Peristiwa di luar negeri belum sampai ke dalam negeri. Kerumunan belum menyadari hilangnya seorang komandan tim. Tapi peristiwa besar seperti ini tak bisa disembunyikan lama. Dalam beberapa hari, markas pasti akan bereaksi. Saat itu tiba, lingkaran gaib pasti akan diguncang gempa dahsyat.
Saat ini badai masih dalam tahap pembentukan.
Pagi hari berikutnya.
Di dalam negeri, tepatnya di Gedung Ning'an, Kota Dadong.
Seorang pria berbaju setelan jas, berkacamata, tampak sopan dan tampan sedang duduk di meja kerjanya sambil membalik-balik dokumen rahasia satu per satu, lalu terus menunduk mencatat.
Dari pukul 7.30 pagi hingga 11 siang, Wang Chaling baru meletakkan pekerjaannya, mengusap-usap mata yang lelah, menyeduh secangkir teh, bersiap untuk beristirahat sejenak.
"Aku punya cukup waktu untuk meneliti berbagai kekuatan gaib yang muncul di lingkaran supranatural, lalu mengumpulkan data, mengintegrasikan, mengoptimalkan, mencari skema terbaik. Tapi era ini tak memberiku kelonggaran. Situasi sekarang berubah terlalu cepat. Entah berapa lama lagi aku bisa tetap tenang di Kota Dadong."
Dengan cangkir teh hitam beruap di tangan, ia berdiri di tepi jendela memandang kota yang ramai ini.
Sebagai komandan tim sekaligus penanggung jawab Kota Dadong, hari-hari terakhir ini tidak mudah bagi Wang Chaling. Sebagai orang biasa, ia tak hanya harus menangani peristiwa gaib di wilayahnya, tapi juga berjuang untuk rencana yang telah lama disusun.
Tak ada anggota tim atau teman di sisinya, hanya keluarga yang setia menemani dalam diam.
Inilah keyakinan sekaligus tenaga penggeraknya.
"Sebentar lagi, tinggal langkah terakhir. Harus menyelesaikan Rencana Restart Tanpa Batas sebelum Yang Jian datang ke Kota Dadong mengambil jam bandul tua. Aku harus kembali ke momen itu untuk mengubah masa lalu dan masa depan!" Wang Chaling meneguk tehnya dengan tatapan penuh tekad.
Setelah beberapa saat merenung dalam istirahat.
Wang Chaling melihat jam, lalu kembali ke meja kerjanya dan mengambil ponsel: "A Zhen, siapkan mobil untukku. Aku perlu keluar sebentar."
Tak lama kemudian.
Seorang cewek cantik berbusana profesional yang tinggi langsing dan seksi mengetuk pintu kantor, baru kemudian masuk dan berkata: "Tuan Wang, mobil sudah siap."
"Saya tahu." Wang Chaling meletakkan cangkir teh yang masih memancarkan sisa hawa panas, mengambil setelan jas lalu keluar dari kantor.
A Zhen mengikuti Wang Chaling turun bersama menggunakan lift. Di dalam lift, A Zhen berkata: "Tuan Wang, besok saya ingin mengajukan cuti dua hari."
"Alasannya?" tanya Wang Chaling.
"Tubuh saya akhir-akhir ini agak kurang sehat, ingin periksa ke rumah sakit. Tenang Tuan Wang, saya tidak akan menunda-nunda pekerjaan." jawab A Zhen.
Wang Chaling mengangguk halus: "Saya paham. Istirahatlah yang cukup beberapa hari ini. Jika ada yang perlu dibantu, bisa bicara dengan saya."
"Terima kasih Tuan Wang." balas A Zhen.
Tidak berapa lama, Wang Chaling sendirian mengendarai mobil sampai di depan sebuah rumah kecil biasa yang berdiri sendiri di pusat kota lalu berhenti.
Setelah turun, Wang Chaling mengambil kunci dan membuka pintu, lalu memasuki gedung tersebut.
Di dalam rumah suasana redup, jendela-jendela sengaja ditutup rapat-rapat saat renovasi, hanya ada sebuah lentera yang tidak terlalu terang menyala di depan lift.
Wang Chaling sepertinya sudah sangat familiar dengan lingkungan di sini, dia naik lift menuju ruang bawah tanah.
Ini adalah ruang aman yang dibangunnya.
Gedung di lantai atas hanyalah kamuflase belaka.
Wang Chaling datang ke ruang aman rahasia ini tanpa rencana apa-apa, juga tidak bermaksud tinggal lama. Dia hanya melakukan pemeriksaan rutin. Di ruang bawah tanah ini, tersimpan dan dikurung hantu gentayangan yang sangat mengerikan... dengan kode nama mayat hidup.
