Kepergian Kapal Hantu membuat fenomena gaib di Kota Dahai saat ini mencapai puncaknya.
Jika bisa selamat melewati ini, maka krisis akan berhasil dinetralisir. Sebaliknya, jika tidak bisa bertahan, semua orang berpotensi mati dalam krisis ini. Tapi di momen paling krusial ini, anggota organisasi Raja mulai beraksi. Mereka telah berdiam diri dalam kegelapan cukup lama, tak pernah berkonfrontasi langsung dengan para komandan tim markas besar meski dalam posisi menguasai keunggulan.
Karena anggota organisasi Raja sedang menunggu waktu yang tepat dengan jaminan 100% aman.
Dan kini saat itu telah tiba.
Ketika semua komandan tim sibuk bertahan dari serangan hantu gentayangan turun dari Kapal Hantu, serangan mereka akan berakibat fatal.
“Kalian semua harus hati-hati! Beberapa Manusia Kertas yang kusebar di Kota Dahai tiba-tiba HILANG secara penuh keanehan, bahkan tak ada informasi yang kembali. Ini bukan dibunuh oleh kekuatan gaib, tapi sengaja dilenyapkan manusia. Manusia Kertas-ku tersebar di berbagai tempat, bahkan jika mati pun tak mungkin bersamaan waktunya. Hanya Pengendali Hantu kuat yang bisa membunuh semua Manusia Kertas-ku secara serentak.”
Tiba-tiba, Liu San yang pertama menyadari hal ini. Dia langsung memberi tahu orang lain dan melaporkan perubahan situasi di Kota Dahai kepada para komandan tim.
“Saya merasa organisasi Raja sudah mulai bergerak. Mereka sedang mencabut pos pengawas rahasiaku, membuat kami tak bisa mendapatkan informasi Kota Dahai. Sekarang mereka bisa menyerang diam-diam kapan saja. Jika ada yang sudah membersihkan peristiwa gaib, sebisa mungkin bantu yang lain.”
“Liu San, peringatanmu tepat. Kapal Hantu sudah pergi, semua hantu di kapal telah dilepaskan. Jika lawan ingin menyerang, pasti memilih momentum ini. Di sisiku sudah siap antisipasi.” Lu Zhiwen menjawab.
“Aku sudah menggunakan kartu as, berencana menangani hantu di sekitar secepat mungkin.” He Yiner juga membalas.
“Barusan aku sudah curiga ada yang tidak beres, sudah bersiap-siap.” Wang Chaling menambahkan.
Lin Bei langsung berkata: “Aku sudah bersembunyi di dunia cermin, menarik hantu masuk ke sana. Untuk membunuhku, lawan harus bisa masuk ke sini dulu. Jika kalian dalam bahaya nanti, aku akan langsung bawa kalian kabur dari dunia nyata. Jangan lawan kekuatan gaibku saat itu.”
Dia sudah menyiapkan jalan mundur untuk semua orang, berharap ini bisa berguna nanti.
Para komandan tim lainnya juga tidak menolak niat baik Lin Bei ini.
Meskipun gangguan gaib di wilayah ini parah, para komandan tetap saling mengirim informasi via ponsel positioning satelit.
Mereka semua bukan orang bodoh. Sudah paham kemungkinan yang akan terjadi. Peringatan Liu San hanya memberi tahu waktu aksi organisasi Raja, agar mereka bisa memperkirakan dan tidak terjebak dalam peristiwa gaib sampai tak bisa bergerak.
Yang Jian juga menerima pesan ini.
Dia saat ini berdiri di atas Danau Hantu, memandangi mayat terpotong-potong di bawah kakinya yang perlahan tenggelam ke dalam air, tatapannya tak sengaja mengarah ke arah Kota Dahai.
"Jika organisasi Raja benar-benar bertindak, kemungkinan besar hanya akan menargetkan beberapa komandan tim tertentu, mustahil menyerang semua orang sekaligus. Hanya dengan mengurangi personil kami terlebih dahulu, mereka baru bisa menyelesaikan segalanya dengan keunggulan mutlak. Jadi apakah komandan tim yang pertama kali diserang bisa bertahan hidup sangat krusial."
"Orang-orang yang sekarang berada di Kota Dahai antara lain Lin Bei, Lu Zhiwen, Liu San, Li Leping, Wang Chaling, He Yiner, Zhou Deng, He Yue Lian, serta tim Li Yang, ditambah saya sendiri, bantuan eksternal Manusia Tanpa Wajah, Zhang Xianguang, dan Ye Zhen."
