Yang Jian saat ini menyempatkan diri meneliti Jam Bandul Gaib yang dikeluarkan dari rumah kuno Keluarga Wang. Ia berharap benda gaib ini bisa berguna di saat genting, sehingga harus menguasai cara penggunaannya.
Sebelumnya tak sempat dikaji, kini di sela waktu luangnya ia harus segera bertindak.
"Waktu di Jam Bandul Gaib sudah disinkronkan dengan dunia nyata. Tapi rahasia restart jam ini belum terkuak. Asal bisa memahami tata krama restart-nya, Jam Bandul Gaib baru akan menunjukkan nilai sejatinya." Tatapan Yang Jian tak lepas dari jam bandul tua ini sambil mengamati dengan saksama.
“Tapi, dalam kondisi gangguan gaib yang kuat, mata hantu tidak ada cara untuk mengintai situasi di dalam jam bandul tua. Namun melalui pengamatan normal, Yang Jian bisa melihat di dalam jam bandul ini ada mayat kurus yang terlipat. Mayat ini sepertinya sudah menyatu dengan komponen di dalam jam bandul.”
“Digerakkan oleh sejenis kekuatan gaib, berbagai roda gigi di dalam jam bandul berputar tanpa henti dengan cara yang sungguh tak bisa dipahami.”
“Jelas terlihat mayat kurus di dalam jam bandul itu adalah seekor hantu. Hantu ini merupakan sumber fenomena gaib jam bandul, dan hantu tersebut selalu berada dalam kondisi tertidur pulas.” Yang Jian merenung.
Dia tak berani memicu hantu di dalam jam bandul, khawatir jika hantu itu terbangun karena gangguan darinya lalu bebas dan pergi melepaskan ikatan jam bandul.
Tapi seiring penelitian dan investigasi yang terus dilakukan, Yang Jian perlahan menemukan beberapa kondisi jam bandul.
Pertama, tidak ada orang yang bisa dengan mudah mengubah waktu di jam bandul. Satu-satunya cara untuk mengubah waktu jam bandul hanya melalui metode restart skala besar mata hantu.
Kedua, jam bandul akan berbunyi secara otomatis setiap jam. Tapi setelah berbunyi, tidak selalu melakukan restart. Polanya tidak jelas, mungkin karena waktu penelitian masih terlalu singkat. Setidaknya saat ini Yang Jian belum menemukan aturan khusus.
Selain itu, restart jam bandul tidak selalu kembali ke setengah jam sebelumnya, tapi juga bisa datang ke setengah jam setelahnya.
"Restart tanpa aturan, menciptakan wilayah dengan waktu kacau-balau. Jelas terlihat, jam bandul tua ini telah disesuaikan cara kerjanya secara sengaja oleh manusia. Tujuannya untuk menjebak hantu gentayangan di suatu wilayah. Dugaan saya, kemungkinan besar ini dibuat oleh orangtua Wang Chaling semasa hidup mereka. Mereka ingin menggunakan cara ini agar hantu di rumah kuno Keluarga Wang tidak bisa kabur selamanya."
"Jadi untuk menggunakan jam bandul ini, saya harus mengatur ulang cara kerjanya. Tapi metode pengaturan ini mungkin hanya diketahui oleh Wang Chaling seorang. Jika bahkan dia tidak tahu, maka tidak ada satu pun orang di dunia ini yang memahami cara menggunakan benda ini."
Yang Jian berpikir dalam hati.
Setelah merenung, dia memutuskan untuk menelepon Wang Chaling menanyakan situasi.
Namun respon Wang Chaling di ujung telepon ternyata di luar dugaan.
"Yang Jian, tentang jam bandul gaib itu saya memang tahu sedikit, tapi tidak banyak. Mengenai pengaturan ulang cara kerjanya, sejujurnya saya benar-benar tidak paham. Bisa saya pastikan, orangtua saya semasa hidup sama sekali tidak membicarakan hal-hal ini. Tapi mereka memang meninggalkan beberapa catatan di rumah kuno."
Wang Chaling merespons melalui telepon: "Selain itu, kau juga tahu bahwa rumah kuno Keluarga Wang sempat dikuasai orang lain. Jika ada sesuatu di dalamnya, mungkin sudah jatuh ke tangan orang lain sejak lama. Contohnya kelompok Jam Bandul yang terakhir kali, jika mereka masih hidup pasti mengetahui sesuatu. Namun sayangnya, mereka telah menyinggungmu dan kau habisi mereka semua. Sekarang, ingin menemukan kembali catatan orangtuaku dari masa hidup mereka mungkin mustahil."
"Tidak ada yang mustahil. Siapkan barang peninggalan orangtuamu saat masih hidup, suruh He Yiner memanggil arwah untuk bertanya," kata Yang Jian dengan tenang, langsung memberikan solusi.
"Memanggil arwah oleh He Yiner? Ini bisa dicoba. Tunggu sebentar, aku akan pulang sebentar mencari barang peninggalan," ujar Wang Chaling.
Yang Jian berkata: "Cepat sedikit, aku menunggumu di aula rapat."
"Baik," jawab Wang Chaling sebelum menutup telepon, lalu segera berangkat.
Setelah meletakkan ponsel, Yang Jian bersiap membawa Jam Bandul Gaib kembali ke aula rapat.
Sebenarnya dia tidak perlu repot-repot meminta bantuan Wang Chaling. Di tangannya masih ada kertas kulit manusia yang bisa digunakan untuk menanyakan metode penggunaan Jam Bandul Gaib.
Tapi di momen genting ini, Yang Jian tidak ingin ada kejadian tak terduga. Karenanya dia enggan menggunakan kertas kulit manusia, khawatir benda itu akan memanfaatkannya untuk mengutak-atik Jam Bandul Gaib.
