"Apakah Wang Chaling juga sudah mati?"
Saat ini, di kantor markas, yang duduk di balik meja kerja ini bukan lagi Cao Yanhua, melainkan Wang Guoqiang.
Wang Guoqiang yang baru menginjak awal tiga puluhan sedang berada di puncak stamina, tapi meski begitu, setelah menduduki posisi ini, energinya sama sekali tak mencukupi. Walau urusan yang ditanganinya tak banyak, setiap perkara membuat kepalanya sakit, sampai-sampai ia harus meniru Cao Yanhua: setiap hari mengerutkan kening sambil menghisap rokok.
"Situasi semakin genting. Komandan markas satu per satu pensiun. Rencana Komandan Tim yang dulu disusun mulai gagal berfungsi. Meski He Yue Lian yang sebelumnya mundur dari markas kini kembali, dia hanya berdiam di Kota Dachang dan menolak menjalankan misi. Lagipula aku tak bisa memaksanya, sebab dia akan mengundurkan diri lagi jika tidak senang."
Wang Guoqiang menghela napas panjang.
“Mengenai kematian Wang Chaling, sebenarnya tidak mengejutkan. Tiga bulan yang lalu kondisinya sudah sangat buruk akibat luka saat melawan organisasi Raja. Bisa bertahan sampai sekarang baru mati sudah dianggap sebagai sebuah keajaiban.”
“Tapi sesuai karakteristik gaib keluarga Wang, jika Wang Chaling mati, kemungkinan besar keturunan keempat keluarga Wang sudah lahir.”
“Bayi yang bisa mengendalikan lima ekor hantu gentayangan merupakan keberadaan yang luar biasa di lingkaran gaib saat ini. Sayangnya keturunan keempat keluarga Wang masih terlalu kecil, belum bisa berperan apa-apa. Dia masih butuh waktu untuk berkembang.”
“Peristiwa gaib tak terkendali semakin banyak. Situasi sedang menuju kehancuran total. Satu-satunya cara untuk mengubah keadaan adalah jika Yang Jian terbangun, lalu mengumpulkan sisa komandan tim dengan kekuatan mutlak serta memusatkan seluruh kekuatan lingkaran gaib. Hanya dengan cara ini mungkin situasi bisa stabil kembali.”
Wang Guoqiang tenggelam dalam perenungan, tapi kemudian menggelengkan kepala dengan senyum getir: “Meski Yang Jian bisa melakukannya, lalu apa? Pengendali Hantu terkuat sekalipun tak bisa menahan erosi hantu. Pada akhirnya mereka akan mati. Bentrokan dengan organisasi Raja hanya mempercepat proses ini.”
“Ke mana arah masa depan ini?”
Ia menatap langit-langit, sama sekali tak melihat secercah harapan.
Tiba-tiba.
Pintu kantornya diketuk.
“Silakan masuk.” Wang Guoqiang tersadar dari lamunan, langsung mempersilakan.
Seorang pegawai membuka pintu: “Wakil Menteri, kabar penting. Cao Yanhua, Menteri Cao, kondisi kesehatannya tiba-tiba memburuk dan gagal diselamatkan. Beliau telah meninggal di rumah sakit.”
Wang Guoqiang tertegun sejenak, kemudian berkata dengan tenang: "Saya sudah tahu, kau boleh sibuk dulu."
Pegawai itu mengangguk, lalu menutup pintu dan pergi.
"Menteri Cao juga sudah pergi." Wang Guoqiang tersenyum getir.
Dia paham, kondisi mendadak memburuknya Menteri Cao sangat terkait kabar buruk yang terus-menerus datang belakangan. Lagipula sebagai pasien, beliau selalu memantau perubahan situasi terkini. Dengan keadaan yang sudah sedemikian parah, mana mungkin beliau bisa tenang menjalani pengobatan? Wajar bila kegelisahan dan kemarahan akhirnya mempercepat kepergiannya.
Beberapa hari kemudian.
Wang Guoqiang menghadiri pemakaman Cao Yanhua.
