Memandangi hio pemanggil arwah yang telah habis terbakar, Yang Jian masih mengingat perkataan Luo Wensong sebelumnya. Berbagai pemikiran mulai bermunculan di kedalaman hatinya.
“Kurasa aku menemukan cara untuk sementara menghilangkan peristiwa gaib, seperti para Pengendali Hantu era Republik yang mempertahankan kehidupan damai selama puluhan tahun.”
“Awalnya aku buntu, tapi keberadaan pintu ketiga itu memberiku inspirasi terbalik.”
Tatapan Yang Jian berkelip-kelip. Skema itu semakin jelas dalam pikirannya.
“Tapi masih ada kesulitan dalam menjalankan rencana ini. Aku perlu terus menyempurnakannya.”
Kini dia terus mencari cara mengakhiri era gaib sembari merumuskan metode mempertahankan perdamaian.
Meski terkesan serakah, jika benar-benar berhasil mewujudkan kedua hal ini, itu akan menjadi keberuntungan besar bagi generasi sekarang.
“Menurutku mengakhiri era supernatural tak perlu terburu-buru. Yang lebih urgent adalah memulihkan perdamaian seperti dulu, sebelum kebangkitan Hantu Gentayangan memakan semakin banyak korban.”
“Di hati Yang Jian terlintas pikiran seperti ini.”
“Ada prioritas dalam segala hal, menurutnya memulihkan perdamaian secepat mungkin lebih penting.”
“Dan titik ini mulai jelas setelah percakapan dengan Luo Wensong.”
“Hanya dengan pencapaian ini saja, perjalanan Yang Jian sudah tidak sia-sia.”
“Mungkin pengungkapan informasi krusial oleh Luo Wensong adalah bentuk arahan untuk Yang Jian, atau bagi Pengendali Hantu termasyhur sepertinya, asal ada informasi memadai sebagai penopang, pasti bisa menemukan jalan yang tepat dari informasi tersebut.”
“Sudah waktunya pergi.”
“Dengan pandangan terakhir ke makam Luo Wensong, Yang Jian tidak berlama-lama lagi. Ia langsung merobek batas antara dunia nyata dan wilayah gaib, kembali ke realitas objektif.”
“Dia muncul di Kota Dazhou.”
“Kota ini juga tidak asing baginya, sudah beberapa kali ia datang kesini.”
“Namun kota ini tetap normal tanpa peristiwa supranatural, karena Yang Jian tahu rumah kuno tempat persemayaman Zhang Dong berada disini, sehingga tak ada hantu gentayangan yang bisa melintasi node ini dari wilayah gaib ke dunia nyata.”
“Tak lama kemudian Yang Jian meninggalkan kota ini.”
“Kali ini ia tidak lagi berkelana tanpa tujuan, tapi teringat sesuatu dan langsung menuju Kota Dahai.”
“Kota Dahai yang pernah menjadi medan pertempuran melawan organisasi Raja ini kehilangan banyak Pengendali Hantu. Meski setelahnya Yang Jian dan kawan-kawan telah mengurus jenazah komandan tim dan raja yang tewas, serta membersihkan peristiwa gaib disana.”
“Tapi Yang Jian tidak yakin Kota Dahai akan bebas dari peristiwa supranatural selamanya.”
“Sebaliknya, masih banyak hantu gentayangan yang bersembunyi di kota itu, hanya menunggu momen tepat untuk muncul kembali.”
“Tak lama kemudian, sosok Yang Jian telah berdiri di Kota Dahai.”
Seperti sebelumnya, dia langsung membuka mata hantu dan menyapu seluruh kota, mencari tempat terjadinya peristiwa supranatural.
"Tidak ada peristiwa supranatural yang terjadi?" Tak lama kemudian, Yang Jian mengerutkan alutnya dengan ekspresi heran.
"Tidak, bukan berarti tidak ada peristiwa supranatural. Tapi ada yang diam-diam menangani kasus gaib di kota ini."
Tak lama kemudian, dia muncul di wilayah permukiman tua.
Saat Yang Jian menoleh, matanya menangkap goresan ganjil di dinding gedung apartemen. Goresan itu sangat dalam, hampir membuat seluruh gedung terkoyak, dengan pola berkelok-kelok yang tak bisa diidentifikasi sumbernya.
Namun dari sisa-sisa aura gaib yang tertinggal, dia bisa memperkirakan penyebabnya.
"Ini karya Ye Zhen. Dia memiliki senjata gaib berupa pedang panjang. Jejak ini pasti berasal dari sana. Informasi markas sebelumnya menyebut Ye Zhen telah HILANG dari lingkaran gaib. Dengan kemampuannya, mustahil dia mati. Pasti dia bersembunyi."
