Dengan wajah datar, Misionaris menatap tajam Yang Jian. Di hatinya berkecamuk kewaspadaan: Membunuh Wang Chaling sekarang mustahil. Prioritas utamanya adalah mundur tepat waktu sebelum terjebak—jika tidak, lebih banyak pangeran akan mati hari ini.
Karena itu, sama sekali tidak ada niat melawan. Fokusnya satu: cari celah untuk kabur.
Tapi tak semudah itu. Begitu Yang Jian mengincarnya, mustahil dibiarkan kabur dengan mudah. Menghabisi Misionaris di sini jelas akan menjadi pencapaian besar.
Yang Jian saat ini juga memperhatikan raja kedua di sini.
Sepasang gadis kembar itu.
Lebih tepat dikatakan sebagai dua boneka anak yang identik daripada gadis, karena kulit pucat dan lingkaran mata hitam besar mereka, tak peduli bagaimana dilihat, tak mirip orang hidup.
Meski berpenampilan gadis, tapi mereka yang disebut raja dalam organisasi Raja pasti tidak sederhana.
"Sebelumnya belum pernah berhadapan dengan barang ini, informasi intelijen tentangnya sama sekali tak kuketahui," Yang Jian berbisik dalam hati.
Saat ini, Wang Chaling yang menerima pukulan berat sepertinya membaca pikiran Yang Jian, ia mengingatkan: "Yang Jian, bunuh dulu misionaris ini. Kembar itu sangat merepotkan, tak worth it membuang waktu pada mereka. Awalnya aku merugi karena ini sehingga kehilangan kesempatan membunuh yang lain. Jangan ulangi kesalahanku..."
"Omong kosongmu terlalu banyak."
Misionaris tak ingin Wang Chaling melanjutkan bicara. Ia tak bisa menahan diri untuk menyerang. Meski mungkin tak bisa membunuh Wang Chaling, setidaknya bisa membuatnya diam cukup lama.
Buku tua di tangannya kembali terbuka. Halaman kosong terlihat. Di halaman itu mulai muncul dengan cepat gambaran Wang Chaling, tapi tidak utuh - hanya kepala yang mulutnya terbuka seperti hendak berbicara.
Bersamaan dengan terbentuknya lukisan, suara Wang Chaling tiba-tiba menghilang, seolah direnggut oleh kekuatan gaib tak terlihat, tak lagi bisa mengeluarkan suara.
“Berdepan dengan saya masih berani bertindak?” Yang Jian dengan wajah dingin kembali menyerang, kali ini dia mengabaikan keberadaan si kembar.
Mengingat Wang Chaling mengingatkan bahwa tidak perlu menghiraukan mereka, berarti ancaman dari kembar ini tidak terlalu besar, tidak worth it untuk menghabiskan waktu dan stamina berlebihan. Jadi dia harus menghabisi Misionaris ini secepat mungkin.
Hampir seketika.
Api hantu yang ganas kembali menyelimuti area sekitar Misionaris. Cahaya api yang mengerikan itu membakar tubuh dinginnya hingga memerah, lalu tubuh yang baru pulih itu kembali menghitam. Rasa sakit luar biasa mulai meluas.
"Sialan, benda ini lagi! Tidak bisakah kau ganti trik lain?!" Misionaris menggeretakkan giginya.
Dia tahu api hantu yang dilepas Yang Jian ini sama sekali bukan untuk membunuhnya, hanya memblokir ruangan agar dia tidak bisa kabur.
Meski strateginya kuno, harus diakui blokade api hantu memang manjur. Bisa mengganggu hal gaib, bahkan membuat Wilayah Hantu Pengendali Hantu tidak bisa digunakan. Ditambah, setelah tertutup api tidak boleh berlama-lama di dalamnya, kalau tidak tubuh akan terbakar dan situasi jadi buruk.
Tapi bagi Misionaris ini masalah kecil. Yang mengerikan adalah Yang Jian yang tiba-tiba menyerang seperti sebelumnya. Sekali tidak terhalang, tubuhnya langsung terbelah dua.
Dan saat itu hanyalah sebuah ujian, tidak bertindak mematikan. Tapi kali ini...
"Halangi dia, jangan biarkan dia mendekat!" Misionaris itu panik dan takut, meminta bantuan pada si kembar.
Bersamaan dengan ucapannya, sepasang kembar itu tiba-tiba berpegangan tangan dengan cara ganjil muncul di hadapan Misionaris, bagaikan tembok manusia yang mencoba menahan bahaya yang datang.
Tapi sesaat kemudian.
Bayangan hitam tak diketahui dari mana merayap, langsung menutupi lantai. Saat ini semua perantara terpicu - termasuk Misionaris dan sepasang gadis kembar di depan mata.
Begitu perantara muncul, golok kayu bakar Yang Jian langsung menyambar.
Hanya secepat kilat, gadis kembar ganjil itu tiba-tiba membeku di tempat. Di leher mereka muncul luka merah darah, lalu terkoyak memperlihatkan daging berdarah. Darah muncrat saat dua kepala terpisah dari leher dan berguling-guling di lantai.
"Apa?!" Misionaris menyempitkan matanya tajam.
"Sebaiknya kau urusi dirimu sendiri," suara dingin Yang Jian sekali lagi bergema.
Sebelum sempat menyelesaikan kata-kata, Misionaris menyadari keanehan pada dirinya. Refleks ia menutupi lehernya, tapi darah segar merembes dari sela jarinya. Jelas serangan gaib si kembar tak sepenuhnya bisa dihalangi.
Atau mungkin serangan gaib Yang Jian memang tak bisa dihalangi.
“Sementara tidak bisa kabur, lebih baik bertarung habis-habisan denganmu di sini.”
