Setelah lama terkontaminasi darah hantu, wilayah ini telah berubah menjadi daerah supernatural.
Rumput liar dan tanah semuanya berwarna merah darah, memancarkan bau amis, bahkan pepohonan pun berwarna merah dengan bentuk-bentuk aneh seperti mayat-mayat yang terdistorsi.
Tapi tak lama kemudian.
Wilayah yang terpengaruh kekuatan gaib ini tiba-tiba dilalap api besar.
Itu adalah api hantu berwarna hijau muda.
Api supernatural berkobar hebat, membakar semua yang ada di sini, bahkan tanah merah pun ikut terbakar.
"Lebih baik kita bersihkan dulu area ini." Saat ini Yang Jian berdiri tegak di tengah kobaran api tanpa bergerak, hanya menunggu api hantu menghabiskan semua elemen supernatural di wilayah ini.
Si jago merah mengamuk, dari dalam kobaran api terdengar berbagai suara aneh.
Dari semak-semak terdengar jeritan mengerikan, sesosok mayat berdarah yang kulitnya terkoyak terbakar api hantu.
Pepohonan yang terbakar bergerak-gerak kesakitan seolah manusia hidup.
Berbagai fenomena supernatural mulai bermunculan.
Tapi seiring api hantu yang perlahan padam, semua keanehan itu pun cepat menghilang.
Mayat yang berlumuran darah berubah menjadi tumpukan arang hangus, pepohonan merah yang meliuk-liuk seperti mayat pun berubah menjadi tunggul-tunggul kering, rumput liar merah yang padat juga hilang tak bersisa... Semua ini habis terbakar, hanya menyisakan sebuah kolam yang seolah dipenuhi darah di tengahnya yang tak terpengaruh oleh kobaran api.
Yang Jian berdiri di tepi kolam darah ini. Ia tak bisa melihat jelas apa yang ada di dalam kolam itu, juga tak tahu seberapa dalam kolam tersebut. Yang ia tahu hanyalah, jika tercebur ke dalamnya, pasti akan menghadapi bahaya mengerikan yang tak terbayangkan.
Namun bahaya selalu disertai kesempatan khusus.
Dengan mengendalikan bus gaib, mungkin ia bisa menahan erosi kekuatan gaib. Jika beruntung, kedua kekuatan gaib ini bisa membentuk keseimbangan, sehingga ia bisa selamat secara mujur.
Jika keseimbangan tak terbentuk, Yang Jian akan tewas di tangan kebangkitan supranatural atau tenggelam dalam darah hantu.
Tapi ia sudah memikirkannya matang-matang. Karena itu, tanpa ragu-ragu lagi, ia tetap melakukan persiapan terakhir.
Yang Jian mengangkat tombak panjang merahnya, lalu menggambar lingkaran besar mengelilingi kolam darah.
Lingkaran ini mengurung kolam darah beserta dirinya sendiri di dalamnya.
Setelah itu, dengan erat menggenggam tombak, ia berbisik mengucapkan sumpah: "Siapapun - manusia hidup atau hantu gentayangan - yang mendekati lingkaran ini akan diserang tombak ini. Masa berlakunya satu tahun. Saat tombak jatuh, permohonanku terwujud."
Begitu sumpah terucap, tanpa ragu ia melemparkan tombak itu sekuat tenaga.
Tombak yang melesat itu mendarat di lantai tak jauh, tertancap dalam-dalam di tanah hangus yang terbakar.
Yang Jian tidak ingin diganggu selama dirinya terendam dalam kolam darah, juga tak mau ada sabotase yang disengaja. Karena itulah dia mengajukan permohonan ini dengan batas waktu satu tahun.
Ini sudah merupakan tenggat yang sangat konservatif.
Jika dalam setahun dia tak bisa keluar dari kolam darah, berarti sudah pasti mati. Tapi jika bisa bertahan hidup, secara alami batasan ini akan terlepas.
