“Benar-benar tak disangka kita masih punya kesempatan reuni kelas kedua. Aku selalu berpikir setelah reuni terakhir, kita semua akan sulit bertemu lagi seumur hidup. Tapi sayangnya waktu itu aku ada urusan sehingga tidak bisa datang. Di sini aku minta maaf dulu, semoga kalian tidak keberatan.”
Dalam perkumpulan itu, Liu Qi berkata dengan nada penuh decak kagum.
“Liu Qi, untung kau pergi cepat. Kalau tetap di Kota Dachang pasti bahaya. Kau tidak tahu betapa mengerikannya situasi di sana setelah reuni terakhir. Orang kompeten sepertiku saja hampir mati.”
Zhang Wei juga mencela pengalaman masa lalu mereka.
Saat itu di Kota Dachang terjadi beberapa peristiwa supranatural yang juga dialami Zhang Wei sendiri.
Jika bukan karena Yang Jian, banyak dari mereka yang sudah mati.
“Frekuensi peristiwa gaib semakin tinggi, tidak ada yang mudah. Bisa bertahan hidup saja sudah bagus. Terakhir aku juga nyaris celaka, untung Yang Jian menyelamatkanku.” Miao Xiaoshan berempati.
Dari orang-orang yang hadir di sini, siapa yang belum pernah bertemu hantu atau mengalami hal gaib?
“Yang paling sial itu Zhao Lei. Dia tanpa sadar mendatangi rumah Yang Jian, tapi malah bertemu hantu gentayangan dan akhirnya mati dengan cara yang tidak jelas.”
Zhang Wei menghela napas: “Tapi Sun Ren itu benar-benar brengsek, tega menipu dan mengurungku untuk memeras Yang Jian, mengambil salah satu hantunya.”
“Setelah jadi Pengendali Hantu, anjing itu malah balik menyerang kami.”
Liu Qi bertanya: “Akhirnya bagaimana?”
“Mampus, dihabisi oleh Yang Jian.”
Zhang Wei marah-marah berkata: "Dia pantas mati, seharian cuma tahu mencelakai teman sekelas, dulu waktu di sekolah juga bukan orang baik, sampai hari kejadian masih bergaul dengan si Fang Jing itu, kalau bukan karena kami menyelamatkannya dengan baik hati, dia sudah tiada."
Orang yang biasanya tidak pendendam seperti dia sampai membenci Sun Ren sebegitu rupa, bisa dibayangkan betapa jahatnya Sun Ren itu.
"A Wei, kejadian masa lalu sudah berlalu, lagipula orangnya sudah meninggal, lebih baik kita ganti topik bicarakan hal-hal menyenangkan." Miao Xiaoshan berkata.
"Hal menyenangkan? Akhir-akhir ini memang ada kabar baik." Zhang Wei mengusap-usap dagunya: "Urusan Ayahku dengan Tante Huang ketahuan oleh Ibuku, sekarang mereka bertengkar setiap hari di rumah."
"……" Orang lain memandanginya dengan ekspresi aneh.
Ini disebut kabar baik? Bukannya ini aib keluarga?
Sudahlah, lebih baik jangan tanya Zhang Wei, apa yang bisa diharapkan dari mulut anjing itu.
"Yang Jian, sekarang kau adalah Komandan Penegak Hukum markas, pemimpin lingkaran gaib dalam negeri saat ini, apa rencana ke depannya?" Liu Qi mengalihkan topik.
Yang Jian menjawab tenang: "Lingkaran gaib berubah sangat cepat, aku tidak punya pertimbangan jangka panjang, hanya berusaha bertahan hidup semampunya."
"Menurutmu bagaimana perkembangan situasi ke depannya?" Liu Qi melanjutkan bertanya.
Yang Jian minum cola, berbicara perlahan: "Saat ini masih bisa dikendalikan, tapi keseimbangan akan segera hancur. Dua belas komandan tim markas mustahil terus hidup. Saat generasi komandan kami mulai merosot, itulah saat peristiwa supranatural benar-benar meledak dan tak terkendali. Momen ini akan datang lebih cepat dari perkiraan."
"Bukankah masih banyak calon komandan tim yang kompeten?" Liu Qi bertanya.
Yang Jian menggelengkan kepala: "Kau pasti merasakan, bakat baru di lingkaran gaib semakin buruk. Alasannya sudah jelas—ledakan peristiwa supranatural yang terlalu cepat menyebabkan tewasnya banyak pendatang baru. Sama sekali tidak memberi waktu untuk berkembang. Coba perkirakan, berapa banyak Pengendali Hantu yang tewas dalam setahun ini? Yang saya tahu saja sudah sangat banyak."
