Setelah keluar dari apotek herbal, Yang Jian memeriksa waktu—sudah malam ini.
“Hari ini terlalu banyak hal yang terjadi, mulai dari rapat markas, rencana Lukisan Hantu Zhang Xianguang, hingga dialog dengan orang tua era Republik ini. Setelah sibuk seharian, dia memutuskan untuk kembali ke Kota Dachang untuk tidur.”
“Masalah besar sudah ditangani, sementara urusan-urusan kecil yang tersisa tidak lagi menarik perhatiannya.”
“Adapun rapat markas yang belum selesai itu, Yang Jian merasa tidak perlu dilanjutkan lagi.”
“Lagipula, sekarang sebagian besar komandan tim sedang sibuk dengan urusan masing-masing.”
“Di Kompleks Perumahan Guanjiang, sebuah vila lima lantai dengan penerangan menyala, terdapat kolam renang dalam ruangan di lantai tiga. Air kolam ini terasa dingin menusuk dan dalam, seolah menyambung ke jurang tak berdasar yang tak dikenal.”
“Tak lama kemudian,”
“Dari kejernihan air kolam, muncul siluet seseorang. Disertai cipratan air, Yang Jian perlahan muncul dari dalam kolam.”
“Genangan air berhamburan ke lantai, namun segera mengalir kembali ke kolam dan berkumpul di satu titik. Kolam yang beriak-riak itu langsung kembali tenang seperti semula.”
“Kolam renang ini bukan lagi fasilitas biasa, melainkan Danau Hantu versi mini.”
“Orang biasa yang terjatuh ke sini akan langsung tenggelam ke dasar dan tak bisa naik lagi selamanya.”
“Apalagi, di dalam kolam masih terdapat banyak mayat ganjil yang mengambang dan bergerak-gerak.”
“'Menaruh Danau Hantu di rumah bukan pilihan bijak. Meski sebagian kukendalikan, tetap ada risiko kejadian tak terduga.'”
“Setelah melirik sekilas, Yang Jian memutuskan untuk memindahkan Danau Hantu ke tempat lain lain waktu - setidaknya tidak boleh lagi disimpan di rumah.”
"Pintu lantai tiga diblokir untuk mencegah orang masuk secara tidak sengaja."
"Tapi ini tidak mempengaruhi Yang Jian. Dia menuju ruang tamu di lantai satu."
"Di dalam ruang tamu, penerangan terang benderang. Meski banyak area yang tidak perlu lampu, semuanya tetap dinyalakan."
"Jelas, ini kebiasaan Jiang Yan."
"Dia mengalami efek samping setelah mengalami peristiwa supranatural. Kebiasaannya menyalakan semua lampu di malam hari karena takut ada benda ganjil muncul dalam kegelapan. Meski boros listrik, terkadang ritual ini cukup efektif."
"Karena kemunculan makhluk gaib pasti akan mempengaruhi lingkungan sekitar, termasuk mengganggu sirkuit listrik."
"Maka dalam situasi normal, pencahayaan menjadi sistem peringatan yang baik."
"Saat ini,"
"Jiang Yan dan Zhang Liqin duduk di sofa sambil menonton TV dan bermain ponsel. Mereka sama sekali tidak menyadari kedatangan Yang Jian."
"Kalian masih santai seperti biasa. Sungguh membuatku iri."
"Yang Jian berdiri di mulut tangga mengamati mereka cukup lama sebelum perlahan membuka mulut."
"Keduanya kaget, langsung menoleh ke arah sumber suara."
"Yang Jian!"
"Bos Yang!"
"Wajah mereka bersinar sukacita. Melihat Yang Jian kembali dengan selamat berarti perjalanan dinas ini tidak menghadapi bahaya mengerikan. Kalau tidak, Gedung Shangtong pasti tidak akan sesunyi ini."
"Ikut aku ke lantai atas. Catat arsip hari ini. Besok harus bangun pagi untuk ke perusahaan."
"Yang Jian berkata dengan wajah datar, lalu berbalik menaiki tangga."
"Tunggu aku!"
“Jiang Yan tertawa riang dan mengikutinya, dia menarik tangan Yang Jian, masih terlihat mesra.”
Tak lama kemudian.
Di ruangan Yang Jian, dia menceritakan semua yang terjadi hari ini secara detail dan faktual.
Zhang Liqin dan Jiang Yan berdua bersama-sama bertanggung jawab mencatat.
“Ternyata bukan peristiwa supranatural?” Selama proses pencatatan, Jiang Yan terlihat heran.
Awalnya mengira kali ini harus menangani peristiwa gaib lagi, tak disangka malah ikut rapat markas dan berkelahi.
