"Anggota Organisasi Raja telah muncul. Mereka memilih beraksi tiga orang per kelompok, masing-masing menyerang He Yiner, Wang Chaling, dan Lu Zhiwen. Meski He Yiner selamat, Zhou Deng yang bertugas melindunginya diduga telah tewas di tangan mereka. Wang Chaling juga hilang jejaknya, diduga ditarik ke ruang dimensi gaib... Nyawanya tak diketahui."
Tak lama kemudian, kabar serangan terhadap ketiganya menyebar di antara para komandan tim.
Meski sudah memprediksi hal seperti ini, tetapi ketika benar-benar mendengar kabar ini datang, tetap membuat orang terkejut.
"Sialan, orang-orang ini benar-benar licik. Di momen genting seperti ini tiga orang bekerja sama menyerang seorang komandan tim, jelas-jelas tidak memberi jalan untuk hidup. Tapi lawan mengerahkan sembilan pangeran sekaligus, ini menandakan sisa personel mereka sudah sedikit. Lihat siapa yang belum diawasi pangeran, segera beri bantuan."
Liu San mengirim informasi dengan perasaan marah dan kesal.
Dia ingin membantu, tapi tak berdaya karena sedang dililit seorang pangeran.
Pangeran ini adalah seorang pria tua yang memegang lengan kering.
Sosok yang sebelumnya muncul di Dermaga Xiangjiang, pernah berhadapan dengan Yang Jian. Tangan keriputnya mengangkat peti mati tak kasat mata. Hanya saat tangan itu diturunkan, peti mati akan terlihat dan hantu gentayangan mengerikan akan dilepaskan.
Sekarang, Liu San terpaksa berurusan dengan masalah besar ini untuk beberapa waktu.
"Saya tidak bisa meninggalkan tempat. Saya terjebak dalam peristiwa supranatural, dan hantu itu ada di sampingku, mengawasiku. Jika gegabah membantu, saya akan diserang hantu ini dan mungkin mati di sini." Li Leping mengirim pesan yang menunjukkan ketidakberdayaan.
Jelas terlihat, hantu gentayangan yang dia lawan sangat luar biasa, sampai-sampai tidak berani lengah sedikit pun.
“He Yue Lian sudah pergi membantu Lu Zhiwen, percaya tak akan ada masalah. Di sisi He Yiner, ritual pemanggilan arwah berhasil dan penguburan kedua pangeran lawan berjalan mulus. Yang Jian juga sudah mengambil alih situasi di sana, seharusnya aman. Sekarang masalahnya di pihak Wang Chaling yang sudah hilang beberapa waktu dan terjebak dalam ruang dimensi gaib tak dikenal. Bahkan jika ingin membantu pun cukup sulit.”
Lin Bei mengirim pesan: “Tapi di sini saya segera bisa bergerak. Baru saja berhasil membatasi seekor hantu dan bersiap mengurungnya. Saya ingatkan, jumlah personel lawan melebihi perkiraan kita. Jumlah pangeran mereka mungkin lebih dari 15 orang.”
“Tak perlu khawatir, kita punya bantuan luar. Situasi masih terkendali.” Suara itu berasal dari Li Yang. Sebagai tim tujuh orang, mereka justru beruntung tidak menjadi target para pangeran.
Mungkin di mata para pangeran, tim kecil ini dianggap tak relevan dan tidak mampu mempengaruhi situasi, sehingga diabaikan.
Padahal sebenarnya kemampuan tim ini tidak lemah. Jika seorang pangeran gegabah menghadapi mereka, bisa saja tewas di tangan tim Li Yang.
“Bantuan luar? Kau maksud Ye Zhen atau Zhang Xianguang yang baru dibebaskan? Keduanya tak muncul entah kemana. Mungkin kabur. Atau kalau pun masih ada, ketidakkooperatifan mereka membuat mereka tak berguna saat situasi kritis.” Lin Bei terdengar kesal.
Namun pesannya baru saja terkirim.
Tak lama kemudian.
“Di wilayah yang menjadi tanggung jawab Lin Bei, bergema suara musik dari permainan piano. Namun suaranya terasa hampa dan ganjil, memberikan kesan bahwa jika terus didengarkan pasti akan terjadi sesuatu yang buruk.”
“Pianis dari organisasi Raja? Mungkinkah dia juga muncul?”
Wajah Lin Bei berubah muram. Ia ingat Yang Jian pernah berhadapan dengan pianis itu, namun tidak bisa menghabisi lawan karena musuh terikat dengan piano terkutuk itu dan tidak eksis di dunia nyata, sehingga sama sekali tidak ada cara untuk mengatasinya.
“Suara piano hanya muncul di area ini, tidak terdengar di wilayah lain. Sepertinya mereka mengawasiku? Tapi hanya mengirim satu anggota Raja, mungkin bukan untuk menghabisi melainkan menahanku agar tidak bisa memberikan bantuan kepada anggota tim yang diserang.”
Saat Lin Bei sedang merenung demikian.
Sebuah persimpangan jalan yang sunyi.
Suasana redup dan kosong melompong di sini, memancarkan aroma kematian. Padahal belum lama ini masih menjadi keramaian kota metropolitan, dalam waktu kurang dari satu jam berubah total.
Tiba-tiba.
Entah sejak kapan, di tengah persimpangan muncul seseorang dengan sosok buram yang tidak nyata, sedang asyik memainkan piano tua.
Piano tua di tengah persimpangan itu terlihat sangat jelas tanpa bayangan kabur, seolah benar-benar bisa disentuh.
Namun tak ada yang bisa menjelaskan mengapa tiba-tiba ada orang bermain piano di sini.
Meskipun tidak ada penonton, sang pianis tetap menggerakkan jarinya tanpa henti, memainkan melodi ganjil yang tak terdefinisikan.
