"Ini tempat mana?"
Zhang Xianguang yang kini telah terbebaskan, kesadarannya terjebak di dunia Hantu Mimpi cukup lama, terkurung di ruang kelas sempit tanpa bisa bergerak bebas. Kini ia masih beradaptasi.
Ia menggerakkan tubuh kaku dan dinginnya perlahan, lalu berdiri dari permukaan air.
"Ini Kota Dahai. Anggota organisasi Raja memutuskan berperang di sini. Situasinya tidak optimis," kata Yang Jian dengan serius.
Tatapan Zhang Xianguang bergetar lemah. Matanya menyapu sekeliling, lalu tertahan pada Kapal Hantu yang dihentikan paksa di pusat kota. Meski tak mengenalnya, kehadiran kapal raksasa itu mustahil diabaikan.
Walau tak punya informasi apapun tentang Kapal Hantu, dari posisinya berdiri saja Zhang Xianguang bisa merasakan aura ganjil yang terpancar dari kapal itu.
"Kapal itu memang tidak biasa," ujar Zhang Xianguang dengan tenang.
Yang Jian menjawab: "Ini hanya sebagian krisis saja, bahaya sebenarnya sudah terselubung di dalam kota ini. Sekelompok Pengendali Hantu termasyhur dari organisasi Raja kini sedang berdiam diri, berencana menyerang ketika kami semua sibuk menangani peristiwa supranatural. Jumlah mereka banyak, kami tidak bisa sekaligus menghadapi hantu gentayangan mengerikan dan serangan Pengendali Hantu papan atas. Malam ini pasti akan menjadi ujian berat."
"Jadi, bagaimana cara saya membantumu kali ini setelah kau bebaskan saya?" Zhang Xianguang bertanya.
Yang Jian melihat-lihat air danau di bawah kakinya.
Perlahan, mayat dingin mulai mengambang dari dalam air. Di tangan mayat itu tergenggam erat pedang besar tua yang persis senjata gaib yang pernah digunakan Zhang Xianguang sebelumnya.
Yang Jian mengambil senjata gaib itu dari air, lalu melemparkannya ke Zhang Xianguang: "Aku tidak akan membatasimu, lagipula tidak sanggup. Lakukan keahlianmu - bantu aku menghabisi sebanyak mungkin pangeran dari organisasi Raja. Asal mereka terbantai habis, perang ini akan berakhir."
Zhang Xianguang menerima pedang besar yang dikenalnya itu dengan tatapan tetap tenang: "Meski kau menang dalam perang antar manusia, mustahil kau menang melawan hantu. Kemenangan atas organisasi Raja hanya akan menyisakan kekacauan."
"Jika terlalu banyak Pengendali Hantu termasyhir mati hari ini, fenomena tak terkendali pasti akan semakin intens di masa depan. Ini takdir yang tak bisa diubah. Kau mungkin harus serius mempertimbangkan rencanaku dulu. Lagipula sekarang syarat untuk mewujudkannya sudah ada, tinggal mengangguk saja."
"Bahkan Zhang Xianguang yang baru saja terbangun masih tidak melupakan kesempatannya."
"Ini adalah rencana seumur hidupnya, sekaligus jalan yang diyakininya benar. Karena itu, dia akan terus pantang menyerah melangkah maju."
"Aku membebaskanmu kali ini bukan untuk mendengar omongan seperti ini," kata Yang Jian. "Dalam pertarungan ini, jika kau tidak bisa menghabisi setidaknya dua Raja, aku akan curiga kau sengaja menahan kekuatan. Dulu kau hampir saja membunuh lima komandan tim kami sendirian."
"Kenyataan akan membuktikan metodenyalah yang benar. Kau masih terlalu muda. Tapi soal orang-orang asing yang berani membuat kekacauan itu, akan kuhabisi. Dua kepala Raja masih terlalu sedikit." Zhang Xianguang tak melanjutkan bicara, mengangkat pedang besar itu dan berbalik pergi.
Setelah keluar dari area yang diselimuti Danau Hantu, tubuhnya segera menghilang dalam kegelapan malam.
Pada detik Zhang Xianguang lenyap, anggota organisasi Raja mulai dilanda kecemasan. Kini mereka harus berhadapan dengan Pengendali Hantu yang lebih mengerikan dari komandan tim, tanpa memiliki informasi apapun tentangnya.
Bisa diprediksi, organisasi Raja pasti akan menyesal besar karena Zhang Xianguang.
Melihat kepergian Zhang Xianguang, Yang Jian merasa sedikit tenang. Keberadaan sosok sekuat itu yang berdiam dalam kegelapan pasti akan menebar teror di hati musuh.
"Semua persiapan yang perlu dilakukan sudah selesai. Satu-satunya yang tersisa adalah Kak Merah yang belum muncul di Kota Dahai." Pikirannya beralih ke sekutu terakhir.
Namun sifat Kak Merah terlalu tidak bisa diprediksi. Wanita ini bertindak semaunya berdasarkan mood. Siapa yang tahu apakah di tengah jalan dia akan berubah pikiran? Karena itu, Yang Jian tak berharap banyak padanya.
Setelah melepaskan Zhang Xianguang, Danau Hantu Yang Jian bisa dikatakan telah sepenuhnya dikosongkan. Yang tersisa hanyalah beberapa barang-barang gaib miliknya sendiri yang sengaja ditinggalkan di danau tersebut.
Oleh karena itu, sekarang Yang Jian tidak perlu lagi tak fokus pada hal lain. Ia sepenuhnya asyik mengawasi Kapal Hantu.
Bukan hanya dirinya sendiri, para komandan tim lainnya juga telah bersiap di sekitar Kapal Hantu untuk menghadapi hantu gentayangan kapan saja.