Liu Qi dengan ekspresi serius mengangguk perlahan tanda setuju.
Saat ini yang menguasai lingkaran gaib adalah kelompok yang terakumulasi sejak masa awal kebangkitan Hantu Gentayangan. Bukan tidak ada Pengendali Hantu generasi baru, tapi jumlahnya sedikit dan tingkat kematian tinggi. Tak mungkin menyaring gelombang besar untuk melahirkan figur-figur termasyhur.
"Kalian ngapain berdiri di situ? Mau menguping ya? Untukku, lanjutkan musiknya, lanjutkan tariannya!"
Zhang Wei melirik ke panggung. Ia melihat para selebriti wanita cantik itu diam seribu bahasa, semua memandang ke arah sini sambil menyimak percakapan Yang Jian dan Liu Qi, berusaha mendapatkan informasi penting.
“Mereka berdua pasti ada yang mendukung di balik layar. Kalau tidak, kau pikir kenapa orang-orang ini rela meninggalkan penghasilan tinggi dan bergabung dengan perusahaan kita hanya dengan gaji puluhan ribu yuan? Contohnya cewek cantik yang sedang nyanyi pegang mikrofon itu. Harga gaunnya saja setara dengan penghasilan setahunnya di perusahaan.” Yang Jian melirik sekilas dan berkata dengan datar.
“Apa? Maksudmu mereka semua mata-mata?” Zhang Wei membelalakkan matanya.
“Sialan! A Wei paling benci pengkhianat. Nanti aku pecat semua orang ini!”
Wang Shanshan di samping menjawab dengan dingin: “Nggak perlu. Kalau kau rekrut orang baru pun hasilnya sama saja. Sekalipun orang yang bersih, cepat atau lambat akan disusupi. Kecuali Yang Jian tidak merekrut orang hidup, kau tak perlu ambil pusing. Selama Yang Jian masih ada, mereka pasti nurut bekerja.”
“Lagipula di perusahaan selalu ada anggota tim Yang Jian yang bertugas. Meski Yang Jian tidak ada, situasi tetap terkendali.”
Wajah para penyanyi dan penari di panggung langsung memerah. Hati mereka dipenuhi kecemasan, khawatir terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
“Ternyata terlalu terkenal juga bukan hal baik,” kata Miao Xiaoshan sambil tertawa.
Liu Qi menyambung: “Di dalam negeri cuma ada satu Komandan Penegak Hukum. Setiap kali Yang Jian bergerak, puluhan satelit mengawasi dari langit. Sekarang, sekali ia menghentakkan kaki, seluruh lingkaran gaib bakal gempar.”
“Kau sedang menjilatku?” tanya Yang Jian.
“Nggak, cuma ngomong jujur aja,” Liu Qi mengangkat bahu, senyum tipis mengembang di wajahnya.
Zhang Wei mengusap dagunya berkata: "Kakak Kaki sudah sehebat ini? Kenapa saya tidak merasakannya, saya hanya merasa kehidupan Kakak Kaki tidak terlalu bahagia."
"Ayo kita bersulang, semoga tahun depan kita bisa berkumpul seperti sekarang." Miao Xiaoshan mengusulkan.
"Tidak masalah."
Yang Jian, Zhang Wei, Liu Qi, Miao Xiaoshan, dan Wang Shanshan menyentuhkan gelas mereka, menandakan berakhirnya masa lalu dan dimulainya babak baru.
Meski tahun ini penuh cobaan, setidaknya kita masih bisa berkumpul.
"Apakah tahun depan saya masih bisa hidup?" Pikiran Liu Qi melintas sesaat sebelum gelasnya bersentuhan.
Para Pengendali Hantu berumur pendek, bertahan satu tahun saja sudah luar biasa. Jika bisa hidup dua tahun, artinya mereka telah mengatasi masalah kebangkitan Hantu Gentayangan dan berubah menjadi makhluk istimewa dengan kekuatan setara komandan tim.
Tapi di lingkaran gaib domestik hanya ada dua belas komandan tim. Jumlah yang terlalu sedikit membuat Liu Qi ragu bisa masuk dalam jajaran itu. Keberadaannya hari ini pun sudah hasil perjuangan mati-matian.
Baru setelah menemani Yang Jian ke Bai Shui Zhen, dia menyadari betapa mengerikannya peristiwa gaib yang dihadapi para komandan tim.
