Kuburan tua ini telah ada di dalam Kantor Pos Hantu selama beberapa waktu, sama sekali tidak menunjukkan aktivitas apa pun. Hanya Feng Quan yang pernah masuk ke dalamnya di tengah perjalanan, tapi ini tidak mengubah apapun.
“Makam tua yang bisa menguburkan Wei Jing, Guicha, Feng Quan, dan begitu banyak kegaiban, tak perlu diragukan lagi ini adalah strategi Luo Qian sang Tuan Pemakaman. Dari tampaknya, orang tua yang dipanggil arwahnya oleh He Yiner waktu itu pastilah Luo Qian.” Yang Jian menatap kuburan tua ini sambil merenung.
“Apa yang sedang disiapkan di dalam makam tua ini tidak diketahui. Saya juga tak berani main-main menghancurkan keseimbangan rapuh ini. Jika tidak, bisa-bisa membinasakan Wei Jing dan Feng Quan, bahkan mungkin melepaskan Guicha.”
Sun Rui yang menenteng tongkatnya mendekat dan berkata: “Saya juga tak berani bertindak ceroboh. Hanya bisa terus memantau gerakan makam tua ini. Saya sangat khawatir suatu hari makam ini ambruk dan Guicha kembali keluar dari dalamnya. Tentu saja juga berharap Wei Jing dan Feng Quan bisa memanfaatkan makam ini untuk terlahir kembali, mengendalikan kegaiban baru, dan menjadi lebih kuat.”
“Tapi tak kusangka belum lama berselang, komunitas gaib sudah mengalami kejadian sebesar ini. Kehilangan seorang komandan tim pasti berdampak signifikan pada situasi.”
Yang Jian menarik kembali pandangannya dari makam tua: “Meski kehilangan Wei Jing, ada He Yuelian sebagai pengganti. Situasinya tidak terlalu buruk. Hanya saja, dalam bentrokan dengan organisasi Raja kali ini, saya punya firasat akan banyak korban jiwa. Orang-orang dari luar negeri itu kemampuannya tidak lemah. Sebelumnya hanya karena situasi yang membuat kedua belah pihak tidak saling bertentangan secara nyata. Kali ini, markas besar dan organisasi Raja hanya bisa bertahan satu.”
“Berapa persen keyakinan kita untuk menang?” Sun Rui mengerutkan kening sambil bertanya.
“Tidak jelas, situasi anggota organisasi Raja sama sekali tak kami ketahui. Sebaliknya, mereka sangat memahami kondisi markas kami. Markas besar tidak pernah memberi perhatian serius pada situasi luar negeri. Siapa yang menang atau kalah baru akan diketahui setelah bertarung. Tapi dari analisis situasi, seharusnya kamilah yang lebih lemah.” kata Yang Jian.
Sun Rui menghela napas: “Benar juga. Jika kemampuan kami kuat, mereka takkan berani mengimplementasikan rencana Bahtera itu. Di mata mereka, pasti sudah melakukan penilaian kemampuan dan memiliki kepercayaan diri untuk mengalahkan kami baru bertindak seperti ini. Untunglah markas masih punya Anda, saya jadi tidak terlalu khawatir.”
Sebenarnya dia tidak terlalu percaya pada para komandan tim di markas. Lagipula, pihak lawan juga memiliki Pengendali Hantu tingkat komandan tim yang jumlahnya bahkan melebihi kami. Yang benar-benar mengubah situasi biasanya adalah beberapa figur paling termasyhur.
“Asal kau menjaga Kantor Pos Hantu dengan baik sudah cukup.” kata Yang Jian: “Masalah di luar akan kuhadapi.”
“Jika markas besar kalah, aku akan mengaktifkan Apartemen Neraka, memulai babak baru misi gaib, menyaring Pengendali Hantu terbaik untuk bermusuhan selamanya dengan organisasi Raja itu.”
Sun Rui mengetukkan tongkatnya keras ke lantai, berkata dengan sangat serius.
“Sekarang kaulah admin di sini, putuskan saja sendiri. Aku tidak bisa berlama-lama di sini sekarang. Harus kembali ke Kota Dachang, masih banyak hal yang menunggu untuk kutangani.” kata Yang Jian.
