"Pakai baju dulu, jangan berkeliaran telanjang bulat. Nanti orang mengira saya memperlakukan anak kecil dengan buruk."
Yang Jian melemparkan sehelai baju ke Anak Hantu.
Saat ini Anak Hantu sedang telanjang bulat berkeliaran, merusak pemandangan.
Meski Yang Jian memiliki jubah Shou hantu di tangannya, tapi baju ini berada di Danau Hantu. Kini dia tidak bisa menyambung ke danau miliknya, jadi tidak bisa mengeluarkan jubah Shou hantu.
“Tidak berguna, dia tidak terlalu suka memakai baju. Setiap kali memakai, setelah waktu perintah habis pasti akan dilepas lagi. Hanya baju kematian hantu itu yang tidak bisa dilepas oleh anak hantu, makanya bisa tetap dipakai.” Wang Shanshan di samping melirik sebentar lalu berkata.
“Bagaimana jubah Shou itu bisa hilang?” Yang Jian bertanya tentang hal ini.
Wang Shanshan menjawab: “Arahan dari kertas kulit manusia, saya pergi ke sebuah toko pakaian dan menjual jubah Shou itu seharga sepuluh tael.”
Setelah berkata demikian, dia membuka telapak tangannya, selembar kertas uang sembahyang berwarna-warni muncul di genggaman.
Ini adalah uang kertas bernilai tiga tael, tidak termasuk mata uang negara manapun di dunia. Ini adalah uang hantu yang hanya eksis di lingkaran gaib.
“Kemana tujuh tael sisanya pergi?” Yang Jian bertanya. Dia tidak menyangka alasan hilangnya baju kematian hantu ternyata karena kekurangan uang sehingga pakaian itu dijual ke toko pakaian ganjil itu.
Tapi toko pakaian itu benar-benar berhati hitam.
Harga daur ulang cuma sepuluh tael, tapi ketika dijual ke Yang Jian harganya ternyata tujuh belas tael, langsung untung selisih tujuh tael.
Wang Shanshan berkata: “Saya menggunakan tujuh tael sisa untuk membeli sebuah rahasia di toko lain.”
“Rahasia apa?” Tatapan Yang Jian bergetar lemah.
“Rahasia membuat arwah terbebas dari jalan raya, kembali ke dunia nyata, dan hidup kembali.” Wang Shanshan menjawab.
Yang Jian berkata: “Arwah tidak bisa pergi dari jalan raya. Siapa pun yang mencoba membawa pergi arwah akan mengalami nasib buruk. Hal ini sudah dicoba oleh Xiao Yang sebelumnya, dan Liu Qi yang datang bersama saya juga pernah mencoba. Yang pertama sudah mati, yang kedua juga hampir mati. Untung saya muncul tepat waktu dan menyelamatkan Liu Qi. Padahal, mereka berdua adalah Pengendali Hantu yang cukup handal.”
“Saya tahu. Xiao Yang pernah memberitahu saya tentang bahaya mengerikan dalam membawa pulang arwah. Makanya saya berpikir, jika saya melihat arwahmu di jalan raya, bagaimana cara membawamu pulang.”
Wang Shanshan berkata: "Saya tidak bisa menemukan cara yang baik, tapi toko di Bai Shui Zhen punya solusi. Metode ini membutuhkan tujuh tael uang hantu. Karena tidak punya uang hantu di tangan, saya terpaksa menjual baju anak hantu yang sedang dikenakan."
"Setelah mendapatkan uang, saya membeli metode tersebut dengan tujuh tael. Caranya sederhana - hanya perlu menggunakan rambut orang hidup untuk mengepang menjadi seutas tali, mengikat arwah, lalu menuntun arwah itu berjalan."
"Untungnya rambut saya masih cukup panjang."
Wang Shanshan mengusap-usap rambut panjangnya sambil berbicara. Di antara helaian rambutnya, terlihat dua kepangan yang sudah disiapkan sejak lama. Kepangan itu tidak terlalu tebal, tapi cukup untuk digunakan.
"Ternyata cara membawa arwah adalah dengan rambut?" Yang Jian merenung sebentar, lalu langsung tersadar.