"Seharusnya tidak ada masalah lagi."
Yang Jian mengangguk, lalu berjalan langsung menuju kolam darah.
Tak lama kemudian.
Salah satu kakinya sudah menginjak permukaan kolam darah.
Dingin yang menusuk dan sensasi tak terduga menyergap.
Seolah ribuan orang berusaha mati-matian menyusup ke dalam tubuhnya, tapi semua itu terhalang oleh kekuatan gaib yang jauh lebih kuat.
Itu adalah kekuatan Bus Gaib.
Sekalipun Yang Jian hanya menguasai setengah kekuatan bus itu, sudah cukup membuatnya mengerikan. Darah hantu tak akan mudah menggerogotinya.
"Berbeda dengan sensasi saat kontak terakhir kali. Dulu saat kugunakan Tangan Hantu, kolam darah ini masih tenang..." Dia teringat kondisi saat membersihkan kutukan Gunting Hantu di sini sebelumnya.
Tampaknya kontak antara hantu dengan darah hantu akan memberi reaksi berbeda dibanding manusia hidup.
Tapi itu tak jadi masalah.
Yang Jian mengabaikan sensasi itu. Langkahnya melanjut, hingga seluruh tubuhnya terbenam dalam kolam darah.
Pada saat ini, dia merasa dirinya seperti kehilangan kontrol, mulai tenggelam dengan cepat ke bawah, dan tak lama kemudian seluruh tubuhnya telah menghilang dari pandangan, benar-benar tenggelam ke dalam kolam darah.
Kolam darah ini tampaknya sangat dalam, Yang Jian terus merasakan sensasi jatuh bebas.
Tapi yang lebih membuat tidak nyaman daripada sensasi jatuh bebas adalah, dari segala penjuru dirasakan muncul ribuan hantu gentayangan yang membungkusnya dengan sangat rapat, seolah ingin melelehkannya dan mengubahnya menjadi genangan darah dalam kolam ini.
"Aku meleleh? Tubuh sudah tak terasa lagi, berbagai persepsi juga mulai menghilang."
Yang Jian segera menyadari bahwa dirinya perlahan kehilangan berbagai kemampuan persepsi - penglihatan, pendengaran, penciuman, bahkan tekstur sentuhan pun lenyap. Dia juga tak bisa merasakan perubahan di sekitarnya, bahkan kehilangan arah.
Dia sepenuhnya terbenam dalam kesunyian.
Namun yang aneh, kesadarannya tetap terjaga.
Tapi Yang Jian tidak yakin apakah seiring waktu kesadarannya juga akan terkikis dan tenggelam dalam ketidaksadaran. Saat ini dia tak punya pilihan, karena meski menyesal dan ingin keluar dari kolam darah, itu mustahil dilakukan.
Dia hanya bisa menunggu hingga konflik gaib ini berakhir pada suatu momen.
Momen itu mungkin datang segera, atau mungkin tertunda lama.
Demikianlah, setelah menelan Yang Jian, kolam darah cepat kembali tenang tanpa riak sedikitpun. Hanya tombak merah yang masih berdiri di tepi kolam yang membuktikan kehadiran Yang Jian sebelumnya, bukan menghilang secara misterius.
Waktu terus berlahan bergulir.
Tak lama kemudian, hari ini berakhir.
Tapi di hari kedua, kolam darah masih tetap tenang, tidak ada kejadian apapun yang terjadi.
Saat hari ketiga, kolam darah masih belum menunjukkan perubahan.
Namun sesuai kondisi Yang Jian sebelumnya, dia maksimal hanya bisa bertahan sampai hari kedua, karena di akhir hari kedua dia harusnya tewas di tangan kebangkitan hantu gentayangan.
Jadi pada momen waktu ini, Yang Jian seharusnya sedang dalam kondisi kebangkitan gaib bus.