Seiring berlanjutnya perkumpulan,
Suasana hati perlahan menjadi lebih cerah. Mereka saling berbagi kisah satu tahun terakhir - kebanyakan berisi kisah horor gaib dan kenangan pilu.
Meski pencapaian masing-masing tidak buruk, tapi hidup mereka berantakan.
“Mungkin ini efek dari pengaruh supranatural. Sejak hari itu berhasil keluar hidup-hidup dari Sekolah Menengah 7, semua orang kehilangan keberuntungan.”
“Tapi semua ini tidak menjatuhkan mereka. Berkumpul hari ini, kita tetap penuh harapan akan masa depan, tekad semakin menguat, tidak lagi lemah seperti dulu.”
“Zhang Wei tiba-tiba bersemangat, menyerbu panggung dan mengusir penyanyi selebriti itu, lalu menyanyikan sebuah lagu yang membuat kerumunan sakit kepala.”
“Wang Shanshan yang tidak tahan melihatnya akhirnya mengusirnya turun, memutuskan mementaskan tarian sebagai ungkapan terima kasih atas bantuan Yang Jian selama setahun ini.”
“Postur ramping nan lincah, dipadu gerakan tari yang anggun, penampilan Wang Shanshan membuat semua terpana.”
“Kalau bukan karena peristiwa supranatural, pencapaian seninya pasti sudah sangat tinggi,” komentar Yang Jian.
“Dia punya hak berkomentar karena otaknya penuh pengetahuan profesional di bidang ini.”
“Miao Xiaoshan memandang penuh iri, sayangnya dia tidak punya bakat seperti itu, hanya bisa bertepuk tangan memuji.”
“Kalau aku belajar menyanyi, prestasi seniku pasti juga hebat! Lihat tenggorokanku, bergetar saat menyanyi - ini potensi dewa musik!” Zhang Wei mengangkat lehernya, tanpa malu menunjuk jakunnya.
“Sudah lama tidak menari, jadi agak kaku.” Wang Shanshan turun dari panggung dengan raut wajah tetap dingin.
Liu Qi berkata: “Benar-benar membuatku terkesima! Tak kusangka Wang Shanshan menyimpan keahlian tersembunyi.”
“Tapi tepat saat kerumunan berkumpul dalam keharmonisan...”
“Seorang pelayan malah mendorong kereta makanan datang, mengangkat sepiring nasi goreng telur dan meletakkannya di depan kerumunan: "Nasi goreng telur pesanan kalian sudah siap, silakan dinikmati."”
“Nasi goreng telur? Apa tidak salah? Kami sekelompok orang cuma dapat satu piring? Kalau dilihat selebriti di sebelah nanti dikira A Wei tidak mampu beli. Cepat goreng beberapa piring lagi, satu piring per orang, dengar tidak?” Zhang Wei berkata.
“Baik, sangat menyesal.” Pelayan itu buru-buru meminta maaf.
Zhang Wei mencibir, tampak sangat tidak puas.
“Siapa yang memesan nasi goreng telur ini?” Yang Jian menatap serius piring nasi goreng telur di depan Zhang Wei.
“Kakak Kaki kan tahu saya, saya tidak suka makan nasi goreng telur.” Zhang Wei berkata.
Miao Xiaoshan berkata: "Bukannya kita prasmanan? Mungkin tak butuh pesan makanan khusus."
"Aku juga tidak pesan." Wang Shanshan berkomentar.
Liu Qi di samping juga menggelengkan kepala, sambil memandangi Yang Jian, tatapannya perlahan menjadi muram. Karena dia pun tidak memesan, sekaligus yakin saat perkumpulan tadi tak ada anggota yang secara khusus memesan makanan.
"Kukira kalian yang pesan. Dari tampaknya salah antar." Zhang Wei bangkit, berteriak ke arah area istirahat: "Halo, siapa yang pesan nasi goreng telur? Semuanya dikirim ke sini. Segera ambil kembali!"
Di area istirahat, duduk beberapa selebriti yang diundang serta pegawai pendamping.
"Direktur Zhang, bukan kami yang pesan. Di sisi ini kami punya makanan pekerjaan khusus." Seorang personel langsung menjawab.
Yang Jian mengerutkan alut: "Bukan salah kirim, tapi tepat sasaran. Ini bukan nasi goreng telur biasa. Tak ada yang akan menyajikan nasi goreng zaman sekarang di piring keramik era Republik."
"Pelayan itu bermasalah?" Liu Qi berdiri dengan cepat: "Aku akan menangkapnya untuk diinterogasi."