Tapi saat pembahasan sampai pada Rencana Surga Persik Zhang Xianguang, ekspresi terkejut muncul di wajah Jiang Yan dan Zhang Liqin.
Di lingkaran gaib ternyata ada orang gila yang ingin menarik semua penduduk kota untuk tinggal di wilayah hantu Lukisan Hantu.
Untunglah gagal.
Kalau tidak, mereka yang tinggal di Dachang pun tidak akan aman, lambat laun pasti masuk ke dunia Lukisan Hantu.
Mengenai Lukisan Hantu, keduanya sebenarnya paham, mengingat peristiwa itu tercatat di buku catatan, dan Li Yang adalah yang berhasil kabur hidup-hidup dari sana.
“Tak disangka hari ini kita hampir hancur.”
Jiang Yan dan Zhang Liqin yang di sampingnya saling bertatapan, melihat panik dan kecemasan di mata masing-masing.
“Terkadang mengetahui kebenaran bukanlah hal baik. Semakin paham, semakin jelas keputusasaan dunia ini. Karena itulah peristiwa supranatural perlu ditutup-tutupi, sekalipun caranya kasar, asal bisa menipu kebanyakan orang biasa saja. Kalau tidak, dunia akan kacau.”
Yang Jian perlahan membuka mulut.
"Apakah He Yue Lian itu benar-benar secantik itu?" Jiang Yan melihat deskripsi di buku catatan sambil berkata dengan ekspresi ganjil.
Yang Jian mengangguk: "Sangat cantik, sempurna tanpa cacat. Tapi di dunia ini tidak ada yang benar-benar sempurna, apalagi manusia. Semakin sempurna, semakin mengerikan. Sekilas dia sangat mempesona, tapi kalau diamati lebih seksama justru memberi kesan aneh. He Yue Lian adalah produk sisa dari hal gaib, dan sekarang dia mengendalikan kekuatan paranormal yang luar biasa berbahaya."
"Tak kusangka ada orang seperti ini di dunia." Zhang Liqin berdecak kagum dengan suara lembut.
"Setelah selesai mencatat, simpan baik-baik buku catatannya. Sesuai tata krama lama, kalian harus merahasiakan hal-hal ini. Tapi kalau memang ingin menyebarkan kabar juga tidak masalah - konsekuensinya tanggung sendiri." Kata Yang Jian.
"Aku tidak akan cerita ke sembarang orang!" Jiang Yan bersumpah dengan penuh keyakinan.
Dia memang penakut tapi tidak bodoh. Membocorkan rahasia sepenting ini sama saja mencari mati.
Zhang Liqin juga bukan orang yang tak tahu batasan. Mustahil dia bisa bertahan hidup sampai sekarang kalau tidak. Arsip paranormal yang tersimpan di otaknya takkan pernah terungkap seumur hidup.
"Sudah, waktunya juga malam. Kalian pulang dan istirahatlah." Kata Yang Jian.
"Jangan! Aku mau tidur di sini malam ini." Jiang Yan berkedip-kedip sambil menolak mentah-mentah.
"Bagaimana denganmu?" Yang Jian memandangi Zhang Liqin di sampingnya.
"Ah?"
Zhang Liqin tertegun sejenak, lalu merapikan rambutnya. Tatapannya berkelip-kelip saat berbisik lembut: "Di luar sudah larut malam... Tidak baik juga kalau aku pulang sendirian..."
Ruangan itu tiba-tiba menjadi sunyi.
“Tidak masalah, asalkan tidak menggangguku saja.”
Yang Jian berkata dengan wajah datar, tubuh dan pikirannya terasa dingin bagai es tanpa sedikit pun kehangatan manusia hidup. Sekalipun ada wanita tercantik terbaring di sampingnya, tak akan muncul secuil pun hasrat dalam dirinya.
Tak lama kemudian.
Yang Jian tertidur sendirian, memasuki alam mimpinya.
Hanya dalam mimpi, dia bisa merasakan perubahan emosi, bisa hidup sebagai manusia normal.
Maka memasuki mimpi adalah cara terbaiknya beristirahat, sekaligus strategi untuk mempertahankan kemanusiaannya.
Kalau tidak, terus-menerus mempertahankan pola pikir Pengendali Hantu, lama-kelamaan karakternya pasti akan terdistorsi.
“Begitu cepat tertidur?”
Jiang Yan membelalakkan matanya, menggerakkan tangan di depan wajah Yang Jian. Tapi dia tetap tak bergerak bagai mayat, tubuhnya sudah dingin.
“Istirahatlah, besok masih harus bekerja.” Zhang Liqin tersenyum kecut, lalu meringkuk di sudut ruangan untuk tidur.
Meski malam ini tak terjadi apa-apa, setidaknya mereka bisa tidur nyenyak dengan tenang.
