Yang Jian tenggelam dalam darah hantu selama tiga bulan, nasibnya tidak diketahui?
Seperti dinding yang tak bisa menahan angin, seiring Li Yang membocorkan situasi Yang Jian, meski semua orang merahasiakan, lama-kelamaan kabar ini pun mulai menyebar.
Yang pertama mengetahui kabar ini adalah markas besar beserta para komandan tim markas. Jabatan dan otoritas mereka cukup tinggi, memiliki hak untuk segera mengetahui peristiwa besar di lingkaran gaib.
"Batuk-batuk... Apakah Yang Jian akhirnya juga harus menghadapi ujian kebangkitan hantu gentayangan?"
Suara parau yang aneh terdengar dari sebuah ruang aman di Kota Dadong.
Di bawah cahaya putih pucat, Wang Chaling terbaring di ranjang pasien. Seluruh tubuhnya dililit perban, udara sekitar penuh aroma kayu cendana kental. Namun bahkan ini tak bisa menutupi bau busuk membusuk yang menyengat dari tubuhnya yang sudah sangat terurai.
Meski demikian, Wang Chaling tetap memaksakan diri mempertahankan tubuh yang membusuk ini agar tetap hidup.
“Tiga bulan? Waktu ini terlalu lama, Yang Jian kemungkinan besar tidak akan bertahan melewati cobaan ini, sepertinya era komandan tim akan berakhir.”
Wang Chaling berbicara perlahan, wajahnya juga dibalut perban, hanya menyisakan lubang hidung dan mulut. Matanya sudah membusuk akibat erosi kekuatan supranatural. Dalam kondisi seperti ini, dia tidak bisa muncul normal di pandangan orang. Dia hanya bisa bersembunyi di ruang aman sambil hidup merana, lalu mengatur berbagai hal melalui perintah jarak jauh via telepon.
Untungnya dia sangat spesial. Meski tidak bisa bergerak, selama masih hidup dia tetap bisa memerintahkan arwah orangtua serta kakek neneknya untuk melakukan apapun.
Karena itu, Wang Chaling masih tetap mengontrol situasi Kota Dadong dengan ketat.
“Sekarang saya belum boleh mati. Saya harus terus bertahan hidup. A Zhen baru hamil enam bulan, masih kurang. Saya setidaknya harus bertahan dua bulan lagi. Kelahiran keturunan keempat keluarga Wang tidak boleh ada masalah sedikitpun.”
Wang Chaling menghitung waktu dalam hati.
Dia merasa mungkin tidak akan sempat menunggu kelahiran normal keturunan keempat Wang. Delapan bulan masa kehamilan seharusnya cukup. Begitu waktunya matang, dia akan segera memerintahkan orang untuk melakukan operasi caesar pada A Zhen.
Begitu generasi keempat lahir, dia akan rela menelan napas terakhir ini dan mengakhiri hidup yang penuh penderitaan ini.
Sementara di Kota Dachuan.
Li Leping yang selama ini tak menarik perhatian, setelah menerima kabar tentang Yang Jian, tetap tenang. Dia meletakkan ponsel tanpa bicara, lalu berkeliaran seperti hantu gentayangan di sudut-sudut kota sambil terus menangani berbagai peristiwa supranatural.
Menurut Li Leping, langkah yang diambil Yang Jian sudah diprediksi sejak awal.
Dia terlalu kuat.
Namun kekuatan gaib yang besar selalu memerlukan pengorbanan, hanya saja semua orang mengabaikan pengorbanan itu.
"Kukira aku yang akan kolaps lebih dulu, tak disangka Yang Jian justru yang pertama. Memang pantas, dia berjuang mati-matian hampir sendirian melawan Kapal Hantu. Saat itu sudah kuduga, kuharap ada keajaiban sehingga dia bisa muncul kembali di lingkaran gaib." Liu San dari Kota DQ tersenyum getir setelah menerima informasi.