"Bantuan eksternal kecil kemungkinannya menjadi target. Meski sebelumnya Ye Zhen sempat diserang, itu hanya aksi sampingan setelah mereka menghabisi forum gaib, bukan tindakan terencana. Karena itu yang paling beresiko kali ini adalah para komandan tim markas besar."
"Komandan tim mana yang paling mungkin menjadi target serangan pertama?"
Tatapan Yang Jian berkelip-kelip. Saat dia merenung, meski masih banyak hantu gentayangan di Danau Hantu, dia memilih tak melanjutkan penanganan karena tak ingin terbelit fenomena gaib. Dia wajib menjaga mobilitas untuk memberikan bantuan darurat, bahkan jika perlu menggunakan restart untuk membalikkan keadaan - ini bukan keegoisan, tapi kebutuhan taktis.
Setelah merenung sebentar, Yang Jian menyimpulkan tiga komandan tim yang paling mungkin diserang pertama kali: Wang Chaling, He Yiner, dan Liu San.
“Karena Wang Chaling meski telah mengendalikan empat ekor Hantu, tapi dirinya sendiri relatif lemah, termasuk komandan tim yang paling mudah dibunuh. Tidak ada alasan bagi lawan untuk tidak memilih buah kesemek lunak ini untuk dihancurkan.”
“He Yiner sebagai Sang Pemanggil Arwah, sebelumnya telah menggunakan kemampuan memanggil arwah. Kemungkinan besar telah diamati oleh anggota organisasi Raja. Ditambah lagi He Yiner dilindungi oleh Zhou Deng, ini jelas membuktikan keistimewaannya. Menghadapi komandan tim spesial seperti ini, anggota organisasi Raja pasti akan memberikan perhatian khusus.”
“Sedangkan Liu San... Terlalu banyak manusia kertasnya yang bersembunyi di sudut-sudut Kota Dahai. Organisasi Raja tidak mungkin bisa bergerak tanpa terdeteksi olehnya. Jadi mereka pasti tidak akan melepaskannya.”
“Alasan Yang Jian tidak memasukkan dirinya dalam pertimbangan adalah karena anggota organisasi Raja tahu kemampuan destruktifnya. Membunuhnya membutuhkan pasukan besar dan kesiapan kehilangan beberapa anggota, mengingat di lingkaran gaib semua tahu dia memegang paku peti mati.”
“Karena itu Yang Jian justru merasa dirinya dalam bahaya kecil, setidaknya tidak mungkin menjadi target pertama yang diburu.”
“Ye Zhen, kau di mana? Anggota organisasi Raja sudah mulai bergerak.” Setelah merenung sebentar, Yang Jian mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Ye Zhen.
“Gangguan gaib kuat meski memengaruhi sinyal ponsel, tapi tidak menghalangi Yang Jian langsung mengucapkan permohonan agar ponsel tetap dalam kondisi terhubung.”
“Saya sedang menangani urusan keluarga sendiri. Kali ini banyak anak buahku yang tewas. Para sampah ini bahkan tak mau melepaskan pendatang baru yang baru saja menjadi Pengendali Hantu, berusaha membasmi forum gaibku sampai ke akar-akarnya. Bahkan manajerku pun tewas. Sekarang tak banyak yang tersisa dari orang-orangku.”
Suara Ye Zhen menggelagar, dipenuhi amarah.
“Sebaiknya kau kesampingkan dulu urusan di tanganmu. Anggota organisasi Raja mungkin akan menyerang saat ini. Jika kita tak memukul mundur mereka, sisa anak buahmu juga tak akan selamat.” Kata Yang Jian.
“Penjelasanmu logis. Balas dendam nomor satu. Urusan lain bisa ditunda. Tunggu aku. Dengan kerja sama kita berdua, cukup untuk menguasai dunia. Organisasi Raja yang hina ini berani muncul hari ini? Pasti akan kami habisi semua!” Ye Zhen langsung menutup telepon setelah berkata.
Sebenarnya Yang Jian ingin meminta Ye Zhen membantu komandan tim lainnya, tapi belum sempat membuka mulut.
“Sudahlah. Asal dia datang. Ye Zhen bisa menghadapi raja mana pun. Selama dia bertindak, lawan setidaknya harus mengerahkan satu raja untuk menghadapinya.” Setelah berpikir sejenak, Yang Jian memutuskan tak memberi tugas spesifik pada Ye Zhen.
Dia dan Zhang Xianguang sama-sama entitas yang tak terkendali, memiliki gaya kerja masing-masing.