"Tapi karakternya yang flamboyan tidak seperti bisa bersembunyi dengan mudah."
Yang Jian berbalik badan, mata hantunya terus mengintai Kota Dahai. Akhirnya tatapannya tertuju pada wilayah gaib di kota tersebut.
Taman Fushou.
Tempat yang awalnya hanya kompleks makam biasa, kini berubah menjadi lahan pemakaman mengerikan penuh hantu gentayangan akibat erosi gaib.
Jika ada tempat di Dahai yang bisa menyembunyikan Ye Zhen, pastilah di tanah pekuburan gaib Taman Fushou ini.
"Mari periksa."
Yang Jian melangkah ke depan, Sesaat kemudian ia sudah muncul di depan pintu gerbang Taman Fushou.
Area sekitar ini sudah lama sepenuhnya diblokir, orang hidup sama sekali tidak mungkin masuk ke sini. Jika memaksa merangsek masuk bahkan bisa langsung ditembak mati.
Karena tempat ini terlalu mengerikan, markas besar memberikan perhatian serius.
Tapi bagi Pengendali Hantu, blokade yang disebutkan itu hanya sebuah lelucon.
Yang Jian dengan cepat melangkah masuk ke dalam Taman Fushou.
Seketika, lingkungan sekitar mulai berubah.
Saat masih di luar tadi kondisi masih terang benderang dengan matahari bersinar terik, tapi seiring ia semakin menyusuri Taman Fushou, langit berangsur menjadi semakin redup. Pada akhirnya benar-benar memasuki malam hari tanpa cahaya matahari sama sekali.
Selain itu, semakin banyak kuburan tua di sekitar.
Sebagian besar kuburan tua tidak memiliki nisan. Tidak diketahui apakah yang terkubur di dalamnya orang hidup atau hantu gentayangan.
Beberapa kuburan tua tampaknya pernah diganggu, terlihat jejak-jejak penggalian.
Jumlah kuburan tua yang pernah digali ini pun cukup banyak.
Yang paling keterlaluan, Yang Jian bahkan melihat sebuah sekop di atas sebuah kuburan tua.
Sekop itu penuh dengan tanah makam yang menempel, terlihat telah digunakan dalam waktu lama. Tapi yang mengganjal di hati Yang Jian bukan itu, melainkan sekop ini berwarna kuning keemasan - ternyata seluruhnya terbuat dari emas.
Menggunakan sekop emas untuk menyekop tanah?
Menurut Yang Jian, hal seperti ini hanya mungkin dilakukan oleh Ye Zhen.
Karena di dalam tanah makam terkubur hantu gentayangan. Jika menggunakan sekop besi biasa untuk menggali, beberapa kali penggunaan saja sudah bisa terkikis oleh kekuatan gaib lalu rusak. Tapi jika terbuat dari emas akan berbeda, bisa tahan lama tanpa kerusakan.
“Apa Ye Zhen ini sudah gila, terus-menerus menggali kuburan di sini? Tidakkah dia khawatir bisa menggali hantu mengerikan yang akan membinasakan dirinya sendiri?”
Yang Jian berpikir demikian, tapi kemudian dia menyadari bahwa Ye Zhen memiliki kekuatan gaib tumbal, sepertinya benar-benar tidak khawatir akan tiba-tiba mati.
Dengan rasa penasaran.
Yang Jian melanjutkan penjelajahan lebih dalam ke lahan pemakaman.
Saat ini dia sudah sepenuhnya terlepas dari dunia nyata dan memasuki wilayah gaib.
Di dunia redup ini terbentang lahan pemakaman tak berujung. Berjalan di sini berarti siap menghadapi bahaya mematikan kapan saja.
Sepanjang perjalanannya, Yang Jian melihat banyak kuburan angker.
Ada kuburan yang terus mengeluarkan darah segar, ada yang mengeluarkan telapak tangan membusuk, ada pula yang memancarkan suara-suara aneh dari dalam... Bahkan dia melihat siluet ganjil duduk tak bergerak di atas nisan.
Yang Jian tidak menghiraukan karena hantu-hantu itu tidak menyerangnya.
Tak lama kemudian, di antara kuburan-kuburan tua, Yang Jian melihat sebuah vila modern.
Benar.
Tidak salah lihat, benar-benar sebuah vila modern. Bahkan lampu vila itu masih menyala terang, sama sekali tidak memberi kesan seram.
Saat mendekati vila, Yang Jian melihat pagar kawat di sekelilingnya. Meski tidak tinggi, pagar ini menghalangi pendekatan kekuatan gaib tertentu.
