Yang Jian tak menyangka selama setengah tahun menghilang, Ye Zhen hanya berdiam di Taman Fushou sendirian dalam keadaan lusuh. Dari tampaknya, ia mengalami pukulan yang sangat berat.
Yang tak ia pahami adalah: pukulan seperti apa bisa mengubah Ye Zhen sampai seperti ini?
"Kondisimu sekarang sama sekali tak mirip dengan dirimu dulu. Era gaib telah tiba, kau harus bangkit kembali dan kembali. Masih banyak urusan yang menunggumu."
"Waktu untukmu melusuh sudah cukup lama. Jika terus begini, bukan tak mungkin kau benar-benar jadi sampah."
Yang Jian mencoba membujuk.
Ye Zhen tetap roboh di sofa, tak bergerak sama sekali: "Menjadi sampah terkadang juga baik. Aku sudah tak bisa lagi. Jangan membujukku. Anggap saja Ye Zhen sudah mati dalam bentrokan dengan organisasi Raja."
“Mulai sekarang di lingkaran gaib hanya ada kamu Yang Jian, tak akan ada lagi Ye Zhen.”
“Apa yang terjadi padamu? Kalau diceritakan mungkin aku bisa membantumu sedikit.” Yang Jian melanjutkan bicaranya.
Dia tak ingin melihat Pengendali Hantu termasyhur seperti ini mundur dari lingkaran gaib, apalagi di masa kritis ini, kehadiran orang seperti Ye Zhen bisa menambah stabilitas.
“Aku baik-baik saja, tidak ada yang terjadi. Aku cuma tiba-tiba teringat kejadian masa lalu.” Ye Zhen berkata sambil mengulurkan tangan mencoba mengambil jajan di sebelah sofa.
Tapi posisi jajan itu agak jauh, tangan Ye Zhen tak bisa mencapainya. Setelah menghela napas, dia menarik kembali tangannya dan mengubah posisi berbaringnya.
“Kejadian masa lalu itu sudah lama berlalu, buat apa kau jadi lusuh begini sekarang?” tanya Yang Jian.
“Ini urusanku. Jangan ikut campur. Pergilah. Era ini membutuhkanmu, bukan sampah seperti aku. Biarkan aku membusuk di sini dengan tenang.” Ye Zhen melambaikan tangan dengan lesu.
Yang Jian bukan tipe yang suka membujuk orang. Melihat sikap Ye Zhen, dia memilih untuk diam.
Dia juga bisa melihat ada simpul di hati Ye Zhen. Jika simpul ini tidak terurai, Ye Zhen mungkin benar-benar akan menghabiskan sisa hidupnya di Taman Fushou, lalu menguburkan diri di sembarang tempat.
“Sesukamu. Aku cuma mampir ke Kota Dahai. Karena kau masih hidup dan tak ada masalah di sini, aku akan pergi.” kata Yang Jian.
Ye Zhen tak menjawab, seolah tertidur.
Saat berbalik hendak pergi, Yang Jian merasakan sesuatu di tumpukan sampah di bawah kakinya.
Setelah mengais, ternyata itu adalah senjata gaib Ye Zhen, pedang panjang khusus itu.
Yang Jian mengambil pedang panjang ini, lalu mencabutnya dan melirik sekilas.
Seketika.
Sebuah kutukan mematikan yang mengerikan langsung muncul.
Tapi bagi Yang Jian sekarang, kutukan mematikan seperti ini sudah tidak cukup untuk membunuhnya. Bahkan kutukan mematikan bertumpuk seperti milik Luo Wensong pun bisa dia tahan sepenuhnya.
Pedang panjang yang penuh karat itu melengkung tak berbentuk, namun masih jelas terlihat satu sisinya terukir huruf "", jelas mewakili Ye Zhen.
Namun sisi lain pedangnya terukir huruf "", mungkin sebagai bentuk mengenang anak buahnya, A Wu yang telah tiada.
A Wu bisa dibilang pemandu Ye Zhen masuk ke lingkaran gaib, sekaligus mantang penanggung jawab Kota Dahai sebelumnya. Hubungannya dengan Ye Zhen ibarat guru dan sahabat.
Sayangnya, A Wu ini akhirnya tewas di tangan organisasi Raja.
Saat pedang dimasukkan kembali ke sarungnya, kutukan gaib yang mematikan itu menghilang.
Dengan santai Yang Jian melempar pedang itu yang langsung melesat dan menancap di dinding sebelah.
"Kau tidur saja yang nyenyak."
Suara Yang Jian kembali terdengar.
