"Kabar terbaru, Yang Jian akan datang ke markas."
Beberapa hari kemudian, sebuah informasi penting tersebar.
Wang Guoqiang yang duduk di dalam kantor terlihat agak terkejut: "Apakah kabar ini sudah dipastikan?"
"Ini informasi yang aktif dikirim oleh Yang Jian. Pasti tidak salah. Nomor ponselnya terenkripsi, setiap pesan diawasi secara ketat. Mustahil ada kesalahan," jawab seorang bawahan dengan serius.
"Bagus! Setelah sekian lama, akhirnya dia mau datang ke markas. Aku sudah lama menunggu ini." Wang Guoqiang tak bisa menahan diri untuk berdiri, ekspresi wajahnya menunjukkan kegembiraan.
Meskipun Yang Jian sudah terbangun sejak lama dan eksistensinya diketahui oleh lingkaran gaib, namun selama ini dia berkeliling ke seluruh negeri sehingga mustahil melacak posisinya. Yang diketahui hanyalah - setiap kota yang disinggahinya, peristiwa supranatural di sana akan menghilang.
Meskipun situasi terus membaik, Wang Guoqiang juga sangat paham bahwa untuk memulihkan tatanan sepenuhnya masih membutuhkan Yang Jian untuk tampil memimpin Pengendali Hantu markas, atau mengintegrasikan kekuatan seluruh lingkaran gaib.
Tapi jika Yang Jian tidak datang ke markas, banyak rencana dan skema tidak bisa diimplementasikan.
Saat ini Yang Jian akhirnya bersedia datang, bagaimana mungkin Wang Guoqiang tidak senang.
"Kembalinya Wei Jing sebelumnya telah memecahkan masalah mendesak, menangani banyak peristiwa supranatural, membuat kota ini kembali ke masa damai. Jika Yang Jian benar-benar mau melakukan sesuatu, situasi masa depan mungkin tidak terlalu optimis, tapi pasti tidak akan terjerumus dalam keputusasaan."
Wang Guoqiang berbisik dalam hati: "Lagipula hanya Yang Jian yang bisa mengerahkan sisa komandan tim dan mengendalikan para Pengendali Hantu yang gila-gilaan itu."
"Siapkan materi rapat ini, segera adakan rapat markas begitu Yang Jian tiba."
Kemudian dia mengeluarkan perintah.
Pada saat yang sama.
Yang Jian telah tiba di kota tempat markas berada, hanya saja sebelum ke markas dia masih perlu menyelesaikan urusan pribadi, jadi datang lebih awal.
Tak lama kemudian, dia memasuki sebuah kompleks perumahan, akhirnya berhenti di depan sebuah vila megah di dalam kompleks.
Yang Jian masih ingat, vila ini dulunya hadiah dari He Tianxiong moment, tapi kemudian dia hadiahkan kembali kepada Miao Xiaoshan yang sedang belajar di sini. Tujuan kedatangannya kali ini adalah menemui teman lama ini.
Seluruh bagian dalam vila ditempeli kertas emas, termasuk ruang aman di dalamnya.
"Hantu tanpa kesadaran orang hidup sulit meretas dalam waktu singkat, ini menandakan penghuni di sini akan lebih aman dibanding yang lain. Meskipun seluruh kota dilanda peristiwa supranatural, persentase keselamatan dengan tinggal di sini tetap tinggi."
Yang Jian tidak punya kebiasaan mengetuk. Dengan paksa ia membuka kunci pintu lalu masuk.
Aula utama diterangi lampu terang, memancarkan kehangatan.
Setelah lebih dari setahun tak berkunjung, tata ruang di sini banyak berubah. Deretan rak buku tinggi berjejer rapi, dipenuhi buku-buku. Meja-meja belajar tersusun teratur, menjelma menjadi perpustakaan mini.
"Yang... Yang Jian? Bukan, Kakak Kaki?"
