Meski tahu melawan hantu di Kapal Hantu tidak mudah, tapi tak disangka akan sesulit ini. Baru saja dimulai sudah ada yang mati.
Walau Lin Long bukan komandan tim, tapi dia sendiri adalah pengendali hantu senior yang berkemampuan. Berpengalaman dan memiliki senioritas. Tapi tak disangka dia menjadi orang pertama yang mati. Dengan tersebarnya kabar korban di tim Li Yang, banyak komandan tim merasa ngeri.
"Tujuh orang melawan seekor hantu, tapi masih ada korban? Apakah hantunya terlalu mengerikan, atau kemampuan Lin Long terlalu lemah? Jika yang pertama, tim Li Yang sedang berada di bawah Tekanan besar, mungkin akan ada korban lagi. Zhou Deng, bantu mereka. Sini bisa kuhadapi." He Yiner mengerutkan alut, lalu memandang Zhou Deng di sebelahnya, berharap mengirimnya untuk memberi bantuan.
Zhou Deng menggelengkan kepala: "Ini tak bisa. Yang Jian menyuruhku menjagamu. Kau satu-satunya Pemanggil Arwah, tak boleh ada luka sedikitpun. Masih ada pertarungan sengit menunggu, kemampuan pemanggilan arwahmu akan sangat menentukan situasi nanti."
"Bantu mereka lalu kembali saja." He Yiner mengerutkan kening.
“Tidak bisa. Saat ini anggota organisasi Raja kemungkinan besar sedang berdiam diri di sekitar kita. Begitu mereka mulai bergerak, komandan tim yang pertama diserang pasti yang paling berbahaya. Bagaimana jika mereka memilihmu? Kepergian sementara saya ini bisa langsung membinasakanmu. Jadi saya tidak akan pergi,” kata Zhou Deng.
He Yiner berkata kesal: “Kau pikir saya sampah yang harus terus dilindungi? Meski berhadapan dengan Raja mereka, saya takkan langsung dihabisi!”
“Kalau mau menyerangmu, mereka takkan hanya mengirim satu orang. Pasti keroyokan,” kata Zhou Deng.
“Pokoknya kau tetap tak mau memberi bantuan. Begitu tim tujuh orang Li Yang dihabisi semua, hantu gentayangan akan masuk ke Kota Dahai dari wilayah mereka. Kau tahu konsekuensinya! Semua orang sedang sibuk melawan hantu, hanya kita yang bisa memberi dukungan. Jika kau tidak pergi, berarti kau melihat orang mati tanpa menolong!” desak He Yiner.
Dia merasa situasi di sini bisa ditangani sendiri tanpa Zhou Deng. Lebih baik Zhou Deng pergi membantu.
Tapi Zhou Deng tetap tak bergeming: “Kau harus percaya pada Li Yang cs. Yang Jian memilih tujuh orang itu pasti karena kemampuan mereka. Kalau mudah dihabisi, mereka takkan ikut operasi ini. Fokus saja pada tugas kita, jangan tak fokus.”
“Sialan!” He Yiner menggigit bibir geram karena tak bisa membujuk Zhou Deng.
Namun tepat saat itu, kabar terbaru dari Li Yang tiba. Kali ini bukan kabar buruk, tapi kabar baik.
Hantu gentayangan sudah ditangani. Para komandan tim tak perlu khawatir.
"Informasinya sangat ringkas, tapi sangat penting."
Begitu kabar ini tersebar, para komandan tim lainnya langsung merasa lebih tenang. Setidaknya mereka tahu bahwa rombongan Li Yang memang mampu memikul tanggung jawab sebagai komandan. Meski kehilangan seorang Lin Long, ini adalah hal yang tak terhindarkan dalam peristiwa gaib - apalagi dalam situasi serumit ini.
"Lihat, Li Yang dan timnya berhasil menyelesaikannya dengan cepat," kata Zhou Deng sambil tersenyum lebar.
He Yiner berkata dengan wajah suram: "Kehilangan satu anggota tim hanya karena satu hantu gentayangan. Jika arwah itu muncul lagi, korban akan terus berjatuhan di sisi mereka. Mungkin area itu bisa menjadi titik terobosan. Saat diperlukan, kita harus turun tangan. Sebagai komandan tim, kewajiban kita untuk berbuat lebih."
