Memandangi mangkuk ketiga nasi goreng telur di atas meja, kerumunan terhenyak dalam keheningan.
"Mengirimkan nasi goreng telur sambung-menyambung seperti ini jelas-jelas tidak beres."
Liu Qi menyaksikan pelayan yang perlahan menjauh dengan kereta makanannya. Jelas pelayan ini juga terkena pengaruh gaib seperti sebelumnya, hanya bertugas mengantar makanan tanpa menyadari apa yang dilakukannya.
Sekalipun dihalangi dan ditanya, takkan diperoleh jawaban yang jelas.
"Perilaku Hantu sulit dipahami, mungkin ini hanyalah tindakan tak berarti tanpa makna khusus." Miao Xiaoshan memecah kesunyian.
Wang Shanshan menggelengkan kepala: "Mustahil. Setiap tindakan Hantu punya aturan, takkan melakukan hal sia-sia. Satu-satunya yang tak bermakna mungkin hanya kebiasaan berkeliaran mereka. Sekarang Hantu terus mempengaruhi pelayan untuk mengirim nasi goreng telur - kita hanya belum tahu makna di baliknya."
"Tapi aku sadar, ini sama sekali bukan perbuatan baik."
"Nasi goreng ini terlihat biasa saja." Yang Jian menyentuh nasi goreng telur yang masih mengepul asap, tak menemukan keanehan.
Kemudian ia mengalihkan tatapan ke arah Zhang Wei di sampingnya.
“Kakak Kaki, kenapa kau memandangiku seperti ini.” Zhang Wei bertanya dengan penuh tanya.
Yang Jian berkata: “Masih ingat apa yang kau ucapkan saat pelayan pertama mengantarkan nasi goreng telur tadi?”
Zhang Wei berpikir sejenak lalu berkata: “Aku tidak mengatakan apa-apa.”
“Kau bilang, kau menyuruh pelayan untuk menambah beberapa mangkuk nasi goreng telur karena satu porsi tidak cukup, dan meminta satu mangkuk untuk setiap orang.” Kata Yang Jian yang ingatannya sangat tajam, ia memperhatikan detail ini.
“Sepertinya memang begitu, aku tidak terlalu ingat.” Zhang Wei menggaruk kepalanya, lagipula siapa yang akan mengingat ucapan santai yang diucapkan tanpa maksud?
Liu Qi bertanya: “Yang Jian, ada masalah dengan ucapannya?”
“Ucapannya biasa saja, tapi yang penting adalah kepada siapa kau berbicara.” Yang Jian menjelaskan: “Pelayan pertama yang mendorong troli makan itu sudah terkontaminasi arwah gentayangan. Dalam situasi itu, ucapanmu ke pelayan bisa diartikan sebagai permintaan ke hantu.”
Wang Shanshan menyela: “Meski begitu, ucapan Zhang Wei kan tidak memicu aturan membunuh hantu.”
Yang Jian menjawab: “Memang tidak memicu aturan membunuh biasa, tapi hantu yang muncul kali ini berbeda. Kau tidak tahu informasi internal, jadi kurang paham.”
“Arwah permohonan? Aku pernah baca arsip ini. Hantu ini bisa mewujudkan keinginan orang biasa, tapi sebagai pengorbanan, setiap permohonan akan membuat satu anggota keluarga meninggal.”
Liu Qi teringat informasi terkait, lalu bertanya: “Yang Jian, mungkinkah ucapan Zhang Wei tadi tentang 'satu mangkuk nasi goreng telur untuk setiap orang' sebenarnya adalah permohonan ke arwah gentayangan?”
“Hantu gentayangan mendengar itu, mulai membantu Zhang Wei mewujudkan keinginannya. Karena itulah hantu terus mengirimkan nasi goreng telur kepada kami. Begitu semua nasi goreng telur terkirim, hantu dianggap telah memenuhi permohonan Zhang Wei. Sebagai pengorbanan, salah satu anggota keluarga Zhang Wei akan mati.”
“Kemungkinan besar memang begitu.” Yang Jian mengangguk sambil berkata.
Mendengar ini, orang-orang lain serempak menatap Zhang Wei.
Zhang Wei tiba-tiba marah: “Apa-apaan ini? Kok bisa dimainin seperti ini? Ini bukan arwah permohonan, tapi jelas-jelas hantu yatim piatu! Dia tidak berani menyerangku langsung, malah mengganggu keluargaku. Sungguh licik!”
“Berapa banyak orang di sini? Kalau dihitung kita berlima, ditambah orang-orang yang dipanggil ini...”
Miao Xiaoshan mulai menghitung jumlah orang: “Total dua puluh orang. Artinya hantu harus mengirimkan 20 porsi nasi goreng telur untuk memenuhi permohonan Zhang Wei.”
