Setelah mencuri memori Fang Jing, Yang Jian memahami segalanya dan menemukan lokasi kertas kulit manusia di dunia tiga tahun yang lalu. Segera ia membawa Wang Shanshan untuk pergi.
"Yang Jian, kau tidak ikut les?" Zhang Wei buru-buru berkata: "Kalau kabur les bawa aku juga, jangan tinggalkan aku."
Setelah mengatakan itu, ia pun mengejar mereka.
"Aku harus menyelesaikan urusan pribadi, bukan main-main. Lebih baik kau tetap di kelas dan ikut les dengan patuh." Kata Yang Jian sambil berjalan keluar kelas.
"Jangan dingin begitu dong." Zhang Wei dengan muka tebal mengikuti mereka.
Tapi begitu ia melangkah ke pintu kelas, tiba-tiba tertegun.
Di luar kelas, siluet Yang Jian dan Wang Shanshan telah menghilang tanpa bekas. Koridor sunyi sepi tanpa seorang pun.
"Perlukah buru-buru seperti itu?" Gumam Zhang Wei kecewa, terpaksa kembali ke kelas.
Sementara itu di dalam kelas, teman-teman lainnya sedang membahas dengan ganas kejadian tadi.
Tapi semua ini tidak ada hubungannya lagi dengan Yang Jian.
Meski wajah teman sekelas tiga tahun lalu terlihat familiar, bagi Yang Jian itu hanya kenangan tak penting. Ia tak akan membuang waktu untuk bernostalgia, setelah mencapai tujuannya langsung pergi.
Setelah meninggalkan Sekolah Menengah 7, Yang Jian dan Wang Shanshan tiba di sebuah kompleks perumahan di Kota Dachang.
Tak lama kemudian.
Menggunakan Wilayah Hantu, Yang Jian langsung menuju ke salah satu unit di gedung tersebut.
Saat ini ruangan kosong melompong, orangtua Fang Jing mungkin sedang bekerja dan tidak berada di rumah sendiri. Ini juga merupakan hal baik, menghemat beberapa masalah merepotkan.
"Apakah kertas kulit manusia ada di rumah keluarga Fang Jing?" Wang Shanshan melirik sekeliling dengan santai, tatapannya tertahan pada sebuah rak buku.
Rak ini dipenuhi berbagai jenis buku, mulai dari karya-karya besar penulis ternama, sejarah, kesusastraan, bahkan banyak buku tua yang sudah berusia beberapa tahun. Terlihat jelas bahwa pemilik rumah tangga ini cukup menyukai aktivitas membaca dan gemar mengumpulkan beragam literatur.
Persepsi Wang Shanshan cukup peka.
Jelas terlihat, tempat yang mungkin menyimpan kertas kulit manusia di ruangan ini hanyalah rak buku tersebut.
"Seharusnya ada di rak ini." Wang Shanshan membuka mulut perlahan.
Yang Jian mengangguk: "Benar, kertas kulit manusia bersembunyi di rak ini."
Sambil berkata demikian, dia melangkah beberapa langkah ke depan, kemudian mata hantu-nya menyapu sekilas, akhirnya mengambil sebuah buku tebal dari rak.
Huruf-huruf dalam buku ini menggunakan aksara tradisional, terlihat sudah berusia beberapa tahun seperti terbitan era Republik. Pemilik sebelumnya mengoleksi dan melindunginya dengan baik, tidak ada bagian yang hilang atau rusak.
Namun sesaat kemudian.
Buku di tangan Yang Jian mulai mengoksidasi dan retak dengan cepat, akhirnya berubah menjadi serpihan-serpihan yang berhamburan.
Buku tebal itu lenyap dari tangannya dalam sekejap, hanya menyisakan selembar kertas menguning berwarna coklat tua yang masih eksis, tak terpengaruh kekuatan gaib dan tetap terawat sempurna.
"Kertas kulit manusia." Tatapan Yang Jian bergetar lemah, menemukan selembar kertas yang identik dengan miliknya.
"Dari tampaknya semua berjalan mulus." Wang Shanshan berkata.
Yang Jian berkata: "Di dunia ini sudah tidak banyak hal yang bisa menghalangi saya. Tapi saya benar-benar penasaran, dunia tiga tahun lalu yang dibangun dari hal-hal gaib ini ternyata bisa membuat replika sempurna dari semua yang ada. Semakin lama berada di sini, semakin saya curiga mungkin ini adalah dunia nyata, bukan kepalsuan."
"Saya juga merasakan hal yang sama." Wang Shanshan mengangguk, dia sendiri juga mengalaminya.
Makin seperti ini, makin mudah terbuai dalam dunia masa lalu dan enggan terbangun, karena mereka benar-benar tidak menemukan celah kepalsuan di dunia ini.
Saat ini Yang Jian memegang kertas kulit manusia dari tiga tahun lalu sambil menunggu dengan tenang.
Kulit manusia yang dingin dan menyeramkan itu ditelapak tangannya tidak menunjukkan keanehan apa pun. Semuanya terlihat sangat tenang, membuat orang bertanya-tanya apakah kertas kulit ini benar-benar berguna.
"Muncul."
Setelah menunggu beberapa saat dalam keheningan, tatapan Yang Jian tiba-tiba menyempit tajam.
Kertas kulit manusia tiga tahun lalu di tangannya seolah terbangun dari tidur panjang. Di permukaannya mulai muncul huruf-huruf hitam yang melengkung. Awalnya tulisan ini rapat dan tak berbentuk, sama sekali tidak bisa dibaca. Tapi tak lama kemudian huruf-huruf itu terus berubah bentuk, perlahan berubah menjadi aksara tradisional.
Persis seperti tulisan di buku-buku sebelumnya.
