Liu San memandangi radio tua di depannya, dalam hati sudah tahu metode penggunaan barang ini.
Tapi meski tidak tahu, dia bisa menggali rahasia dari tubuh manusia kertas ini. Lagipula ini cuma orang biasa tanpa strategi melawan hal gaib. Justru karena orang biasa-lah sulit ketahuan - kalau Pengendali Hantu, aura gaibnya pasti takkan luput dari mata komandan tim.
"Pergi dari sini, cari tempat untuk mempersiapkan koordinasi dengan organisasi Raja ini, usahakan untuk menemukan dan mencabut markas mereka. Jika bisa telusuri jejak hingga menemukan posisi Sang Raja, itu akan lebih baik."
Dia melirik ke kiri-kanan, menemukan semua orang di kafe itu mata membelalak, menunjukkan ekspresi ketakutan yang jadi idiot.
Aksi Liu San barusan tidak menghindari orang biasa, jadi banyak yang menyaksikan pemandangan mengerikan tadi.
Liu San juga malas menangani situasi seperti ini, membawa manusia kertas itu pergi.
Dia dengan acak meretas masuk ke sebuah apartemen tak berpenghuni, duduk lalu menyalakan radio tua itu.
Tak lama kemudian, suara 'creek-creek' bergema di ruang tamu, disusul suara aneh dari radio yang bertanya: "Anda siapa? Jika mendengar, harap jawab."
"0128" Liu San langsung menyebutkan angka.
Ini kode rahasia, hanya dengan menyebut angka yang benar agar tidak dicurigai statusnya.
Setelah angka itu diucapkan, radio kembali berbunyi 'creek', lalu perlahan terdengar lagu hampa nan merdu, sepertinya dimainkan piano. Tapi musik ini membuat kesadaran jadi pusing, dalam kabut penglihatan, tiba-tiba terjadi perubahan besar di depan mata.
Dinding sekitar mulai menghilang, Liu San seolah melihat dirinya berada di auditorium besar dengan piano di tengah.
Tak ada penabuh di depan piano, tapi alat musik itu otomatis memainkan melodi.
Tapi kemudian Liu San kembali lagi ke dalam apartemen.
"Halusinasi? Tidak, ini radio yang sedang menarik kesadaranku ke tempat khusus." Liu San akhirnya menyadari benda apa ini.
"Ternyata begitu, organisasi Raja menggunakan strategi ini untuk menyampaikan informasi. Pantas saja markas besar mencari begitu lama tapi tak menemukan basis mereka. Rupanya mereka sudah lama terbebas dari belenggu tradisional dan membangun sistem intelijen gaib yang utuh."
Pemandangan di depannya berubah lagi, kembali ke auditorium besar itu.
Meski Liu San bisa melihat segala sesuatu di sekitarnya, tapi tidak memiliki tubuh. Hanya tersisa kesadarannya yang berkeliaran di auditorium.
Perasaan ini sangat aneh, seperti bermimpi tapi juga tidak sepenuhnya.
"Kesadaran tidak memiliki kekuatan gaib. Jadi semua orang yang masuk ke auditorium ini akan menjadi orang biasa. Tapi kekuatan gaib yang menarik kesadaran orang hidup sangat berbahaya, sedikit saja salah bisa membunuh. Tempat ini bisa menjadi pusat intelijen, artinya kekuatan penarik kesadaran itu sudah dikendalikan seseorang."
"Jika kita bisa menemukan pengendali kekuatan gaib itu dan membunuhnya, maka sistem intelijen organisasi Raja akan lumpuh total."
Liu San tetap tenang. Ia merenung: "Tapi saat ini ini bukan prioritas. Aku perlu mendapatkan informasi mereka."
Memikirkan ini, ia memutuskan untuk memasukkan kesadarannya ke dalam auditorium itu untuk menyelidiki.
Meski sangat berisiko, tapi jika berhasil hasilnya akan besar, bisa memberikan pukulan mematikan bagi organisasi Raja.
Jika masih seperti sebelumnya tanpa informasi apapun, tetap dibodohi, maka semua aksi selanjutnya akan sangat terpojok.
Maka Liu San tidak melawan, melepaskan diri dari kekuatan gaib itu, membiarkan kesadarannya tertarik, dan kembali memasuki auditorium besar tersebut.
Kali ini kesadarannya bertahan lebih lama.
Perlahan, Liu San paham: selama kesadarannya melawan, dia bisa kembali ke dunia nyata. Sebaliknya, jika menuruti tarikan gaib itu, kesadarannya akan tertahan di sini. Keseimbangannya tergantung keyakinan dirinya sendiri.
