Saat Manusia Kertas Liu San mulai beraktivitas kembali di Kota Dahai, berbagai informasi mulai saling disampaikan.
Perintah Yang Jian untuk mengumpulkan sisa komandan tim segera sampai ke telinga semua orang.
"Sepertinya serangan pertama organisasi Raja sudah berakhir. Apakah pengumpulan ini untuk melakukan pembalasan? Sudahlah, yang penting sekarang patuhi penilaian Yang Jian. Saya harus mengesampingkan dulu urusan di tangan. Semoga tidak menimbulkan gejolak terlalu besar nanti."
Li Leping menerima kabar dari manusia kertas. Entah karena dilupakan orang atau sekadar keberuntungan, dia tidak diawasi anggota organisasi Raja. Selama ini dia hanya sibuk menangani peristiwa supranatural.
"Mungkin organisasi Raja bukan tidak ingin menyerangnya, mungkin hanya karena tidak bisa mengingat keberadaan Li Leping."
Di sisi lain.
He Yue Lian juga telah menerima kabar dari Manusia Kertas. Tanpa banyak bicara, ia segera bersiap menuju lokasi yang ditentukan untuk berkumpul. Meski sangat ingin membalaskan dendam Lu Zhiwen dengan membunuh para Raja itu, entah mengapa, beberapa Raja yang menghilang masih belum bisa mengingat wajahnya sampai sekarang.
Ini membuat He Yue Lian tidak bisa meretas masa lalu.
"Perintah Yang Jian lebih penting. Urusan organisasi Raja akan ditangani nanti." Begitu pikiran He Yue Lian.
Selain itu, Li Yang juga telah menerima kabar, ditambah He Yiner yang mulai bergerak.
Tak lama kemudian, sisa komandan tim bergerak mengarah ke Danau Hantu untuk berkumpul.
Hanya dalam beberapa saat, mereka hampir semua telah hadir lengkap.
"Hanya tersisa segini orangnya?" ujar Yang Jian yang berdiri di atas Danau Hantu sambil melirik sekeliling, memperhatikan para komandan tim yang sedang mendekat. Ia merasa heran dengan jumlah yang ada sekarang.
Bukan hanya dia, orang lain juga terlihat terkejut.
Karena kali ini banyak anggota yang hilang dalam proses pengumpulan.
"Zhou Deng, Lu Zhiwen, Lin Bei, dan Wang Chaling... Sekaliigus hilang empat komandan tim?" Hati Li Leping mendadak dingin, tak kuasa menahan diri untuk bertanya.
Yang Jian menjelaskan: "Wang Chaling tidak mati, dia terluka parah dan terpaksa mundur sementara. Tapi yang pasti, Zhou Deng, Lu Zhiwen, dan Lin Bei ketiga komandan tim telah dibunuh."
"Zhou Deng mengorbankan diri untuk melindungiku." Suara He Yiner terdengar berat, raut wajahnya muram.
“Serangan pertama lawan sudah membuat tiga komandan tim kita tewas, bahkan Tiga Generasi Keluarga Wang pun terpaksa mundur lebih cepat. Kalau serangan kedua datang, markas kita mungkin akan dihabisi semua.” Yang berbicara adalah Wen Zhong dari tim Li Yang, kata-katanya memancarkan kekhawatiran.
Liu San membuka mulut: “Mereka tidak bisa melancarkan serangan kedua. Kita menderita, mereka lebih parah lagi. Jumlah raja yang tebas lebih banyak. Barusan saya dan Yang Jian melakukan hitungan cepat, bisa dipastikan operator proyeksi, badut, kapten kapal, misionaris, pemilik kos, pianis, jagal – total tujuh raja tewas dalam bentrokan ini. Jika ditambah raja berkode pembunuh yang dihabisi Ye Zhen sebelumnya, total delapan. Meski jumlah raja di organisasi Raja lebih banyak, korban sebanyak ini pasti tak tertanggungkan bagi mereka.”
“Tapi situasi sekarang tetap tidak boleh diabaikan. Masih banyak raja tersisa, tapi kalau ingin menghabisi kita, itu hanya mimpi. Kekuatan inti kita masih utuh.”
Yang dimaksud ‘kekuatan inti’ adalah Yang Jian, He Yuelian, He Yiner – komandan tim yang bisa membalikkan keadaan. Selain itu, Zhang Xianguang masih aktif.
Hanya saja tak diketahui kemana Ye Zhen menghilang saat ini. Sebelumnya, manusia kertas Liu San melihatnya sedang bertarung sengit dengan seorang raja sangat kuat di suatu tempat di Kota Dahai, tapi tiba-tiba mereka berdua menghilang bersama dan belum kembali sampai sekarang.