Keesokan harinya, Yang Jian terbangun dari mimpi sepanjang malam.
Dalam mimpi.
Dia mengajak anjing jalan-jalan, sekalian mengobrol sebentar dengan Zhang Xianguang. Tapi obrolan itu hanya formalitas, tujuan utamanya adalah memastikan apakah pria itu sudah kabur dari dunia mimpi atau belum.
Hasilnya jelas.
Zhang Xianguang masih terpaku di sekolah tua itu, tak bisa bergerak sedikit pun.
“Dia memang cuma menakut-nakutiku, ingin kubunuh saja.” Kini Yang Jian benar-benar yakin akan niat tersembunyi Zhang Xianguang.
“Tapi semakin begitu, dia justru harus menyimpan orang ini.”
“Mungkin berguna di masa depan.”
Setelah bangun, Yang Jian yang tidak ada kegiatan langsung menyetir mobil berputar-putar di Kota Dachang sejak pagi.
Dibandingkan beberapa waktu lalu, popularitas Kota Dachang belakangan ini semakin meningkat, mulai pulih keramaian dan kemeriahannya.
Tampaknya selama kota stabil, pengaruh kegaiban akan terhapus perlahan hingga tak tersisa jejak sama sekali.
“Semua normal, tidak ada masalah.”
Setelah muter-muter di Kota Dachang, Yang Jian akhirnya kembali ke Gedung Shangtong.
Begitu turun mobil.
Kehadirannya langsung menyedot perhatian banyak orang di sekitar gedung.
Yang Jian sudah terbiasa. Dia mengajak Jiang Yan dan Zhang Liqin masuk ke perusahaan.
“Ohayou gozaimasu, Jian-kun.”
Di meja resepsionis, seorang gadis berwajah manis dengan semangat dan sedikit sukacita membungkuk memberi salam pada Yang Jian.
“Megumi?”
Melihat gadis ini, Yang Jian teringat sudah menugaskan Megumi sebagai resepsionis perusahaan.
Meski kurang tepat guna, tapi ini pilihan terbaik untuk Megumi agar bisa terbebas dari pengaruh Komunitas Pengusir Roh di Jepang seumur hidupnya.
“Sudah terbiasa bekerja di sini?” tanya Yang Jian.
Megumi berseri-seri: “Berkat perlindungan Jian-kun, Megumi merasa sangat bebas di sini. Gajinya besar, tempat tinggalnya luas dan aman. Megumi berencana mengajak keluarga pindah ke Dachang untuk menetap permanen.”
“Komunitas Pengusir Roh di Jepang bermasalah. Tidak buruk juga kalau keluarga pindah kesini,” ucap Yang Jian sambil lalu.
Tapi yang berbicara tak bermaksud, yang mendengar punya niat.
"Kalimat ini terdengar di telinga Megumi, langsung menguatkan tekadnya untuk berimigrasi. Tidak hanya akan memboyong keluarganya ke sini, tapi juga kerabat dan teman dekatnya akan ikut diimigrasikan bersama."
"Baiklah, kamu lanjutkan pekerjaan. Jika ada keperluan bisa cari saya." Yang Jian berkata.
"Semoga pekerjaan Jian-kun berjalan mulus." Megumi kembali membungkuk hormat.
Jiang Yan yang berdiri di samping terus menatap tubuh Megumi, terlihat jelas permusuhan dalam tatapannya.
"Usianya jelas masih muda, kok bisa memiliki tubuh seindah ini." Sambil berpikir begitu, dia melirik Zhang Liqin.
Tiba di kantor lantai paling atas Gedung Shangtong.
Seperti biasa, Zhang Liqin melaporkan kondisi pekerjaan beberapa hari terakhir.
Durasi dinas luar kali ini singkat, tidak ada masalah berarti di perusahaan. Satu-satunya hal yang mengganjal bagi Yang Jian adalah rencana Zhang Wei mengadakan reuni kelas dalam beberapa hari, menanyakan jadwal luangnya.
"Tolong sampaikan ke Zhang Wei, saya ada waktu dalam tiga hari ini. Ada seseorang yang ingin saya temui sekalian mengobrol." Kata Yang Jian.
"Baik, Bos Yang." Zhang Liqin mengangguk, mencatat hal ini.
Tiba-tiba, Liu Xiaoyu yang bekerja di lantai bawah masuk ke kantor. "Yang Jian, ada laporan penting."
"Kamu juga ada urusan? Coba ceritakan." Balas Yang Jian.
"Feng Quan naik penerbangan pagi tadi kembali ke Kota Dachang. Yang ikut serta Liu Qi, orang ini seharusnya pernah kamu temui di rapat markas, dia teman sekelasmu." Jelas Liu Xiaoyu.