Kemudian Ye Zhen hanya mendengar langkah kaki yang semakin menjauh, hingga akhirnya tak terdengar sama sekali. Namun bersamaan dengan itu, kelopak matanya semakin berat, rasa kantuk yang tak tertahankan membanjiri dirinya.
Dia tidak melawan rasa kantuk itu, hanya menguap dan mengubah posisi tidurnya menjadi lebih nyaman.
Namun setelah Ye Zhen tertidur, Yang Jian tidak pergi, hanya berdiri tidak jauh dari sofa sambil memandanginya.
"Aku ingin tahu kejadian seperti apa yang bisa membuat Ye Zhen ini hancur seperti ini," bisik Yang Jian dalam hatinya.
Dia baru saja menggunakan kekuatan gaib Hantu Mimpi untuk menarik Ye Zhen masuk ke dalam dunia Hantu Mimpi.
Dunia dalam mimpi akan menenun mimpi yang nyata berdasarkan ingatan Ye Zhen.
Saat ini, Yang Jian juga mengikuti masuk ke dalam mimpi.
Begitu masuk ke mimpi.
Yang Jian langsung tiba di sebuah panti jompo tua di Kota Dahai.
Seharusnya ada kejadian tertentu di sini yang takkan pernah dilupakan Ye Zhen seumur hidup, karena dalam mimpi ini semua yang dibangun di tempat ini terasa paling nyata.
Yang Jian bersama anjing jahatnya bersembunyi dalam bayangan sambil mengamati.
Sementara Ye Zhen saat ini seperti seseorang yang kehilangan ingatan, seolah kembali ke masa lalu, sama sekali tidak menyadari bahwa ini adalah dunia Hantu Mimpi, karena kekuatan gaib Hantu Mimpi telah memblokir sebagian ingatannya.
Jika ini terjadi sebelumnya, Yang Jian tidak akan mampu melakukannya. Namun selama setengah tahun tidur pulasnya, pengendaliannya terhadap kekuatan gaib Hantu Mimpi semakin mendalam, hingga kini bisa mengontrol mimpi dengan lebih presisi.
Bahkan dia bisa membuat mimpi dan kenyataan bertumpuk, membuat orang yang masuk ke mimpi sama sekali tidak bisa membedakan mimpi dan realita.
Tak lama kemudian.
Yang Jian melihat sebuah bus datang dari kejauhan, lalu berhenti di depan panti jompo ini.
Tak lama kemudian.
Para murid muda mulai turun satu per satu dari bus tersebut.
Ye Zhen juga ada di antara mereka.
Yang Jian melihat seorang perempuan berpostur mungil yang sangat lincah terus mengobrol dengan Ye Zhen, sambil mendesaknya untuk segera turun dari mobil, seolah hubungan mereka sangat mesra.
Ye Zhen masih terlihat bingung saat ini, sepertinya belum sepenuhnya beradaptasi setelah memasuki dunia Hantu Mimpi, namun setelah teriakan perempuan itu, barulah dia tersadar.
"Ye Zhen sekarang masih orang biasa, bahkan belum menjadi Pengendali Hantu." batin Yang Jian.
Dari percakapan para murid, dia mengetahui bahwa kelompok ini relawan di panti jompo untuk merawat lansia. Perempuan dekat Ye Zhen bernama Feng Sisi, teman masa kecilnya yang bisa disebut tumbuh bersama sejak kecil.
Meski bisa mengendalikan kegaiban Hantu Mimpi, Yang Jian sendiri tidak menguasainya - yang benar-benar mengendalikan adalah anjing jahat di sisinya. Karena itu dia tak bisa langsung mendapatkan semua informasi di dunia Hantu Mimpi, hanya bisa mengamati perlahan.
Seiring berkembangnya alur kisah dalam mimpi.
Ye Zhen dan sekelompok teman pria secara tak sengaja menemukan sebuah koper saat membersihkan gedung konstruksi yang ditinggalkan.
Mimpi buruk pun dimulai dari sini.
Di dalam koper ternyata ada mayat, tepatnya seekor hantu gentayangan yang nantinya akan dikendalikan Ye Zhen sebagai tumbal.
Saat para murid berusaha membuka koper itu, terjadilah peristiwa mengerikan.
Kekuatan gaib tumbal mulai meluap dari koper kulit. Segala tindakan yang dilakukan murid-murid ini terhadap koper tersebut akan dialihkan ke tubuh orang lain.
Di panti jompo ini, satu per satu penghuni mulai meninggal.
Ye Zhen menyadari keanehan koper itu. Ia berusaha menghancurkan mayat di dalamnya, bahkan berniat membakar habis koper tersebut.
