Yang Jian tidak bisa menghabisi pangeran ini dalam mimpi. Meski anjing jahat bisa mengalahkan pianis ini, tapi tidak bisa membunuhnya. Jika terus berlama-lama di sini hanya akan merugikan dirinya sendiri.
Karena itu dia tak lagi berniat membunuh sang pianis, melainkan berencana menarik kesadaran agen intel lainnya ke dalam dunia Hantu Mimpi, sebanyak mungkin mengurangi personel lawan.
Dengan kemampuannya, sangat mudah baginya menghadapi para agen intel tersebut.
Yang Jian berkeliling aula kosong ini bersama anjing jahat. Meski tidak bisa membuat anjing itu sepenuhnya meretas wilayah ini, setiap jejak yang ditinggalkannya bisa digunakan untuk menangkap kesadaran orang dengan mudah.
Sang pianis menyaksikan kejadian ini tanpa daya, hanya bisa membiarkan Yang Jian beraksi semena-mena di wilayah kekuasaannya.
Tapi dia tidak ingin Yang Jian berkeliaran dengan leluasa. Sang pianis kembali duduk di depan piano hitam, mulai memainkan melodi ganjil.
Bersamaan dengan alunan musik, Yang Jian menyadari perubahan pada notasi lagu. Meski mirip dengan sebelumnya, ada beberapa modifikasi yang membuat musik angker nan mistis ini berubah menjadi lembut seperti lagu hipnosis.
Bersamaan dengan munculnya lagu piano yang lembut ini, aula utama megah berlapis emas ini mulai menjadi buram, seluruh wilayah gaib sepertinya akan segera menghilang.
"Karena keberadaanku, lawan tak ingin lagi mempertahankan wilayah gaib ini. Dia ingin mengusirku dengan cara menghilangkan wilayah gaib ini." Melihat situasi ini, Yang Jian langsung memahami intensi sang pianis.
Selama dirinya tetap berada di sini, sang pianis tak akan pernah merasa tenang. Satu-satunya metode adalah berhenti mempertahankan wilayah gaib ini.
Saat ini Yang Jian menghentikan langkahnya, tak lagi berkeliaran di sekitar. Namun setelah berkeliling tadi, dia berhasil menangkap kesadaran beberapa pekerja malang dan membawa mereka secara paksa ke dunia Hantu Mimpi.
"Kuharap kita bisa bertemu lagi di pertunjukan berikutku." Suara pianis terdengar bersamaan dengan alunan musik yang lembut.
Kini aula megah itu telah sepenuhnya lenyap, yang tersisa hanyalah desa sunyi yang redup dan mati.
Yang Jian bersama anjing jahatnya berdiri di jalan kecil berkelok, dikelilingi kegelapan pekat tanpa sisa apapun.
"Ini rival yang merepotkan lagi. Untung kastil Mimpi Buruk-nya berhasil diambil alih oleh anjing jahat. Jika tidak, gabungan kastil dan pertunjukan pianis ini bisa membunuh dalam mimpi. Jika ada kesempatan, harus mencari cara untuk menyingkirkannya, jangan biarkan terus hidup."
Dia mulai merasa waspada terhadap sang pianis, bagaimanapun ini adalah eksistensi yang tak bisa ditaklukkan oleh anjing jahatnya.
"Tapi bagus juga sempat bentrok, setidaknya saya tahu informasi tentang seorang raja dari pihak lawan. Sekarang pianis telah pergi dari sini, saya juga tak perlu berlama-lama di sini. Harus periksa situasi Liu San."
Yang Jian berbisik dalam hati. Dia segera terbebas dari dunia Hantu Mimpi dan kembali ke dunia nyata.
Di dunia nyata, dia membuka matanya dan tersadar. Kemudian dia melihat Liu San yang masih duduk diam perlahan mulai bangun.
Pianis tidak melanjutkan pemeliharaan ruang dimensi gaib itu. Semua kesadaran orang hidup yang ada di sana akan terbebas sendiri, termasuk Liu San tentu saja.
"Bagaimana situasinya?" tanya Yang Jian segera setelah Liu San sadar.
