"Menghadapi beberapa fenomena supernatural yang terjadi di perkumpulan, kerumunan sama sekali tidak panik. Mereka sudah bukan diri mereka sendiri setahun yang lalu, setelah mengalami begitu banyak hal, sikap mental mereka sudah sangat berbeda sejak dulu."
"Jadi kalian tidak takut, Zhang Wei bahkan tidak sabar ingin menghantam hantu gentayangan dengan kapak."
"Menurutku peristiwa supernatural kali ini lebih khusus dibanding peristiwa gaib mana pun sebelumnya. Dalam peristiwa supernatural sebelumnya, begitu muncul pasti langsung memicu aturan membunuh hantu dan mulai membunuh. Tapi hari ini kalian perhatikan tidak, hantu gentayangan dari awal sampai akhir sama sekali tidak aktif mulai membunuh."
Yang Jian saat ini berkata dengan suara berat, dia melirik mayat di lantai: "Pelayan ini awalnya masih hidup, tapi setelah menghidangkan nasi goreng telur, kami merasa orang ini tidak beres. Tak lama kemudian dia langsung mati. Situasi seperti ini tidak sesuai dengan gaya hantu. Kalau di peristiwa supernatural lain, pelayan ini pasti sudah mati sebelum mengantar nasi goreng telur."
"Dan kematiannya ini tidak seperti peringatan, lebih mirip pemotongan tepat waktu untuk memutus hubungannya dengan hantu gentayangan."
Liu Qi mendengar itu lalu merenungkan: "Setelah dianalisa seperti ini memang benar. Hantu sama sekali tidak ingin membunuh, malah berusaha melakukan kontak dengan kita melalui beberapa strategi dan peringatan. Hanya saja kita yang mendeteksi lebih dulu lalu langsung bertindak terhadap hantu gentayangan. Tapi bisa juga dibalik: mungkin hantu tahu kita akan bertindak sehingga muncul di sekitar kita dengan cara ini."
"Kalau benar seperti itu, benda ini bukan hantu, tapi manusia." Wang Shanshan berkata dengan nada dingin: "Pola perilaku seperti ini sudah memiliki pola pikir manusia."
"Arwah gentayangan yang memiliki pola pikir orang hidup?"
Yang Jian merenung sejenak, lalu berkata: "Kemungkinan ini tidak mustahil. Di lingkaran gaib memang ada jenis hantu seperti ini. Lebih tepat disebut manusia yang kesadarannya terkikis hantu. Meski memiliki logika manusia, perilakunya mirip hantu. Tapi jumlahnya sangat langka karena kesadaran manusia akan hilang setelah mati. Namun ada pengecualian. Jika pengendali hantu mengalami kecelakaan saat proses transformasi menjadi makhluk luar biasa, gagal menguasai hantu malah dikuasai naluri hantu, maka terciptalah makhluk luar biasa yang cenderung seperti arwah gentayangan."
Liu Qi langsung menyambung: "Aku pernah menangani kasus gaib serupa. Seorang pengendali hantu pemula. Meski tidak mengalami kebangkitan hantu, perilakunya sangat ganjil. Dia senang berkeliaran di malam hari menyerang pejalan kaki yang melihatnya, khususnya menggigit telinga korban. Belakangan kudapatkan dan kuinterogasi. Kutanya alasannya, tapi dia menganggap tindakannya wajar tanpa kesalahan."
"Baru kemudian kusadari, kebiasaannya itu sebenarnya keinginan hantu dalam tubuhnya. Hantu itu memang suka menggigit telinga orang. Korban yang telinganya digigit akan mati seketika tanpa bisa disembuhkan. Akhirnya untuk menyelesaikan masalah, kuhabisi si pendatang baru itu."
"Ternyata begitu," Miao Xiaoshan mengangguk, kini memahami situasi.
Wang Shanshan berkata: "Jadi menurutmu hantu hari ini kemungkinan memiliki kesadaran manusia hidup? Makanya dia tidak membunuh, malah menggunakan manusia sebagai perantara untuk menghubungimu. Tapi apa tujuan hantu mendekatimu?"
"Karena sebuah transaksi."
Yang Jian menjawab tenang: "Aku memaksa hantu itu muncul di hadapanku sebelum pukul dua belas malam ini. Jika berhasil, setelah jam dua belas hantu boleh mengajukan satu permintaan yang wajib kupenuhi."
"Hantu mengajukan permintaan? Bagaimana jika kau menolak?" Miao Xiaoshan bertanya buru-buru.