Arwah memerlukan kontak dengan orang hidup baru akan mengikuti orang hidup tersebut.
Jadi metode paling langsung adalah berpegangan tangan.
"Tapi berpegangan tangan justru akan memancing bahaya yang sangat mengerikan. Jika posisinya ditukar dengan rambut, apakah syarat untuk kontak dengan orang hidup juga bisa terpenuhi? Tapi apakah mengikat arwah dengan rambut tidak akan menemui bahaya?"
Ada sedikit kecurigaan di wajah Yang Jian.
Wang Shanshan melanjutkan jawabannya: "Sebenarnya mengikat arwah dengan rambut juga berisiko, tapi cara ini bisa mengurangi bahaya yang dihadapi secara signifikan."
"Ternyata begitu. Tapi sebelumnya Liu Qi juga pernah menduga, orang biasa yang membawa arwah pergi akan menghadapi bahaya yang lebih kecil. Jika kau menggunakan metode mengikat rambut ini, ditambah statusmu sebagai orang biasa, mungkin memang bisa berhasil." Yang Jian mengangguk.
Tak disangka, setelah berdiskusi dan saling memverifikasi, mereka justru menemukan cara untuk membangkitkan arwah di Kota Putih yang terperangkap di dunia ini.
Meski belum tahu apakah metode ini berguna, setidaknya ini hasil terbaik yang bisa disimpulkan saat ini.
Pada saat ini.
Seperti yang dikatakan Wang Shanshan, tak lama setelah memakai baju, anak hantu itu - karena waktu perintah Yang Jian telah habis - naluriahnya kembali mendominasi. Bajunya robek-robek lagi, memperlihatkan kulit kehijauan pucat yang penuh aura kematian.
Melihat itu tak berguna, Yang Jian malas ikut campur. Lagipula ini bukan hal penting, hanya selembar baju. Setelah keluar dari sini, suruh saja anak hantu itu memakai kembali baju kematian hantu.
Yang paling mendesak sekarang adalah cara untuk membebaskan diri dan meninggalkan tempat ini.
Kertas kulit manusia kini telah meredup kembali.
"Baris tulisan hitam yang melengkung itu masih belum menghilang, seolah mengingatkan Yang Jian: pukul enam sepuluh malam nanti kau akan mati, waktu hidupmu sudah tak banyak."
Sebenarnya setelah mengetahui informasi kematian ini, Yang Jian tidak merasa khawatir.
Yang benar-benar mengganjal di hatinya adalah: jika benar dirinya akan mati, sebenarnya dengan cara apa dia akan mati di sini?
Jika melalui kertas kulit manusia dia bisa mengetahui proses kematiannya, maka Yang Jian bisa mengubah semua ini.
Tapi jelas kertas kulit manusia sengaja tidak membuka proses tersebut, membuat Yang Jian tidak bisa mendapatkan informasi penting.
"Jika sebelum pukul enam kita belum menemukan cara untuk pergi dari sini, mungkin kita benar-benar akan mati di sini," kata Yang Jian membuka mulut.
Meski wajah Wang Shanshan terlihat dingin, pandangan matanya penuh penyesalan: "Kali ini aku yang menyeretmu, kalau bukan karena mencariku, kau tak akan datang ke sini."
Yang Jian berkata: "Bukan salahmu. Semua hal gaib mengandung risiko. Kertas kulit manusia hanya menunggu kesempatan. Kau saja yang tidak bisa menahan godaannya. Sebenarnya bukan hanya kau, terkadang aku pun terpaksa mendengarkan bisikannya. Lagipula hal ini sudah terjadi, tak perlu dipermasalahkan lagi. Sekarang lebih baik kita pikirkan cara untuk kabur dari sini."
Dia masih terus merenung, tapi tetap tak ada petunjuk.
Kurangnya dukungan informasi penting, ditambah waktu yang terlalu singkat untuk menyelidiki dan memahami dunia tiga tahun yang lalu, membuat kekuatan Yang Jian yang dahsyat tak bisa digunakan. Bahkan saat pertama tiba di sini dia langsung menggunakan restart, tapi hasilnya tetap tidak bisa terbebas. Ini menunjukkan bahwa memang sangat sulit untuk meninggalkan tempat ini.