Meski Liu San sudah sadar, dia tetap duduk tak bergerak. Butuh beberapa saat baru dia bisa merespon karena sedang menerima memori dari manusia kertas, memahami semua kejadian yang terjadi selama sehari ini.
"Situasinya tidak terlalu buruk. Meski kesadaranku terus mondar-mandir di wilayah gaib itu, aku berhasil masuk ke sebuah ruangan khusus dengan metode tertentu. Ruangan itu mungkin tempat pianis menyimpan arsip, dan aku dapat banyak informasi intelijen."
"Ada informasi tentang raja?" tanya Yang Jian lagi.
Liu San mengangguk, tapi raut wajahnya muram: "Meski ada informasi raja, setelah mempelajarinya baru kusadari organisasi Raja itu sangat kompleks."
"Maksudmu?" Yang Jian mengerutkan kening.
"Menurut informasi yang ada, organisasi Raja secara terang-terangan memiliki 15 raja. Namun sebenarnya, ada setidaknya 25 orang yang memenuhi syarat menjadi raja," kata Liu San. "Sepuluh orang tambahan itu tidak terlibat dalam urusan organisasi karena berbagai alasan, jadi untuk sementara tidak perlu diperhatikan. Yang benar-benar membuatku cemas adalah pendiri organisasi Raja, atau bisa disebut anggota ke-16 yang tersembunyi."
"Maksudmu selain 15 raja di permukaan, masih ada satu entitas tersembunyi dalam organisasi Raja?" tanya Yang Jian.
"Benar. Sumber berbagai permasalahan selalu merujuk ke orang ini," jawab Liu San serius. "Baik Proyek Bahtera maupun Kapal Hantu, semuanya terkait dengannya. Yang Jian, kau tahu betapa istimewanya kapal yang bisa membawa ribuan hantu gentayangan mengerikan. Bus penuh hanya memuat 35 ekor hantu, itupun harus ada Pengendali Hantu berkemampuan tinggi yang bertindak sebagai sopir."
"Tapi Kapal Hantu bisa memuat satu kapal penuh hantu. Benda gaib mengerikan seperti ini, orang macam apa yang berhak mengendalikannya? Raja? Menurutku tidak ada satupun raja yang layak menguasai Kapal Hantu. Jadi kusimpulkan ini ada hubungannya dengan anggota ke-16 organisasi Raja."
Yang Jian merenung: "Masalah ini sebelumnya tidak terpikir olehku. Aku hanya mengira pihak lawan menggunakan metode khusus untuk memandu Kapal Hantu bergerak maju. Tidak kusangka ada anggota mereka yang bisa mengendalikan kapal itu. Kapal tersebut begitu mengerikan, saat ini di lingkaran gaib mungkin tak ada yang berhak mengendalikannya. Mungkin hanya Pengendali Hantu termasyhur dari era Republik yang selamat memiliki keahlian ini."
"Tapi dari data intelijen organisasi Raja, anggota ke-16 yang misterius itu tidak mirip dengan Pengendali Hantu papan atas yang selamat dari era Republik. Jika benar berasal dari sana, pasti ada jejak rekamannya seperti Pak Qin. Orang ke-16 ini seolah muncul entah dari mana," kata Liu San.
Yang Jian berkata: "Memang masalahmu ini serius, tapi saat ini bukan waktu untuk memikirkan itu. Prioritas utama kita sekarang adalah mencari cara menghabisi para Raja lawan. Mengenai orang ke-16 yang bersembunyi itu, cepat atau lambat pasti akan muncul."
"Aku tahu. Tapi menurutku perlu memberitahukan informasi penting ini lebih awal agar kau waspada," Liu San berbicara dengan suara berat.
"Aku paham," Yang Jian mengangguk.
Liu San melanjutkan: "Informasi tentang 15 Raja lawan akan kususun dan kukirim nanti. Tapi data di arsip tidak lengkap, kuharap kau tidak kecewa."
"Cukup tahu garis besarnya. Detail intelijen memang mustahil didapat. Aku mengerti, lagipula tak ada Pengendali Hantu papan atas yang bodoh sampai merekam semua informasi diri. Beberapa rahasia gaib harus tetap tersembunyi," ujar Yang Jian.