Karena sifat khusus pekerjaan Cao Yanhua, upacara pemakamannya sangat sederhana. Hanya beberapa rekan lama dari markas dan segelintir keluarga penting yang hadir.
"Paman Wang, bisakah kita bicara berdua?" Di tengah upacara, seorang pemuda awal dua puluhan mendekati Wang Guoqiang. Dia adalah Cao Bin, putra Cao Yanhua.
Meski terlihat muda, sikap tenang Cao Bin jauh melampaui teman sebayanya.
"Baik." Wang Guoqiang mengangguk. Intuisinya mengatakan Cao Bin pasti punya hal penting untuk disampaikan.
Mereka berdua menuju tempat sepi.
Cao Bin kemudian berbisik: "Paman, seharusnya ayah yang menyampaikan ini. Tapi beliau khawatir bila tiba-tiba meninggal, jadi sudah mempersiapkan pesan penting untuk kusampaikan pada Paman jika terjadi hal tak terduga."
“Saya paham, kau sekarang bisa dengan tenang memberitahukan situasi ini padaku.” Wang Guoqiang mengangguk, memahami kewaspadaan Cao Yanhua.
Bagaimanapun, setelah bertahun-tahun berurusan dengan peristiwa supranatural, siapa tahu suatu hari tiba-tiba melayang, persiapan ekstra untuk menyampaikan informasi penting memang harus dilakukan.
“Ayah meninggalkan sebuah pesan sebelum wafat, katanya, Yang Jian adalah kunci, jangan pernah melupakan Yang Jian.” Cao Bin berbisik dengan suara tertekan.
Wang Guoqiang mengerutkan kening, tampak kesulitan memahami makna kalimat ini.
Cao Bin melanjutkan: “Ayah bilang, kalimat ini diwariskan Profesor Wang, dan sangat penting. Dia meminta Paman Wang menghafalnya dan wajib menyampaikan pada menteri berikutnya. Bahkan jika markas bubar nanti, pesan ini harus terus diingat.”
“Baik, saya paham.” Wang Guoqiang mengangguk khidmat.
Jelas terlihat, dalam kalimat ini tersirat suatu informasi penting. Meski belum bisa dia pecahkan maknanya, namun mengingat pesan ini beredar di antara para petinggi markas, pasti ada penjelasan logisnya.
Percakapan keduanya berlangsung singkat, segera berakhir.
Wang Guoqiang pergi sebelum pemakaman usai, karena masih ada pekerjaan menunggu. Bisa mengajukan cuti dua jam saja sudah luar biasa.
Di Kota Taiyuan.
Di sini berdiri Kota Taiping yang baru dibangun.
Setelah beberapa bulan, kota tua Taiping yang semula sepi kini dipadati banyak orang dari seluruh penjuru negeri.
Alasan mereka datang ke kota kuno modern ini adalah karena di sini tinggal salah satu komandan tim tersisa yang masih bertahan di markas.
Sang Pemanggil Arwah, He Yiner.
Pada periode ketika Yang Jian meredup, Liu San hilang, Li Leping dilupakan orang, dan He Yue Lian mengundurkan diri, He Yiner bisa dibilang sebagai komandan tim Pengendali Hantu tingkat tertinggi yang paling stabil.
Semakin banyak orang biasa yang mengetahui peristiwa supranatural, demi mencari perlindungan mereka berbondong-bondong datang ke Kota Taiyuan, bahkan berusaha mati-matian memasuki Kota Taiping yang terlarang ini.
Situasi ini menciptakan kemakmuran Kota Taiping baru.
Namun He Yiner sama sekali tidak mengganjal hal ini di hatinya.
Saat ini dia berada di dalam kuil leluhur yang baru dibangun.
Kuil leluhur baru ini jauh lebih besar skalanya dibanding kuil lama di Kota Taiping kuno, dengan area sekitar kuil yang terlarang dimasuki kecuali beberapa orang terpilih yang memiliki hak khusus.
He Yiner duduk di bangku kecil di dalam kuil, di sebelahnya bertumpuk kayu-kayu.
Dengan pisau kecil di tangan, dia mengukir kayu tersebut dengan penuh ketekunan dan detail.
