Yang Jian kembali ke Kota Dachang secara diam-diam. Daripada langsung ke Gedung Shangtong, ia justru menuju Kompleks Perumahan Guanjiang terlebih dahulu.
Dibandingkan setengah tahun lalu, Kompleks Perumahan Guanjiang kini ramai tak biasa. Banyak penghuni baru yang menempati hampir semua gedung, sangat sedikit rumah kosong. Bahkan di malam hari, banyak warga yang masih berjalan-jalan di kompleks, mengubah lingkungan yang sebelumnya sunyi menjadi riuh.
Yang Jian berjalan di jalan kompleks, kehadirannya bagai hantu yang tak menarik perhatian siapapun.
"Dengan maraknya peristiwa supranatural, hampir semua orang sudah yakin akan keberadaan hantu gentayangan. Dalam situasi seperti ini, kompleks perumahan yang menjamin keamanan pasti jadi incaran banyak orang. Apalagi persediaan logistik di sini melimpah, bahkan jika kota dikepung makhluk halus, penghuni sini bisa bertahan lebih dulu."
Dengan menyapu pandangan sekilas, ia langsung paham alasan perubahan drastis di Kompleks Perumahan Guanjiang.
Melangkah di jalan yang sudah dikenalnya.
Tak lama, Yang Jian tiba di depan sebuah rumah bergaya unik di belakang kompleks.
Ini kediaman Wang Shanshan, sebelumnya merupakan rumah kuno era Republik yang direnovasi hingga berbentuk unik seperti sekarang.
Mengabaikan pintu gerbang terkunci rapat, Yang Jian langsung masuk.
Tak lama kemudian, di pekarangan ia melihat sepuluh peti mati yang tertata rapi. Dari jumlah tersebut, tujuh peti berwarna merah dan tiga hitam. Di antara peti-peti ini, Yang Jian memperhatikan beberapa peti merah menunjukkan jejak penggunaan, seolah ada orang yang terbaring di dalamnya.
"Satu, dua, tiga... Total tiga orang yang tidak sanggup bertahan akhirnya masuk ke dalam peti mati hantu." Tatapan Yang Jian bergetar lemah.
Melalui peti mati hantu, ia tak tahu pasti anggota tim mana yang masuk. Yang ia ketahui hanyalah salah satu peti berisi Wang Yong.
"Apakah orang di dalam peti sudah mati? Kalau belum, beri tanda suara." Langsung Yang Jian menyela.
Begitu suaranya terdengar, beberapa peti yang awalnya tenang mulai bergoyang-goyang pelan.
"Komandan? Apa aku tidak salah dengar? Itu suara komandan." Suara Li Yang muncul dari salah satu peti, terdengar heran.
"Aku juga mendengarnya. Sepertinya Yang Jian benar-benar kembali." Wang Yong di peti sebelah menyahut.
"Tidak mungkin salah. Ini pasti Yang Jian. Dia sudah pulang." Suara agak gemetar Huang Ziya terdengar dari peti terakhir.
Yang Jian berkata: "Ternyata kalian bertiga yang ada di dalam. Wang Yong dan Huang Ziya memang wajar ada di sini, tapi Li Yang... Menurut perhitunganku seharusnya kau bisa bertahan setengah tahun lagi. Bagaimana bisa proses kebangkitan hantu gentayanganmu terjadi secepat ini?"
“Yang Jian, selama kau tidak ada, terlalu banyak peristiwa supranatural terjadi di luar. Li Yang menjaga Kota Dachang setelah kepergianmu, dan selama itu dia terpaksa menangani sejumlah besar kasus gaib. Saat bentrok dengan organisasi Raja, dia meninggalkan beberapa potensi masalah. Kalau bukan karena dia mengurangi frekuensi menyumbang, pasti sudah tidak bisa bertahan. Sekarang Kota Dachang hanya tinggal dua orang: Tong Qian, dan Xiong Wenwen yang tidak ngapa-ngapain.” kata Huang Ziya.
“Bagaimana dengan Lin Yunhui itu?” tanya Yang Jian.
Li Yang menjawab, “Dia cukup baik, terus menangani peristiwa supranatural dan menyelesaikan banyak masalah. Belakangan dia bilang mau pergi sebentar untuk urusan yang harus diselesaikan, tapi sejak pergi itu dia HILANG dan tidak pernah kembali.”
“Dia tidak bilang urusan apa yang mau ditangani?” tanya Yang Jian lagi.
“Dengar-dengar dia pernah sebut sekilas, katanya mau mencari kenalan.” ujar Li Yang.
Yang Jian berkata, “Sudahlah. Sementara dia sudah banyak membantu, sekarang kalau mau urus masalah pribadi, kami tidak punya hak untuk menahan orang.”
Dia paham, bantuan Lin Yunhui selama ini adalah untuk melunasi hutang budi sebelumnya. Sekarang setelah dirinya meredup setengah tahun, dan hutang itu sudah lunas, wajar saja dia tidak punya alasan untuk tinggal.
Tapi dia jadi penasaran, Lin Yunhui yang sebagai Pengendali Hantu era Republik ini ternyata masih punya kenalan yang hidup. Siapa gerangan orang itu?
“Tapi yang penting sekarang komandan tim sudah kembali, semuanya akan membaik. Sayang kami sudah tidak bisa membantu banyak. Kami bisa bertahan hidup juga berkat peti mati yang ditinggalkan komandan, kalau tidak, pasti kami sudah mati semua.” decak kagum Li Yang.