"Ini mungkin pengalaman pertama mereka menangani kasus seperti ini, jadi wajar jika tersandung. Tapi setelah pelajaran berharga ini, saya yakin mereka tak akan lagi ceroboh," kata Zhou Deng penuh keyakinan pada rombongan Li Yang.
Nyatanya, setelah peristiwa ini Li Yang, Su Fan, Liu Qi, Zhang Lei, dan Wen Zhong memang menunjukkan perkembangan signifikan dalam kewaspadaan mereka.
"Meski situasi sudah stabil, kita tetap harus siaga. Arwah gentayangan bisa datang kapan saja ke wilayah kita akhir-akhir ini."
Saat itu Tong Qian keluar dari ruangan gelap gulita. Sambil berjalan, dia mengacak-acak rias hantu di wajahnya untuk mencegah erosi supranatural menggerogoti tubuhnya.
Namun meski begitu, sebagian kulit wajah Tong Qian sudah mulai membusuk, menimbulkan rasa sakit yang tak tertahankan.
Namun wajah hantunya tetap mulus tanpa kerosakan, sesuai dengan dugaan Yang Jian sebelumnya bahwa kombinasi wajah hantu dengan rias hantu merupakan paduan yang sempurna tanpa cela.
"Harus menyesuaikan strategi. Sebelum Tong Qian menyelesaikan rias hantunya, tidak disarankan untuk langsung kontak dengan hantu gentayangan. Tunggu sampai dia menyelesaikan dua wajah hantu, baru kami berenam bersama-sama bertindak untuk memastikan 100% aman. Selain itu, Boneka Pengganti Nyawa wajib digunakan sebelum hantu menyerang diri sendiri, kalau tidak akan terjadi situasi seperti yang dialami Lin Long," kata Li Yang dengan suara berat.
"Memang seharusnya begitu," beberapa anggota lain mengangguk setuju.
Setelah diskusi singkat, mereka bahkan tidak sempat berduka atas kematian rekan setim sebelum segera memulai aksi berikutnya.
Namun Wang Chaling yang bertanggung jawab di wilayah lain justru santai. Dia berdiri tak bergerak sama sekali, dikelilingi empat hantu mengerikan yang berkeliaran di sekitarnya. Begitu ada hantu gentayangan mendekat, arwah orangtua dan kakek neneknya akan merobek-robek hantu itu dalam waktu sesingkat mungkin.
Pada momen ini, Wang Chaling mulai memahami betapa mengerikannya kakek neneknya. Bahkan hantu gentayangan yang tidak bisa ditenggelamkan Danau Hantu pun langsung dikurung dengan paksa oleh arwah kakek neneknya tanpa perlawanan.
Tak lama kemudian, tiga buah koper emas sudah terletak di samping Wang Chaling.
“Sebelumnya ketidakmampuan mengalahkan mayat hidup bukan karena arwah kakek nenek saya tidak cukup mengerikan, melainkan karena mayat hidup telah memakan sebatang paku peti mati, ini menyebabkan situasi menjadi rumit. Sekarang saya bisa menghadapi kondisi seperti ini dengan mudah, apalagi setelah diri saya menjadi Pengendali Hantu, saya memiliki kemampuan cukup untuk menyelamatkan diri, dan sepenuhnya bisa melepaskan hantu di sekitar tanpa perlu terus melindungi saya.”
Setelah bertemu dengan Pasangan Wang Lu, Wang Chaling semakin memahami kemampuan Tiga Generasi Keluarga Wang, dan semakin jelas menyadari kengerian kakek neneknya.
Cara menggunakan hantu gentayangan yang dia lakukan sebelumnya sepenuhnya salah.
“Tapi yang perlu saya khawatirkan sekarang adalah kapan anggota organisasi Raja akan bertindak. Jika saya menjadi mereka, pasti akan menunggu sampai kekuatan gaib yang dilepaskan Kapal Hantu mencapai puncaknya. Saat itu tekanan yang ditanggung semua komandan tim akan maksimal, sama sekali tidak bisa mempertimbangkan hal lain. Selain itu, komandan tim pertama yang diawasi kemungkinan besar akan dibunuh, karena begitu lawan muncul pasti akan bekerja sama untuk mengeluarkan satu komandan tim terlebih dahulu.”
Wang Chaling menyentuh kacamatanya sambil berpikir dalam hati.
Dia tidak ingin menjadi orang pertama yang diserang, meski pemikiran ini egois, tapi merupakan sesuatu yang wajar.
