"Hari ini Sang Ye datang hanya untuk satu hal: membalaskan dendam. Yang tidak berkepentingan minggirlah!"
Di luar negeri, dari dalam sebuah gedung pencakar langit, bergema raungan marah Ye Zhen.
Dia tidak ikut bertarung melawan para pangeran di Kota Dahai, melainkan tiba-tiba tersadar di tengah jalan. Memutuskan meninggalkan medan perang itu dan langsung menyerang sarang musuh, mencabut sampai ke akar-akarnya markas organisasi Raja satu per satu.
Bagaimana tidak? Mereka berlaku tidak sportif, menyergap forum gaib dan hampir menghabisi semua anggotanya.
Ye Zhen benar-benar tidak bisa menerima perlakuan ini. Membunuh satu atau dua pangeran tidak akan meredakan amarahnya. Hanya dengan membersihkan seluruh organisasi Raja, dendam di hatinya baru akan terlampiaskan.
“Dan dia telah membicarakan dengan boneka anak di baliknya, itu juga dianggap sebagai ide bagus.”
Boneka anak yang ganjil membuka mulutnya seolah berbicara, tapi tak ada suara sama sekali. Namun Ye Zhen mendengar informasi kunci satu per satu, sehingga dia mengetahui lokasi pasti organisasi Raja dan siapa saja anggotanya.
Dengan hantu gentayangan sebagai penunjuk jalan.
Setiap kali Ye Zhen bisa menemukan markas organisasi Raja dengan akurat.
Dan ini sudah menjadi markas kedelapan yang dia bersihkan.
Bergema suara penuh kemarahan Ye Zhen.
Meski banyak orang asing tak mengerti, sebagian Pengendali Hantu paham dan mengenali Ye Zhen.
“Sial! Ini admin forum gaib dari Kota Dahai, Ye Zhen! Kenapa dia ke sini? Bukankah seharusnya dia bertarung dengan Raja kita di Kota Dahai sekarang?” Seorang anggota organisasi Raja panik.
“Aku tahu! Dia tak ingin bentrok dengan Raja, dia ingin menghabisi kita saat ini!”
“Bagaimana mungkin? Kapan Ye Zhen menjadi jahat seperti ini?”
Berbagai suara terdengar di dalam gedung, diikuti kepanikan yang berhamburan.
Serangan Pengendali Hantu tingkat komandan tim bagi mereka adalah mimpi buruk, karena tak ada Raja yang bisa menghadapi komandan tim. Lagipula ini hanya salah satu markas organisasi Raja dengan jumlah Pengendali Hantu terbatas.
Jadi menghadapi Ye Zhen, mereka sama sekali tak punya cara kecuali berusaha kabur.
Tapi sekarang bahkan kabur pun sulit.
Karena wilayah hantu Ye Zhen telah memblokir gedung pencakar langit ini, setelah mengeluarkan beberapa orang yang tidak berkepentingan, Ye Zhen langsung tak sabar untuk bertindak.
Dengan mengandalkan kekuatan gaib tumbal, dia sama sekali tidak perlu mencari musuh secara sengaja. Cukup berdiri di tengah gedung, lalu melukai diri sendiri, musuh di sekitarnya akan mati satu per satu. Kerusakan gaib semacam ini juga tidak bisa dihindari, hanya bisa ditahan dengan kekuatan diri sendiri.
Para pangeran mungkin bisa menahan serangan gaib tumbal Ye Zhen, tapi para Pengendali Hantu biasa sama sekali tidak mampu.
Begitu Ye Zhen mulai bertindak, jeritan-jeritan menyakitkan segera bergema di dalam gedung.
Satu per satu Pengendali Hantu mulai mati secara mengenaskan tanpa alasan yang jelas.
Ekspresi Ye Zhen tetap dingin, sama sekali tidak peduli.
Anggota forum gaibnya yang tewas jauh lebih banyak dari ini.
Tak lama kemudian.