Sun Rui mengangguk: “Hati-hati, Kapten Yang.”
“Baik.”
Yang Jian tidak banyak berbincang dengan Sun Rui. Setelah komunikasi singkat, dia membawa He Yue Lian pergi dari Kantor Pos Hantu.
Meskipun He Yue Lian adalah pendatang baru, aura gaib di tubuhnya terlalu mengerikan. Setidaknya dengan sedikit pembinaan dan lebih banyak bentrok dengan Pengendali Hantu, masa depannya pasti akan menjadi mimpi buruk bagi organisasi Raja.
Setelah kembali ke Gedung Shangtong.
Saat ini, dalam kantor masih terang benderang. Semua orang tidak tidur maupun pergi. Sebaliknya, orang-orang lain justru berdatangan setelah mendengar kabar pengumuman perang.
Li Yang, Tong Qian, Huang Ziya, Wang Yong, Xiong Wenwen semuanya telah hadir. Selain itu ada juga Liu Xiaoyu, Lao Ying, Yang Xiaohua dan beberapa pegawai lainnya.
Bersamaan dengan kemunculan Yang Jian dan He Yue Lian, banyak orang terkejut, memandangi wanita berbaju pengantin merah itu dengan heran.
"Komandan tim, ini siapa?" Huang Ziya penasaran memerikti, tapi tak bisa melihat apa-apa.
Baju pengantin merah dan kerudung merah menutupi bentuk tubuh serta wajah. Bahkan sulit membedakan apakah di balik baju ganjil ini manusia atau hantu, laki-laki atau perempuan.
"He YueLian, pengendali Lukisan Hantu. Juga penanggung jawab Kota Da Ao saat ini," kata Yang Jian.
"He YueLian? Tidak mungkin, dia berubah jadi begini?"
Banyak yang terkejut. Mereka pernah melihat He YueLian sebelumnya - hanyalah wanita biasa yang cantik. Siapa sangka dalam beberapa waktu dia bisa mengendalikan Lukisan Hantu, menjadi Pengendali Hantu, bahkan bergabung dengan markas besar.
“Penanggung jawab Kota Da Ao?” Liu Xiaoyu curiga: “Setelah penanggung jawab sebelumnya kabur, belum ada penggantinya. Dia juga tidak bergabung dengan markas, jadi tidak ada dokumennya di arsip markas.”
“Tentu tidak ada catatan, dia baru saja bergabung. Saya sudah setuju, sekarang sedang dibuatkan arsipnya,” kata Yang Jian dengan tenang.
Liu Xiaoyu hampir menggigit lidahnya. Rupanya baru bergabung, pantas saja dia tidak tahu markas punya penanggung jawab seperti ini.
“Baik, saya akan segera meminta markas membuat arsip.” Setelah kaget, dia langsung mulai bekerja.
Yang lain diam seribu bahasa. Semua paham, He Yue Lian jelas-jelas bantuan darurat. Di masa genting ini, memiliki orang yang bisa mengendalikan Lukisan Hantu jelas sangat membantu.
“Halo, saya Huang Ziya, senang berkenalan denganmu.”
Huang Ziya tersenyum manis, melangkah dengan kaki indahnya, mendekat sambil mengulurkan tangan.
Suara He Yue Lian terdengar dari balik kerudung: “Senang berkenalan, Nona Huang. Maaf, saya tidak bisa berjabat tangan. Kontrol gaib saya masih belum sempurna, takut melukaimu.”
Dia tak bisa berpegangan tangan atau berjalan - dua gerakan sederhana itu bisa memicu kekuatan gaib mengerikan.
Untuk itu, He Yue Lian butuh waktu untuk beradaptasi.
“Tidak apa, saya paham. Rambut saya juga tidak boleh sembarangan disentuh, nanti bisa bermasalah.”
