang.
"Jiang Wei, Hong Xiuyun, Wang Daohai, Zhang Xiaomei..."
Seorang arwah berteriak nama-nama teman yang familiar, dia menyaksikan langsung orang-orang ini dihabisi oleh Nie Yingping, tubuh mereka buyar dan langsung lenyap.
Sementara arwah lainnya tak kalah gesit. Dengan mengorbankan beberapa orang sebagai tumbal, mereka berhasil menghabisi anggota lawan bernama Zhang Ying, seorang pengendali hantu wanita. Di sisi lain, Du Hong juga kesulitan bertahan dan diserang terus-menerus oleh kekuatan gaib arwah lainnya sampai hampir mengalami kebangkitan Hantu Gentayangan.
Yang Xiao memanfaatkan kesempatan ini untuk menarik Zhang Xianguang asli masuk ke dalam mimpi, berusaha membawa pergi biang keladi ini.
"Sekumpulan arwah yang sudah mati puluhan tahun, pikir bisa menang hanya dengan jumlah banyak? Hari ini kalian akan tahu jarak antara Pengendali Hantu tidak bisa diperbaiki dengan sekadar jumlah!"
Nie Yingping membentak, tubuhnya mengeluarkan aura dingin dan menyeramkan dengan kulit memucat. Daging dan kulit di badannya mulai menunjukkan memar-memar seperti terkena radang dingin.
Saat ini, kekuatan gaib di sekitarnya sedang menggerogoti tubuhnya, berusaha membunuhnya.
Tapi suhu di sekitarnya justru turun drastis. Arwah-arwah di sekitar seakan pada saat ini seperti masuk ke dalam peti es, alis, rambut, dan kelopak mata mereka tertutup lapisan es tebal. Beberapa arwah berusaha mendekati Nie Yingping untuk menyerangnya, namun tubuh mereka langsung membeku di tempat, berubah menjadi mayat kaku.
Di tangan Nie Yingping tiba-tiba muncul mainan kecil tua - drum mainan yang biasa dimainkan anak-anak zaman dulu. Drum ini memiliki cat merah yang kusam di permukaannya, bagian wajah drum bahkan sangat kotor dan menghitam. Mainan kecil ini juga mengalami kerusakan, dua pemberat yang biasanya menggantung di kiri-kanan sudah menghilang tanpa bekas.
Tapi yang ganjil adalah, di bawah permukaan drum mainan ini samar-samar terlihat wajah orang, lekuk dua telapak tangan muncul, seolah-olah ada hantu jahat yang terkunci di dalamnya.
Jelas terlihat, ini adalah barang-barang gaib yang ganjil.
Tidak, tepatnya, ini adalah senjata gaib Nie Yingping.
Dia memegang drum mainan saat ini bagaikan memegang palu berat, menghantam mayat beku itu.
Dentuman drum yang berat diselingi jeritan mengerikan hantu gentayangan bergema, membuat bulu kuduk merinding.
Setelah sekali pukulan, mayat beku itu langsung hancur berkeping tanpa meninggalkan jejak. Teriakan mengerikan itu membuat beberapa arwah di sekitarnya terjatuh, darah kental mengalir dari hidung, mata, dan mulut mereka seolah kesadaran mereka menerima pukulan berat.
"Kita tidak bisa membiarkan dia berkeliaran! Kemampuannya luar biasa. Kalau tidak dihabisi, kita tidak akan menang!" teriak seorang arwah.
"Sampah seharusnya mati dengan tenang." Nie Yingping bergegas mendekat, wilayah hantunya meluas dan suhu sekitar turun drastis.
Dingin ini bukan suhu rendah sebenarnya, melainkan pengaruh gaib yang mempengaruhi dunia nyata. Jika bisa mengisolasi pengaruh gaib, sensasi dingin ini akan hilang seperti api hantu yang membakar tanpa cahaya nyata, hanya manifestasi kekuatan gaib.