Yang Jian berkata: "Maka hantu itu akan menyerangku tanpa henti."
"Kedengarannya seperti permainan. Kalau hantu gagal muncul di hadapan Kakak Kaki sebelum jam dua belas, apa yang terjadi?" Zhang Wei mengusap dagunya.
Mendengar ini, mata Yang Jian menyempit tajam: "Aku belum memikirkan skenario itu."
Aturan transaksi lemari hantu bersifat memaksa. Hantu telah menyetujui persyaratan ini. Sesuai tata krama, hantu WAJIB muncul sebelum pukul dua belas. Jika gagal, berarti transaksi tidak terlaksana.
Hantu menyetujui tapi gagal memenuhi transaksi.
Ini berarti terjadi konflik aturan. Hantu pasti akan menderita, bahkan mungkin benar-benar hang.
"Selama hantu tidak muncul sebelum jam dua belas, itu pasti kabar baik bagiku." Kata Yang Jian.
"Kalau begitu ngapain kita tidak sembunyi saja biar hantu itu tidak melihatmu? Begitu jam dua belas lewat, urusan selesai." Zhang Wei langka menunjukkan pemikiran logis.
Liu Qi berkata: "Kali ini saya merasa ucapan A Wei ada benarnya. Hantu menyuruh orang mengantar nasi goreng telur, sekaligus menyusup ke asisten yang menyertai tanpa disadari. Ini menunjukkan Hantu sedang mencari cara untuk mendekatimu, tapi juga khawatir akan langsung dikurung begitu muncul di hadapanmu. Karena itu Hantu terus-menerus mencari kesempatan."
"Jika kita asumsikan sumber masalah kali ini adalah Arwah Permohonan di dekat Zhao Xiaoya, maka tujuannya pasti tidak sesederhana itu." Yang Jian menggelengkan kepala perlahan.
Contoh kasus Zhao Kaiming yang dijebak Arwah Permohonan hingga seluruh keluarganya tewas membuktikan betapa mengerikan dan liciknya hantu ini.
Hantu seperti ini tidak mungkin melakukan berbagai gerakan hanya untuk mendekati Yang Jian dengan hati-hati demi menyelesaikan transaksi.
Namun saat beberapa orang tersebut sedang menganalisa dan berdiskusi...
Tiba-tiba.
Yang Jian berhenti bicara, lalu mengalihkan pandangannya kembali ke arah pintu gerbang.
Mata Hantu mengintip, telah melihat situasi di luar.
Tak lama kemudian.
Pintu gerbang terbuka. Seorang pelayan wanita perlahan mendorong kereta makanan masuk. Di atas kereta terdapat sepiring makanan yang tertutup sehingga tidak terlihat bentuknya.
"Satu mangkuk nasi goreng telur lagi." Mata Hantu Yang Jian berputar, melihat semua barang di kereta makanan dengan jelas.
Yang lain juga memperhatikan pelayan yang masuk ini, namun mereka semua diam seribu bahasa hanya menatapinya, menciptakan suasana yang mencekam.
Pelayan wanita itu seolah tak peduli dengan tatapan kerumunan, tetap asyik mendorong kereta makanannya perlahan.
"Orang ini ada masalah."
Liu Qi berbisik dalam hati, ia melirik ke arah Yang Jian. Melihat Yang Jian tidak bergerak, ia pun menenangkan diri dan tidak bertindak gegabah seperti sebelumnya.
Tapi begitu pelayan wanita ini masuk, pintu gerbang langsung tertutup braak!
Zhang Wei di detik ini sudah tak tahan, mengangkat kapak bersiap menyerbu. Namun diteriaki Yang Jian: "Jangan gegabah! Biarkan dia mendekat."
Zhang Wei mengurungkan niat untuk bertindak.
Tapi di suasana sunyi dan mencekam ini, hati semua orang menegang.
Sebab siapa pun yang matanya normal pasti melihat jelas: orang yang mendorong kereta makanan masuk tiba-tiba ini bermasalah. Persis seperti pelayan pertama tadi, kemungkinan besar dikendalikan hantu gentayangan. Bahkan mungkin pelayan wanita ini adalah hantu itu sendiri.
Suara derakan kereta makanan bergema.
Pelayan ini semakin mendekati Yang Jian. Ia tidak berhenti melangkah, hanya tersenyum layaknya pelayan normal mengantarkan makanan.
Yang Jian tidak menghalangi. Karena tidak mencium bahaya, ia membiarkan pelayan wanita itu mendorong kereta makanannya mendekat.