Di sofa aula utama duduk seorang pria muda. Melihat kemunculan mendadak Yang Jian, wajahnya terlebih dulu mengernyit kaget sebelum mata membelalak penuh rasa tak percaya.
"Siapa kau?" Yang Jian menatapnya, merasa asing namun seolah pernah bertemu.
Seketika itu juga tak kunjung teringat.
"Aku Shangguan Yun! Saat reuni kelas pertama aku ikut Miao Xiaoshan. Waktu itu aku bertemu hantu di toilet, kau yang menyelamatkanku dari cermin. Lupa?"
Pria ini terlihat bersemangat bertemu Yang Jian, bagai melihat sang penyelamat nyawa.
"Teringat. Kakak sepupu Miao Xiaoshan." Kini Yang Jian mengingat kejadian masa itu.
Pada reuni kelas pertama, keluarga Miao Xiaoshan mengutus sang sepupu sebagai pendamping. Malangnya pria ini justru terlibat insiden Cermin Hantu, terkunci di dalam cermin saat ke toilet dan nyaris meregang nyawa.
"Apa urusanmu di sini?" tanya Yang Jian.
“Shangguan Yun tersenyum malu: “Di luar terlalu angker, tidak aman. Beberapa temanku sudah mengalami musibah, jadi dengan muka tebal aku menginap di rumah Bibi. Kuharap Kakak Kaki tidak keberatan.”
“Kau cukup pintar tahu berlindung di tempat Miao Xiaoshan,” kata Yang Jian.
Bagi orang biasa, tempat tinggal Miao Xiaoshan ini memang sudah bisa dianggap sebagai lokasi yang sangat aman.
Sekarang membangun ruang aman tidak mudah. Selain harga emas melambung tinggi, juga sulit mendapatkannya. Orang kaya pun hanya bisa mencari cara tinggal di kota yang ada penanggung jawabnya.
“Apa kau sendirian di sini?” Ia lalu melirik sekeliling, merasakan banyak kehadiran orang hidup.
Shangguan Yun menjawab: “Tidak, banyak orang tinggal di sini. Ada teman sekelas Miao Xiaoshan, juga kerabat lainnya.”
Sekilas ia menghitung, ternyata ada lebih dari dua puluh orang.
Andai vila ini tidak cukup besar, pasti tidak muat menampung sebanyak ini.
“Kakak Kaki, jangan khawatir. Kami hanya tinggal sementara, pasti tidak akan lama. Kami juga tidak akan merusak rumah ini. Lihat, setiap hari kami bersihkan sampai dinding-dinding pun digosok kinclong...”
Shangguan Yun buru-buru menjelaskan lebih lanjut.
Ia tahu segerombolan orang tinggal di sini tidak baik, lagipula rumah ini milik Yang Jian. Meski Miao Xiaoshan pun hanya tinggal sementara, walau dikatakan dihadiahkan untuknya, kalau kurang ajar, Yang Jian bisa mengusir mereka kapan saja.
"Sekelompok orang tinggal di sini cukup ramai, setidaknya Miao Xiaoshan tidak akan kesepian." Yang Jian berkata dengan tenang.
Shangguan Yun mendengar hal ini langsung lega, jelas terlihat Yang Jian tidak mempermasalahkan hal ini.
Yang Jian menambahkan: "Tapi karena sudah tinggal, rawatlah dengan baik, jangan sampai suatu hari serakah akan ugan lalu mengerok emas di dinding. Itu benda untuk menahan invasi gaib yang berhubungan dengan nyawa kalian."
"Paham, paham. Meski saya tidak mengerti banyak, tapi soal ini saya tahu." Shangguan Yun buru-buru menjawab.
Yang Jian berkata: "Banyak orang, wajar ada beberapa tolol. Di ruang aman ada emas yang saya tinggalkan. Kalau ada bagian yang bocor, ambil sedikit untuk tambalan. Miao Xiaoshan berhati lembut, baik hati, tidak bisa mengendalikan orang. Kau bantu lebih kerja keras sedikit."