Persis saat Liu San menyusup ke pusat intelijen organisasi Raja...
Rapat komandan tim masih berlangsung.
Berbekal informasi dari Wang Guoqiang sebelumnya, Yang Jian dan para komandan sedang mempersiapkan jebakan transaksi, berharap bisa menjadikan ini sebagai titik terobosan untuk merobek pertahanan rapat organisasi Raja dan meraih keunggulan.
"Keputusan final: tiga komandan bertanggung jawab atas transaksi ini, yaitu Cao Yang, Li Leping, dan Lin Bei," Yang Jian berkata: "Aku tidak bisa muncul, hanya akan menjadi dukungan logistik. Jika ada kesempatan bertindak, aku akan segera membawa He Yue Lian."
"Meski sudah ada skema pendukung, kalian jangan lengah. Intelijen lawan tidak jelas, kekuatan gaib apa yang mereka miliki tak ada yang tahu."
Lin Bei mengusap kepalanya yang botak: "Risiko transaksi ini besar, tapi harus ada yang melakukannya. Kami bertiga paling cocok - bisa menyerang, kabur, bahkan menyusup. Kami juga tidak mencolok. Kalau orang lain yang pergi, pasti dicurigai. Jangan khawatir, untuk menghabisi kami pun lawan harus mengerahkan pangeran. Tapi selama mereka berani muncul, kami akan bertindak tidak segan-segan."
"Dalam situasi kita yang memilih waktu dan lokasi, pihak lawan akan lebih dirugikan. Setidaknya kita tidak perlu khawatir mereka akan mempersiapkan jebakan lebih dulu." Li Jun berkata dengan suara berat: "Yang utama, kita tidak bisa mengerahkan terlalu banyak komandan tim untuk terlibat dalam transaksi ini. Sebagian besar harus tetap siaga untuk persiapan darurat."
"Bukan hanya soal bantuan, tapi juga mencegah organisasi Raja memanfaatkan kesempatan ini untuk gerakan lain."
Cao Yang mengangguk, dalam hatinya tidak ada keberatan.
Setelah masalah ini ditetapkan, diskusi terus berlanjut.
Yang Jian membuka mulut: "Mengingat peluncuran kapal hantu pasti terjadi di wilayah pesisir, mulai sekarang semua jangan kembali ke wilayah tanggung jawab masing-masing. Tetaplah di Kota Dadong. Banyak aksi berikutnya membutuhkan kerjasama para komandan tim. Jangan terisolasi sembarangan. Lawan sudah punya pengalaman memburu Zhang Jun. Bagi mereka, menghabisi diam-diam seorang komandan tim lagi bukan hal sulit. Tentu saja, bagi kita menghabisi diam-diam seorang raja mereka juga bukan hal mustahil."
"Sebelum keseimbangan benar-benar hancur, perlawanan saling seperti inilah yang paling berbahaya. Sama sekali tidak boleh menunjukkan kelemahan."
Wang Chaling berkata: "Membangun garis pertahanan berpusat di Kota Dadong? Ide bagus, tapi bagaimana jika mereka sengaja melakukan sabotase di kota lain?"
"Jika benar menggunakan strategi rendahan seperti itu, saya akan meluncurkan lebih cepat Rencana Banjir Besar. Mengancam keamanan kota hanya akan membuat kita jijik, tapi tidak mempengaruhi kepentingan nasional. Saya yakin mereka tidak sebodoh itu menghabiskan energi untuk hal ini. Waktu sudah mepet, aksi berikutnya pasti berfokus pada titik peluncuran kapal hantu." Kata Yang Jian.
Lu Zhiwen mengangguk: "Ada benarnya, karena itu saya menduga aksi selanjutnya dari organisasi Raja adalah mencari pelabuhan yang cocok di wilayah kita untuk memastikan kapal hantu bisa merapat. Menurut saya ancaman utama sudah tidak berada di kota lain lagi, tapi di sepanjang pesisir ini. Di antara semua kota, Kota Dahai, Kota Dadong, Kota Da Ao, dan Kota Dafu memiliki kemungkinan terbesar."
"Mengapa empat kota ini? Bagaimana dengan kota-kota kecil lainnya?" tanya He Yiner.
Lu Zhiwen menjelaskan: "Karena ini adalah empat kota terbesar di pesisir. Jika mereka memilih kota kecil sebagai tempat merapat, itu berarti di saat kritis kita bisa mengorbankan satu kota dan memblokir seluruh wilayah untuk mengurangi dampak kapal hantu. Untuk benar-benar menghancurkan kita dan memaksa kita menghadapi kapal hantu secara langsung, mereka harus merapat di kota yang cukup penting sampai kita tidak bisa mengabaikannya dan wajib melindunginya."
