Setengah tahun.
Genap setengah tahun.
Yang Jian yang tinggal di dunia Hantu Mimpi akhirnya menunggu hari ini. Bahkan sempat dia curiga bahwa rencana mengendalikan darah hantu telah gagal, dirinya hanya bisa eksis sebagai kesadaran di dunia Hantu Mimpi tanpa harapan bangun lagi. Bagaimanapun bagi Pengendali Hantu, setengah tahun adalah waktu yang terlalu panjang.
Untungnya, penantian panjang ini akhirnya membuahkan harapan.
"Jika semua berjalan mulus, paling lama tiga hari saya akan bisa tersadar." Begitu Yang Jian memperhitungkan di dalam hati.
Karena begitu kebuntuan terpecahkan, timbangan akan langsung jungkir balik dengan kecepatan longsor.
Dalam situasi ini, Yang Jian menghadapi dua kemungkinan akhir: tewas di tangan kebangkitan hantu gentayangan, atau mengendalikan darah hantu untuk melawan kegaiban bus, sehingga tercipta keseimbangan kekuatan gaib baru.
Jika skenario pertama yang terjadi, mustahil Yang Jian bisa bertahan patuh dalam Hantu Mimpi sampai sekarang. Hanya skenario kedua yang bisa memunculkan sensasi akan terbangun ini.
Karena itu begitu perasaan ini muncul, Yang Jian langsung paham: taruhan terakhirnya berhasil dimenangkan.
Hanya saja setengah tahun terasa terlalu panjang.
Melalui Zhang Wei, Jiang Yan, dan beberapa anggota lainnya, Yang Jian mendapat informasi tentang situasi luar. Lingkaran gaib sekarang sudah jauh berbeda dari dulu. Markas kini di ambang kehancuran, hanya bisa bertahan dengan susah payah. Para komandan tim yang tersisa juga dalam posisi sulit - ada yang tewas, ada yang hilang. Saat ini hanya tersisa tiga komandan tim yang masih terlihat:
He Yiner, Li Leping, He Yue Lian.
Para kandidat komandan tim bahkan belum sempat berkembang ke level yang memadai sudah mulai pensiun.
Kecepatan kebangkitan fenomena gaib yang terlalu dashyat membuat para kandidat tak punya ruang berkembang. Li Yang yang sudah menguasai tiga ekor hantu pun harus melepas jabatannya sebagai penanggung jawab Kota Dachang, memilih mundur ke balik layar. Nasibnya kini tak diketahui siapa pun.
Untungnya masih ada Tong Qian.
Kalau tidak, di bawah komando Yang Jian bahkan tak ada satu pun yang bisa diandalkan untuk menjaga wibawa.
"Dalam situasi seperti ini, meskipun saya sudah terbangun, apa yang bisa saya lakukan?" Selama setengah tahun terakhir, Yang Jian telah merenungkan banyak masalah, termasuk pertanyaan ini.
Seorang diri dia tidak bisa melawan era di mana hantu gentayangan merajalela, sementara generasi baru Pengendali Hantu belum berkembang. Meskipun ada beberapa pendatang baru yang menonjol, itu seperti setetes air di tengah kobaran api, sama sekali tidak berpengaruh.
Yang Jian juga pernah berpikir untuk menyatukan beberapa Pengendali Hantu termasyhur melakukan sesuatu, namun meski dia mengumpulkan semua Pengendali Hantu papan atas yang tersisa di era ini, tetap tidak bisa mengubah situasi.
Bahkan, selama beberapa waktu Yang Jian sempat serius mempertimbangkan Proyek Surga Persik milik Zhang Xianguang.
Jika situasi terus memburuk, rencana Zhang Xianguang itu ternyata tampak bagus. Setidaknya sebelum Lukisan Hantu tak terkendali, bisa menjamin ketenangan selama puluhan tahun, bahkan ratusan tahun.
Banyak ide muncul di benak Yang Jian, tapi tetap tak ada petunjuk jelas.
"Semua ini akan dibicarakan setelah saya benar-benar sadar." Akhirnya dia menggelengkan kepala, mengusir pikiran kacau dari otaknya.
Tak lama kemudian.
Satu hari telah berlalu.
Pada hari kedua, situasi di kolam darah kembali berubah.
Kolam darah yang semula merah menyala tiba-tiba memudar. Air di kolam tidak lagi sepekat dan semerah sebelumnya, warnanya terlihat jauh lebih pucat.
Fenomena ini langsung menarik perhatian He Yue Lian.
"Apakah dia akan segera terbangun?" He Yue Lian yang telah berjaga-jaga di sekitar kolam darah cukup lama, baru pertama kali melihat perubahan seperti ini. Dia segera menyadari sesuatu.
Pada hari ketiga.
Warna kolam darah semakin memudar, dan bisa dirasakan dengan jelas bahwa kekuatan gaib darah hantu sedang menghilang dengan cepat.
Dari kecepatan penghilangan ini diperkirakan, pada malam hari kolam ini akan berubah menjadi kolam air biasa, di mana semua darah hantu akan lenyap tanpa sisa.
He Yue Lian justru merasa antusias melihat perkembangan ini.
Dia sangat berharap Yang Jian bisa terbangun, karena jika tidak, dia harus terus berada di sini.
Sampai pada sore hari ketiga.