"Saya tak ingin dia mengalami musibah. Sebagai kakak sepupu besar, kau harus tegas dan kejam saat diperlukan."
Setelah berkata begitu, dia meraba mengeluarkan pistol emas dari entah mana lalu menyodokkannya ke tangan Shangguan Yun.
"Kakak Kaki, ini, ini..." Shangguan Yun terkejut melihat pistol di tangannya.
Benda ini jelas ilegal.
"Saya ke sini hanya melihat Miao Xiaoshan lalu pergi. Masih banyak hal menunggu saya. Kedepannya mungkin tidak bisa selalu melindunginya. Kau pernah mengalami peristiwa supranatural, mental lebih baik dari orang biasa. Kau yang cocok mengelola tempat ini." Kata Yang Jian.
Shangguan Yun memandangi pistol di tangannya, lalu melihat Yang Jian, tampak ragu-ragu.
"Kau bisa menolak, tapi kesempatan hanya sekali." Tambah Yang Jian.
“Saya paham, Kakak Kaki, serahkan saja di sini pada saya. Saya akan menjaga tempat ini dengan baik dan melindungi Bibi. Siapa pun yang berani melakukan sabotase, saya tidak akan berkompromi.” Shangguan Yun mengatakannya sambil menggigit giginya.
Dia juga menyadari, dengan semakin seringnya peristiwa supranatural terjadi, banyak tempat mulai kacau. Untuk menjaga gedung ruang aman sebesar ini, tidak bisa hanya mengandalkan perlindungan orang lain, dirinya sendiri juga harus tegas.
“Selain emas, di ruang aman juga ada sekumpulan aset berantakan. Miao Xiaoshan mungkin hanya menyimpannya tanpa menyentuh. Kau bisa mengelolanya sendiri, menjamin kekayaan seumur hidupmu pasti tidak masalah.” Yang Jian berkata.
“Semua itu milik Kakak Kaki dan Bibi, mana mungkin saya ambil.” Shangguan Yun buru-buru menolak.
Yang Jian melanjutkan: “Ambil saja. Kalau tidak main-main, bagaimanapun juga tidak akan habis. Lagipula Miao Xiaoshan tidak cocok bekerja di luar. Dia perlu uang untuk mendukung kegiatan yang disukainya nanti.”
“Saya mengerti.” Shangguan Yun mengangguk.
Pada saat ini dia merasa sepupunya ini benar-benar beruntung. Dengan perlindungan Yang Jian, seumur hidupnya bisa hidup tanpa beban.
Sedangkan tugas Yang Jian untuknya adalah menjadi karakter kepala rumah tangga yang baik.
Namun imbalannya juga luar biasa besar.
Shangguan Yun paham di hati, sehingga menerima pekerjaan ini. Lagipula Miao Xiaoshan bukan orang asing.
“Shangguan Yun, sedang ngobrol dengan siapa?” Tiba-tiba seorang wanita turun dari lantai atas. Wanita berusia sekitar 40 tahunan ini terlihat ramah.
“Bibi, ini Yang Jian datang. Saya sedang berbincang dengan Yang Jian.” Shangguan Yun buru-buru menyimpan pistolnya lalu berkata.
Wanita dewasa ini memiliki kemiripan dengan Miao Xiaoshan, sepertinya dia adalah ibu Miao Xiaoshan.
"Oh, Yang Jian!" Wanita dewasa ini begitu bersemangat dan gugup hingga bingung saat melihat Yang Jian, seolah bertemu dengan pejabat tinggi, terlihat sangat kaku.
"Xiaoshan, Yang Jian datang, cepat keluar!"
Dia berteriak buru-buru.
Tak lama kemudian, orang lain di dalam rumah mendengar suara dan berdatangan keluar.
Miao Xiaoshan juga mengenakan pakaian tidur, terburu-buru keluar dari kamar. Saat melihat Yang Jian, dia langsung terdiam seketika, matanya berkaca-kaca.
