Penanggung jawab Kota Dafu, Ma Jun diserang anggota organisasi Raja?
Saat ini, Yang Jian yang masih berada di Gedung Ning'an Kota Dadong menerima kabar ini. Matanya memicing, aura membunuh yang dingin terpancar.
“Ternyata pihak lawan memang memiliki aksi lain. Begitu kami baru saja menyetujui transaksi dan mengizinkan Cao Yang, Li Leping, Lin Bei membawa kepala tuan perkebunan meninggalkan Kota Dadong menuju Xiangjiang, serangan mereka langsung menyusul. Padahal saat ini Li Jun dan Liu San seharusnya belum sampai di Kota Dafu.”
Lu Zhiwen segera memahami situasi setelah mendengar kabar ini: "Yang membuatku heran, Ma Jun - penanggung jawab Kota Dafu - ternyata bisa mengirimkan berita serangan ini. Dalam kondisi normal, organisasi Raja mustahil memberi kesempatan bagi penanggung jawab yang akan dibunuh untuk mengirim pesan. Tampaknya Ma Jun sempat melawan, mempertahankan diri cukup lama untuk mengirimkan informasi. Jika tidak, kami baru akan mengetahui kabar serangan ini puluhan menit kemudian."
"Padahal saat itu transaksi sedang berlangsung."
Wang Chaling membuka suara: "Bukankah semua ini sudah kami prediksi sebelumnya? Jika sekarang kita berikan bantuan, mungkin masih ada waktu."
Lu Zhiwen menambahkan: "Siapa yang bisa memastikan ini bukan jebakan mereka untuk memancing kita keluar? Jumlah personel mereka jauh lebih banyak. Saya usulkan biarkan Li Jun dan Liu San yang menangani situasi di Kota Dafu. Pasukan di sini tidak boleh bergerak dulu. Saya yakin akan ada kejadian lain menyusul. Kekuatan terbaik kita tidak boleh langsung terpancing oleh strategi mereka."
Namun Yang Jian sudah malas mendengar analisa ini. Tombak merah sudah tergenggam di tangannya. Mata hantu membelalak, wilayah kekuatannya mulai merambat ke arah Kota Dafu.
"Tak ada waktu untuk membuang-buang waktu. Aku akan periksa situasi sendirian. Kalian tetap di Kota Dadong, jangan bertindak gegabah."
Sesaat kemudian.
Yang Jian pun menghilang dari lantai paling atas Gedung Ning'an.
Meski analisa Lu Zhiwen ada benarnya, tapi sekarang dia sangat paham: Li Jun dan Liu San pasti akan merasakan kerugian jika berhadapan dengan ahli dari organisasi Raja, karena Liu San yang sekarang hanyalah Manusia Kertas, sedangkan Liu San sejati entah pergi menyelidiki apa.
Jadi hanya mengandalkan Li Jun seorang tidak cukup.
Kecepatan perjalanan Yang Jian luar biasa, wilayah hantunya terentang, hanya dalam sepuluh detik dia sudah tiba di Kota Dafu.
Dari ketinggian, dia memandangi seluruh kota.
Semua tampak normal, tidak ada kejadian tak terduga.
Tapi aura ganjil tertentu menyelimuti seluruh kota, menciptakan kesan tidak beres.
Mata Hantu Yang Jian mengintai, menemukan bahwa kekuatan gaib memenuhi kota ini. Gangguan supranatural ini mengaburkan pandangan, membuat seluruh pemandangan kota terlihat melengkung.
"Ini wilayah hantu. Seseorang menggunakan wilayah hantu untuk mempengaruhi seluruh kota. Pasti strategi Ma Jun. Dia memasukkan benda-benda berbahaya ke dalam wilayah hantu agar tidak memicu peristiwa gaib, sehingga melindungi warga biasa. Tapi dari penerimaan informasi sampai kedatanganku, bahkan belum satu menit."