Huang Ziya tersenyum sambil berkata. Matanya menatap tangan seputih giok yang muncul dari balik lengan baju merah. Dalam hati, dia bergumam sayang, telapak tangan sempurna ini ternyata menjadi pantangan yang tak tersentuh. Inikah pengorbanan untuk mengendalikan kekuatan gaib berbahaya seperti ini?
"Namaku Tong Qian, selamat datang." Tong Qian menyapa dengan sopan.
"Aku Wang Yong."
Wang Yong juga menambahkan: "Dulu bekerja sebagai kurir surat di Kantor Pos Hantu, sekarang bergabung dengan tim Yang Jian."
"Halo." He Yue Lian mengangguk halus.
"Li Yang, kita pernah bertemu sebelumnya." kata Li Yang.
He Yue Lian berkata: "Saya yakin kita akan memiliki kesempatan kerja sama yang baik."
Xiong Wenwen langsung melompat ke depan: "Namaku Xiong Wenwen! Mereka biasa memanggilku Direktur Xiong. Kalau tidak suka, kau bisa panggil aku Ayah Beruang. Gapapa, aku sanggup menanggungnya!"
“……”
He Yue Lian terdiam sejenak, dalam hati bergumam: "Rupanya anak bandel."
Yang Jian menampar dahinya: "Berdiam dirilah kau!"
"Xiao Yang, berani-beraninya kau pukul aku? Lupa bagaimana biasanya aku melindungimu?" Xiong Wenwen membelalakkan mata sambil memegangi dahinya, tak percaya.
Tapi sebelum selesai bicara, tamparan kedua sudah mendarat.
Xiong Wenwen lari terbirit-birit: "Xiao Yang tunggulah! Nanti kusumbat toiletmu!"
Li Yang bertanya: "Komandan, bagaimana dengan Feng Quan? Dia tidak ikut pulang kali ini?"
Yang Jian menjawab: "Feng Quan masih terjebak di Kantor Pos Hantu. Urusan ini sudah kita selesaikan. Sekarang sudah sekitar satu jam sejak deklarasi perang. Bagaimana perkembangan terbaru?"
“Di forum gaib, Ye Zhen sudah merespons. Selain itu, Komunitas Pengusir Roh dari Jepang juga telah memilih pihak. Sesuai prediksi, mereka berpihak ke organisasi Raja. Musuh kita bertambah satu lagi.” Kata Li Yang.
Liu Xiaoyu berkata: "Markas besar telah merespons. Cao Yanhua menyetujui deklarasi perang dan sedang aktif mempersiapkan segala kebutuhan. Dia memintamu untuk mengadakan rapat komandan tim kedua jika memungkinkan, guna membahas skema penanganan. Selain itu, dia menyatakan akan mengundurkan diri setelah situasi ini selesai. Dia berharap di momen genting ini kau bisa memprioritaskan kepentingan nasional dan tidak mengganti Wakil Menteri secara mendadak agar stabilitas markas tetap terjaga."
"Cao Yanhua berubah sikap? Kukira dia akan membujukku lagi untuk mengutamakan kepentingan nasional." Kata Yang Jian dengan heran.
Liu Xiaoyu tersenyum getir: "Wakil Menteri tidak punya motif pribadi. Masalah kali ini terlalu serius, apalagi kau sudah mendeklarasikan perang lebih awal. Dia terpaksa mengakui keputusanmu sambil memutar-mutar hidung. Kalau tidak, bukankah semua komandan tim akan bubar? Di situasi khusus ini, Wakil Menteri masih memahami prioritas."
"Jika dia kooperatif penuh, aku akan izinkan dia bertahan sementara. Setelah urusan organisasi Raja selesai, apapun situasinya dia harus mundur." Kata Yang Jian dengan serius.
"Tentu, Yang Jian. Kau bisa tenang tentang ini." Liu Xiaoyu menegaskan.
Li Yang yang kini bertanya: "Komandan, situasi sudah jelas. Langkah apa berikutnya yang akan kita ambil?"
“Membunuh.” Yang Jian nada dingin berkata: “Mereka membunuh satu komandan tim kita, aku juga harus menghabisi satu ‘raja’ mereka. Dan aksinya harus cepat, baru bisa menunjukkan ke seluruh lingkaran gaib bahwa kemampuan kita tidak kalah dari organisasi Raja itu. Aku tidak berencana mengumpulkan semua komandan tim, aku akan menghabisi sendiri.”