Tak lama kemudian.
Di bawah tatapan semua orang, pelayan wanita itu sampai di depan meja. Ia menyajikan sepiring nasi goreng telur dari kereta makanan.
Nasi goreng telur dalam mangkuk ini identik dengan sebelumnya, masih mengepulkan asap panas seolah baru saja matang.
"Pesanan nasi goreng telur kalian sudah datang. Silakan dinikmati." Pelayan wanita itu akhirnya berbicara. Setelah mengucapkan kalimat itu, ia mendorong kereta makanan sambil berbalik dan pergi.
Sepanjang kejadian, tidak ada serangan gaib maupun keanehan yang muncul.
"Berhenti." Wang Shanshan berteriak dengan nada dingin.
Namun pelayan wanita itu seolah tidak mendengar dan tetap mendorong troli makanan pergi.
"Kakak Kaki, biar aku yang menghadapinya. Akan kuhantam dengan kapak," kata Zhang Wei. "Barang ini jelas-jelas bermasalah. Jangan biarkan pergi begitu saja."
Yang Jian hanya mengerutkan kening sambil memandang dua porsi nasi goreng telur identik di atas meja. Di hatinya mulai terasa sesuatu yang tidak beres.
Jika Hantu itu sedang mengujinya, tak perlu mengirim dua mangkuk nasi goreng telur. Satu porsi saja sudah cukup.
"Biarkan orang ini pergi. Jika kita bertindak sekarang, nyawa pelayan ini pasti melayang. Lagipula Hantu itu bukan dirinya. Tak perlu membuang nyawa orang biasa." Ujar Yang Jian.
Dalam suasana hening yang mencekam, kerumunan hanya bisa menyaksikan kepergian pelayan wanita itu.
"Apa maksud Hantu ini? Takut kita kelaparan sampai mengirim makanan? Ngirimnya jangan cuma nasi goreng telur mulu! Aku kan nggak lapar!" Gerutu Zhang Wei.
Yang Jian tetap diam. Mata Hantunya menyala, menatap tajam ke arah pelayan yang sedang menjauh.
Setelah berjalan sekitar dua puluh meter, tiba-tiba kesadaran pelayan itu pulih. Dengan wajah kebingungan, ia menoleh ke kiri-kanan sebelum buru-buru mendorong troli makanannya pergi, sama sekali tak menyadari fakta bahwa dirinya baru saja dikendalikan kekuatan gaib.
"Yang Jian, lebih baik kita bakar restoran ini. Dengan cara ini, kita bisa mengusir hantu di sini sekaligus menyaring apakah ada orang yang terkena pengaruh gaib." Liu Qi mengusulkan.
Yang Jian berkata dengan tenang, "Barusan mata hantu saya sudah menyapu seluruh hotel ini lebih dari tiga kali, tidak menemukan hantu maupun keanehan. Api hantu pun kalau benar-benar bisa membakar sesuatu yang aneh, tetap tidak akan bisa membakar hantu gentayangan. Hantu ini bersembunyi sangat dalam, tidak mudah ditemukan."
Dia sebelumnya pernah mengalami arwah permohonan.
Arwah permohonan tidak eksis di dunia nyata, bahkan Wilayah Hantu lima lapisan hanya bisa melihat lekukannya seadanya. Pembakaran api hantu hanya efektif untuk hal gaib di bawah lima lapisan wilayah hantu. Karena bersembunyi terlalu dalam, api hantu pun tidak bisa mencapainya.
Apalagi, arwah permohonan saat ini diduga telah mengendalikan lemari hantu - sebuah kutukan yang eksis secara mental seperti konsep subjektif.
Jika benar demikian, maka kondisi arwah permohonan sekarang adalah kombinasi dari Wilayah Hantu lima lapisan dan eksistensi mental.
Selama hantu tidak muncul, tidak ada yang bisa menemukannya.
"Kunci untuk menghadapi hantu gentayangan adalah selama mereka masih mematuhi aturan transaksi. Ia akan muncul di hadapanku sebelum pukul dua belas. Itulah satu-satunya kesempatanku untuk bertindak." Kata Yang Jian.
"Yang Jian, kau bilang hantu akan menemuimu sebelum jam dua belas. Jika hantu itu berhasil dan kita gagal mengatasinya, bukankah setelah jam dua belas hantu akan mengajukan permintaan padamu? Mungkinkah itu tujuan sebenarnya dari hantu?" Wang Shanshan bertanya.