"Karena itu, musuh kemungkinan besar masih di Kota Dafu."
Mata Hantu Yang Jian berputar, langsung meretas masuk ke wilayah hantu ini.
Pemandangan di dalam wilayah hantu masih berupa Kota Dafu, tapi jalan-jalannya sunyi sepi, tak ada satu orang pun, bagai kota mati.
“Apakah penanggung jawab kota ini memiliki kemampuan sekuat itu? Kekuatan gaib dengan mudah mempengaruhi seluruh kota?” Yang Jian mengerutkan alutnya, agak terkejut dengan situasi seperti ini.
Jika Ma Jun benar-benar bisa melakukan ini, mungkin dia juga layak menjadi komandan tim.
Tapi sekarang bukan saatnya memikirkan ini, dia wajib segera menemukan Ma Jun dalam wilayah hantu ini.
Tanpa ragu-ragu, Yang Jian langsung menggenggam erat tombak merahnya, berbisik-bisik: "Tunjukkan aku lokasi Ma Jun."
Kekuatan gaib arwah permohonan tidak hanya bisa digunakan untuk menghadapi musuh, tapi juga memiliki kegunaan lain.
Kemudian, Yang Jian melemparkan tombaknya.
Tombak merah itu langsung melesat ke arah tertentu di kejauhan.
Yang Jian segera mengikutinya, mengejar tombak yang melintasi kota mati ini.
Beberapa saat kemudian.
Bersamaan dengan dentuman keras, tombak merah menghujam ke tanah, menancap dalam-dalam di permukaan.
Yang Jian tiba di sudut taman kota ini mengikuti jejak tombak.
Saat ini dia melihat, di sebelah tempat tombak jatuh, ada kursi dimana duduk seorang pria berwajah suram dengan tubuh dingin. Pria berusia awal tiga puluhan berbaju setelan rapi ini terlihat seperti pekerja kantoran yang rajin, sayangnya sekarang sudah menjadi mayat.
Namun yang membuat merinding, mayat ini kadang-kadang masih berkedut, seolah menunjukkan tren untuk bergerak kembali.
"Sudah dibunuh? Kalau begitu, Ma Jun sekarang sedang dalam kondisi jalan buntu Hantu Gentayangan. Karena itu kekuatan gaibnya bisa mempengaruhi seluruh kota. Setelah mengirim sinyal serangan, dia pasti tahu dirinya tidak bisa bertahan, jadi mempertaruhkan nyawa untuk menahan musuh di sini." Tatapan Yang Jian bergetar lemah, sudah memahami makna di balik semua tindakan Ma Jun ini.
"Tapi waktu kematian Ma Jun tidak terlalu lama. Dengan melakukan restart skala besar, kita bisa menariknya kembali. Jika ditunda lebih lama lagi dan melebihi jangkauan restart saya, maka saya pun tak bisa berbuat apa-apa."
Memikirkan hal ini.
Yang Jian tidak lagi ragu. Langsung membelalakkan Mata Hantu, mengaktifkan Wilayah Hantu sampai delapan lapisan sekaligus.
Cahaya merah dari Wilayah Hantu delapan lapisan seketika menyelimuti sudut taman ini.
Restart dimulai. Dia kembali mencoba membalikkan hidup-mati, menarik kembali seorang penanggung jawab yang sudah dihabisi dari cengkeraman kematian.
Bukan pertama kalinya melakukan hal seperti ini. Yang Jian merasa penggunaan Wilayah Hantu delapan lapisan kali ini sepadan.
Seiring restart berjalan, segala sesuatu di sekitar mulai terbalik.
Satu menit... dua menit, tiga menit.
Sekeliling tampak tak berubah sama sekali. Mayat Ma Jun yang masih duduk di kursi tetap tak menunjukkan tanda-tanda kebangkitan.