Arwah yang baru saja berbicara tiba-tiba merasa seluruh tubuhnya membeku, seolah darahnya berhenti mengalir.
Meski sudah kehilangan tubuh manusia hidup, dia tetap bisa merasakan sensasi kedinginan yang menusuk.
"Jangan terlalu arogan!"
Arwah itu memandang penuh kebencian. Sebelum tubuhnya membeku, bayangan gelap terlepas darinya dan menerjang Nie Yingping.
Tapi serangan gaib belum tiba, berhenti tepat di depan Nie Yingping.
Siluet gelap itu juga tubuhnya dipenuhi embun beku, membeku di tempat.
Nie Yingping dengan wajah dingin tanpa ragu membunyikan drum mainan di tangannya, arwah itu langsung kehilangan gerakan dan tumbang ke tanah, jelas tidak mampu melawan kekuatan gaib ini hingga dihabisi.
"Batuk-batuk."
Tiba-tiba, suara batuk parau seperti pasien terminal terdengar.
Sun Rui yang berkode nama Hantu Sakit langsung bertindak, memanfaatkan saat Yang Xiao menahan Zhang Xianguang, dia bekerja sama dengan arwah lain untuk menghabisi Nie Yingping. Asal membunuhnya, sisa anggota lawan tak akan mampu melawan dan pertarungan ini dimenangkan.
Nie Yingping kini merasakan benda asing di tenggorokannya, tak kuasa menahan batuk, sementara tubuhnya terasa lemas.
"Kekuatan gaib segini mau menghabisiku? Sampah tetap sampah, takkan pernah naik kelas."
Dia mendengus dingin, tak bergeming, sementara kulitnya yang seperti terbakar es tiba-tiba menampakkan tato.
Pola tato itu menggambarkan mayat kurus kering seolah mati kelaparan, tulang menonjol nyata, terlihat sangat hidup seperti mayat yang sedang menempel di tubuhnya.
Kegaiban seperti ini terasa agak familiar.
Dulu pernah ada Pengendali Hantu yang memiliki tato serupa, hanya polanya sedikit berbeda.
"Munculnya tato ini, perasaan batuk Nie Yingping langsung menghilang. Hantu gentayangan yang menempel di kulitnya membantu menghalangi serangan gaib."
"Dia ini..."
Sun Rui saat ini terpaksa mengakui, kemampuan orang ini memang luar biasa, dengan kekuatan gaib yang ditunjukkannya setidaknya ada tiga jenis.
Artinya, dia setidaknya telah mengendalikan tiga ekor hantu.
Selain itu, sejak mulai bertindak hingga sekarang, tidak ada tanda-tanda kebangkitan Hantu Gentayangan pada dirinya. Ini juga membuktikan dia telah berhasil menyelesaikan masalah kebangkitan hantu, bisa menggunakan kekuatan gaib dalam waktu lama. Hampir mustahil untuk menghabiskan dia dengan waktu, apalagi jumlah arwah yang dibawanya tidak sampai tak terbatas.
"Sampah busuk seperti kalian berani menghalangi rencana kami? Hari ini akan kuhabisi kalian semua sekaligus, sampai tidak ada kesempatan bangkit kembali!"
Nie Yingping kembali bertindak. Hanya sendirian, dia telah menghabisi lebih dari sepuluh arwah.
Tiba-tiba.
Terdengar jeritan memilukan yang membuatnya tertegun sejenak.
Di kejauhan, Zhang Ying tewas mengenaskan.
Dia dikepung arwah dan mati akibat serangan gaib.
Tapi Zhang Ying berhasil membawa beberapa arwah bersamanya. Itu sudah batas kemampuannya.
"Sialan!" Nie Yingping marah melihat hal ini.
Meski kemampuan Du Hong dan Zhang Ying biasa-biasa saja, tapi kita satu tim dengan prinsip sama. Setelah rencana sukses, kita masih perlu bersama-sama mengelola dunia Lukisan Hantu yang baru. Kini mereka malah dihabisi arwah di sini.