Namun akibatnya justru orang-orang di sekitarnya terbakar hidup-hidup.
Bahkan Ye Zhen menyaksikan langsung Feng Sisi tewas di hadapannya.
Ye Zhen pun tersadar bahwa ritualnya terhadap mayat telah mencelakai banyak orang. Tak mampu menerima kenyataan, dengan mental yang hancur ia melompat dari lantai atas sambil membawa mayat itu.
Secara tak terduga, aksi ini justru membuat Ye Zhen mampu mengendalikan tumbal.
Karena semua orang di sekitar telah tewas, hanya tersisa Ye Zhen dan tumbal.
Lagipula Ye Zhen dan tumbal terjatuh bersama dari gedung.
Maka terjadilah konflik kekuatan gaib antara tumbal dan...
"Ternyata begitu." Yang Jian akhirnya memahami kisah pilu Ye Zhen.
Tapi peristiwa ini terjadi cukup lama, tak mungkin membuat Ye Zhen baru terlihat lusuh sekarang.
Seiring berlanjutnya mimpi, barulah Yang Jian mengerti.
Setelah pingsan, Ye Zhen diselamatkan A Wu yang saat itu masih menjadi penanggung jawab Kota Dahai. Mungkin A Wu mencium aura gaib dan terburu-buru datang, tapi hanya menemukan Ye Zhen yang telah menjadi Pengendali Hantu.
Sejak itu mereka berteman. Namun setelah sadar, Ye Zhen tetap tak bisa menerima kenyataan dan nyaris gila.
A Wu menggunakan kekuatan gaib untuk menghapus memori ini dari pikiran Ye Zhen.
Ye Zhen hanya ingat dirinya suka minum susu, karena gadis bernama Feng Sisi selalu mengingatkannya untuk rajin minum susu agar cepat tinggi.
Namun sebenarnya Ye Zhen tidak suka minum susu.
"A Wu sudah mati, pengaruh gaibnya terhadap Ye Zhen ikut menghilang. Memori yang tersembunyi Ye Zhen akhirnya bangkit, makanya dia jadi seperti ini." Baru saat ini Yang Jian memahami semua yang terjadi.
Di titik ini dia mulai merenung: Bagaimana cara memulihkan Ye Zhen?
Tiga metode.
Pertama: Langsung menghapus atau memodifikasi bagian memorinya itu, seperti yang dulu dilakukan A Wu.
Kedua: Membiarkan Ye Zhen mengubah akhir yang menyedihkan dalam mimpi. Tapi Yang Jian tidak bisa mengubah realita, nanti Ye Zhen tetap akan menemukan kebenaran.
Ketiga: Menghidupkan kembali gadis bernama Feng Sisi.
Yang Jian berpikir sejenak. Dia tidak memilih satupun metode itu. Alih-alih menggantikan peran A Wu sebelumnya dan menghapus memori Ye Zhen, dia memilih membimbingnya.
"Ini bukan salahmu. Semua ini ulah kekuatan gaib. Selama dunia gaib masih ada, hal-hal seperti ini akan terus terulang."
Tapi Ye Zhen tetap tidak bisa menerima. Dia masih terbenam dalam penderitaan.
Yang Jian bisa memahami. Bagaimanapun Ye Zhen secara tidak langsung telah membunuh gadis yang disukainya, bahkan menyaksikan langsung kematian mengenaskan itu. Pengalaman seperti neraka ini memang sulit untuk dilupakan.
Yang Jian tidak lagi menyamar sebagai A Wu untuk menasihati. Dia membiarkan Ye Zhen terus menderita dalam dunia Hantu Mimpi.
Lagipula waktu akan menyembuhkan segalanya. Mungkin suatu saat Ye Zhen bisa menerima kenyataan, lalu melepaskan semua ini.
Hanya dengan cara ini dia bisa menjadi lebih kuat.
Jika Yang Jian memilih untuk memodifikasi memori, atau menggunakan cara menipu agar Ye Zhen bangkit, maka Ye Zhen tidak akan pernah benar-benar berkembang.
Di dunia Hantu Mimpi, bahkan waktu bisa dipengaruhi. Dari luar tampaknya Ye Zhen hanya tidur, namun sebenarnya dia telah berada di dunia Hantu Mimpi selama berhari-hari.
"Bangunlah setelah kamu menyelesaikan simpul di hati ini."
Yang Jian meninggalkan dunia Hantu Mimpi. Dia tidak ingin menunggu di sini karena masih ada urusan lain yang harus diselesaikan.
Dengan diam-diam dia meninggalkan vila ini, sekaligus meninggalkan Taman Fushou.