Seiring berkurangnya pengaruh konflik gaib, Kapal Hantu mulai menunjukkan perubahan-perubahan perlahan saat ini.
Tiba-tiba, gemuruh suara "Gah! Gah!" yang keras bergema.
Kapal Hantu yang sempat dihentikan oleh bus gaib ini kini perlahan mulai bergerak lagi. Rintangan besi tua bus yang menghadang di depannya sama sekali tak berguna lagi.
"Kapal ini masih bisa bergerak dalam kondisi seperti ini?" Wajah Yang Jian berubah muram. Situasi ini di luar perkiraannya.
Ia mengira kapal itu tak akan bergerak lagi setelah dihentikan. Tak disangka, bus gaib hanya menunda sementara pergerakan Kapal Hantu, bukan menghentikannya secara permanen.
"Apakah rencana penghentianku gagal?" Tatapan Yang Jian berkelip-kelip. Saat ini Mata Hantu-nya telah terbuka lebar, mengamati situasi dengan cermat.
"Tidak, tidak sepenuhnya gagal. Meski Kapal Hantu bergerak, bagian depannya rusak parah dan badan kapal masih miring tanpa tanda-tanda pemulihan. Tabrakan ini mungkin belum menghentikannya total, tapi setidaknya telah mengganggu pelayaran normal Kapal Hantu."
"Dia menemukan bahwa Kapal Hantu meski sudah berlayar kembali, namun rute penerbangannya melenceng, dan perjalanannya sangat lambat, seolah kehilangan sebagian besar tenaga penggeraknya."
"Begitu Kapal Hantu perlahan mulai menunjukkan aktivitas kembali, hal terburuk yang telah diprediksi sebelumnya benar-benar terjadi."
"Dari kedalaman kabin Kapal Hantu, satu per satu penumpang mulai keluar. Mereka mendatangi geladak kapal dan berdiri tak bergerak bagaikan patung-patung. Sosok-sosok penumpang ini terlihat ganjil dengan aura dingin yang menyeramkan, sama sekali tak membawa bekas kehadiran orang hidup."
"Ini dia, hantu-hantu dari kabin sudah keluar." Yang Jian segera mengesampingkan berbagai pikiran dan langsung memusatkan perhatian pada hantu gentayangan di Kapal Hantu.
"Komandan, hantu-hantu sudah muncul. Hati-hati dalam menghadapinya." Teriak Li Yang dari gedung tinggi di kejauhan.
"Saat ini dia membawa tujuh orang dalam tim kecil terdiri dari Tong Qian, Su Fan, Lin Long, Wen Zhong, Zhang Lei, dan Liu Qi yang bertanggung jawab atas satu wilayah. Dengan kerja sama tim, mereka memikul tanggung jawab setara seorang komandan."
"Urus dirimu sendiri saja, jangan ikut campur urusan komandan. Tim kecil kalian harus tetap bersatu dalam kondisi apapun, kalau tidak akan mudah terkubur di sini." Balas Yang Jian sambil mengingatkan mereka.
"Meski tujuh calon komandan tim yang berkumpul ini memiliki kemampuan yang kuat, namun begitu terpecah-belah, mereka pasti akan dihabisi semua oleh Pengendali Hantu level Raja."
"Seiring berjalannya waktu, semakin banyak siluet aneh yang berkumpul di geladak Kapal Hantu. Hampir memenuhi seluruh geladak dengan kerumunan yang bergelombang padat, dipadati gerakan massa manusia."
"Dan yang anehnya, begitu banyak hantu gentayangan berkumpul di sini ternyata tidak menimbulkan konflik gaib."
"Mereka seolah dikendalikan oleh sesuatu yang mempengaruhi mereka, gerak-geriknya terlihat seragam."
"Jumlahnya... benar-benar menyeramkan. Meskipun komandan tim pun tak mungkin bisa melawan begitu banyak hantu sekaligus!"
Melihat situasi di geladak kapal, wajah banyak komandan tim berubah pucat.
Ini pertama kalinya mereka menghadapi hantu dalam jumlah sebanyak ini. Sebelumnya memang pernah menghadapi fenomena gaib dalam jumlah besar, tapi itu semua bukan hantu sejati hanya turunan gaib. Namun hantu-hantu di Kapal Hantu ini berbeda sama sekali.
"Hantu-hantu mulai jatuh dari kapal, seolah terlalu banyak jumlahnya sampai saling berdesakan terjatuh," kata Liu San sambil kelopak matanya berkedut.
Satu per satu siluet ganjil berjatuhan dari kapal bagaikan pangsit yang dicemplungkan ke air mendidih.
"Plooong!"
Tapi di bawah Kapal Hantu terhampar Danau Hantu milik Yang Jian. Hantu yang jatuh dari kapal langsung berhadapan dengan danau ini.
Sebagian hantu yang terjatuh ke Danau Hantu langsung tenggelam tanpa bisa muncul lagi, lenyap tanpa jejak.
Kekuatan gaib di Danau Hantu kini telah dikosongkan oleh Yang Jian, sehingga kemampuannya membatasi hantu berada pada puncaknya. Bahkan hantu gentayangan yang biasanya kebal terhadap danau ini pun terpaksa terbenam dalam air danau yang dingin menggigit.
"Untung ada Danau Hantu Yang Jian. Langkah ini berhasil meminimalisir jumlah hantu. Tapi kita tetap harus waspada. Hantu yang bisa mengabaikan Danau Hantu dan lolos pasti sangat mengerikan. Jika berhadapan, jangan harap bisa selamat dengan keberuntungan semata."
Wang Chaling menyentuhkan kacamata, diam-diam mengamati. Di sekelilingnya, empat siluet ganjil berdiri tegak mengelilinginya.