"Namun begitu linglung, Nie Yingping merasakan pusing, serangan kantuk yang dahsyat melanda."
"Mimpi Buruk Yang Xiao? Ingin menarikku masuk ke dunia mimpi buruk, aku sudah mengantisipasimu sejak lama. Di antara semua orang ini, ancamanmu yang paling besar."
"Kesadarannya buram, hampir tertidur pulas, tapi tetap berhasil menggoyangkan drum mainan di tangannya di saat-saat genting terakhir."
"Jeritan hantu gentayangan bergema."
"Nie Yingping langsung tersadar seketika."
"Yang Xiao menatap dengan tenang, di hatinya tak merasa menyesal."
"Mampu menarik Zhang Xianguang ke dalam mimpi buruk saja sudah cukup baginya. Nie Yingping yang sudah siaga ini sulit untuk dibawa masuk ke dunia mimpi."
"Akan kuselesaikanmu dulu."
"Nie Yingping kini mengawasi Yang Xiao, memutuskan untuk menyingkirkan pria berbahaya ini sekaligus membangunkan Zhang Xianguang."
"Halangi dia!"
"Sun Rui tak berani lengah, buru-buru maju. Sisa arwah yang sudah menghabisi Du Hong dan Zhang Ying juga segera menyusul."
"Jumlah arwah ini sudah menyusut drastis, tinggal sepuluh lebih orang."
"Bisa halangi aku?"
"Nie Yingping mengetuk drum mainan di tangannya. Benda seperti mainan anak ini kini mengeluarkan jeritan yang membuat bulu kuduk merinding."
"Setiap jeritan terdengar, arwah-arwah itu memegangi kepala sambil merintih kesakitan, lalu terjatuh ke tanah."
"Sun Rui juga terkena pukulan berat. Darah mengalir dari hidungnya, kepalanya sakit hampir seperti mau pecah."
"Tapi dia juga pengelola kantor pos. Meski serangan gaib ini membuatnya menderita, dia tetap tidak mati."
Memanfaatkan kesempatan ini, Nie Yingping langsung menggunakan Wilayah Hantu dan hampir seketika muncul di hadapan Yang Xiao. Tangannya menyambar dan menangkap Yang Xiao.
Hawa dingin yang menyeramkan menyergap.
Embun beku mulai menyebar di tubuh Yang Xiao, sebentar lagi akan membekukan seluruh badannya.
"Mimpi burukmu sudah berakhir. Menghilanglah dengan patuh."
Nie Yingping berkata dengan nada dingin sambil mengangkat drum mainan itu dan mengayunkannya ke arah Yang Xiao.
Namun tepat di saat itu...
Sorotan cahaya terang memancar dari kejauhan. Seluruh pandangan diselimuti warna keemasan. Dunia seketika terbakar, api mengerikan berkobar dahsyat.
Lengan Nie Yingping yang hendak mengayun tiba-tiba membeku.
Bukan karena tak mau memukul, tapi seluruh lengannya mengalami kendala. Telapak-telapak tangan hangus menempel di tubuhnya, membuat lengannya mati rasa.
"Sepertinya mimpi buruk belum berakhir, masih berlanjut," kata Yang Xiao dengan tenang.
Sesaat kemudian...
Siluet empat komandan tim - Yang Jian, Zhou Deng, He Yiner, dan Lu Zhiwen - muncul dalam cahaya api.
"Ini mustahil!" Mata Nie Yingping menyempit melihat pemandangan ini.
Yang membuatnya tak percaya adalah Yang Jian dan kawan-kawan tidak hanya selamat, tapi juga berhasil menembus blokade Chen Qiaoyang dan Zhang Xian lalu tiba di sini.
Kehadiran para komandan tim ini menandakan satu hal: operasi di sana telah gagal.