Jeritan-jeritan itu mulai berkurang perlahan, hingga akhirnya tidak terdengar sama sekali. Gedung itu pun menjadi sunyi sepi.
"Ke tempat berikutnya." Ye Zhen langsung berbalik badan dan pergi tanpa ragu.
Di punggungnya, tergeletak boneka anak yang menyeramkan. Saat ini boneka itu sedang membuka mulutnya seolah mengatakan sesuatu.
Jelas terlihat.
Hantu itu kembali membimbing Ye Zhen ke lokasi berikutnya.
Taktik Ye Zhen ini di luar perkiraan semua orang. Ditambah kecepatan aksinya yang luar biasa, menyebabkan anggota biasa organisasi Raja sama sekali tidak siap. Dengan arahan hantu yang terus membimbing, jika tidak ada halangan, organisasi Raja ini benar-benar akan dicabut sampai ke akar olehnya sendirian.
Seiring waktu yang berlahan berlalu.
Situasi di Kota Dahai juga perlahan membaik.
Sekelompok komandan tim sedang mencari jejak supranatural di dalam Kota Dahai, asalkan ditemukan pasti akan diselesaikan, jika seorang komandan tim tidak bisa menyelesaikannya, cukup kirimkan informasi, seketika komandan tim lain akan datang membantu.
Dalam kondisi kerja sama, pada dasarnya semua peristiwa supranatural bisa diselesaikan.
Satu-satunya yang membuat pusing adalah beberapa hantu memang bersembunyi sangat dalam, sulit dilacak, karena tidak semua hantu akan bertindak membunuh, sebagian hantu yang bersembunyi kemudian menghilang tanpa bekas, tidak pernah muncul lagi, terhadap hal ini meskipun komandan tim pun tak ada cara.
Mereka hanya bisa menyelesaikan peristiwa supranatural yang sedang mengganggu saat ini.
“Kejadian hari ini sudah cukup banyak, kalian semua jika lelah bisa istirahat dulu, situasi Kota Dahai tidak bisa diselesaikan dalam satu hari, kita harus menahan diri di sini beberapa hari lagi.” Yang Jian saat ini sedang duduk beristirahat di atap sebuah gedung, di sebelahnya berdiri tegak sebuah tombak merah panjang.
Pada tombak itu terdapat gantungan, sebuah kelinci kecil yang memudar dan menghitam, saat ini mata kelinci itu sedang menatap Yang Jian dengan cara yang ganjil.
Namun terhadap hal ini Yang Jian sama sekali tidak menganggap serius.
“Memang harus beristirahat sebentar, aku khawatir jika terus begini aku akan mengalami kebangkitan hantu gentayangan.” Li Leping membalas, dia juga menghentikan sementara aksinya, mencari tempat untuk beristirahat.
“Kalian istirahatlah, aku masih bisa melanjutkan aksi.”
He Yiner saat ini masih dalam kondisi prima, sebagai Sang Pemanggil Arwah dia hanya perlu memanggil arwah saja, sama sekali tidak perlu sendiri melawan hantu gentayangan.
“Aku masih baik-baik saja.” He Yue Lian juga menyatakan dirinya bisa melanjutkan aksi.
Liu San membalas: "Aku juga hampir mencapai batas, perlu istirahat. Saat melawan pangeran itu sebelumnya, pertarungannya terlalu sengit. Belum lagi baru saja menangani dua peristiwa supranatural. Jika terus begini, risikonya besar bagiku."
"Komandan tim, di sini juga perlu penyesuaian. Kondisi Su Fan agak menurun, Zhang Lei juga butuh waktu untuk mencerna Hantu yang baru ditelannya," Li Yang juga menyatakan tim kecil perlu istirahat.
Yang Jian menjawab: "Menjaga kondisi saat ini sangat penting. Jika merasa tidak sanggup, segera berhenti dan istirahat. Susah payah bertahan hidup dari pertempuran ini, jangan sampai mati dalam peristiwa supranatural lanjutan."
Ternyata.