Namun tak lama kemudian sebagian aksara tradisional itu mulai menghilang, akhirnya berubah menjadi aksara sederhana yang familiar.
【Nama saya... Yang Jian, saat kau membaca kalimat ini saya sudah mati...】
Keganjilan kertas kulit manusia mulai terlihat. Tulisan yang familiar itu kembali muncul di depan mata.
"Informasinya hilang?"
Yang Jian mencoba untuk teruskan mengamati, namun menemukan bahwa setelah karakter pertama, tulisan lain yang melengkung mulai menghilang dengan cepat, tidak ada informasi baru yang muncul.
"Mungkinkah sama seperti kertas kulit manusia di tangan kita yang menolak memberikan bantuan?" tanya Wang Shanshan.
"Tidak jelas, lihat lagi. Jika tidak berguna, benda ini akan kita kuburkan di tempat yang dalam ribuan meter, memastikan tidak akan pernah ditemukan orang," kata Yang Jian.
Tapi baru saja dia mengucapkan kalimat itu.
Kertas kulit manusia tiga tahun lalu di tangannya segera menampilkan tulisan:
【……Aku secara tak terduga datang ke dunia ini, tapi aku sadar ini bukan dunia tiga tahun lalu yang sebenarnya. Ini adalah dunia yang tampak tenang namun penuh bahaya. Aku harus mencari cara untuk terbebas dari sini sebelum pukul enam malam, kembali ke dunianya yang sebenarnya.
Sekarang pukul sebelas setengah. Waktuku tinggal sedikit. Aku mencoba menelusuri pengalaman masa lalu, mencari Pengendali Hantu generasi tua yang masih hidup, berharap mendapatkan metode meninggalkan sini dari mulut mereka.
Pukul sebelas empat puluh, aku tiba di Kota Taiping. Tapi di sana aku membuang waktu tanpa menemukan jawaban yang kucari.
Pukul dua belas sepuluh menit, aku pergi ke Kantor Pos Hantu, mencoba mencari pengelolanya. Aku menemukan pria tua bernama Luo Wensong, tapi bertemu Zhang Xianguang. Kami bertarung di dalam kantor pos. Tapi tak kusangka Luo Wensong ternyata berdiri di pihak Zhang Xianguang dan bekerja sama melawanku.
Aku tak mampu mengalahkan mereka berdua. Aku gagal, mati di Kantor Pos Hantu……】
“Hm？” Ekspresi wajah Yang Jian berubah samar saat membaca kalimat ini.
Sesuai prediksi kertas kulit manusia, dia berusaha mencari jawaban untuk keluar dari sini pada Pengendali Hantu generasi tua yang tersisa dari era Republik. Hasilnya jelas, Yang Jian dibunuh di Kantor Pos Hantu oleh kerjasama Zhang Xianguang dan Luo Wensong.
“Aku ternyata bukan tandingan mereka berdua?” Di dalam hati Yang Jian merasa heran.
Menurut perhitungannya, seharusnya sekarang dia memiliki kemampuan untuk melawan mereka berdua. Tak disangka saat benar-benar bertarung nyawa, dia malah kalah dan dibunuh di dalam Kantor Pos Hantu.
Tampaknya Luo Wensong yang dia pahami tidak sesederhana itu.
Luo Wensong saat masih hidup lebih mengerikan daripada setelah mati.
Tentu saja, lokasi pertarungan di dalam Kantor Pos Hantu juga menjadi faktor, di sana pihak lawan memang menguasai keunggulan.
Informasi kematian muncul, tulisan pada kertas kulit manusia mulai menghilang, kemudian huruf-huruf baru mulai muncul.
【Namaku Yang Jian. Saat kau membaca ini, aku sudah mati... Secara tak terduga kembali ke dunia tiga tahun lalu, aku merenung cara keluar dari sini. Aku pernah mencoba meminta bantuan Pengendali Hantu generasi tua masa lalu, tapi sayangnya gagal. Aku sama sekali tidak boleh pergi ke Kantor Pos Hantu, kalau tidak aku akan tewas di tangan kerjasama Zhang Xianguang dan Luo Wensong.
Aku mengubah pola pikir. Pada pukul dua belas dua puluh menit, aku pergi ke markas dengan syarat bergabung, lalu bertemu Pak Qin.
Tiga tahun yang lalu Pak Qin masih sehat, aku bertanya padanya cara untuk keluar dari dunia ini. Namun Pak Qin menolak, bahkan memintaku tetap tinggal di dunia ini untuk mengubah masa depannya. Aku tahu semua ini mustahil, karena pukul enam malam nanti aku akan menghadapi kengerian yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Setelah ditolak, aku berusaha meninggalkan markas untuk mencari cara lain. Tapi aku gagal, Pak Qin menjebakku di markas.
Pukul enam malam, fenomena gaib yang mengerikan muncul.
Pukul enam sepuluh, aku mati...】
Informasi kematian muncul lagi.
Kali ini Yang Jian tidak mati di Kantor Pos Hantu maupun di tangan Pak Qin, melainkan terjebak secara paksa di markas oleh Pak Qin. Tanpa cara untuk melarikan diri, akhirnya waktu habis dan ia menghembuskan napas terakhir dengan penyesalan.
"Lanjutkan." Wajah Yang Jian suram, matanya menatap tajam kertas kulit manusia.
Berharap kertas kulit manusia baru ini bisa memprediksikan jalan hidup baginya.
Kertas kulit manusia baru ini sangat kooperatif dengan Yang Jian, seolah ingin membangun kepercayaan awal. Terus-menerus membantunya memprediksi semua hal di masa depan, tanpa berpura-pura mati atau diam.
Mungkin ia juga khawatir dikuburkan di bawah tanah oleh Yang Jian, takkan pernah melihat matahari lagi.
