Dalam situasi Kapal Hantu kehilangan batasan, kekuatan gaib Yang Jian sendiri dapat terlepas. Dalam kondisi ini, dia memiliki modal untuk melawan hantu gentayangan. Bahkan sekaligus menghadapi tiga empat ekor hantu, dia masih bisa menghadapinya dengan relatif mudah.
Setelah dengan cepat menangani tiga hantu gentayangan mengerikan di sekitarnya, Yang Jian memusatkan perhatian pada hantu bermuka buram di depannya. Menunggu saat hantu itu membungkuk mengambil koin tembaga.
Hantu gentayangan yang tidak eksis di dunia nyata pada dasarnya sulit ditangani. Namun koin tembaga di tanah berhasil menghancurkan batas ini, memaksa hantu-hantu subjektif tersebut muncul di realita. Meski waktu kemunculannya sangat singkat, bagi Pengendali Hantu termasyhur seperti Yang Jian, ini sudah cukup.
"Sekarang."
Yang Jian menunggu momen ini. Dia melihat jari kaku dan dingin hantu itu menyentuh koin tembaga di tanah. Kali ini dia mencoba berkedip. Ternyata, hantu tersebut tidak berubah sama sekali, masih sibuk memungut koin di tempat.
Koin tembaga ini tidak hanya mampu memancing keluar hantu gentayangan yang tersembunyi, tapi juga menarik perhatian hantu untuk sesaat, menghentikan serangan gaib mereka.
Dengan langkah gesit, Yang Jian bergegas menyerbu ke arahnya, mencabut tombak merah yang tertancap di samping, lalu tanpa ragu menghantamkan golok kayu bakar ke arah hantu yang sedang membungkuk mengambil uang itu.
Kali ini serangan golok tidak meleset. Dengan presisi sempurna, senjata itu merobek tubuh hantu, langsung membelahnya menjadi dua bagian.
"Plooong!"
"Tubuh berat hantu gentayangan itu jatuh ke tanah dengan keras, koin tembaga yang baru saja diambilnya terlepas dari genggaman. Saat ini, meski tanpa pengaruh koin tembaga, hantu tetap tidak bisa menghilang. Ia telah lepas dari eksistensi mental, menjadi mayat terbelah dua di dunia nyata."
Setelah dibongkar oleh golok kayu bakar, kekuatan gaib hantu tercerai-berai. Tanpa mengumpulkan kembali potongan puzzle, hantu takkan bisa pulih ke kondisi awalnya.
Yang Jian menjambret separuh tubuh yang terpotong itu lalu melemparkannya ke luar kapal.
Hantu gentayangan ini sangat berbahaya dan sulit ditaklukkan. Setelah berhasil membongkarnya, kita harus mencegahnya menyatu kembali. Wajib memisahkan kedua bagian tubuh ini sejauh mungkin untuk menghilangkan kemungkinan perakitannya.
Hanya saja tak diketahui ke mana mayat yang dilempar dari Kapal Hantu ini akan jatuh.
"Bahaya di sekitar sementara diselesaikan, tapi situasi ini mungkin tak bertahan lama." Kewaspadaan Yang Jian tetap tinggi tanpa sedikit pun kendur.
Ia membungkuk mengambil koin tembaga yang terjatuh, menyimpan kembali benda gaib ini.
Tapi baru saja selesai, wajahnya tiba-tiba berubah saat menoleh ke suatu arah.
Tempat di mana api hantu berkobar.
Dalam kobaran api hantu, siluet mengerikan sedang bergulat - seekor hantu gentayangan yang sebelumnya mencoba menyerang Yang Jian.
Awalnya kupikir di bawah kobaran api hantu, hantu gentayangan ini akan terbakar, lalu terkungkung di tempat tanpa bisa bergerak. Tapi sekarang, api hantu yang menyelimutinya justru mulai padam dengan cepat.
Hantu itu tidak terbakar, malah memadamkan api hantu.
Tak lama kemudian, api hantu yang semula berkobar-kobar kini benar-benar padam. Di area yang sebelumnya diterangi cahaya api, hanya tersisa tumpukan residu hangus, seperti abu jenazah yang terbakar.
Mustahil hantu mati oleh api hantu. Satu-satunya penjelasan adalah api itu membakar mayat tempat hantu itu bersemayam. Hantu sejatinya telah bebas dan pergi.
"Sungguh merepotkan." Yang Jian bisa merasakan hantu itu masih berkeliaran di sekitarnya, dan kini telah mengincarnya.
Tapi dia tak bisa fokus sepenuhnya pada satu hantu itu, karena bahaya di Kapal Hantu tak cuma itu. Saat ini, dari kegelapan di sekeliling mulai terdengar gerakan-gerakan lain. Yang Jian terpaksa mengalihkan perhatiannya ke area lain.
Tiba-tiba.
Kepala Yang Jian terasa limbung. Aura dingin yang menyeramkan muncul dari bagian belakang kepalanya, langsung menggerogoti kesadarannya hingga hampir membuatnya kolaps.
Ini dia.
Serangan gaib lagi, kali ini dari hantu tak dikenal yang menyasar kesadaran Yang Jian.
Untunglah anjing jahat yang tersimpan dalam memoranya muncul tepat pada waktunya.
Di kejauhan, Yang Jian mendengar raungan dan geraman anjing jahat itu.
Kemudian serangan gaib yang menyerang kesadarannya mulai menghilang, aura dingin yang menyeramkan mundur dari belakangnya, disertai derap langkah kaki yang bergema dalam kegelapan. Seekor hantu perlahan menjauh, mengakhiri serangan kali ini.