"Tidur di dalam peti mati juga enak, setidaknya tenang, tak perlu lelah." Huang Ziya di peti mati sebelah berkata: "Di luar, urusan yang harus dikhawatirkan seabrek, setiap hari menghadapi peristiwa supranatural deg-degan, khawatir suatu hari mati di tangan hantu gentayangan. Kondisi sekarang ini sudah bisa dianggap bersenang-senang, satu-satunya kekurangan ya cuma bosan tidur di peti mati. Waktu itu Zhang Wei datang ke sini, bilang mau pasang kabel internet di peti mati, nanti mengajak kami main game bareng. Entah beneran atau nggak."
Wang Yong berkata: "Jangan percaya omong kosongnya. Di dalam peti mati ada kekuatan gaib yang bisa mengganggu sinyal. Kalaupun sinyal normal, komputer yang dimasukkan pasti terkontaminasi hal gaib jadi rusak. Sama sekali tidak mungkin bisa dipakai."
"Buat saja komputer dari emas." Huang Ziya menyela.
"Sudah, jangan bahas topik tak penting ini. Sekarang komandan tim sudah kembali, kita harus pikirkan langkah selanjutnya. Situasi di berbagai kota semakin parah, peristiwa supranatural semakin sering. Bahkan di Kota Dachang sering muncul hantu gentayangan. Kalau tidak cari solusi bagus, sebentar lagi orang-orang di luar mungkin punah semua." Li Yang menambahkan.
"Kompleks Perumahan Guanjiang saat ini masih aman, tapi menurutku keamanan ini tidak akan bertahan lama. Keluarga, teman, dan kerabat kalian semua tinggal di sana. Saat situasi kolaps, tak ada yang bisa selamat. Bahkan kita nanti mungkin sulit sekadar bisa tenang-tenang tidur di peti mati."
Mendengar ini, Wang Yong dan Huang Ziya terdiam.
"Li Yang sama sekali tidak mengucapkan ancaman kosong," karena selama setengah tahun terakhir ini dia adalah penanggung jawab Kota Dachang. Dia tahu seberapa cepat situasi memburuk, dan kecepatan keruntuhan ini akan terus meningkat seperti bola salju.
Karena awalnya masih ada sekelompok penanggung jawab kota yang tersisa berusaha menangani peristiwa supranatural dan mempertahankan perdamaian.
Tapi seiring dengan kematian berturut-turut para penanggung jawab kota, ditambah kemunduran markas besar yang tidak bisa menunjuk penanggung jawab baru sementara peristiwa supranatural semakin meningkat. Dalam kondisi seperti ini, sebuah kota yang baik bisa dikuasai hal gaib dalam waktu kurang dari sepuluh hari.
Tentu saja kota yang dikuasai hal gaib tidak berarti semua penduduknya akan tertimpa musibah. Hanya saja saat itu manusia dan hantu akan hidup berdampingan.
Pada masa itu, kehidupan manusia sama sekali tidak aman. Setiap hari mereka hidup dalam ketakutan, bisa mati kapan saja jika bertemu hantu gentayangan saat keluar rumah.
Yang Jian berkata: "Dari ucapan Li Yang jelas terlihat bahwa periode ini lebih sulit dari masa-masa sebelumnya."
"Bukankah sekarang masih ada para komandan tim?" kata Huang Ziya.
Li Yang mendengus dingin: "Situasi yang runtuh akan mempengaruhi semua orang, tak ada yang bisa lolos. Kamu juga tahu kondisi Kota Dachang - setelah peristiwa supranatural meledak, dalam waktu singkat populasi pendatang meningkat drastis. Jika fenomena gaib terus menyebar, lebih banyak orang akan berduyun-duyun masuk. Semakin banyak orang, semakin banyak peristiwa supranatural muncul, ditambah masalah keamanan, makanan, air, kerusuhan, penyakit dll. Saat itu, melawan hal gaib bukan lagi satu-satunya masalah."
“Perlu diketahui, selain masalah keamanan, masalah kelangsungan hidup juga sangat penting. Sebuah kota yang terisolasi tidak bisa bertahan hidup di era ini. Hasil akhirnya tidak lain adalah semua orang mati berpelukan.”
“Ucapanmu benar. Selama masa hening, aku juga merenungkan banyak hal, termasuk masalah kelangsungan hidup di masa depan. Menurut perhitunganku, jika era hantu gentayangan terus berlanjut seperti ini, sebagian besar orang akan mati mengenaskan. Sisanya yang sedikit hanya bisa bersembunyi di sudut-sudut dan hidup merana seperti tikus selokan,” kata Yang Jian.
“Komandan tim, dalam situasi saat ini kami tidak masalah. Berbaring di peti mati dan mati pun tidak apa. Tapi bagaimana dengan orang-orang di masa depan? Apakah masih ada harapan? Lagipula, sekarang Komandan adalah nomor satu di lingkaran gaib. Jika bahkan Komandan tim tidak bisa memikirkan cara, maka benar-benar tidak ada yang bisa dilakukan,” Li Yang terdiam sejenak sebelum bertanya lagi.
Yang Jian merenung sejenak lalu berkata: “Aku juga tidak tahu jawaban atas pertanyaanmu ini. Aku perlu mencari jawaban dan metode. Jika berhasil menemukannya, mungkin masih ada titik balik.”
“Waktunya hampir habis. Aku harus pergi. Kalian terus saja berbaring di sini. Jika ada yang bertanya tentangku, katakan saja aku sudah bangun.”
Dia tidak terus mengobrol karena masih banyak hal yang menunggunya. Setelah percakapan singkat, dia pun pergi.