Tapi di hari keempat dan kelima, kolam darah tetap belum berubah, bahkan tidak ada gelembung yang muncul.
Satu-satunya perbedaan adalah kolam darah terlalu tenang, sama sekali tidak ada keanehan. Jika dibandingkan sebelum kedatangan Yang Jian, sesekali ada sesuatu yang ganjil terbentuk dari kumpulan kekuatan gaib merangkak keluar dari kolam darah dan mengikis area sekitarnya, tapi sekarang fenomena itu telah menghilang.
Hingga tiba hari kedelapan.
Di jalan tol sekitar, sebuah mobil datang mendekat.
Setelah kendaraan berhenti, seorang pria muda dengan lengan kurus kering dan wajah suram turun dari mobil.
Dia adalah Li Yang.
Datang untuk menyelidiki situasi dengan mengikuti informasi yang ditinggalkan Yang Jian.
Karena Yang Jian telah menghilang selama beberapa hari.
Banyak orang mulai memantau pergerakannya.
Tatapan Li Yang beralih ke arah kolam darah, akhirnya dia melihat tombak merah berdiri di tanah di sebelah kolam itu. Dia paham di mana sang komandan tim berada.
"Berita tentang hilangnya komandan tim ini meski ingin ditutupi tak akan bisa lama-lama. Tapi jika sampai tersebar, tempat ini pasti akan sengaja diganggu orang." Pikirannya tenggelam dalam perenungan.
Meski Yang Jian mempersilakannya untuk membocorkan kondisi diri sendiri, Li Yang memiliki pertimbangan tersendiri.
“Saya pikir lebih baik kita tetap menyembunyikan sebagian informasi. Jika anggota lingkaran gaib mengetahui Komandan Tim mengalami kebangkitan hantu gentayangan dalam diri dan tenggelam dalam kolam darah sekarang, situasi bisa menjadi kacau. Kita harus menunggu waktu yang tepat untuk mengungkapkan informasi ini, dan juga wajib merahasiakannya setinggi mungkin, hanya sebagian kecil orang yang boleh memahami situasi sebenarnya.”
Setelah berdiam cukup lama dan melihat semuanya tenang, Li Yang akhirnya berbalik badan dan mengemudi pergi.
Bukan dia tak ingin tinggal lebih lama, tapi dia sangat sibuk.
Tanpa kehadiran komandan tim, dia harus menggantikan banyak pekerjaan Yang Jian sekaligus menstabilkan situasi di Kota Dachang.
Setelah kepergian Li Yang, selama waktu yang cukup lama tak ada lagi orang yang mendatangi area sekitar ini.
Namun karena Yang Jian sudah lama hilang kontak, banyak yang mulai menebak-nebak apa sebenarnya yang sedang dilakukan sang komandan, meski belum ada yang mencurigai kemungkinan kebangkitan hantu gentayangan.
Soalnya Yang Jian memang sering menghilang tanpa kabar.
Bahkan beberapa kali sempat beredar dugaan bahwa dia sudah tewas, tapi pada akhirnya selalu muncul kembali dengan penuh vitalitas di Gedung Shangtong.
Setelah beberapa kali kejadian seperti itu, tak ada lagi yang percaya bahwa Yang Jian si Mata Hantu - Komandan Penegak Hukum Markas Besar - akan mati secara tak wajar. Apalagi setelah berhasil memporak-porandakan Organisasi Raja dan menyelesaikan kasus Kapal Hantu, posisinya kini sudah tak tertandingi di lingkaran gaib.
Li Yang juga tak akan membocorkan situasi sebenarnya. Dia hanya berkata bahwa Yang Jian perlu mengurus beberapa urusan pribadi dan akan menghilang beberapa waktu.
Kerumunan pun tak ada yang menaruh curiga.
Kepemimpinan Li Yang di Kota Dachang juga berjalan lancar tanpa masalah.
Tapi semua ini hanya bersifat sementara.