Usai bicara, dia segera bergerak menyergap keluar restoran.
Yang lain mulai mencurigai suasana yang tak biasa ini.
Sebungkus nasi goreng biasa takkan membuat Yang Jian berkali-kali bertanya, apalagi memicu Liu Qi menangkap pelayan untuk interogasi.
Tak lama kemudian.
Liu Qi kembali sambil menyeret seseorang, namun wajahnya muram saat melemparkan tubuh itu ke lantai.
Pelayan itu terkulai dengan anggota badan terpelintir, jatuh tanpa gerakan.
"Dia mati tiba-tiba. Yang Jian, intuisi-mu benar. Memang ada yang tak beres."
Wajah Yang Jian tetap tenang: "Sepertinya hantu itu datang mencariku. Sekarang mungkin sudah ada di restoran. Nasi goreng ini adalah sinyalnya. Kukira benda itu takkan muncul di hari terakhir, tapi ternyata datang juga. Pertemuan hari ini harus diakhiri. Akan kuantarkan kalian pergi dulu. Urusan di sini kusiapsiakan."
Dia teringat transaksi pertamanya dengan lemari hantu yang meminta semangkuk nasi goreng telur.
"Takut apa? Cuma hantu! Udah biasa lihat. Biar datang! Akan kuhajar pakai kapak merah ini!" Zhang Wei langsung mengeluarkan kapak berwarna darah dari kolong meja.
Liu Qi berkata: "Yang Jian, jangan salahkan aku kalau banyak bicara, hantu ini tidak biasa, jika kau mengirimkan mereka menjauh dari sini, bagaimana jika hantu mengawasi mereka? Aku menyarankan lebih baik biarkan mereka tinggal di sini, dengan begitu kita masih bisa saling membantu. Jika bahkan di dekatmu saja tidak aman, maka tempat lain pasti lebih berbahaya."
"Ada benarnya." Yang Jian merenung sejenak, lalu mengangguk.
"Lalu sekarang harus bagaimana?" Wang Shanshan bertanya.
Yang Jian berkata: "Tentu saja harus menangani masalah ini, ini adalah Kota Dachang yang menjadi tanggung jawabku. Kalian tidak perlu panik, untuk sementara tetap di sini dulu, lihat situasi terlebih dahulu."
"Aku tidak panik, cuma fenomena supernatural kecil, tidak akan terjadi hal serius." Wang Shanshan menjawab tenang.
"Kau benar-benar optimis."
Miao Xiaoshan berkata: "Tapi barusan sudah ada yang mati."
Wang Shanshan menjelaskan: "Kematian dalam urusan gaib itu hal biasa, tidak perlu berlebihan. Lagipula kita juga pernah melewati hal seperti ini sebelumnya."
"Masalah ini adalah potensi masalah yang ditinggalkan oleh penanggung jawab sebelumnya Kota Dachang, Zhao Kaiming. Tapi sekarang sepertinya akan melibatkan lemari hantu yang mengutukku." Kata Yang Jian.
Jika transaksi dengan lemari hantu terus berlanjut, maka sebelum pukul dua belas hari ini, hantu pasti akan muncul di hadapanku.
Atau mungkin...
Hantu sudah muncul di hadapanku, hanya saja aku belum menyadarinya.
Tatapan Yang Jian bergetar lemah, menoleh ke arah orang-orang di area istirahat yang jauh.
Mata hantu-nya berputar, tanpa hambatan memandang menembus tubuh mereka, tidak terganggu oleh pengaruh gaib.
Ini menunjukkan mereka tidak terpengaruh kekuatan supernatural, tetap sebagai orang hidup normal.
Tapi, Yang Jian tidak merasa tenang, dia sedang berhadapan dengan arwah permohonan dan lemari hantu.
Keduanya memiliki kemampuan mewujudkan keinginan manusia, menghindari deteksi mata hantu juga bukan hal yang mustahil.
"Kalian semua kemari." Kata Yang Jian.
Orang-orang itu juga melihat ke arah sini, mendengar perintah Yang Jian, mereka segera berjalan mendekat dengan gelisah.
"Bos Yang, ada apa?" Seorang gadis cantik bertanya dengan hati-hati.
"Seekor hantu muncul, mungkin ada di sini. Aku ingin memastikan kondisi kalian, takut ada yang sudah dirasuki hantu." Jawab Yang Jian.
Mendengar ini, wajah semua orang berubah pucat. Yang pengecut sampai gemetar dan terjatuh, orang di sebelahnya tak mampu menahannya.