“Jadi, permohonan pertamaku dalam hidup ternyata memesan 20 porsi nasi goreng telur?” Mata Zhang Wei membelalak penuh ketidakpercayaan.
“Yang penting sekarang bukan nasinya, tapi fakta bahwa setelah memenuhi permintaanmu, hantu akan membunuh salah satu anggota keluargamu. Kau harus khawatir dengan keselamatan orangtuamu.” Wang Shanshan menimpali.
Zhang Wei langsung menoleh ke Yang Jian: “Kakak Kaki, ini semua terserah kamu. Kita kan saudara seperjuangan meski beda orangtua! Pasti kamu akan sedih kalau orangtuaku celaka, ‘kan?”
Yang Jian berkata: "Tidak sulit untuk mencegah hal ini. Kita hanya perlu mengurung hantu sebelum ia selesai menghantarkan dua puluh porsi nasi goreng telur. Begitu hantu kehilangan kemampuan bergerak, secara alami ia tidak akan membunuh keluargamu."
"Lalu bagaimana caranya bertindak?" Liu Qi bertanya.
"Dalam situasi seperti sekarang, saya jelas tidak bisa terus menghindari hantu. Saya harus mengambil inisiatif menyerang, dan waktunya cukup mendesak." Saat ini Yang Jian berdiri, tangannya meraih ke udara.
Tiba-tiba.
Sebuah lentera minyak berbentuk teratai emas muncul di tangannya.
Lentera menyala, cahaya kuning keemasan memancar. Cahaya ini membentuk lingkaran cahaya yang menyelimuti area sekitarnya, sementara bau mayat menyengat bercampur aura dingin yang menyeramkan mulai menyebar.
"Apa ini? Bau sekali." Miao Xiaoshan refleks menutup hidungnya.
Yang Jian menjelaskan: "Lentera minyak mayat, prop supranatural buatanku. Begitu dinyalakan, semua hantu gentayangan yang tak terlihat akan terpantul. Arwah permohonan itu bersembunyi sangat dalam, sulit dideteksi. Wilayah Hantu lima lapisanku baru bisa melihat lekukannya, tapi menggunakan kemampuan itu terlalu berbahaya - bisa membuat segala sesuatu di sekitar menghilang dari dunia nyata. Jadi dalam kondisi tidak bisa sembarangan memakai Wilayah Hantu lima lapisan, aku harus mengandalkan lentera ini."
"Barang bagus kaya gini harus kau bagi satu untukku! Satu tangan pegang lentera, satu tangan pegang kapak, mana ada hantu berani muncul di depanku!" Mata Zhang Wei berbinar, segera mendekat ingin merebut lentera.
Yang Jian melihat-lihat kapak di tangan Zhang Wei lalu menatap lentera minyak di tangannya, setelah berpikir sejenak berkata: "Benar juga, sudah ada senjata, harus ada juga yang bisa melihat hantu. Kalau tidak, kemampuan kapakmu tidak akan bisa dimaksimalkan."
"Kakak Kaki memang royal. Nanti aku akan memberimu komputer penuh sumber daya." Zhang Wei bersemangat mengulurkan tangan untuk mengambil lentera minyak.
Tapi Yang Jian menghindar: "Jangan buru-buru. Yang ini punyaku, yang itu baru punyamu."
Kemudian, dengan tangan satunya lagi dia menggapai udara, dan lentera minyak emas baru muncul lagi.
Lentera itu hanya cangkang kosong. Dulu Yang Jian menyuruh Dr. Chen membuat beberapa cadangan. Yang benar-benar berharga adalah minyak lentera di dalamnya. Tanpa minyak, lentera itu cuma karya seni emas biasa.
Yang Jian menuangkan separuh minyak ke lentera baru lalu menyerahkannya ke Zhang Wei: "Hematlah. Kalau minyaknya habis terbakar, tidak ada lagi. Ini bagian terakhir, aku juga tidak punya cadangan."
"Tenang, aku pasti akan menghematnya."
Zhang Wei sangat gembira menerima lentera baru itu, seolah mendapat harta karun.
"Cuma punya lentera belum cukup. Untuk memastikan 100% aman, aku memutuskan menyalakan hio ini." Tiba-tiba Yang Jian mengeluarkan sebatang hio berwarna kuning lilin.
Ini adalah Hio Hantu.
Didapatkannya dari Wang Xiaoming saat masih hidup. Katanya, jika dinyalakan bisa membuat arwah gentayangan tertidur pulas. Tapi hio ini cacat karena efeknya terlalu lama, jadi jarang dipakai.