Dia tahu, seseorang yang menghilang selama tiga bulan hampir mustahil untuk terbangun kembali.
Karena mengendalikan seekor hantu gentayangan tidak memerlukan waktu selama itu.
"Tapi aku harus menyempatkan waktu mengunjunginya, memastikan kondisinya. Lagipula kami pernah satu tim, berpura-pura acuh tak peduli juga tidak pantas." Liu San kemudian berniat mengunjungi Yang Jian di Kota Dachang.
Hanya saja sulit dipastikan apakah ini lebih banyak kunjungan atau ziarah.
He Yiner di Kota Taiyuan juga menerima informasi penting ini.
Saat ini dia memandang Taiping Baru yang hampir selesai dibangun, lalu merenung: "Para komandan tim gugur satu per satu, bahkan Yang Jian pun tak terkecuali. Kini era gaib muncul kembali - Taiping Lama yang tenggelam, Taiping Baru yang dibangun kembali... Mungkin ini siklus reinkarnasi."
"Apakah nanti aku akan seperti Kakek, menjaga kuil leluhur sambil menunggu munculnya Pengendali Hantu era baru? Tapi kuil Kakek berisi tablet leluhur, kalau kuilku harus menyimpan apa?"
“Pemanggil Arwah baru juga harus punya objek yang bisa dipanggilnya sendiri. Mungkin aku harus mempertahankan memori dari era ini.”
“Benar, aku harus mengumpulkan semua barang peninggalan komandan tim, semakin banyak semakin baik. Di masa depan, kita pasti akan bertemu lagi.”
Setelah memikirkan ini, He Yiner memutuskan untuk mengunjungi Kota Dachang dalam beberapa hari ke depan.
Yang tak terduga adalah He Yue Lian yang berada jauh di Kota Da Ao ternyata juga menerima informasi penting seperti ini.
Dia pernah menjadi komandan tim. Meski sudah mengundurkan diri, kemampuan dan nilai dirinya masih diakui di sini.
Banyak orang masih mau terjerat arus untuk memberi tahu beberapa informasi penting padanya sebagai bentuk urusan pribadi.
“Ternyata sesuai dugaan, hilangnya Yang Jian bukan tanpa alasan. Ada masalah dengan dirinya sendiri. Saat melawan Kapal Hantu, aku sudah melihat gejalanya. Makanya aku berani memilih mengundurkan diri dan kembali ke Kota Da Ao.”
He Yue Lian merasa agak lega di hatinya saat ini.
Keberadaan Yang Jian seperti batu besar yang menindih hati setiap orang.
Selama dia masih ada, semua komandan tim tak bisa bertindak bebas.
He Yue Lian memang sejak awal tak ingin bekerja untuk markas. Waktu itu dirinya baru saja menjadi Pengendali Hantu, masih hijau, ditambah rasa waspada terhadap Yang Jian. Berbagai situasi memaksanya menuruti perintah Yang Jian.
Sekarang, dengan ketiadaan Yang Jian, He Yue Lian merasa markas sudah tak penting lagi. Tak ada yang bisa menghalangi keinginannya.
Bahkan setelah mengundurkan diri, kata-katanya masih tetap final di Kota Da Ao.
Ini bukan berasal dari status, tapi dari kemampuan yang dimilikinya.
Di era gaib sekarang ini, He Yue Lian memiliki hak suara yang cukup.
"Tapi, demi kehati-hatian, kita harus memastikan situasinya terlebih dahulu."
Di hati He Yue Lian masih ada kecemasan, dia merasa perlu melihat Yang Jian, memastikan apakah dia benar-benar terbenam dalam darah hantu dan tidak bisa keluar lagi.
Bagaimana jika informasinya palsu, atau ada tanda-tanda Yang Jian mulai bangkit?
Setelah mengetahui kondisi Yang Jian saat ini, reaksi para komandan tim berbeda-beda, namun informasi ini belum sepenuhnya menyebar di lingkaran gaib. Banyak Pengendali Hantu yang belum tahu, kalau tidak gejolaknya akan lebih besar.