Yang Jian berkata: "Saya perlu mengoreksi satu hal. Meski Raja dengan kode nama Kapten telah dibunuh, sang kapten sejati masih hidup. Ia berada di Kapal Hantu, dengan status bukan manusia hidup melainkan hantu gentayangan mengerikan yang bersembunyi di kedalaman kabin kapal. Jadi kemungkinan besar sang kapten akan muncul kembali di masa depan."
"Selain itu, Komunitas Pengusir Roh dari negara kepulauan belum terlibat dalam pertempuran. Jika mereka memilih bergabung sekarang, ini akan menjadi ancaman fatal bagi kita."
Setelah pernyataan tersebut, kerumunan pun terhening.
Benar.
Musuh kita bukan hanya Organisasi Raja, tapi juga Komunitas Pengusir Roh. Meski jumlah ahli tingkat tinggi mereka terbatas, siapa yang bisa menjamin mereka tidak menyimpan kartu as?
"Yang Jian, apa rencanamu selanjutnya?" tanya Liu San.
Yang Jian menjawab: "Sederhana. Kumpulkan semua sisa kekuatan kita untuk serangan balik. Kita yang akan memulai gelombang serangan kedua untuk mengurung sisa anggota Organisasi Raja di Kota Dahai. Kalau memungkinkan, habisi mereka semua sampai tak tersisa, jangan beri kesempatan bangkit."
"Seharusnya memang begitu," sahut He Yiner sambil mengangguk setuju.
"Sudah sampai titik ini, tak ada lagi yang perlu diperdebatkan. Kita harus bertarung habis-habisan. Selama mereka masih hidup, kita takkan pernah tenang," geram Li Yang sambil menggigit gigi.
Meski tim mereka tidak menghadapi serangan langsung dari Raja, proses penanganan peristiwa gaib tetap penuh bahaya. Hampir terjadi korban lagi - semua ini ulah Kapal Hantu yang harus dipertanggungjawabkan.
"Apa hanya dengan kita berberapa bisa mengalahkan lawan?" tanya Li Leping.
Meski keputusan Yang Jian tepat, saat ini perlu dilakukan penilaian menyeluruh terhadap kekuatan kedua belah pihak.
“Saya yakin sisa pangeran dari pihak lawan sudah tidak banyak, dan sekarang peristiwa supranatural di Kota Dahai mulai menunjukkan tanda-tanda tak terkendali. Kami tidak punya waktu untuk menunggu lagi. Selain itu, jangan lupa bahwa Kapal Hantu sudah berangkat sebelumnya. Tidak ada yang bisa menjamin kapan ia akan kembali lagi. Jika kita menunggu sampai lawan yang menyerang lebih dulu, semuanya akan hancur!”
Yang Jian langsung berkata, sekaligus menyampaikan kekhawatirannya kepada kerumunan.
Li Leping berkata: "Benar juga. Jika Kapal Hantu datang lagi, kita memang tidak bisa menahan. Kalau begitu, mari kita bertindak sekarang juga dan mengakhiri semua ini sepenuhnya."
"Liu San, gunakan semua manusia kertasmu untuk mengunci posisi para pangeran lawan," Yang Jian segera memerintahkan.
"Manusia kertasku sudah disebarkan, tapi butuh sedikit waktu," jawab Liu San.
Yang Jian berkata: "Selama menunggu, kita tidak boleh membuang waktu. Kita bisa menangani peristiwa supranatural di sekitar."
"Manusia Tanpa Wajah sudah menanganinya. Dia terus membantu. Sebelumnya, kalau saja dia tidak sibuk, Zhou Deng tidak akan mengalami musibah," jelas He Yiner.
Yang Jian berkata: "Aku tahu kau menyalahkan diri sendiri atas kematian Zhou Deng, tapi sekarang bukan saatnya bersedih. Kau adalah Sang Pemanggil Arwah. Nanti mintalah markas untuk mengumpulkan barang peninggalannya. Asal kau mau, kau bisa memanggil arwah Zhou Deng dan komandan tim lain yang sudah mati. Selama kau masih hidup, para komandan tim markas kita tidak akan pernah dihabisi semua."
Mendengar ini, mata He Yiner berbinar-binar.
Ya.
Dia masih bisa memanggil arwah.
Dan Zhou Deng maupun komandan tim lainnya, pasti memiliki banyak barang peninggalan dari masa hidup mereka. Asalkan berhasil mengambilnya, kita bisa langsung melakukan pemanggilan arwah. Dan selama frekuensi pemanggilan arwah cukup banyak, banyak orang tidak bisa dianggap benar-benar mati, karena cepat atau lambat mereka akan muncul kembali di dunia ini.
Anggota tim lainnya juga mengangguk setuju, merasa metode ini cukup bagus.