“Lingkaran gaib pasti kau yang paling kaya raya dan bermodal besar.” Liu Qi memandang dengan iri.
Satu per satu prop supranatural dikeluarkan, seolah-olah bukan barang berharga, setiap itemnya sangat bernilai tinggi. Barang-barang ini, bahkan jika Yang Jian yang membawanya, Liu Qi pun berani menjelajahi peristiwa gaib Tingkat S.
“Yang lihat dapat bagian, aku akan memberimu satu.” Yang Jian kemudian melemparkan sesuatu pada Liu Qi.
Itu adalah lingkaran tali jerami.
“Kau harus tahu cara menggunakan benda ini. Jika tidak, aku bisa jelaskan sekali.” kata Yang Jian.
Liu Qi berkata: “Aku tahu, pernah lihat arsip markas besar.”
Saat ada waktu luang, dia sering ke markas besar untuk melihat arsip, mempelajari pengetahuan tentang hal gaib. Pengetahuannya tentang berbagai peristiwa sudah cukup mendalam, bukan lagi newbie.
“Baguslah.” Sambil bicara, Yang Jian menyalakan hio hantu kekuningan pucat ini.
Sebatang persembahan ini berdiri di tengah meja, tapi asapnya tidak berbau karena orang hidup tak bisa menciumnya. Hanya Yang Jian dan Liu Qi yang bisa mencium aromanya.
Itu adalah aroma mistis yang memabukkan. Hanya dengan sekali hirup, orang langsung terpaku di tempat, ingin terus menghirupnya.
“Selama hio belum habis terbakar, semua orang di sini aman. Jangan pergi dari tempat ini. Jika hantu muncul, dia akan terhipnotis oleh hio hantu dan tertidur pulas.” Maksud Yang Jian melakukan ini adalah untuk melindungi Miao Xiaoshan dan Wang Shanshan.
Jika tidak, dia takkan rela menyalakan hio berharga ini.
“Kakak Kaki, Sudah siap 100% kan? Kita bisa mulai aksi.” Zhang Wei berkata dengan nada tidak sabar.
Saat ini.
Pintu gerbang kembali terbuka, seorang pelayan perlahan memasuki ruangan sambil mendorong kereta makanan yang berisi sepiring nasi goreng telur beruap seperti sebelumnya.
Ini sudah mangkuk keempat nasi goreng telur.
“Zhang Wei jangan terburu-buru. Masih ada satu masalah: Bagaimana kita tahu di mana hantunya? Bisa saja tidak di restoran. Bagaimana jika di tempat lain? Kota Dachang tidak kecil, kalau hantu bersembunyi akan sulit ditemukan.” Wang Shanshan berkata.
Liu Qi langsung bereaksi: “Pakai Lilin Hantu, lilin hantu putih. Begitu dinyalakan, hantu akan terpancing datang.”
“Bagus. Setelah persiapan sebanyak ini, kalau sampai tidak bisa menemukan hantu sungguh memalukan. Hio Hantu memang dirancang kooperatif dengan lilin hantu putih, keduanya tidak bertentangan.” Yang Jian menjelaskan.
Dia kemudian mengeluarkan lilin hantu berwarna putih dan meletakkannya di atas meja.
Lilin hantu putih memancing hantu, Hio Hantu bisa membuat arwah tertidur pulas, sedangkan lentera minyak mayat bisa menampilkan hantu yang tersembunyi.
Ini sepenuhnya metode melawan hantu gentayangan dengan kombinasi prop supranatural.
Kali ini Yang Jian juga tidak berencana main kasar, lebih memilih metode yang lembut untuk menghadapi hantu ini.
Tentu saja, metode keras juga tidak efektif melawan Arwah Permohonan ini, jadi Yang Jian memutuskan tidak membuang tenaga.
Setelah lilin hantu berwarna putih dinyalakan, penerangan terang di sekitar langsung meredup drastis, seolah-olah akan padam kapan saja.
"Ah!"
Sudah ada yang tidak tahan mengeluarkan jeritan histeris.
"Diam."
Liu Qi membentak: "Peristiwa hari ini tidak ada hubungannya dengan kalian. Diam di sana dengan tenang dan jangan macam-macam, kami jamin kalian aman. Kalau masih berkeliaran atau berteriak-teriak, bahkan sebelum hantu membunuh kalian, saya sendiri yang akan menghabisi kalian."
Di bawah ancaman ini, mereka segera menutup mulut dan tidak berani bersuara sembarangan lagi.
"Baik, sekarang tinggal menunggu saja." Yang Jian berkata.
"Kapakku sudah tidak sabar lagi."
Zhang Wei mengelus-elus kapak merah seolah sedang membelai kekasih, dengan senyum bersemangat yang terlihat di wajahnya.