"Aku bisa ingkar janji, tidak menyelesaikan transaksi dengan hantu. Aku tidak terikat oleh aturan transaksi itu." Jawab Yang Jian.
Wang Shanshan kembali berkata: "Tapi bagaimana jika ini juga salah satu tujuan Hantu?"
"Hm? Maksudmu Hantu ingin aku ingkar janji, tidak menyelesaikan transaksi?" Yang Jian memandangi Wang Shanshan.
Wang Shanshan mengangguk, serius menjawab: "Kau pernah bilang, jika transaksi tidak selesai, Hantu akan menyerangmu tanpa batas. 'Tak terbatas' berarti tidak ada pembatasan apa pun. Apakah ini juga berarti Hantu tidak terikat aturan transaksi lagi? Serangan yang dimaksud sebenarnya punya ruang gerak-gerik luas. Jika Hantu benar-benar punya kesadaran orang hidup, pasti akan meminimalkan serangan itu untuk meraih kebebasan mutlak."
Mendengar analisa ini, Yang Jian terlihat heran.
Wang Shanshan ternyata bisa menyimpulkan banyak hal hanya dari percakapannya dengan Liu Qi.
Memang benar, peristiwa supranatural paling cepat membuat seseorang berkembang.
Wang Shanshan yang kembali dari Bai Shui Zhen benar-benar berubah. Meski tidak mengendalikan kekuatan gaib, pola pikirnya sudah setara Pengendali Hantu.
"Jadi menurut analisamu, Hantu ingin memaksa aku melanggar janji setelah transaksi selesai, lalu memicu aturan serangan tak terbatas. Dengan cara ini, Hantu bisa melepaskan diri dari aturan transaksi dan meraih kebebasan?"
"Ini hanya dugaan. Menurutmu mungkin tidak?" tanya Wang Shanshan.
"Mungkin," jawab Yang Jian dengan yakin.
"Memanfaatkan konflik aturan untuk meraih kebebasan - kemungkinan itu benar-benar ada."
Liu Qi berkata dengan curiga: "Jika benar seperti itu, itu luar biasa. Hantu yang memiliki kesadaran orang hidup, ditambah lagi terbebas dari batasan aturan pergerakan hantu, bukankah itu berarti hantu ini bisa melakukan apapun yang diinginkannya nanti? Jika demikian, ini terlalu berbahaya."
Miao Xiaoshan juga berbisik lembut: "Jika hantu berhasil, maka perkataanmu benar Liu Qi. Hantu ini memang bisa melakukan apapun tanpa batasan. Jadi hanya ada dua cara untuk mencegah hal ini: entah membuat hantu tidak bisa menemukan Yang Jian sebelum pukul dua belas malam ini sehingga hantu tidak bisa menyelesaikan permintaannya, atau langsung menangkapnya saat hantu muncul di hadapan Yang Jian tepat pada waktunya."
"Kita mutlak tidak boleh membiarkan hantu ini melewati pukul dua belas malam ini dengan mulus."
Melihat jam.
Sekarang pukul 10.15 malam，jarak sampai akhir hari ini masih tersisa 1 jam 45 menit.
"Kalian semua membicarakan apa? Kok saya tak terlalu paham." Zhang Wei menggaruk kepala saat ini，awalnya masih bisa mengikuti，sekarang sama sekali tak bisa mengikuti irama pembicaraan.
"Tak ada apa-apa，hanya sedang mendiskusikan cara menangani potensi masalah laten ini." Yang Jian berkata sambil lalu.
Liu Qi berkata: "Miao Xiaoshan，menurutku skema pertama paling aman，skema kedua sangat mengerikan，bagaimana jika hantu muncul tepat di pukul 11.59 malam？Kalau begitu hantu sudah menyelesaikan transaksinya，kita sama sekali tak punya waktu untuk bertindak，saat itu kitalah yang akan kalah dalam permainan ini."
"Benar，Yang Jian yang bersembunyi hari ini sampai tak bisa ditemukan hantu memang solusi paling aman." Miao Xiaoshan mengangguk，menyetujui pendapat tersebut.
"Sepi."
Tiba-tiba, Yang Jian mengayunkan tangannya memberi isyarat.
"Langsung."
Suasana kembali hening.
Tak lama kemudian, adegan aneh terulang kembali. Seorang pelayan lain mendorong kereta makanan, membuka pintu gerbang dan masuk perlahan.
Di atas meja masih terletak satu mangkuk nasi goreng telur.
Ini sudah menjadi mangkuk ketiga nasi goreng telur.