Misionaris saat ini merasakan ketakutan saat tubuhnya dengan cepat kehilangan sensasi fisik, sementara luka di lehernya yang muncul tidak bisa pulih.
Seolah ada lapisan kutukan tak kasatmata yang mengganggu segalanya, menghalangi pemulihannya.
Saat ini dia tak berani lagi menyimpan dirinya, karena kesadarannya akan lenyap jika terus menerus diaktifkan berulang kali, ditambah tidak mampu menahan serangan gaib Yang Jian yang sambung-menyambung. Maka daripada dihabiskan waktu di sini, lebih baik melakukan pembelaan diri ekstrim. Barangkali masih ada kesempatan, lagipula Yang Jian hanyalah seorang diri.
Dalam kondisi pelarian yang mustahil, Misionaris memilih mempertaruhkan nyawa.
Mulutnya terkoyak lebar secara drastis, suara aneh bak kematian terdengar dari kedalaman tenggorokannya. Suara itu mirip rintihan hantu gentayangan, membuat bulu kuduk merinding. Begitu suara itu muncul, cahaya api sekitar mulai padam dengan kecepatan yang terlihat jelas.
Bersamaan itu, buku tua di tangan Misionaris mulai membusuk dengan cepat.
Halaman demi halaman rontok.
Tapi seiring membusuknya buku tebal itu, terkuaklah berbagai kegaiban mengerikan yang selama ini tersimpan di antara helai-helai kertasnya.
Siluet-siluet mengerikan mulai bermunculan satu per satu di sekitar Misionaris.
“Mau bertarung habis-habisan? Tapi apa gunanya sekarang?” Mata hantu Yang Jian tiba-tiba membelalak, diselimuti cahaya merah yang langsung mengaktifkan Wilayah Hantu enam lapisan.
Di bawah cakupan Wilayah Hantu lapisan ini, bahkan hantu gentayangan pun akan mengalami stagnasi sementara. Dengan beberapa Mata Hantu yang sedang hang, Yang Jian sepenuhnya bisa mempertahankan Wilayah Hantu enam lapisan dalam waktu lama. Jadi selama Mata Hantu-nya tidak diblokir, mustahil lawannya mengatasi pengaruh lapisan-lapisan Wilayah Hantu ini untuk mengalahkannya.
Karena itu, mempertaruhkan nyawa hanyalah tindakan tak berarti.
Cahaya merah darah menyebar, langsung menelan Misionaris.
Saat cahaya merah menelannya, sebuah paku peti mati berkarat tiba-tiba muncul entah dari mana, langsung menusuk dahi Misionaris hingga menembus seluruh kepalanya.
Misionaris langsung tertegun, matanya membelalak dengan ekspresi tak percaya.
Sesaat kemudian.
Cahaya merah menghilang, bersama dengan kepala Misionaris.
Yang Jian mengangkat kepala Misionaris, tatapannya beralih ke belakang.
Kembar yang baru saja dibongkar tubuhnya kini telah pulih sepenuhnya, berdiri di belakangnya sambil memandanginya dengan cara ganjil, seolah serangan golok kayu bakar sama sekali tak berpengaruh.
"Bagus, Misionaris hancur!"
Wang Chaling yang melihat pertarungan selesai seketika dan kepala Misionaris di tangan Yang Jian tak bisa menahan diri berseru.
Suaranya kini telah kembali, karena saat Misionaris bertarung tadi, semua kekuatan gaib yang tersimpan dalam buku tua itu telah sepenuhnya dilepaskan - termasuk suaranya.
“Dia belum mati, orang ini luar biasa, hanya dikurung dengan paku peti mati olehku saja.” Yang Jian berkata sambil lalu: “Sekarang kita harus menghadapi yang lain.”
“Yang Jian, si kembar itu tak bisa dibunuh, jangan kita berlama-lama di sini, harus segera pergi dari gedung ini. Kalau terlalu lama, semua hantu di gedung ini akan mengawasi kita, nanti sulit kabur.” Wang Chaling segera menambahkan.
“Seperti ini?” Yang Jian mengerutkan kening.
Ditatap oleh sepasang gadis kembar dengan cara ganjil memang menyeramkan, tapi informasi Wang Chaling ternyata benar. Buktinya jelas setelah aksinya tadi.
Satu-satunya hal yang patut disyukuri adalah tingkat bahaya si kembar ini relatif rendah, sepertinya sulit menyerang sampai membunuh seorang komandan tim.
“Kau benar, lebih baik pergi dulu dari sini.” Tanpa ragu, Yang Jian membawa Wang Chaling bersiap mundur.
“Tolong selamatkan kakek nenekku dulu! Mereka terkunci di gedung ini. Kalau tidak diselamatkan, keluarga Wang akan hancur!” pinta Wang Chaling.
Yang Jian mengerutkan alut: “Membunuh seorang pangeran hanya cukup untuk menebus kesalahanmu. Sekarang bukan cuma menyelamatkanmu, tapi juga harus menolong kakek nenekmu yang hilang kontak? Nanti kau harus bunuh satu pangeran lagi.”
“Setuju.” Wang Chaling langsung menyetujui tanpa basa-basi.
“Ayo berangkat.”
Yang Jian segera membawanya pergi dari ruangan ini.
Benar saja, baru saja mereka pergi, terlihat siluet mengerikan sedang berkeliaran di lorong menuju arah mereka.
"Itu bukan orang hidup, melainkan hantu gentayangan yang asli."
"Gedung ini sepertinya melarang orang asing tinggal terlalu lama. Begitu berlama-lama, akan ditahan selamanya oleh hantu di dalamnya."
"Ketidakhadiran bahaya sebelumnya karena dua generasi keluarga Wang terjebak di sini. Kalau tidak, mana mungkin suasana sedamai ini."