Tak lama kemudian.
Yang Jian membawa Jam Bandul Gaib kembali ke aula rapat di lantai paling atas Gedung Ning'an.
Ini bukan dunia nyata, melainkan dunia cermin milik Lin Bei.
Saat ini di aula konferensi masih ada beberapa komandan tim yang tertinggal. Meski tak ada situasi darurat saat ini, selama beberapa hari terakhir mereka tak berani sembarangan pergi. Karena organisasi Raja mungkin akan melakukan aksi lain kapan saja dalam periode ini, mereka harus mempersiapkan segalanya agar bisa menghadapi kapan pun diperlukan.
"Yang Wudi, akhirnya kau datang juga. Sudah lama aku menunggumu." Suara rendah terdengar di ruangan.
Di depan meja konferensi, sebuah siluet yang tak selaras muncul dalam pandangan Yang Jian.
"Ye Zhen?"
Yang Jian terkejut melihatnya, tapi kemudian teringat bahwa sebelumnya dia pernah mengundang Ye Zhen untuk membantu. Tak aneh jika Ye Zhen muncul di sini sekarang.
"Istirahatlah dulu. Ada urusan yang harus kuselesaikan. Ngomong-ngomong, kemana He Yiner? Ada yang melihatnya?"
"Dia baru saja keluar, katanya mau menjemput seseorang," kata Zhou Deng. "Ada perlu? Aku hubungi dia ya."
"Tolong beri tahu He Yiner agar segera kembali. Ada hal yang memerlukan bantuannya," ujar Yang Jian.
Zhou Deng mengangguk lalu mengambil ponselnya mulai menghubungi He Yiner.
Tak lama kemudian, Wang Chaling yang baru pergi tadi kembali. Dia membawa dua barang peninggalan - baju lama yang pernah dikenakan orangtuanya semasa hidup.
"Yang Jian, barang yang kau minta sudah kubawa. Aku juga ingin melihat apakah ritual pemanggilan arwah He Yiner akan berhasil. Jika bisa, ada beberapa hal yang ingin kubicarakan dengan orangtuaku," kata Wang Chaling sambil meletakkan dua setel baju tua di meja konferensi.
"He Yiner baru saja keluar. Kita akan lakukan pemanggilan arwah setelah dia kembali," jelas Yang Jian.
Wang Chaling mengangguk, lalu mencari tempat duduk. Ia tidak terburu-buru, masih punya banyak waktu untuk menunggu.
Tak lama kemudian.
He Yiner memberikan jawaban, mengatakan akan tiba sepuluh menit kemudian.
Mendengar itu, Yang Jian tidak mendesak, melainkan menunggu dengan tenang selama sepuluh menit.
He Yiner cukup disiplin waktu. Hanya tujuh delapan menit kemudian, ia sudah naik lift ke aula rapat di lantai teratas. Bersamanya ada seorang pria berpostur tinggi dengan fitur wajah yang ganjil tanpa mata, hidung, atau mulut.
Pria ini adalah Manusia Tanpa Wajah dari Kota Taiping. Sebelumnya, Yang Jian, Liu San dan lainnya pernah bertemu dengannya, jadi tidak asing lagi.
"Sesuai kesepakatan sebelumnya, ini adalah bantuan luar yang saya undang dari Kota Taiping. Ia tidak punya nama, kalian bisa memanggilnya Manusia Tanpa Wajah. Tapi tenang saja, dia bisa dipercaya dan akan membantu kita memenangkan perang ini," kata He Yiner dengan serius sambil memperkenalkan keberadaan Manusia Tanpa Wajah kepada yang lain.
Manusia Tanpa Wajah tidak berbicara, hanya mengangkat tangan memberi salam kepada kerumunan.
Para komandan tim lainnya pun membalas salam tersebut.
Yang Jian berkata: "Manusia Tanpa Wajah pernah membantu Ahong sebelumnya dan punya pengalaman kerja sama. Saya yakin dia bisa dipercaya. Untuk aksi selanjutnya, dia akan menemanimu."
Sebenarnya ia tahu, alasan kedatangan Manusia Tanpa Wajah lebih untuk melindungi He Yiner daripada benar-benar terlibat dalam pertempuran.
Bagaimanapun, He Yiner adalah harapan masa depan Kota Taiping yang pasti tidak boleh tewas di tangan organisasi Raja.
He Yiner bertanya: "Yang Jian, Zhou Deng bilang tadi kau mencari aku? Ada urusan khusus?"
"Minta bantuan memanggil arwah."
Yang Jian menunjuk dua setel baju lama di atas meja konferensi.
"Ini barang peninggalan siapa? Pemanggilan arwah ada pantangannya. Jika itu musuh, atau orang dengan posisi tidak jelas, bisa membawa bahaya." He Yiner bertanya.
"Ini peninggalan orangtuaku." Wang Chaling yang berada di samping berdiri dari kursinya.
He Yiner berkata: "Kalau begitu tidak masalah. Tapi kalian harus siap jika pemanggilan gagal, sekaligus mengantisipasi perubahan tak terduga dari arwah yang dipanggil. Jika ada masalah, aku akan langsung hentikan. Jangan salahkan aku kalau tidak ada pemberitahuan sebelumnya."
"Itu sudah pasti." Kata Yang Jian.
"Aku mulai ya." He Yiner berjalan mendekat dan langsung mengambil dua baju lama itu.
Menggunakan pakaian almarhum sebagai perantara, kemungkinan besar bisa memanggil arwahnya.
Bersamaan dengan munculnya kekuatan gaib.
Di samping He Yiner muncul dua sosok buram yang perlahan menjadi jelas, membentuk citra sepasang suami-istri paruh baya.
Mereka adalah orangtua Wang Chaling, Pasangan Wang Lu.