Sebagai sumber peristiwa gaib Tingkat S, meskipun telah dipakukan mati dengan paku peti mati, Wang Chaling tetap tidak tenang. Selama ada waktu luang di sela kesibukannya, dia selalu datang untuk memeriksa.
Lift berhenti.
Setelah tiba di ruang bawah tanah, Wang Chaling langsung menuju sebuah ruangan khusus.
Melalui jendela kecil di pintu gerbang tebal, dia mengintip ke dalam ruangan.
Awalnya dia mengira ini pemeriksaan biasa, namun kondisi di dalam ruangan langsung membuat matanya membelalak.
Saat ini, ruang aman itu ternyata kosong. Mayat hidup yang sebelumnya dikurung di sana telah menghilang secara misterius.
"Bagaimana mungkin? Bagaimana ini bisa terjadi? Mayat hidup itu lenyap." Pada detik ini, hati Wang Chaling dipenuhi kengerian.
Matanya menyapu setiap sudut ruangan dengan tatapan tajam, berulang kali memverifikasi.
Tapi ruang aman ini kecil, hanya bilik beberapa meter persegi dengan dinding emas di segala penjuru. Semua area terlihat jelas tanpa titik buta.
"Apakah ada yang menemukan ruang amanku ini lalu mencuri mayat hidup itu?"
Ekspresi Wang Chaling berubah-ubah. Setelah terkejut sesaat, dia memaksa diri tenang dan mulai menganalisis situasi.
"Tidak ada tanda-tanda rumah diinvasi. Jika seorang Pengendali Hantu berhasil masuk untuk membawa pergi mayat hidup itu, mereka wajib membuka pintu ruang aman. Namun pintu ruang aman masih utuh tanpa kerusakan, tanpa jejak sabotase manusiawi."
Ia mengamati sekeliling berulang kali, akhirnya memusatkan perhatian pada pintu rumah ruang aman.
Pintu rumah sama sekali tidak bermasalah.
Situasi ini sangat tidak logis. Bahkan Pengendali Hantu terkuat sekalipun dengan wilayah hantu terhebat, mustahil mengandalkan kekuatan gaib untuk meretas ruang aman. Satu-satunya cara masuk adalah dengan melakukan perusakan fisik dari luar.
"Cek rekaman CCTV."
Wang Chaling tidak lupa, di dalam ruang aman terpasang CCTV di setiap sudut. Meski sebagian besar waktu tidak berguna, setidaknya bisa meninggalkan beberapa petunjuk.
"Terakhir kali saya memeriksa ruang aman adalah dua hari lalu, saat itu semua masih normal."
Ia menuju ruang pemantauan ruang aman, mengakses seluruh rekaman dua hari terakhir.
Layar CCTV menunjukkan gambaran normal, bahkan tidak ada gangguan pada sirkuit listrik. Ini membuktikan tidak ada invasi kekuatan gaib ke gedung selama dua hari tersebut.
"Rekaman tidak bermasalah, gambaran tetap normal. Satu-satunya kemungkinan adalah masalah berasal dari dalam ruang aman..."
Begitu pikiran ini muncul, keringat dingin seketika mengucur di punggung Wang Chaling.
Dibandingkan pencurian mayat hidup, situasi ini jauh lebih mengerikan.
Itu adalah arwah gentayangan dari peristiwa gaib Tingkat S yang tertancap paku peti mati! Jika benar terjadi sesuatu, konsekuensinya akan di luar bayangan.
"Ini tidak mungkin, ini juga seharusnya tidak terjadi. Meskipun mayat hidup sudah saya pindahkan dari koper emas, tapi di kepala mayat hidup itu masih tertancap paku peti mati yang bisa mematikan semua hantu gentayangan. Mungkinkah paku peti mati bermasalah sehingga keseimbangannya terganggu?"
Wang Chaling mengeluarkan keringat dingin di alutnya. Dia tidak berani melanjutkan pikiran itu.
"Saya harus melihat lagi, perlu memastikan sampai tuntas."
Buru-buru bangun dan meninggalkan ruang pemantauan, dia kembali ke depan ruangan tadi.
Untuk memastikan pengamatan yang detail, Wang Chaling menyorotkan senter ke tepi jendela ke arah dalam.
Pencahayaan kuat itu menerangi sepenuhnya ruang aman yang tidak terlalu besar.
Wang Chaling terus menatap posisi sebelumnya dimana mayat hidup diletakkan, mengamati dengan cermat.
Sebuah detail kecil berhasil dia tangkap.
Di lokasi penempatan mayat hidup sebelumnya, serpihan seperti tanah berserakan di lantai.