Musik semacam ini akan bergema, siapapun yang mendengarnya akan terkutuk, menarik hal-hal gaib, dan akhirnya meregang nyawa secara tidak wajar.
Ini adalah lagu terlarang yang tidak boleh didengar.
Namun lagu piano terlarang ini sekarang hanya dimainkan untuk Lin Bei seorang diri. Begitu Lin Bei mendengar suara seperti ini, dia akan diawasi hantu gentayangan di sekitarnya dan tak bisa berbuat apa-apa. Jika tidak bisa menahan serangan hantu gentayangan di sekelilingnya, Lin Bei bahkan bisa kehilangan nyawa.
Pertunjukan masih berlanjut.
Sang pianis menengadahkan kepala sedikit, memejamkan mata, terbenam dalam dunianya sendiri.
"Untuk musik luar negeri, saya kurang bisa mengapresiasi. Saya lebih menyukai erhu." Tiba-tiba suara sumbang yang tidak harmonis muncul, menghancurkan kedamaian persimpangan ini.
Melodi ganjil itu mengalami stagnasi sesaat, kemudian pulih seperti semula.
Wajah pianis berubah muram. Ia membuka matanya, dengan cepat melirik sekeliling seolah mencari sumber suara itu.
Tapi area sekitar persimpangan ini masih kosong melompong, sama sekali tidak terlihat bayangan siapapun.
"Kau seharusnya bukan komandan tim markas. Siapa kau sebenarnya?"
Pianis itu langsung bertanya. Ia tidak menerima kabar tentang kedatangan bantuan dari pihak lawan, mencurigai Pengendali Hantu di sekitarnya sebagai figur tak terduga dalam rencana.
"Siapa saya tidak penting. Yang penting kita sekarang adalah musuh." Suara itu bergema, dan dari posisi suara menilai, jarak antara mereka sebenarnya tidak jauh.
Sepertinya persis di belakangnya sekitar sepuluh meter.
"Tapi sang pianis menoleh ke belakang, tetap tak melihat siapa pun, hanya jalan raya yang sepi membentang."
"Kau tak bisa melihatku karena sekitar terlalu gelap. Berikan sedikit cahaya di sekitar, dan kau akan menemukanku."
Bersamaan dengan suara itu, langkah kaki berat muncul di belakang sang pianis. Diiringi munculnya langkah kaki, suara aneh pun mulai terdengar.
Suara ganjil ini sangat khas, mirip gesekan logam yang diseret di atas tanah.
"Ada orang tak terlihat yang mendekatiku?" Keringat dingin mengucur di dahi pianis. Ia merasakan perasaan waspada yang kuat.
Pertunjukan yang semula lancar jadi kacau. Musik yang semula berkeliaran di sekitar kini tak lagi terasa menyeramkan.
Sang pianis menyalakan penyangga lilin. Namun yang terbakar di sana bukan lilin, melainkan jari mumi. Saat jari itu menyala, cahaya api aneh terpancar. Pantulan cahaya ini di wajahnya membuat daging dan kulitnya menghilang, memperlihatkan wajah yang membusuk.
"Keluarlah!"
Dengan penyangga lilin terangkat, sang pianis berbalik. Cahaya aneh itu menerangi area belakangnya.
Dalam sorotan api, sosok yang sebelumnya tidak ada dengan cepat muncul. Pria sekitar tiga puluh tahun ini berwajah asing, bukan komandan tim mana pun. Di tangannya tergenggam pedang besar tua - sumber suara gesekan logam tadi saat pedang itu diseret di jalan.
“Kau, orang di kastil Mimpi Buruk itu?” Setelah terkejut sesaat, sang pianis mengenali pria ini.
Setiap Pengendali Hantu kuat yang pernah terlihat di hadapan organisasi Raja pasti mereka ingat, sekalipun belum pernah bertemu pasti ada dokumen intelijen terkait.
Namun Zhang Xianguang tidak menjawab, malah langsung menghunus pedang.
Sesaat kemudian.
Penyangga lilin dengan jari ganjil itu jatuh ke tanah dan patah menjadi dua bagian, denting piano ganjil yang bergema di atas kota pun terhenti tiba-tiba...
Dunia di depan mata pianis seolah terbelah menjadi beberapa bagian. Ia melihat di setiap dunia yang retak itu berdiri seorang Zhang Xianguang, tepat lima orang.
“Kau...”
Ia ingin bicara sesuatu, tapi kata-kata itu mentah di mulut. Bukan dunia ini yang retak, melainkan seluruh tubuhnya.
Seketika.
Sang pianis tumbang ke lantai.
Tapi tubuh pianis yang jatuh itu segera menghilang, sementara sosok buram muncul kembali di sebelah piano tua itu - sosok yang baru muncul ini identik dengan pianis yang telah mati.
Tak peduli berapa kali dibunuh, selama piano terkutuk ini masih ada, ia akan bangkit.
Tapi ketika semua mengira pianis akan bangkit seperti terakhir kali...
Kemudian.
Suara berat bergema. Piano terkutuk itu tiba-tiba hancur, patah di bagian tengah dan tercecer menjadi beberapa potong.
“Yang pertama.”
Suara gesekan logam di tanah dari pedang yang diseret itu kembali terdengar. Siluet Zhang Xianguang yang terlihat dalam cahaya perlahan menjauh. Saat sosok ini meninggalkan area yang tercakup cahaya, ia mulai menghilang dari dunia ini dengan kecepatan yang terlihat jelas oleh mata telanjang.
Seolah-olah sosok ini bukan milik terang, melainkan hanya kegelapan.
Tak lama kemudian.
Cahaya api yang ganjil itu padam, dan di sekitar sama sekali tak ada lagi bayangan Zhang Xianguang.