Tapi apakah Yang Jian benar-benar mati?
Dari berbagai fenomena yang dianalisis Li Yang, jelas tidak, tapi orang asing tidak berpikir demikian.
Pada saat yang sama.
Sekitar 20 kilometer dari Kota Dachang, terdapat desa pertanian yang menjadi kampung halaman Yang Jian - Desa Meishan.
Desa biasa yang awalnya sederhana, dalam satu tahun terakhir telah berubah total.
Jalan beton tua berganti menjadi jalan aspal baru, rumah-rumah rendah hampir semua dibongkar dan dibangun ulang menjadi villa-villa cantik. Bahkan area kosong di desa dihijaukan dan dibangun gazebo, mirip taman kecil.
Perubahan drastis desa biasa ini terjadi karena setelah Peristiwa Hantu Mimpi berakhir, Yang Jian memberikan kompensasi uang besar ke setiap keluarga. Ditambah investasi tanpa henti dari Jiang Yan, desa ini pun terlihat seperti baru.
Di bagian paling timur desa ini, terdapat sebuah gedung khusus. Gedung ini memiliki tujuh lantai penuh, dengan lima lantai di atas tanah dan dua lantai bawah tanah. Bangunannya tidak hanya indah tetapi juga fungsional, dengan interior yang terkesan mewah. Banyak bagian bahkan menggunakan emas untuk menempel di dinding.
Gedung ini adalah rumah baru Yang Jian, yang dibangun di bawah tanggung jawab Jiang Yan.
Namun saat ini, hanya ada tiga orang yang tinggal di gedung ini: Jiang Yan, Zhang Liqin, dan ibu kandung Yang Jian.
Saat ini waktu sudah menunjukkan siang hari.
Dalam kondisi normal, seharusnya ini adalah waktu untuk menyantap makan siang.
Tapi Jiang Yan dan Zhang Liqin justru tertidur di siang bolong.
Kejadian seperti ini sudah terjadi berkali-kali. Belakangan ini frekuensi tidur mereka semakin meningkat. Rekor terpanjang, mereka tidur hampir 20 jam dalam sehari, dan bisa tidur setiap hari. Hal ini terasa sangat aneh.
Untungnya, desa ini sangat sepi dan tak ada yang memperhatikan kejadian ini.
Sebenarnya, Jiang Yan dan Zhang Liqin bukanlah pengidap kantuk berlebihan. Mereka sedang bermimpi.
Dalam mimpi.
Mereka masih berada di desa yang sama, hanya saja penampilan desa ini berbeda dengan dunia nyata - seperti kondisi satu tahun yang lalu.
Di dalam desa dalam mimpi ini, Jiang Yan dan Zhang Liqin bertemu dengan seseorang yang sangat familiar.
Yang Jian.
Benar.
Yang Jian yang meredup di dunia nyata, justru aktif berkeliaran di dunia Hantu Mimpi.
"Aku bilang Kakak Kaki, kapan kau keluar dari sini? Di luar sudah banyak yang mengira kau sudah mati." Yang ditarik masuk ke dunia Hantu Mimpi bukan hanya Jiang Yan dan Zhang Liqin, tapi juga Zhang Wei.
“Tidak bisa keluar, tubuh saya masih belum merasakan apa-apa. Saya tidak bisa melakukan apapun, hanya bisa bermimpi setiap hari. Kondisi ini mungkin akan berlanjut beberapa waktu lagi.” Yang Jian menghela napas dengan getir.
Meski tubuhnya terendam dalam darah hantu, kesadarannya tetap utuh tanpa kerusakan berkat perlindungan anjing jahat.
Selain itu, kekuatan gaib anjing jahat tidak terpengaruh oleh darah hantu, masih bisa menarik orang masuk ke mimpi dan membuka dunia Hantu Mimpi.