“Semua persiapan yang bisa dilakukan sudah selesai. Tinggal lihat apakah anggota organisasi Raja benar-benar datang atau tidak.” Bisik Yang Jian dalam hatinya.
Organisasi Raja ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk menghancurkan para komandan tim. Tapi Yang Jian juga ingin menggunakan momentum ini untuk menghabisi mereka. Asalkan menang, bahkan dengan beberapa pengorbanan, itu sepadan.
Saat ini.
Anggota organisasi Raja telah tiba di wilayah yang diblokir Danau Hantu. Mereka tak gegabah bertindak, tapi mengamati setiap gerakan di sekitar.
“Ternyata begitu, para komandan tim semuanya tercerai-berai. Mereka membentuk garis pertahanan untuk melawan hantu gentayangan yang turun dari Kapal Hantu. Saat ini jumlah hantu di wilayah tanggung jawab mereka sudah terlalu banyak sampai tak bisa ditangani. Ini kesempatan emas bagi kita. Kali ini mustahil ada kegagalan dalam aksi kita.”
Di dalam sebuah gedung yang redup, terdengar suara rendah menggelagar. Itu adalah seorang pria bertopi gentleman.
“Jika personel mereka tercerai, kita tidak boleh ikut tercerai. Lawan kita bukan orang sembarangan, mereka semua figur-figur dashyat. Beberapa anak buah kita sudah tewas. Jika ada lagi yang mati, organisasi Raja kita akan hancur. Karena itu kita harus sangat berhati-hati kali ini. Saya usul kita lakukan serangan diam-diam dulu, langsung habisi beberapa komandan tim mereka, baru kemudian berperang terbuka. Hanya dengan mengurangi personel lawan terlebih dahulu, kita bisa membangun keunggulan.”
Yang berbicara adalah seorang pria asing bertubuh gemuk. Ia mengenakan celana gantung, seluruh tubuhnya dipenuhi lemak yang berwarna kelabu dan mengeluarkan bau busuk samar.
Ia juga seorang raja dalam organisasi Raja. Kode namanya adalah: Tukang Jagal.
“Wang Chaling, He Yiner, Lu Zhiwen, Liu San - keempat komandan tim ini wajib dihabisi. Keberadaan mereka akan menambah masalah besar bagi kita.” Kata misionaris itu yang sudah menyusun daftar nama sebelumnya.
“Mengapa bukan Yang Jian? Dialah bos sebenarnya di antara mereka.” Seseorang bertanya.
Pemilik perkebunan jawab dengan dingin: "Dia sangat hebat, untuk menghadapinya setidaknya harus menggunakan tiga orang raja, dan bahkan ada kemungkinan satu atau dua orang dari kita yang dihabisi lawan. Untuk serangan pertama, tidak disarankan menjadikannya target utama, tapi juga tidak bisa mengabaikannya sama sekali. Harus berhati-hati dengan bantuannya, jadi saya akan menahannya beberapa waktu."
"Empat target terlalu banyak, ini akan memecah belah kekuatan kita. Dalam serangan diam-diam ini kita maksimal bisa menghabisi tiga target, jadi harus mengurangi satu target agar lebih aman," kata pria bertopi gentleman itu.
"Kalau begitu keluarkan Liu San dari daftar target. Manusia kertasnya terlalu banyak, mudah terjadi salah target," misionaris melirik sambil berkata.
"Tiga target? Kalau begitu diputuskan. Aksi sesuai rencana yang sudah didiskusikan sebelumnya," kata pemilik perkebunan.
Setelah ucapan itu,
Di dalam gedung redup, siluet-siluet manusia yang mondar-mandir mulai menghilang satu per satu.
Seketika itu juga, belasan orang yang berkumpul di sini tadi menghilang secara misterius.
Organisasi Raja akhirnya menyusun rencana aksi. Seperti dugaan Yang Jian, serangan pertama mereka tidak akan menarget semua orang, hanya akan bertindak keras terhadap beberapa komandan tim tertentu.
Hanya saja target yang mereka pilih sedikit berbeda dengan prediksi Yang Jian. Tak disangka mereka memasukkan Lu Zhiwen dalam daftar namun akhirnya mengeluarkan Liu San.
Meskipun para komandan tim tahu saat ini anggota organisasi Raja mungkin akan bertindak, mereka tidak bisa hanya berdiam diri menunggu kemunculan pihak lawan. Bagaimana jika mereka tidak muncul, atau ini hanya taktik mengulur waktu? Bukankah mereka akan terpaksa menyaksikan hantu-hantu gentayangan itu memasuki Kota Dahai tanpa bisa berbuat apa-apa.