“Tunggu.” Tiba-tiba Yang Jian menatap kertas kulit manusia di tangannya dan memikirkan sesuatu.
“Ada ide?” tanya Wang Shanshan.
Tatapan Yang Jian bergetar lemah: "Kertas kulit manusia di tangan kita ini dibawa dari luar ke sini. Entah ini benar-benar tiga tahun lalu atau tidak, setidaknya dari penyelidikanku sebelumnya, baik hantu gentayangan maupun barang-barang gaib yang ada di dunia nyata, semuanya juga ada di sini. Artinya, di dunia ini masih ada satu lagi kertas kulit manusia."
“Kalau kertas kulit manusia ini tidak mau kooperatif, maka kertas kulit manusia yang satunya lagi belum tentu demikian.”
Mata Wang Shanshan berbinar lemah: "Kau benar, ini sebuah cara. Mungkin kertas kulit manusia yang lain mau membuka metode untuk meninggalkan tempat ini kepada kita."
“Selain kertas kulit manusia, di sini juga ada lemari hantu. Tapi lemari hantu bisa dijadikan cadangan,” kata Yang Jian.
“Tapi di mana kita mencari kertas kulit manusia itu?” tanya Wang Shanshan.
Yang Jian langsung berkata: “Ke Sekolah Menengah 7.”
“Fang Jing?” Wang Shanshan segera menyadari siapa yang ingin ditemui Yang Jian.
Sebagai orang yang mengalami insiden hantu mengetuk pintu di Sekolah Menengah 7, Wang Shanshan tentu paham bahwa pemilik pertama kertas kulit manusia bukan Yang Jian, melainkan Fang Jing, teman sekelas mereka dulu.
Meski sekarang insiden hantu ketuk pintu belum terjadi, tapi tidak menutup kemungkinan Fang Jing sudah mendapatkan kertas kulit manusia. Bahkan jika belum, pasti ada petunjuk di tubuhnya.
Tak lama kemudian.
Dia dan Wang Shanshan menggunakan wilayah hantu dan langsung muncul di dalam gedung fakultas Sekolah Menengah 7.
Gedung fakultas yang familiar membangkitkan kenangan masa lalu Yang Jian dan Wang Shanshan.
"Yang Jian tidak langsung muncul di dalam kelas untuk menghindari perhatian, melainkan berada di lorong tangga."
"Pada waktu ini masih jam pelajaran, jadi mustahil ada orang di lorong tangga."
"Dia dan Wang Shanshan naik setengah lantai hingga tiba di depan pintu kelas."
"Melalui jendela terlihat seorang guru sedang mengajar di podium, sebagian besar murid mendengarkan dengan serius, hanya beberapa orang yang tergeletak di meja barisan belakang tidur nyenyak."
"Yang Jian melirik guru itu."
"Bayangan hantu tanpa ragu meretas dan langsung memodifikasi memori guru ini."
"Setelah semua ini selesai, barulah Yang Jian dan Wang Shanshan mendorong pintu masuk ke kelas."
"Kedatangan mendadak mereka berdua langsung menarik tatapan banyak orang."
"'Itu Yang Jian dan Wang Shanshan, kenapa mereka baru datang sekarang?'"
"'Apa kalian tidak merasa si Yang Jian ini jadi lebih keren? Aura wajahnya berbeda.'"
"'Mata kamu buta ya? Justru Wang Shanshan yang semakin cantik, kulitnya putih dan halus, bikin iri.'"
"Guru yang sedang mengajar berkata: 'Guru ada urusan mendadak. Pelajaran hari ini sampai di sini. Sisa waktu silakan belajar mandiri. Yang Jian dan Wang Shanshan, kembalilah ke tempat duduk. Jangan terlambat lagi.'"
"Setelah mengatakan itu, guru tersebut segera keluar kelas, menyerahkan ruangan ini kepada Yang Jian."
"Murid-murid lain sudah terbiasa, mulai dengan sadar mengulang pelajaran."
"Namun tujuan Yang Jian dan Wang Shanshan datang ke sini bukan untuk belajar. Matanya terus menatap Fang Jing yang duduk di depan meja, lalu segera bergegas mendekat."