"Lalu... apa yang harus kami lakukan?" Gadis itu bertanya sambil seluruh tubuhnya gemetar.
Yang Jian berkata: "Jangan lakukan apapun, tetap berdiri di tempat. Jika ada yang mencurigakan di antara kalian, dibakar dengan api sebentar saja akan ketahuan."
Sambil berkata demikian, pandangannya menyapu sekeliling, api hantu hijau muda tiba-tiba muncul di sekitar.
"Apiku tidak membakar orang hidup. Selama kalian tidak bermasalah, takkan terluka. Siapa yang mencoba kabur akan kuhadapi sebagai hantu gentayangan."
"Kami... kami paham."
Begitu ucapan selesai, api hantu menyelimuti dan langsung menelan kerumunan di depan mata.
Orang-orang yang terperangkap tidak merasakan panas atau sakit, justru merasakan dingin yang menusuk tulang sampai tak bisa menahan gemetar.
Awalnya dikira semua akan berlangsung aman, tapi tak lama kemudian kejadian tak terduga terjadi.
Seorang asisten perempuan saat ini tiba-tiba mengeluarkan jeritan melengking yang penuh kesakitan. Kulitnya meleleh, tubuhnya mulai menghitam.
"Sial, benar-benar mencoba masalah! Kalian jangan bergerak, biar A Wei yang menangani. Saatnya aku tampil!"
Zhang Wei kaget, lalu buru-buru mengangkat kapak dan segera keluar. Dengan kapaknya, dia menghantam wanita yang sedang menjerit itu.
Kapak menghunjam, jeritan langsung terhenti. Mayat hangus itu roboh ke tanah tanpa gerakan lagi.
Ternyata benar-benar ada hantu yang menyusup di sekitarku?
Orang di sebelahnya berkeringat dingin ketakutan.
"Kapak itu..."
Orang awam melihat keributan, ahli melihat trik. Liu Qi menatap kapak merah Zhang Wei dengan perasaan ngeri.
Sekadar kapak biasa ternyata benar-benar bisa memenggal wanita aneh itu.
Tak lama kemudian.
Api hantu padam. Yang Jian menatap mayat hangus itu dengan wajah semakin muram. Hantu itu kini bisa menghindari deteksi Mata Hantu dengan sempurna. Andai bukan karena api ini, bahkan dia sendiri takkan menyadari invasi hantu.
Jika begini keadaannya, berarti di kota ini siapapun yang belum terbakar api hantu mungkin sudah dirasuki hantu.
“Kemunculan nasi goreng telur mewakili pemulihan kekuatan gaib lemari hantu, tapi lemari hantu hanya ingin bertransaksi denganku, tidak mungkin menyerbu dunia orang hidup. Jika ingin melawan, pasti akan menargetkanku sebagai mitra transaksi. Situasi ini lebih mirip strategi arwah permohonan. Ia tidak eksis di dunia nyata, tapi bisa mempengaruhi orang normal melalui kekuatan gaib dalam dirinya... Namun arwah permohonan hanya bisa mempengaruhi inangnya, tidak bisa mempengaruhi orang luar... Sekarang keduanya muncul bersamaan dan sama-sama melanggar aturan masing-masing yang seharusnya tidak normal.”
“Maka hanya ada satu kemungkinan: arwah permohonan telah mengendalikan lemari hantu, lalu menggunakan kekuatan gaib lemari hantu untuk terbebas dari kendali Zhao Xiaoya.”
Dugaan terburuk muncul di benak Yang Jian.
Jika benar demikian, hantu ini akan berubah menjadi sangat mengerikan, dan sama sekali tidak memiliki aturan membunuh yang bisa diprediksi.
Satu-satunya yang bisa dipastikan adalah hantu itu akhirnya pasti akan menyerbuku, tapi apa yang akan dilakukannya selama proses itu, apa yang ingin dicapainya, sama sekali tak bisa kuduga.
"Kakak Kaki, jangan muram begitu. Bukannya aku sudah menyelesaikan masalah ini?" kata Zhang Wei dengan santai.
Liu Qi menjelaskan: "Ini bukan penyelesaian. Orang ini hanya tergerus oleh kekuatan gaib yang tersimpan di tubuhnya. Mungkin bahkan dia sendiri tidak sadar sudah dikendalikan hantu gentayangan. Yang kau bunuh paling hanya budak hantu, hantu sejatinya masih ada."
"Oh begitu? Tapi tenang saja, selama aku di sini tidak akan ada masalah. Aku bukan A Wei tahun lalu, sekarang aku sangat kuat," kata Zhang Wei.