“Aksi solo? Ini sangat berisiko. Sesuai analisa sebelumnya, sekarang mereka sedang menunggu pembalasan kita, pasti sudah siaga penuh. Tindakan gegabah sekecil apapun bisa menginjak jebakan mereka.” Li Yang merenung sejenak.
“Semua tindakan ada risikonya. Tidak bisa berhenti hanya karena risiko. Baru setelah membunuh satu ‘raja’ mereka, kita bisa sukses mengadakan rapat komandan tim kedua, lalu menghentikan kapal hantu merapat. Menurut perkiraanku, kapal hantu butuh minimal 10 hari dari luar negeri ke dalam negeri. Tapi mengingat ketidakpastian faktor gaib, aku potong jadi 5 hari.”
“Meski 5 hari sangat singkat, tapi ini waktu terbaik untuk bertindak.” Yang Jian membuka mulut.
Kali ini dia membawa He Yue Lian demi memastikan operasi ini 100% aman.
“Tapi kita tidak bisa melacak posisi mereka, juga tidak punya intel organisasi Raja, benar-benar buta.”
Liu Xiaoyu mengerutkan kening: “Markas sedang menyelidiki, tapi butuh waktu sekitar dua tiga hari.”
“Terlalu lambat, tidak bisa menunggu.”
Yang Jian memicingkan mata: “Adakah di lingkaran gaib yang paham organisasi Raja dan punya intel mereka?”
Huang Ziya menggeleng getir: “Aku bahkan belum pernah ke luar negeri, tidak tahu apa-apa.”
“Sebelumnya saya memang sering tinggal di luar negeri, tapi waktu itu saya hanya orang biasa, belum menyentuh lingkaran gaib luar negeri.” Li Yang juga menggelengkan kepala.
“Jangan lihat saya, saya masih sekolah.” Xiong Wenwen berkata.
Wang Yong terdiam sejenak, lalu membuka mulut: “Dulu saat Kantor Pos Hantu masih beroperasi, ada seorang kurir surat berkebangsaan asing. Setelah pengiriman surat di lantai lima kantor pos itu dihentikan, kurir asing itu kembali ke negaranya. Saya punya sedikit interaksi dengannya, dan bisa memastikan dia belum mati. Sesekali kami masih berkomunikasi, lagipula pengendali hantu asing itu juga ingin mengetahui perubahan Kantor Pos Hantu di dalam negeri melalui saya.”
“Saat pengiriman surat terakhir kali, orang itu tidak muncul. Karena itu saya menyimpan kewaspadaan, hingga sekarang belum memberitahunya bahwa masalah Kantor Pos Hantu sudah diselesaikan. Dia mungkin masih khawatir misi pengiriman surat akan dimulai lagi.”
“Meski saya tidak tahu pasti apakah pengendali hantu ini punya hubungan dengan organisasi Raja, tapi saya yakin dia pasti tahu sedikit. Mungkin ini bisa jadi titik terobosan. Jika kita bisa menemukannya, kita bisa telusuri jejaknya untuk mendapatkan petunjuk.”
Begitu kata-katanya keluar, yang lain memandanginya.
Yang Jian langsung bertanya: “Orang ini sekarang berada di mana?”
“Saya bisa memancingnya untuk bertemu dengan alasan masalah Kantor Pos Hantu. Tapi di masa-masa khusus ini, dia pasti akan waspada. Tempat pertemuan mungkin akan ditetapkan di luar negeri.” Wang Yong menjelaskan.
“Lokasi tidak masalah, saya bisa ke sana.” Yang Jian berkata: “Coba saja. Kalau berhasil bagus, kalau tidak ya tidak apa-apa.”
Wang Yong mengangguk: “Baik, saya akan segera menghubunginya. Beri saya waktu.”
Sambil berkata demikian, dia mengambil ponsel dan mulai mengobrak-abrik buku telepon.
Tak lama kemudian.