"Pemilihan Kota Dadong oleh Yang Jian sebagai tempat pertemuan ini pasti juga mempertimbangkan hal ini. Lagipula Peristiwa Mayat Hidup Kelaparan juga muncul di Kota Dadong. Jika musuh melihat peristiwa itu belum terselesaikan, sangat mungkin mereka akan mengarahkan kapal hantu ke sana. Dalam situasi ancaman ganda seperti itu, kita baru benar-benar bisa terpukul berat."
"Analisa yang logis." Liu San menepuk tangan, mengakui kebenaran perkataan Lu Zhiwen.
Komandan tim lainnya juga menyetujui.
"Menurutmu kota mana yang paling mungkin menjadi target?" tanya He Yue Lian yang baru pertama kali berbicara, penasaran.
Karena salah satu kota yang disebutkan adalah kampung halamannya, Kota Da Ao.
Lu Zhiwen menggelengkan kepala berkata: "Tidak jelas, setiap kota punya kemungkinan. Jika harus menilai, kemungkinan terbesar seharusnya Kota Dadong. Tapi rencana sebesar ini pasti punya skema cadangan. Begitu intel mereka ketemu informasinya, pasti langsung mengarahkan kapal hantu ke kota lain."
"Kota Dahai ada Ye Zhen dari forum gaib, Kota Dadong ada pasukan pendukung kita. Yang benar-benar lemah kekuatan gaibnya adalah Kota Da Ao yang tidak ada penanggung jawab, dan Kota Dafu yang cuma punya satu penanggung jawab." Yang Jian merenung.
Li Jun langsung berkata: "Kalau begitu haruskah kita kirim komandan tim untuk jaga kedua kota itu?"
"Personel tidak cukup. Cao Yang, Li Leping, Lin Bei bertanggung jawab atas transaksi. Jika dua komandan tim ditarik lagi, pasukan yang terpecah mudah dilenyapkan sekaligus. Lagi pula komandan tim yang dikirim juga dalam bahaya. Setidaknya butuh dua komandan tim bekerja sama untuk jamin keamanan."
"Tidak bisa jaga semua. Daripada merinci semuanya, lebih baik bertaruh dengan mengabaikan satu kota dan fokus ke kota lain. Antara Kota Dafu dan Da Ao, kita harus pilih satu. Bagaimana? Buang koin saja."
"Bukankah ini main-main? Keamanan kota ditentukan dengan koin?" Li Jun menolak usulan ini.
Yang Jian berkata: "Ini justru paling adil."
"Wang Guoqiang, kau yang buang. Gambar depan berarti jaga Kota Da Ao."
Dia menunjuk Wang Guoqiang yang statusnya sebagai orang biasa untuk melempar koin.
Wajah Wang Guoqiang berubah pucat tapi tetap bangkit dari kursi, mendekati meja rapat, lalu mengeluarkan koin dari saku.
“Wang Guoqiang, kau juga ikut-ikutan omong kosong?” Li Jun mengerutkan kening.
“Skema Yang Jian ini benar. Terlalu banyak kota yang harus dipertahankan, kalau kekuatan kita tercerai-berai bisa hancur berantakan. Dari empat kota, kita sudah bagus bisa mengurus tiga. Jangan serakah, di saat genting harus tahu prioritas.” Nada Wang Guoqiang tegas, sangat mendukung pemikiran Yang Jian ini.
Li Jun melirik para komandan tim lainnya.
Saat ini para komandan tim lainnya hening, karena mereka juga tahu skema Yang Jian ini benar.
Tidak ada cara, personil terlalu sedikit.
Melihat ini, Li Jun hanya bisa menahan napas tanpa bisa berkata-kata lagi.
Tak lama kemudian, Wang Guoqiang melemparkan koin.
Koin belum jatuh ke tanah, hasilnya sudah diketahui.
“Gambar terbalik, pertahankan Kota Dafu.” Yang Jian berkata tenang: “Setelah rapat selesai, Li Jun, kau dan Liu San pergilah ke Kota Dafu.”
“Tidak masalah.” Liu San mengangkat bahu, menunjukkan sikap tidak peduli.
Alasan Yang Jian menyuruh Liu San menemani Li Jun adalah karena Liu San sangat hati-hati dan bisa meramalkan bahaya, bisa mendeteksi lebih awal. Lagipula kalau kalah masih bisa kabur. Kalau Li Jun ditemani He Yiner, bertemu orang pasti langsung bertarung, sama sekali tidak akan mempertimbangkan untuk melarikan diri.