Karena itulah, bahkan dalam situasi seperti ini mereka tetap harus melawan hal gaib dan mengurung hantu gentayangan. Mereka tidak boleh menghentikan operasi hanya karena alasan tersebut.
Hanya saja selama proses pengurungan hantu gentayangan, mereka harus menyisihkan sebagian perhatian untuk tetap waspada terhadap lingkungan sekitar.
Tekanan yang dihadapi para komandan tim saat ini menjadi sangat besar justru karena pertimbangan-pertimbangan tersebut.
"Untuk sementara kita sudah membereskan makhluk-makhluk hantu ini." He Yiner menghela napas lega, melihat arwah yang dipanggilnya dari kejauhan mulai berhenti bergerak.
Arwah yang dipanggil He Yiner adalah seorang pria tua dari Kota Taiping. Nama di tablet leluhurnya sudah memudar dan kabur, riwayat hidupnya pun tidak tercatat. Yang diketahui hanyalah setelah muncul sebentar, orang tua ini langsung mengurung hantu-hantu di sekitarnya satu per satu tanpa sepatah kata pun.
Di samping He Yiner kini terdapat lima buah koper emas. Wadah pengurungan hantu gentayangan ini dikirim ke dalam Kota Dahai oleh markas dengan kecepatan maksimal.
Selama masih berada dalam wilayah Kota Dahai, para komandan tim selalu bisa menemukan cara untuk memindahkan dan menggunakan barang-barang tersebut.
"Tak kusangka masih bisa menyaksikan Sang Pemanggil Arwah generasi keempat."
Orang tua itu memandangi He Yiner dengan senyum ramah, namun tubuhnya perlahan mulai buyar, berubah menjadi asap tipis yang mulai menghilang.
“Kekurangan terbesar arwah yang dipanggil adalah waktu tinggal mereka di dunia nyata yang terlalu singkat, terutama saat menggunakan kekuatan gaib, justru akan semakin memperpendek durasinya. Sebaliknya, arwah lemah semasa hidupnya malah bisa bergerak lebih lama di alam manusia.”
He Yiner menatap orang tua itu. Meski tak mengenalnya, dulu ia pernah mendengar kakeknya bercerita tentang sosok ini. Sayangnya detail kisahnya sudah samar, hanya tersisa ingatan bahwa pria tua ini dijuluki orang penjelajah alam baka.
Namun tepat sebelum sosok tua itu menghilang, raut wajahnya yang bijaksana tiba-tiba berubah menjadi kemarahan yang mengerikan.
Tangan keriput itu menjulur ke arah He Yiner, seolah ingin melakukan sesuatu.
Tapi semuanya sudah terlambat.
Waktunya tinggal di dunia nyata sudah berakhir. Wajah penuh amukannya berubah menjadi gumpalan asap dupa yang langsung buyar tanpa meninggalkan jejak.
Menyaksikan proses penghilangan orang penjelajah alam baka itu, He Yiner tak terlalu memikirkannya, menganggap ini sebagai fenomena tak terkendali yang wajar.
Tapi sesaat kemudian gadis itu merasakan keanehan.
“Siapa?”
He Yiner berbalik dengan cepat. Bola matanya menyempit tiba-tiba, seluruh tubuhnya merasakan aura mengerikan.
Di belakangnya, tanpa diduga muncul tiga sosok berdiri.
Mereka sama sekali asing, dengan ciri fisik orang asing. Kemunculan mendadak ini tanpa tanda-tanda awal, dan ketiganya menatap gadis itu dengan tatapan penuh niat jahat yang tak terbendung.
He Yiner merasa dirinya seperti diawasi oleh tiga hantu gentayangan mengerikan.
"Hati-hati, mereka adalah raja dari organisasi Raja." Suara rendah Zhou Deng bergema, tanpa ragu dia langsung bertindak.
"Terlambat." Sebuah suara berat tiba-tiba terdengar.
Tiba-tiba, pencahayaan di sekitar langsung meredup. Di bawah selimut kegelapan, tubuh He Yiner mulai menghilang dengan kecepatan yang tak terbayangkan, seakan terkikis oleh gelap yang merayap. Satu-satunya yang tersisa adalah baju tua di tubuhnya yang terpatri gambaran hantu-hantu yang melengkung.
Pada saat ini, He Yiner akhirnya paham mengapa arwah tadi tiba-tiba berubah ekspresi menjadi mengerikan.
Itu karena medium roh menyadari adanya bahaya mengancam He Yiner. Ingin membantu namun waktunya habis, tak berdaya lagi.