Tapi meski berpikir demikian, Wang Chaling paham informasi intelijennya telah bocor. Kemungkinan besar lawan akan memilihnya, mengingat di mata organisasi Raja dia masih dianggap orang biasa, bukan Pengendali Hantu termasyhur.
“Harus bersiap-siap lebih awal agar tidak benar-benar diawasi nanti.” Wang Chaling mengulang dalam hatinya.
Sementara Yang Jian di Danau Hantu, setelah membongkar hantu gentayangan mengerikan, dia beristirahat sejenak lalu menatap Kapal Hantu yang semakin menjauh. Saat ini, kabut tipis mulai perlahan muncul di sekitar Kapal Hantu, seolah waktu tinggal di dunia nyata telah habis dan kapal itu akan segera menghilang untuk kembali.
Namun tepat saat Kapal Hantu mulai berubah, Yang Jian melihat jumlah hantu gentayangan yang jatuh ke Danau Hantu menjadi lebih banyak, melebihi skala sebelumnya.
“Apakah semua hantu harus turun sebelum Kapal Hantu menghilang?” Tatapan Yang Jian berkelip-kelip: “Sangat merepotkan.”
Jelas terlihat, serangan gaib di sekitar akan segera mencapai puncaknya.
Kedatangan momen ini jelas menguji semua orang.
Jika bisa bertahan, situasi selanjutnya akan membaik. Jika tidak, gelombang serangan gaib ini akan menyebabkan korban jiwa/luka dalam jumlah besar dalam waktu singkat.
Di saat yang sama.
Di Kota Dahai, di atap gedung yang jauh dari wilayah gaib.
Anggota organisasi Raja berkumpul. Meski terpaksa masuk ke Kota Dahai, situasi ini tidak mempengaruhi apapun.
“Para komandan tim jelas sibuk sampai kepayahan, sudah tak ada waktu untuk menghiraukan kita. Sesuai rencana, begitu kapal hantu merapat sukses dan Proyek Bahtera diimplementasikan mulus, kita bisa memanfaatkan kekuatan hantu gentayangan untuk menghabiskan semua komandan tim itu hanya dengan waktu, tanpa perlu bertindak fisik. Tapi menurutku satu kapal barang gaib sepertinya kurang. Kapten, kirimkan satu kapal lagi hantu untuk mereka.”
Seorang pria asing bertopi gentleman dengan setelan jas tersenyum dingin di sudut bibirnya.
“Kapal Hantu rusak, jalur pelayaran menyimpang. Pengiriman hantu gentayangan kapal kedua butuh waktu, dan masih ada masalah tak terkendali yang merepotkan. Tak semudah itu.” Seorang anggota organisasi Raja yang bergelar kapten berbicara dengan nada datar, wajahnya mati rasa tanpa secercah perasaan manusia hidup.
“Dari perspektif ini, malam ini adalah kesempatan terbaik untuk aksi kita?” Misionaris itu berbicara perlahan.
“Secara teori benar. Jika mereka sukses menangani hantu gentayangan yang dilepaskan dari Kapal Hantu, aksi berikutnya akan membuatku lebih terpojok. Lagipula peta navigasi sudah jatuh ke tangan lawan. Pemilik perkebunan, kau bajingan! Kenapa kau serahkan benda itu ke mereka?” Seorang anggota Raja lainnya berkata, lalu menatap ke samping dengan geram.
Saat ini, pemilik perkebunan yang pernah dihabisi Yang Jian itu kembali berdiri hidup-hidup di sana. Ia telah pulih sepenuhnya dan kembali menguasai hak suara dalam organisasi Raja.
“Hormatilah saya sedikit, Tuan Yang itu adalah sosok yang luar biasa. Kau seharusnya berdoa tidak pernah bertemu dengannya, kalau tidak kau akan mati dengan mengerikan. Dan dalam perang ini, dialah kunci penentu kemenangan. Jika kita bisa menghabisinya, sisa komandan tim bisa dengan mudah kita kalahkan.”
Suara pemilik perkebunan menggelagar, menyiratkan amarah.
Meski dirinya gagal, tapi seharusnya tidak boleh dihina. Perlu diketahui, di antara para pangeran, dirinya tetap eksis sebagai yang termasyhur.
“Mungkin kita harus membicarakan langkah berikutnya. Menurutku kita harus bertindak saat komandan tim sedang menangani hantu gentayangan. Langsung habisi mereka dan menangkan perang ini.” Lelaki baik-baik itu menyesuaikan tepi topinya, berkata dengan serius.