Tak lama kemudian, sepotong kayu berubah menjadi tablet leluhur yang selesai diukir.
Di atas tablet itu terpahat tiga huruf: Wang Chaling.
Setelah menyelesaikan tablet ini, He Yiner mengambil sepotong kayu lain dan melanjutkan proses pengukiran.
Di sisi lain tubuhnya, sudah menumpuk tablet-tablet leluhur yang menunjukkan nama-nama Pengendali Hantu yang telah lama mati: Zhou Deng, Lin Bei, Cao Yang, Lu Zhiwen... Bahkan catatan Pengendali Hantu dari era sebelumnya seperti Jiang Shangbai dan Fang Shiming.
Tentu saja, termasuk juga tablet leluhur Yang Jian, Li Yang, Huang Ziya dan anggota lainnya.
"Di bawah setiap tablet leluhur akan kusiapkan kotak berisi barang peninggalan mereka semasa hidup. Yang sudah dipastikan meninggal akan kucat dengan warna hitam, sementara yang belum dikonfirmasi kematiannya sementara tidak akan kucat." Tatapan He Yiner bergetar lemah, dalam hatinya merenung demikian.
Mungkin tak lama lagi kuil leluhur yang baru dibangun ini akan dipenuhi berbagai tablet. Saat itu tiba, dia akan menugaskan orang khusus untuk merawat kuil ini.
Tersadar dari lamunan.
He Yiner kembali menyendok nasi sambil mengukir tablet leluhur. Beberapa nama di tablet itu dikenalnya, beberapa tidak. Namun tak perlu diragukan lagi, semua nama di tablet itu adalah Pengendali Hantu berbakat dari lingkaran gaib.
Setiap orang mewakili sebuah era.
Namun kini, era itu mulai berakhir. He Yiner mulai menunaikan kewajiban sebagai Sang Pemanggil Arwah. Selagi barang peninggalan itu masih bisa dikumpulkan, dia harus berusaha mempertahankan kekuatan era ini.
"He Yiner, ada paket untukmu."
Tiba-tiba, suara pria paruh baya terdengar memasuki kuil sambil membawa bungkusan.
"Dikirim siapa?" tanya He Yiner.
"Lihat sendiri. Masih ada urusan di tempatku." Bos Liu meletakkan paket lalu menghilang secepat kilat.
He Yiner melirik nama di bungkusan itu, membuatnya terkejut.
"Zhang Xianguang?"
"Kenapa dia mengirimiku sesuatu?"
Penuh tanya, namun rasa ingin tahu menggerakkan tangannya membuka bungkusan itu.
Setelah dibuka, ternyata bungkusan ini berisi banyak barang antik yang tercecer, seperti gunting berkarat, kebaya yang warnanya sudah memudar, kuas rusak, rokok dengan patina alami... Barang-barang ini sama sekali tidak terlihat seperti produk modern, lebih mirip barang dari era Republik.
"Ternyata begitu."
He Yiner akhirnya paham, ini adalah peninggalan Pengendali Hantu era Republik yang dihadiahkan Zhang Xianguang padanya. Melalui peninggalan ini, dia bisa memanggil arwah figur-figur mengerikan dan kuat dari era Republik.
Awalnya dikira peninggalan ini sudah hilang selamanya, tak disangka Zhang Xianguang masih menyimpan satu set.
Dia tidak menolak hadiah ini, malah menerimanya dengan khidmat lalu bersiap membuat beberapa tablet leluhur tanpa nama. Untuk catnya... dia memilih warna merah.
"Setelah tablet-tablet ini selesai, pekerjaan rekonstruksi Kota Taiping Baru bisa dibilang hampir rampung. Tapi Jalan Hantu masih berada di tempat lama sebelumnya, harus dicari cara untuk memindahkannya ke sini." He Yiner tidak melupakan keberadaan Jalan Hantu.
Kota Taiping Baru tanpa Jalan Hantu selamanya tidak akan sempurna.
Meski Jalan Hantu terasa ganjil dan mengerikan, itu adalah bagian tak terpisahkan dari Kota Taiping.