Yang Jian berkata: "Liu Qi memang cukup aktif, begitu rapat selesai, dia langsung berlari ke sini. Dari tampaknya ada yang ingin dibicarakan, kebetulan, lewat reuni kelas ini aku bisa bertemu dengannya."
"Selain itu, akhir-akhir ini di Kota Dachang terjadi kasus yang diduga peristiwa supranatural. Saat ini Li Yang sedang menyelidiki, menurutku perlu memberitahumu. Ini dokumen arsip terkait." Liu Xiaoyu mengeluarkan arsip lagi dan menyerahkannya.
"Sebelumnya aku sudah patroli di Kota Dachang, semuanya normal, tidak ada peristiwa supranatural terjadi." Yang Jian mengerutkan kening sambil menerima dokumen.
Dia membalik-balik halaman beberapa kali, secara garis besar sudah memahami situasinya.
Akhir-akhir ini di Kota Dachang ada orang yang hilang satu per satu, orang yang hilang tanpa pola jelas. Ada yang saat bekerja, ada yang tidur di rumah, bahkan ada yang hilang saat berjalan di jalan... Tapi jumlahnya tidak banyak, hanya belasan kasus hilang.
"Bagaimana hasil penyelidikan Li Yang?" tanya Yang Jian.
"Sama sekali tidak ada petunjuk."
Liu Xiaoyu menggelengkan kepala: "Tapi setelah pemeriksaan menyeluruh, sudah dipastikan ini bukan ulah manusia, juga tidak ditemukan jejak Pengendali Hantu. Jadi kesimpulan sementara adalah peristiwa supranatural."
"Aku mengerti. Hari ini akan kuselidiki." kata Yang Jian.
Karena kejadiannya di Kota Dachang, dia akan lebih serius menanganinya. Entah itu peristiwa supranatural atau bukan, dia akan menyelesaikan masalah ini.
Tapi dampaknya tidak terlalu besar. Di sebuah kota dengan banyak penduduk, belasan orang hilang memang tidak berarti.
"Selain itu, kasus payung hitam ini harus segera kau selesaikan. Meski belum ada korban, tapi sudah berdampak cukup besar." kata Liu Xiaoyu.
"Saya paham, tapi hal ini sangat rumit. Pergi dalam kondisi tidak punya keyakinan sama saja dengan menghadiahkan nyawa." Kata Yang Jian.
Liu Xiaoyu berkata: "Saya khawatir kasus HILANG ada kaitannya dengan hal ini."
"Ada bukti langsung?" Tanya Yang Jian.
"Tidak, ini hanya dugaan. Lagipula di sekitar Kota Dachang hanya ada satu peristiwa supranatural yang masih dalam kondisi di luar kendali. Eh, tunggu, ada satu lagi, kolam darah di dekat jalan tol pinggiran kota..."
Liu Xiaoyu langsung menjelaskan. Selama hari-harinya bekerja, dia sudah memahami situasi Dachang dengan baik.
Yang Jian hendak berbicara, tiba-tiba matanya menyempit tajam. Tatapannya tertuju ke sudut tak mencolok di kantor.
Entah sejak kapan, sebuah lemari merah bergaya kuno telah terletak di sana.
Sebelumnya tidak diperhatikan, dia hampir melewatkannya.
"Lemari Hantu? Bagaimana bisa? Ke mana hantu yang sebelumnya ada di depan lemari ini?"
Ekspresi Yang Jian berubah. Dia tak lupa, dulu untuk menangani lemari ini, dia sengaja memicu konflik gaib antara Arwah Permohonan yang mengerikan dengan lemari hantu, sekaligus menyelesaikan dua masalah.
Kini lemari hantu muncul utuh di dekatnya, sementara Arwah Permohonan itu malah menghilang.
Apakah ini berarti konflik gaib telah berakhir?
Selain itu, lemari hantu tampaknya mengalami perubahan lagi. Alih-alih tetap eksis sebagai kutukan dalam pandangannya, sekarang benda ini diletakkan di sudut tak mencolok, seolah kembali ke kondisi semula.
Perubahan ini, apakah pertanda transaksi kutukan lemari hantu telah dimulai kembali?
“Liu Xiaoyu, tolong hubungi seseorang untukku, namanya Liu Siyue. Dia ditemani seorang gadis bernama Zhao Xiaoya. Orang ini baru saja kuantar ke Kota Dachang.” Yang Jian langsung berkata.
Jika lemari hantu muncul di sekitar dirinya, berarti hantu gentayangan mengerikan itu seharusnya sudah kembali ke sisi Zhao Xiaoya.
Mungkin kasus hilangnya mereka ada hubungannya dengan hantu gentayangan ini.