Tapi Yang Jian tidak terburu-buru. Jarak waktu sejak Ma Jun mengirim pesan sampai sekarang belum mencapai sepuluh menit, sementara durasi restart skala besarnya jauh melampaui batas tersebut.
Saat restart mencapai lebih dari empat menit.
Tiba-tiba.
Mayat Ma Jun mulai menunjukkan perubahan. Telapak tangannya kini menutupi dada, sorot matanya perlahan meredup.
Ini adalah momen kematiannya.
Saat restart mencapai lima menit.
Ma Jun masih hidup, namun raut wajahnya menunjukkan kesakitan yang hebat. Jarak dengan kematian hanya tersisa belasan detik. Ini membuktikan dia telah mempertaruhkan nyawa menggunakan kekuatan gaib, mencapai batas maksimal tubuhnya dan tidak sanggup bertahan lagi.
Namun ketika Yang Jian hendak melanjutkan restart, tiba-tiba sosok Ma Jun di kursi menjadi buram dan hampir menghilang.
"Tidak boleh lanjutkan restart. Ma Jun mungkin kabur dari ujung kota ke sini. Jika restart dilanjutkan, Ma Jun di depan mata akan lenyap. Aku sama sekali tak bisa menyelamatkannya." Yang Jian menyadari situasi membahayakan dan segera menghentikan proses restart.
Restart berakhir.
Sudut taman kembali ke kondisi lima menit sebelumnya.
Ma Jun hidup kembali, tapi kondisinya sangat buruk: wajahnya mengerikan, ekspresi kesakitan, dan sedang dalam kondisi kebangkitan hantu gentayangan.
Tepat di ujung nyawanya, dia melihat sosok Yang Jian berdiri di hadapannya.
"Yang... Yang Jian? Apa ini halusinasiku?" Ma Jun yang kesadarannya buram mengenali orang itu, tapi ragu apakah matanya salah lihat.
Namun sesaat kemudian,
Tangan-tangan hantu hangus bermunculan dari segala penjuru, menyelimuti tubuh Ma Jun.
Aura dingin menyeramkan menyelimuti, situasi kebangkitan hantu gentayangan ternyata mereda.
"Di dalam tubuhmu ada tiga hantu. Aku hanya mengendalikan salah satunya agar kamu tidak cepat tewas oleh kebangkitan hantu. Tapi keseimbangan kekuatan gaibmu sudah hancur. Untuk menyelamatkanmu masih diperlukan cara lain." Kata Yang Jian dengan tatapan tenang.
"Kemampuan mengendalikan tangan hantu tidak hanya bisa membunuh, tetapi juga menyelamatkan nyawa."
Ma Jun yang masih kesakitan kini sudah lebih sadar. Dia mencoba menggerakkan tubuhnya, tapi merasa terikat erat. "Kau Yang Jian si Mata Hantu? Maaf, tadi kupikir aku salah lihat. Tak kusangka bantuanmu datang secepat ini. Rupanya pilihanku tepat."
"Jangan urusiku dulu. Musuh terkunci di sini. Temukan mereka dan habisi! Tapi hati-hati dengan seorang pria bertopi koboi yang membawa senapan tua laras ganda..."
"Terlambat. Musuh sudah kabur. Menyelamatkanmu lebih prioritas," kata Yang Jian.
Dari sensasi gaibnya, dia tahu sang pemburu sudah meninggalkan Kota Dafu usai membunuh Ma Jun.
Strategi terakhir Ma Jun sebelum tewas ternyata tidak seefektif perkiraannya.
Ma Jun tertegun. Setelah memindai dunia Wilayah Hantu, dia baru menyadari penyerangnya memang sudah pergi.
"Tunggu, ini tidak masuk akal. Aku baru saja diserang. Secara logika mustahil mereka pergi secepat itu!" Ma Jun tersadar ada yang aneh.