"Itu bukan tanah, itu karat. Karat dari paku peti mati." Hati Wang Chaling berdebar kencang, wajahnya langsung berubah pucat.
Dia sangat paham, barang-barang gaib tidak bisa dihancurkan sembarangan. Meski paku peti mati itu berkarat dan terlihat hampir patah, sebenarnya bahkan bom pun tidak bisa menghancurkannya. Kerusakan hanya terjadi jika kekuatan gaib pada paku peti mati itu sendiri bermasalah.
“Mayat hidup telah bebas, sekarang dia berada di dalam ruang aman. Alasan saya tidak bisa melihatnya adalah karena mayat hidup memiliki Wilayah Hantu. Barang yang saya lihat melalui kaca sama sekali bukan kenyataan.” Wang Chaling dengan gelisah meletakkan senter di tangannya, lalu secara refleks mundur beberapa langkah.
Hanya sebatas pintu yang memisahkannya dengan mayat hidup mengerikan itu. Siapapun pasti akan gemetar ketakutan di dalam hati.
"Sekarang, bagaimana kita harus menghadapinya?" Ekspresi Wang Chaling terus berubah-ubah, telapak tangannya gemetar halus karena panik yang berlebihan.
Dia terus merenung, berusaha mencari skema penyelesaian.
Untungnya, saat ini mayat hidup hanya diam di dalam ruang aman, belum keluar. Masih ada kesempatan untuk mengoreksi situasi.
Braak!
Namun suara berat tiba-tiba membuyarkan konsentrasinya.
Braak!
Dentuman keras kembali menggema.
Bola mata Wang Chaling menyempit tiba-tiba, menatap tajam ke arah ruang aman.
Suara itu berasal dari dalam.
"Braak!"
"Braak!"
Dentuman beruntun itu bagai menghantam jantungnya, membuatnya sesak napas, diliputi ketakutan, bahkan tanpa sadar mundur ingin kabur dari tempat ini.
Yang lebih mengerikan, retakan mulai muncul di kaca pintu gerbang ruang aman.
Mayat hidup yang terkunci di dalam ruang aman ternyata sedang berusaha menerobos keluar.
Dalam situasi seperti ini, meski Wang Chaling ingin mencegah, dia sama sekali tak berdaya.
“Ruang aman yang rusak tidak dapat dipulihkan. Bahkan jika Wang Chaling menggunakan jam bandul tua di rumah kuno Keluarga Wang untuk restart, itu tidak akan mempengaruhi ruang aman yang terbuat dari emas.”
Dengan kata lain, Wang Chaling hanya bisa diam melihat ruang aman dihancurkan hantu.
“Braak...”
Suara benturan masih bergema. Celah di jendela kaca pintu rumah semakin banyak. Awalnya hanya sedikit, kini sudah bergelombang padat seperti jaring laba-laba.
Tapi dalam pandangan Wang Chaling, bagian dalam ruang aman tetap sunyi sepi, tidak terjadi apa-apa.
“Gemerincing!”
Setelah suara benturan terdengar lagi, tiba-tiba terdengar suara kaca pecah. Lapisan kaca paling dalam di ruang aman remuk.
Suara benturan yang membuat sesak napas terus bergema. Hantu gentayangan mulai menabrak kaca lapisan kedua.
“Ruang aman tidak akan mampu menahan mayat hidup ini.” Wang Chaling mengatupkan gigi, akhirnya menerima kenyataan kejam ini.
Sebab bukan hanya kaca khusus yang pecah, bahkan pintu gerbang mulai longgar akibat benturan berulang ini. Cukup dengan celah selebar jarum, mayat hidup itu bisa bebas.
Lagipula fungsi utama ruang aman adalah mengisolasi hal gaib, bukan mengurungnya. Tidak bisa sekuat brankas bank yang dibangun dengan kekokohan ekstra.
“Tidak ada cara, mutlak tidak boleh membiarkan mayat hidup lari ke luar. Jika tidak, tidak hanya masalah saya mencuri mayat hidup akan terbongkar, bahkan Kota Dadong juga akan ikut hancur. Sementara Yang Jian bisa mengurungnya sekali, saya juga pasti bisa mengurungnya untuk kedua kalinya. Saya harus menyelesaikan ini di sini.”
Wang Chaling menarik napas dalam-dalam, membuang segala pemikiran di hatinya, berusaha tenang sekaligus mempersiapkan diri menghadapi hantu gentayangan.
Di belakangnya, empat siluet dingin dan ganjil tiba-tiba muncul secara bersamaan.
Itu adalah kakek nenek serta ayah dan ibu Wang Chaling yang telah meninggal.