Darah hantu di kolam itu benar-benar menghilang, hanya menyisakan mayat Yang Jian yang mengambang di permukaan air. Namun kekuatan gaib yang tersimpan dalam mayat ini begitu mengerikan, bahkan setelah sekian lama mayat itu sama sekali tidak berubah, tidak ada pembengkakan meski terendam selama setengah tahun.
Sepuluh menit kemudian, mayat itu mulai menunjukkan gerakan seolah hendak hidup kembali.
"Tidak ada aura kebangkitan hantu gentayangan, Yang Jian ternyata berhasil. Sungguh luar biasa, dia bisa bertahan melalui ini semua," bisik He Yue Lian dalam hati sambil menyaksikan adegan ini.
Sesaat kemudian.
Mayat di dalam air tiba-tiba membuka matanya.
Setelah tertidur pulas selama setengah tahun, akhirnya Yang Jian kembali sadar. Kebangkitannya terjadi senyap tanpa menarik perhatian siapa pun, persis seperti saat dia pertama kali masuk ke kolam darah.
"Hidup kembali benar-benar tidak mudah," suara Yang Jian bergema. Dia berdiri lalu perlahan keluar dari kolam darah, menapak di lantai.
Kesadaran yang tiba-tiba kembali setelah tidur lama membuatnya agak kikuk. Dia meregangkan badan, berusaha cepat beradaptasi dengan sensasi ini sembari memeriksa kondisi fisiknya sendiri.
“Tak perlu diragukan lagi, dia berhasil mengendalikan darah hantu.”
“Fenomena gaib bus yang sebelumnya dibangkitkan juga kembali terlelap. Tidak jelas apakah ini karena masuk status hang atau telah membentuk keseimbangan baru dengan darah hantu. Setidaknya untuk beberapa waktu ke depan, Yang Jian tidak perlu lagi khawatir tentang masalah kebangkitan Hantu Gentayangan.”
“Adapun apakah situasi serupa akan terulang di masa depan, bahkan Yang Jian sendiri tidak bisa memprediksinya.”
“Yang pasti, kondisi Yang Jian saat ini luar biasa baik.”
“Bagus. Siksaan selama setengah tahun ini tidak mengecewakan. Setelah menguasai darah hantu, kekuatan gaibku kembali mencapai puncaknya. Sekarang aku mungkin bisa menyaingi monster-monster tua dari era Republik itu.” Tatapan Yang Jian berkelip tak stabil.
“Darah hantu yang mengalir di tubuhnya tidak hanya membuat fenomena gaib bus tertidur, tapi juga berarti dia bisa lebih leluasa menggunakan kekuatan gaib lainnya.”
“Sebelumnya, Wilayah Hantu Mata Hantu hanya bisa dibuka sampai lapisan kedelapan. Sekarang Yang Jian yakin, membukanya sampai lapisan kesembilan sama sekali tidak akan bermasalah.”
“Yang Jian, selamat atas kembalimu.” He Yue Lian muncul di sebelahnya saat ini.
“Jangan bicara munafik. Dibandingkan yang lain, kau lebih berharap aku tidak pernah sadar.” Yang Jian berkata dengan tenang.
He Yue Lian menjelaskan: “Mungkin dulu aku punya pemikiran seperti itu, tapi sekarang berbeda. Era ini membutuhkanmu. Banyak orang berharapmu bisa memimpin kembali markas besar untuk menstabilkan situasi. Sebelumnya Wang Guoqiang sudah berkali-kali mendatangiku, ingin aku menggantikanmu. Tapi aku tahu diriku belum layak, jadi kusuruh dia minggir.”
"Kau orang pintar, secara alami tidak mau membersihkan kekacauan ini." Yang Jian berkata: "Tapi sekarang situasi sudah rusak parah begini, bahkan aku pun tak bisa mengubah apa-apa. Namun beberapa hal tetap harus dilakukan."
Dia berjalan sambil berbicara, tapi baru beberapa langkah.
Tiba-tiba.
Sebuah tombak merah panjang meluncur lurus ke arah Yang Jian dengan kecepatan yang luar biasa.
Mata Hantu Yang Jian langsung membelalak, lalu Tangan Hantu-nya mengayun menangkap.
Tombak merah yang meluncur itu langsung terkunci erat di genggamannya, berhenti bergerak-gerak tak wajar.
Meski tanpa mengucapkan permohonan, kekuatan gaib dalam dirinya sudah cukup mengendalikan senjata gaib ini dengan mudah.
Setelah mengambil kembali tombaknya, Yang Jian menengadah ke arah Kota Dachang: "Tapi sebelum bertindak, aku perlu pahami dulu situasi terkini. He Yue Lian, kembalilah ke Kota Da Ao. Aku akan memanggilmu saat diperlukan."
"Baik." He Yue Lian menghela napas lega.
Tampaknya dirinya bisa istirahat sejenak.
Saat He Yue Lian hendak pergi, Yang Jian menambahkan: "Ingat, jika bertemu Zhang Xianguang, bilang aku ada urusan untuk didiskusikan. Suruh dia datang ke Dachang."
"Selama setengah tahun ini aku tak pernah melihat Zhang Xianguang." Kata He Yue Lian.
"Kau tak melihatnya bukan berarti dia tak mengawasimu." Jawab Yang Jian.
He Yue Lian menjawab: "Baik, jika dia mencariku, akan kusampaikan pesanmu."
Usai bicara, dia pergi.
Yang Jian juga tidak berlama-lama di sini, melainkan menuju Kota Dachang, berharap situasi kota tidak memburuk selama kepergiannya selama setengah tahun ini.