"'Yang Jian.' Fang Jing terkejut melihat Yang Jian langsung menuju ke arahnya."
"Tapi sesaat kemudian."
Yang Jian malah mengulurkan telapak tangannya dan mencekik lehernya, dengan mudah mengangkatnya dari kursi.
Tanpa basa-basi, invasi bayangan hantu langsung mencuri memorinya.
"Sial, Yang Jian sudah sehebat ini? Mengangkat orang dengan satu tangan, Fang Jing ini kenapa? Apa dia ganggu Yang Jian? Apa dia nggak tau Yang Jian jago berkelahi di kelas kita?" teriak Zhao Lei yang duduk tak jauh.
"Jago berkelahi sama sekali tidak berguna, bisa angkut lebih banyak batu bata di lokasi konstruksi? Nilai ujiannya selalu juru kunci, ujian masuk kali ini pasti hancur."
"Hancur atau nggak aku nggak tau, yang jelas Fang Jing kali ini bakal hancur."
Di tengah gemuruh diskusi, Yang Jian sedang mencuri memori Fang Jing dengan drastis. Mata Fang Jing sudah menghitam, seluruh tubuhnya membeku di udara seperti patung.
"Yang Jian, ngapain lagi berkelahi? Cepat turunin Fang Jing, dengar nggak?!"
Seorang siswi membentak, lalu bergegas mendekat mencoba menghalangi Yang Jian.
Dia mungkin bernama Su Lei, pintar akademis, cantik, dan juga anggota kepengurusan kelas.
Tapi baru mendekat, Wang Shanshan sudah menghalangi: "Jangan ikut campur urusan kami. Aku dan Yang Jian cari Fang Jing sendiri, nggak ada hubungannya dengan yang lain."
Su Lei memandanginya dengan mata membelalak.
Sepertinya tak menyangka hubungan Wang Shanshan dan Yang Jian sudah sedekat ini, sampai mau melindunginya sepenuh hati di saat seperti ini.
“Berita sensasional, hubungan Yang Jian dan Wang Shanshan sepertinya tidak biasa. Apa mereka sedang pacaran?” Teriakan riuh teman-teman sekelas yang suka menonton keributan.
“Su Lei, jangan takut padanya. Saya mendukungmu.”
Seorang teman pria menepuk dadanya, menunjukkan bahwa dia berada di pihaknya.
“Apa pentingnya Su Lei? Mau mengatur pria sejati? Miao Xiaoshan lebih pantas mengaturnya.”
Suara sangat arogan terdengar. Zhang Wei yang sedang tidur ternyata sudah bangun, sekarang berdiri di kursi sambil memarahi orang lain.
“Cuma Fang Jing. Kalau mau pukul ya pukul saja. Sudah lama aku tidak suka dengan orang ini. Sudah lama ingin menghadangnya sepulang sekolah. Yang Jian, pukul saja, biaya pengobatan aku yang tanggung.”
“Zhang Wei, cukup! Masih kurang besar keributannya?” Sebagian teman mulai berusaha mencegah.
“Ribut sekali.” Wajah Yang Jian datar dengan tatapan dingin. Ia membuang Fang Jing ke samping tanpa peduli.
Fang Jing jatuh ke lantai dengan seluruh tubuh sakit. Tapi saat menengadah, matanya dipenuhi ketakutan seperti melihat hantu.
“Apa... apa yang kau lakukan padaku?”
Yang Jian tidak menjawab, hanya mengajukan pertanyaan: “Satu tambah satu sama dengan berapa?”
“Tiga.” Fang Jing menjawab tanpa berpikir panjang.
Kemudian dia terdiam di tempat seperti kehilangan jiwa.
“Kertas kulit manusia, ketemu.”
Yang Jian tidak lagi menghiraukan Fang Jing. Dari memorinya, dia menemukan petunjuk tentang kertas kulit manusia.
Tapi kertas kulit manusia tidak ada di tubuh Fang Jing, melainkan di rumahnya.
Hanya saja Fang Jing saat itu belum menyadari keanehan kertas kulit manusia.