Mayoritas orang sudah mencapai batas maksimal. Jika terus dipaksakan, banyak yang akhirnya harus pensiun dini.
Padahal ini dalam situasi sisa pangeran sudah dihabisi semua oleh Kak Merah.
Andai para pangeran lawan itu benar-benar bergerak lagi, jumlah yang bisa bertahan hidup pasti bisa dihitung jari.
"Semoga tidak ada masalah berikutnya, semuanya berjalan mulus," ada kekhawatiran tak terduga di hati Yang Jian.
Kekhawatiran ini bersumber dari pangeran berkode nama Kapten.
Dari statusnya di kapal itu untuk menilai, perang ini tidak sederhana di balik layar. Ada bayangan hantu gentayangan. Jadi dia khawatir, dalam situasi kedua belah pihak kehilangan banyak pangeran, komandan tim, dan Pengendali Hantu papan atas, peristiwa supranatural akan meledak saat ini.
Dan ini bukan ketidaksengajaan alamiah, melainkan ulah hantu gentayangan yang sengaja menciptakan jebakan seperti ini.
Sudut Kota Dahai.
Liu San saat ini sedang berkumpul bersama beberapa manusia kertas di sebuah ruangan yang tidak berpenghuni. Kondisinya memang tidak baik-baik saja. Kertas kuning di wajahnya mulai mengelupas seolah kehilangan daya rekat. Jika terus begini, mayat tua mengerikan yang tertidur di dalam manusia kertas itu pasti akan bangkit.
Saat itu tiba, Liu San pasti mati.
Maka Liu San yang berhenti beristirahat mulai menggunakan kekuatan gaib untuk memperbaiki bagian yang rusak. Kertas kuning yang mengelupas itu ditempel kembali, sementara mayat tua di dalam manusia kertas kembali disegel untuk mencegah arwah penasaran ini terbangun.
Namun selama Liu San beristirahat, manusia kertasnya tidak diam saja. Mereka tetap bergerak-gerak.
Tiba-tiba.
Persis di saat ini, Liu San yang sedang menempelkan kertas kuning itu mendadak berubah ekspresi. Matanya menatap tajam ke arah salah satu manusia kertas di sebelahnya.
Manusia kertas itu sudah berada di sini sejak lama, tak pernah sekalipun meninggalkan ruangan.
Sebab manusia kertas ini terus melakukan satu hal: mengawasi peta navigasi kuno yang sudah lapuk itu.
Peta navigasi ini bisa menunjukkan lokasi spesifik Kapal Hantu.
Setelah rapat penting di Kota Dadong sebelumnya, peta ini diserahkan pada Liu San. Dengan banyaknya manusia kertas miliknya, dia bisa membagi tugas untuk terus memantau pergerakan peta, sementara komandan tim lain sibuk dengan urusan lain sehingga tidak bisa terus-menerus mengawasi.
Tapi baru saja...
Posisi Kapal Hantu muncul kembali di peta navigasi.
"Apa leluconnya? Kapal Hantu kembali? Sekarang di dekat Kota Dahai?" Liu San membelalak memandangi peta navigasi itu. Dia tidak salah lihat.
"Kapal Hantu kembali muncul di peta navigasi, dan jaraknya sudah sangat dekat dengan Kota Dahai, sepertinya sedang berlayar menuju ke arah sini."
"Serangan kedua kah?"
"Mustahil! Jelas-jelas para pangeran itu hampir dihabisi semua, Kapal Hantu sudah tidak ada yang memancingnya, kapal ini sudah tak terkendali, sekarang hanya bisa berkeliaran tanpa tujuan di lautan, sama sekali tidak mungkin muncul di sini. Mungkinkah ini hanya kebetulan?"
Liu San tatapannya berubah-ubah, di hatinya dipenuhi kecemasan yang sangat kuat.
Karena dia tahu, jika Kapal Hantu datang sekali lagi, dengan kemampuan komandan tim saat ini, sama sekali tidak mungkin menghadapinya.