Melihat adegan ini, Yang Jian tiba-tiba teringat pada Kak Merah tanpa alasan jelas. Kak Merah itu juga mewarisi takdir serupa He Yiner. Selama Kak Merah ada, dia bisa meniru rekan satu tim masa hidupnya melalui boneka kayu, di mana boneka-boneka itu memiliki 60% kemampuan asli rekan tim tersebut.
Jadi selama kekuatan gaib Kak Merah tidak bermasalah, tim era Republik itu bisa kapan saja menampakkan diri kembali di dunia ini.
Saat ini, Sang Pemanggil Arwah He Yiner juga menapaki jalan yang sama.
Entah, puluhan tahun mendatang, setelah para komandan tim satu per satu gugur, apakah He Yiner akan sesekali memanggil arwah mereka untuk menangani peristiwa supranatural yang tak teratasi?
Yang Jian tidak melanjutkan lamunannya. Dia hanya berkata, "Sudah, jangan buang waktu lagi. Ayo mulai bergerak."
Seketika itu juga,
Dia kembali memimpin tim untuk berangkat, memutuskan menggunakan sisa kekuatan untuk memusnahkan sisa anggota organisasi Raja.
Di waktu yang bersamaan,
Di sudut tak mencolok di Kota Dahai,
Tempat ini tak pernah diinjak atau diperhatikan siapapun. Tapi justru sudut tak berarti inilah yang menjadi titik kumpul organisasi Raja saat ini.
"Saat ini wajah pemilik perkebunan terlihat sangat suram. Di tubuhnya masih tersisa bekas gigitan anjing jahat. Untungnya dia berhasil menahan invasi mimpi buruk itu, kalau tidak mungkin dia benar-benar tewas di mulut anjing jahat itu."
Meskipun selamat, karena terlalu lama terlibat dengan anjing jahat itu, dia tidak bisa melepaskan diri untuk menghalangi Yang Jian. Hal ini menyebabkan banyak masalah dalam aksi-aksi mereka, seperti penyelamatan He Yiner dan Wang Chaling, serta pembunuhan Kapten dan Misionaris. Perubahan tak terduga ini membuat mereka menderita kerugian besar.
Yang lebih fatal, di Kota Dahai saat ini diam-diam bersembunyi seorang Pengendali Hantu bernama Zhang Xianguang yang terus memburu para raja. Kemampuannya sangat mengerikan.
"Sekarang hanya tersisa sedikit orang seperti ini? Kerugian seperti ini sulit kami terima," kata pemilik perkebunan sambil melirik sekilas.
Meskipun masih tersisa cukup banyak raja, jumlahnya jauh berkurang dibanding sebelumnya.
"Lawan sudah waspada, dan mereka menunjukkan kemampuan yang mengerikan saat mempertaruhkan nyawa. Ini menyebabkan banyak penyimpangan dalam rencana. Sepertinya aksi yang kami rencanakan sebelumnya terlalu konservatif. Lagipula mereka adalah para komandan tim, jangan diremehkan," kata raja berkode nama Pelukis sambil menggelengkan kepala.
"Menurut rencana awal, serangan pertama setidaknya harus mengurangi empat anggota lawan sementara kami tetap utuh. Sekarang meski berhasil menghabisi tiga komandan tim - Zhou Deng, Lu Zhiwen, dan Lin Bei - prestasi ini harus dibayar dengan pengorbanan yang terlalu besar," ujar raja berkode nama Penggali Kuburan di sebelahnya dengan suara berat.
"Pemilik perkebunan, kau harus bertanggung jawab utama. Jika Yang Jian tidak muncul, Wang Chaling itu sudah mati, dan kami tidak akan kehilangan Misionaris."
Kemudian penggali makam ini kembali menuduh kegagalan pemilik perkebunan.
Tatapan pemilik perkebunan menjadi suram: "Aku memilih misi tersulit. Kau tak punya hak menuduhku. Yang Jian itu bukan tolol yang mau dengan rela kutahan. Dia punya pemikirannya sendiri. Lagipula saat kalian bertindak seharusnya mengantisipasi bantuan lawan, toh beberapa komandan tim mereka tidak masuk dalam area serangan."
"Sepertinya ini bukan saatnya saling tuduh. Lebih baik pikirkan langkah selanjutnya," kata Pelukis.
"Segera luncurkan serangan kedua, minta Kapal Hantu mendarat kembali ke Kota Dahai." Suara dingin terdengar, seorang Raja asing mengusulkan.
Pemilik perkebunan langsung menolak: "Tidak bisa! Jika kami jalankan rencana serangan kedua sekarang, ada persentase keyakinan kami akan dihabisi semua. Lawan masih punya anggota-anggota dashyat. Kami tidak yakin bisa menang. Memang rencana awal para komandan hebat itu adalah mengandalkan keunggulan jumlah untuk menghabisi mereka di serangan kedua. Tapi sekarang jumlah kami jauh kurang. Rencana seperti ini jelas tidak bisa diimplementasikan."