Yang Jian menjelaskan terus terang: "Kau sudah mati selama lima menit. Aku memanipulasi waktu di wilayah ini dengan kekuatan gaib untuk menghidupkanmu kembali. Wajar jika musuh kabur selama interval itu. Bantuanku tidak seekstra cepat yang kau bayangkan."
"Aku mati selama lima menit? Serius?"
Mata Ma Jun membelalak. Keterkejutannya bukan main saat menyadari dirinya bisa dihidupkan kembali setelah lima menit kematian.
"Mempengaruhi waktu, mengubah nyawa, inikah kemampuan Komandan Penegak Hukum markas pusat?"
"Tak perlu terkejut, banyak kekuatan gaib mengerikan yang bisa melakukan restart waktu. Lebih baik kau perhatikan kondisimu sendiri. Tangan hantuku tak mungkin terus menahan kekuatan gaib di tubuhmu. Paling lama setengah jam lagi, kau tetap akan tewas di tangan kebangkitan hantu gentayangan," kata Yang Jian.
"Aku tahu, aku pasti mati dalam keadaan seperti ini," wajah Ma Jun berubah pucat sambil menjelaskan kondisi tubuhnya yang tertembak peluru.
"Simon, si brengsek itu, menembakkan seekor hantu gentayangan ke dalam tubuhku dengan pistol. Keseimbangan kekuatan gaibku langsung kacau, jadi jadilah aku begini."
Yang Jian merenung sejenak: "Ternyata begitu. Kukira kau bertarung sampai hantumu bangkit, ternyata dipaksa mengalami kebangkitan hantu. Strategi mereka benar-benar kejam, menggunakan hantu sebagai peluru. Siapa pun yang kena tembak pasti kekuatan gaibnya kacau. Bahkan komandan tim sekalipun bisa hancur kalau kena, jika pun selamat pasti langsung lumpuh."
Harus diakui, orang luar negeri itu memang licik, bisa menciptakan senjata gaib semacam ini.
"Yang Jian, aku takkan bertahan lama. Jangan pedulikan aku. Kau harus pergi membantu kota lain. Aksi Organisasi Raja ini pasti bukan hanya menyerangku sendiri. Pasti masih ada penanggung jawab lain yang jadi korban," kata Ma Jun.
"Aku tahu itu. Tapi setelah menggunakan restart, rasanya kejam kalau kubiarkan kau mati sia-sia di sini. Kalau sudah menyelamatkan, lebih baik sampai tuntas."
Yang Jian teringat pada suatu benda, genangan air muncul di bawah kakinya, kemudian seekor lengan pucat menjulur keluar dari genangan tersebut.
Lengan pucat itu menyerahkan sekantong obat herbal.
Setelah Yang Jian menerimanya, lengan pucat itu menyusut kembali ke dalam genangan air dan menghilang tanpa bekas.
"Pemilik toko obat memberiku tiga bungkus obat herbal yang bisa memperlambat kebangkitan hantu gentayangan. Satu bungkus digunakan untuk menyelamatkan Liu Qi di Bai Shui Zhen, ini bungkus kedua..."
Meski agak berat melepasnya, Yang Jian tetap mendorong paksa obat herbal itu ke mulut Ma Jun.
"Santap ini, bisa memperlambat kebangkitan hantu dalam dirimu. Berapa lama ini bisa menjagamu, aku tak yakin," kata Yang Jian.
Mendengar ini, Ma Jun tidak melawan. Bahkan bungkus kertas pun tidak dibuka, dengan paksa ia menelan seluruh obat herbal itu.
Ternyata.
Kejadian luar biasa terulang lagi. Kondisi kebangkitan hantu dalam tubuh Ma Jun mulai menghilang drastis, digantikan kekuatan gaib yang lebih mengerikan yang meredakan kegelisahannya.
Ini pasti efek dari obat herbal aneh itu.
Hanya saja Ma Jun juga bisa merasakan dengan jelas bahwa kekuatan gaib penekan hantu ini terbatas. Seiring waktu akan terkikis. Jika sebelum habis tak ditemukan cara mengatasi kebangkitan hantu, dirinya tetap akan mati.