"Tapi kau sudah melakukan yang terbaik. Berhasil menemukan informasi intelijen lawan, bahkan membuat pianis mereka terbongkar. Sekarang organisasi Raja terpaksa meninggalkan agen intel yang selama ini berdiam diri di dalam negeri. Tanpa dukungan intelijen, aksi kita selanjutnya akan jauh lebih aman. Insiden penyerangan terhadap penanggung jawab juga tak akan terulang." Yang Jian berkata.
"Setidaknya usaha kita tak sia-sia. Sekarang sudah larut, aku akan merapikan datanya dulu."
Liu San bangkit berdiri, lalu teringat sesuatu: "Ngomong-ngomong, Yang Jian. Hari-hari ini harus ekstra hati-hati. Kapal Hantu mereka sepertinya sudah berada di wilayah perairan kita, jaraknya sangat dekat dengan pelabuhan. Bisa merapat kapan saja. Aku khawatir mereka sengaja mengulur waktu untuk menyerang kita secara tiba-tiba."
"Membuat Kapal Hantu merapat lebih cepat? Aku paham." Wajah Yang Jian langsung muram.
Tak disangka organisasi Raja begitu kejam. Baru saja berunding untuk gencatan senjata tiga hari, diam-diam malah berencana memajukan pendaratan Kapal Hantu sebagai serangan mendadak.
Andai bukan karena peringatan Liu San, mereka benar-benar akan terkena jebakan.
Nanti malah lawan yang lebih dulu mengambil inisiatif, membuat posisi mereka terpojok.
"Apakah mereka sama sekali tidak mempedulikan Rencana Banjir Besar?" Hati Yang Jian penuh tanya.
Secara logika, setelah tahu dirinya punya strategi saling menghancurkan, seharusnya mereka tak akan memaksakan Proyek Bahtera.
Dari situasi ini, selalu terasa ada pihak yang ingin peristiwa supranatural benar-benar tak terkendali, dan tak menginginkan penyelesaian damai untuk masalah ini.
“Tapi peristiwa supranatural yang sepenuhnya tak terkendali tidak menguntungkan siapa pun.”
“Bahkan pangeran dan komandan tim pun tak ingin tinggal di kota yang dipenuhi berbagai peristiwa gaib. Lagipula, Pengendali Hantu yang kuat sekalipun bisa dibunuh hantu gentayangan saat berhadapan dengannya.”
“Setelah mendengar penjelasan Liu San, saya benar-benar merasa ada yang tidak normal dalam internal organisasi Raja. Ketidaknormalan ini mengingatkan saya pada Komunitas Pengusir Roh di Jepang. Tapi masalah di Komunitas Pengusir Roh terjadi karena bercampurnya seekor hantu yang identitasnya belum pasti. Hantu itu diduga memiliki kebijaksanaan dan hampir menguasai seluruh komunitas. Mungkinkah organisasi Raja mengalami situasi serupa?”
“Kemungkinan itu sangat kecil. Organisasi Raja adalah aliansi yang dibentuk oleh berbagai kekuatan. Meskipun satu pangeran bermasalah, tidak mungkin semua pangeran mengalami masalah.”
Yang Jian terus merenungkan, namun saat ini kurangnya pemahaman mendalam membuatnya tak bisa membuat penilaian.
Liu San telah pergi sementara waktu. Ia sedang mengatur data intelijen dan mempersiapkan informasi tentang 15 pangeran.
Di saat bersamaan, kabar terbaru dari Wang Guoqiang juga datang.
Kandidat komandan tim yang dikirim markas telah tiba di Kota Dadong dan sedang menunggu pengaturan dari Yang Jian.
“Tak disangka kandidat komandan tim bisa dipanggil secepat ini. Tampaknya markas benar-benar terburu-buru.” Yang Jian tersadar dari lamunan, lalu bangkit untuk bersiap berangkat.
Ia ingin melihat para kandidat komandan tim tersebut sekaligus memberi mereka misi untuk menghadapi pertarungan mendatang dengan organisasi Raja.