Karena yang melilit pagar itu bukan kawat besi, melainkan jalinan benang-benang merah halus.
Pada benang-benang merah halus itu terasa aura gaib, membuktikan bahwa benang merah ini kemungkinan besar adalah seekor hantu gentayangan, atau barang gaib yang sangat mengerikan.
Sementara Yang Jian merasakan aura gaib ini, muncul perasaan familiar.
Seperti pernah melihatnya di tubuh seseorang.
Teringat sekarang.
Itu adalah mantap penanggung jawab Kota Da Ao, Luo Sheng.
Meski di permukaan Luo Sheng adalah penanggung jawab Da Ao, diam-diam dia ternyata anggota organisasi Raja. Belakangan karena kegagalan operasi melawan Yang Jian, dia melepas status penanggung jawab dan kabur ke luar negeri, sejak itu tidak pernah terlihat lagi.
Sekarang melihat kekuatan gaib Luo Sheng muncul di sini, hasilnya sudah jelas: orang ini pasti sudah mati.
Mengingat insiden sebelumnya dimana Ye Zhen sendirian membunuh hingga ke luar negeri saat bentrok dengan organisasi Raja, maka besar kemungkinan Luo Sheng ini dihabisi secara iseng oleh Ye Zhen, sekaligus hantu gentayangan di tubuhnya direnggut.
Tembok dari lilitan benang merah halus masih belum cukup menghalangi Yang Jian.
Dengan mudah Yang Jian melompati dan memasuki vila ini.
Masuk ke dalam vila.
Di ruang tamu, Yang Jian melihat lantai berantakan dengan kemasan makanan terbuang - botol yogurt, kotak susu, guci susu formula, guci keju...
Selain itu ada juga botol anggur merah dan botol cola.
Di tengah ruang tamu, sebuah televisi layar besar masih menyala, menampilkan adegan game dengan sebaris tulisan: Kemenangan Permainan.
Di sebelah sofa, terbaring seorang pemuda berambut acak-acakan dengan aura wajah lusuh. Di tangannya masih memegang stik game, sudah tertidur pulas sambil mendengkur.
Tak perlu diragukan lagi, pria ini adalah Ye Zhen yang telah lama menghilang dari lingkaran gaib.
Yang Jian tidak heran melihatnya karena saat melihat vila yang terletak di lahan pemakaman ini, dia sudah menebak kemungkinan Ye Zhen hidup menyepi di sini.
"Ye Zhen, bangunlah, jangan tidur terus." Dia mendekat dan berteriak beberapa kali.
Namun di sisi lain sofa, sebuah boneka anak yang aneh secara ganjil memutar kepalanya. Sepasang mata yang mirip milik orang hidup itu menatap tajam ke arah Yang Jian.
Boneka ini juga memegang stik game di tangannya, sepertinya tadi sedang menemani Ye Zhen bermain game.
Yang Jian pernah melihat benda ini sebelumnya. Barang ini dibawanya turun saat dia dan Ye Zhen naik Kapal Hantu terakhir kali.
Secara fisik terlihat seperti boneka tak berbahaya, namun sebenarnya adalah hantu gentayangan yang mungkin memiliki kebijaksanaan orang hidup - entitas sangat berbahaya.
Tapi melihat penampilan Ye Zhen sekarang, sepertinya dia bisa hidup rukun dengan boneka hantu ini.
"Kalau masih berani menatapku, hati-hati kupenggal kepalamu," kata Yang Jian dengan nada dingin.
Merasakan ancaman itu, ekspresi boneka aneh itu langsung berubah mengerikan. Dengan cepat dia menutup matanya dan memalingkan kepala, tidak bergerak lagi.
"Siapa? Siapa yang memanggilku?"
"Pada saat ini, Ye Zhen yang sedang tertidur tiba-tiba terbangun kaget. Seluruh tubuhnya melenting bangun, dalam sekejap kewaspadaannya langsung muncul."
"Bagus. Dari tampaknya, selama setengah tahun tak bertemu, kewaspadaanmu sebagai Pengendali Hantu belum sepenuhnya hilang. Tapi penampilanmu... terlihat lebih lusuh. Apakah kau mengalami pukulan berat?"
Yang Jian membuka mulut bertanya.
"Yang Jian?" Ye Zhen melihat seseorang yang tiba-tiba muncul di ruang tamu, terkejut.
Secara refleks ia ingin bangun, tapi kemudian badannya lunglai dan roboh terduduk di sofa.
Pada momen ini, semua reputasi, status tak terkalahkan, gelar Nomor Satu di Dunia sepertinya tak lagi penting.
Ia hanya ingin menjadi sampah yang bersembunyi di lahan pemakaman sepi ini.