"Sial! Hanya dengan berdiri di sini saja sudah diserang hantu tanpa alasan jelas. Geladak kapal ini terlalu mengerikan." Kesadaran Yang Jian perlahan pulih. Ia menggelengkan kepala, rasa pusing itu baru mulai berkurang.
Tapi begitu kakinya mantap berpijak, dari sudut matanya tiba-tiba melihat siluet bayangan menyergap keluar dari kegelapan, langsung menuju dirinya.
"Sialan!"
Campuran rasa kaget dan marah menyergap Yang Jian. Bayangan hantu berkumpul membentuk dinding rapat tanpa celah untuk menghadang di depannya.
Namun seketika ia merasakan kekuatan dahsyat menerjang.
Bayangan hantu itu terguncang, retakan-retakan mengerikan bermunculan. Dinding hitam pekat itu hancur seketika, sementara kekuatan maha dahsyat itu merambat ke tubuhnya, membuat seluruh tubuh Yang Jian terlempar jatuh dan terguling beberapa kali sebelum akhirnya berhenti.
"Makhluk apa lagi ini?!" Seluruh tubuh Yang Jian terasa sakit luar biasa, seolah-olah tulang-tulangnya copot. Hampir saja kehilangan kesadaran.
Sebenarnya tubuhnya baik-baik saja. Masalahnya ada pada bayangan hantu yang mulai tidak beres setelah benturan tadi, seakan akan tertidur pulas hingga tak bisa mengendalikan tubuh lagi.
Mata hantunya membelalak, berusaha melihat jelas makhluk itu.
Namun sesaat kemudian, bayangan hitam itu bergerak cepat dan tiba-tiba menghilang dari pandangan mata hantu. Gangguan gaib di sekitarnya sangat parah, membuat penglihatan mata hantu tidak bisa mengintai tempat yang terlalu jauh, hanya bisa diam melihat bayangan itu kabur.
"Hantu yang mondar-mandir di sekitar terlalu banyak. Meski aku bisa melawan empat hantu, lima hantu... Tapi tidak akan tahan terus berlama-lama seperti ini."
Yang Jian menarik napas dalam-dalam. Ia menyesuaikan keadaan lalu bangkit kembali. Begitu berdiri, golok kayu bakar di tangannya langsung menghantam kegelapan di sekelilingnya.
Di tengah kegelapan, sepotong lengan mayat jatuh ke bawah dan mendarat di kakinya.
Seorang hantu gentayangan yang mendekat tanpa sengaja dibongkar oleh Yang Jian.
Tapi situasi tetap tidak menunjukkan sedikitpun perbaikan.
Semakin lama berada di geladak kapal, semakin banyak bahaya yang dihadapi. Walau kekuatan gaib yang dikuasai Yang Jian sangat kuat, bisa menahan serangan hantu berkali-kali, tapi saat pertahanan ada celah, sesekali tetap terkena serangan hantu dan terluka.
Bertarung habis-habisan seperti ini belum sampai beberapa menit, Yang Jian akhirnya terpaksa menggunakan restart untuk menghapus trauma gaib di tubuhnya.
Dan setelah ada restart pertama, pasti akan ada yang kedua kalinya.
Sebelum penggunaan restart pertama, Yang Jian bertahan selama lima menit. Tapi sebelum restart kedua, ia hanya mampu bertahan tiga menit.
"Bukan kemampuannya yang melemah, melainkan bahaya di sekitarnya yang semakin banyak. Beberapa hantu bahkan muncul melalui metode kutukan tertentu yang tak bisa dipenggal dengan golok kayu bakar atau dipaku dengan paku peti mati. Akhirnya terpaksa menggunakan Gunting Hantu untuk memotong kutukan tersebut dan menghentikan serangan gaib itu."
Yang Jian bertarung sendirian dalam kegelapan, sementara Ye Zhen yang tak jauh darinya juga mengalami nasib serupa.
Ye Zhen menggenggam pedang yang sudah melengkung tak berbentuk, melawan arwah gentayangan dalam kegelapan. Tubuhnya terus menerima serangan mematikan, namun kemampuan tumbal yang dikuasainya benar-benar tak terpecahkan - dengan paksa memindahkan serangan gaib ini ke hantu lain.
Karena itu hingga sekarang, dia bahkan tidak terluka sedikitpun. Masih sempat berteriak-teriak dengan riang.
"Yang Wudi, apakah kau masih hidup? Butuh bantuan? Di sini sama sekali tidak ada tekanan. Jika perlu, teriak saja!" serunya keras.
"Belum mati. Lebih baik jaga dirimu sendiri," jawab suara Yang Jian dari dalam kegelapan.
Ye Zhen punya tumbal, Yang Jian punya restart. Keduanya memiliki keyakinan untuk bertahan hidup. Satu-satunya cara membunuh mereka adalah munculnya hantu gentayangan mengerikan yang tak terpahami, atau membiarkan gelombang arwah di Kapal Hantu itu menggerogoti mereka perlahan.
Sejauh ini, meski hantu-hantu yang muncul sangat menakutkan dan merepotkan, masih dalam batas kemampuan mereka.
Mungkin tak bisa dikalahkan, tapi setidaknya tidak akan mati di tangan hantu.
"Tapi Yang Jian merasa, hantu di kapal hantu ini tidak hanya banyak jumlahnya, pasti masih ada hantu yang sangat mengerikan yang belum muncul. Jika hanya seperti ini, semua komandan tim yang berkumpul pasti bisa menghadapi kapal hantu. Organisasi Raja juga tak mungkin menggantungkan segalanya pada kapal ini."
"Hanya saja sekarang, mereka belum menghadapi hantu yang melampaui kemampuan penanganan."