Setelah memastikan Ma Jun baik-baik saja, Yang Jian menarik kembali tangan hantunya: "Keberuntunganmu. Kau penanggung jawab pertama yang diserang. Rekan berikutnya tak akan seberuntung ini."
Obat herbal berharga ini tinggal tersisa satu bungkus. Sudah pasti tak bisa digunakan sembarangan lagi.
“Terima kasih.” Ma Jun saat ini berdiri, merasa kondisinya membaik, sangat berterima kasih pada Yang Jian.
Yang Jian melanjutkan: "Sudah kusuruh Li Jun dan Liu San datang ke Kota Dafu. Kamu nanti bantu mereka saja. Kota Dafu mungkin jadi pelabuhan tempat kapal hantu merapat. Hati-hati dengan invasi anggota organisasi Raja. Aku harus pergi, tidak ada waktu untuk mengobrol di sini. Selain itu, informasi tentang kebangkitanmu ini harus dirahasiakan, semakin lama orang lain tahu semakin baik, sebaiknya pura-pura mati selama beberapa hari."
Sementara anggota organisasi Raja sudah kabur, tidak ada gunanya dia tinggal di sini.
Setelah meninggalkan beberapa kalimat, Yang Jian segera pergi.
"Pura-pura mati beberapa hari? Berarti besok aku tidak bisa pulang kerja tepat waktu?" Ma Jun mengerutkan alisnya, merasa sedikit kesulitan. Terhadap kebangkitan dari kematian, dia sepertinya tidak terlalu bersukacita.
Namun di saat yang sama.
Li Jun dan Liu San yang awalnya menuju Kota Dafu justru mengubah rute ke arah lain.
"Li Jun, kita harus ke Kota Dafu. Sudah ada kabar penanggung jawab Ma Jun diserang di sana. Mengubah jadwal sekarang sangat tidak bijaksana." Liu San membujuk, karena saat ini dia hanya manusia kertas yang tak bisa menghalangi Li Jun, terpaksa mengikut dengan getir.
"Mereka sudah membunuh Ma Jun dan pergi. Sekarang ke Dafu pasti sia-sia. Hanya dengan mencegat di tengah jalan kita bisa menggagalkan konspirasi mereka. Aku merasakan, di arah sana! Mengejar ke situ pasti ada hasil."
Wajah Li Jun muram, matanya terus menatap intens ke kejauhan, seolah melihat musuh.
“Penilaianmu ada benarnya, tapi bagaimana jika musuh masih tertinggal di Kota Dafu?” Liu San menggelengkan kepala: “Ahong, kau harus membujuk Li Jun.”
“Liu San, kau harus percaya pada penilaian Li Jun. Dia telah menguasai hantu Chen Qiaoyang, bisa dibilang sebagai Gembala Hantu baru. Persepsinya terhadap hal gaib sangat tajam, seharusnya tidak mungkin salah.”
Ahong yang berdiri di samping berkata, tidak hanya tidak membujuk, malah mempercayai penilaian Li Jun.
“Meski begitu, jika benar-benar bertemu musuh, kemampuan kita masih kurang. Saya sekarang hanyalah boneka kertas, kekuatan gaib yang bisa dikeluarkan terbatas.” Liu San berkata: “Saya tak ingin menjadi beban kalian hanya karena ini, jadi saya usul untuk menunda dulu, setidaknya sampai ada satu komandan tim lagi yang membantu, atau menunggu tubuh asliku datang.”
“Tidak ada waktu. Semua komandan tim punya urusan masing-masing. Meminta bantuan berarti memberi tekanan pada anggota tim. Banyak bahaya yang harus kita hadapi sendiri.”
Li Jun menolak tawaran baik Liu San. Dia baru saja merasakan lokasi musuh, tidak berniat menyerah begitu saja.