Sebuah panggilan telepon dihubungkan.
Meski sekarang malam, tapi di luar negeri mungkin masih siang hari pada titik waktu ini.
Namun yang didapat hanyalah dering sibuk yang lama, tidak ada yang mengangkat.
"Jangan buru-buru, mereka sangat waspada. Dibutuhkan tepat empat panggilan baru akan diangkat." Wang Yong menjelaskan, lalu menghubungi untuk kedua dan ketiga kalinya.
Ketika panggilan keempat dihubungkan, tiba-tiba telepon diangkat.
"Saya Wang Yong, Tuan Dai, saya ingin berbicara denganmu tentang urusan kantor pos." kata Wang Yong.
Di seberang telepon awalnya sunyi, tapi segera terdengar suara pria: "Oh, ternyata Pangeran Yong. Sudah lama tak berkomunikasi. Pasti ada hal penting sampai kau menghubungiku. Ternyata tebakanku benar—kantor pos terkutuk itu mulai beroperasi lagi? Aku tak ingin kembali ke negaramu, ini masa-masa khusus."
"Banyak hal yang tak bisa kau hindari, bukan? Ada waktu? Aku ingin bertemu." kata Wang Yong.
Orang di telepon itu melanjutkan: "Jika kau mau datang ke sini, aku tak keberatan menemui."
"Tak masalah. Aku juga penasaran dengan situasi lingkaran gaib di sana dan ingin tahu tentang organisasi Raja. Mari kita coba menjalin koneksi, lagipula aku harus memikirkan masa depan."
Wang Yong berkata. Ia sengaja menyebut organisasi Raja secara terbuka agar tidak menimbulkan kecurigaan.
"Selamat datang di negaraku. Alamat akan kukirim via SMS. Cepatlah—aku tak akan lama di sini." Orang di telepon itu benar-benar tak curiga, malah menyambut dengan tawa.
“Doakan aku beruntung, aku juga tidak yakin apakah bisa bertemu denganmu dengan lancar. Terlalu banyak kejadian di kantor pos akhir-akhir ini.” Setelah berkata demikian, Wang Yong menutup telepon.
Li Yang merenung: “Memang pihak lawan sangat waspada, tidak mudah untuk berhasil. Alamat yang diberikan pun mungkin palsu.”
“Tidak, dia akan mempermainkanku, tapi setidaknya hari ini dia tidak akan menipuku. Karena dia tahu menipu aku berarti kehilangan semua informasi tentang Kantor Pos Hantu. Jadi alamat yang dia kirim hari ini pasti asli. Tapi besok, belum tentu dia masih di sana. Aku cukup mengenal karakternya.” Wang Yong menjelaskan.
Tak lama kemudian.
Sebuah SMS terkirim, tertulis alamat sebuah penginapan di pinggir jalan di salah satu negara bagian Amerika Serikat.
“Wang Yong, kali ini kau ikut denganku. He Yuelian, kau juga ikut. Yang lain tetap di Gedung Shangtong. Larang siapa pun masuk atau keluar dari lantai ini, pastikan berita kepergianku tidak bocor.” Perintah Yang Jian.
“Komandan tidak perlu khawatir. Sebelumnya sudah kublokir Gedung Shangtong dan mengontrol setiap karyawan.” Jawab Li Yang dengan serius.
“Baik. Selama ketiduranku, kau yang memimpin di sini. Lawan sudah menyerang sebagian besar komandan, mungkin juga menyerang kita. Jangan lengah.” Setelah berkata demikian, Yang Jian membuka mata hantunya.
Sesaat kemudian, wilayah hantu menyelimuti mereka. Langsung membawa He Yuelian dan Wang Yong menghilang dari dalam kantor.
Kali ini wilayah hantunya sangat rahasia, tidak memicu kewaspadaan siapa pun. Bahkan para Pengendali Hantu sulit mendeteksi wilayah hantu Yang Jian yang melintas di atas kota.
Jangkauan wilayah hantunya sangat luas, bisa melintasi satu kota dalam sedetik. Jika benar-benar harus ke luar negeri pun tidak butuh waktu lama.
