Meski Miao Xiaoshan telah mendengar kabar dari Zhang Wei bahwa Yang Jian kembali terbangun beberapa waktu lalu, pertemuan langsung ini tetap membuatnya sangat bersemangat. Sudah lebih dari setahun dia tidak melihat Yang Jian. Sebelumnya dia sengaja mencari kabar, namun yang didapat malah kabar bahwa Yang Jian telah mati.
Tapi sekarang, semua kekhawatiran dalam hatinya telah menghilang.
"Kau... baik-baik saja?" Meski banyak yang ingin diucapkan, akhirnya Miao Xiaoshan hanya bertanya penuh perhatian.
Yang Jian menjawab, "Tidak bisa dibilang baik, tapi juga tidak buruk. Kau tahu, orang sepertiku bisa bertahan hidup saja sudah bagus. Kali ini aku berencana kembali ke markas, sengaja mampir ke sini untuk menemuimu. Melihatmu dalam keadaan normal, aku jadi lega."
"Aku di sini sangat aman, tidak akan ada bahaya. Kau tidak perlu khawatir tentangku," kata Miao Xiaoshan dengan lembut. "Seharusnya kau lebih peduli pada dirimu sendiri."
Yang Jian tidak membalasnya, malah beralih bertanya, "Akhir-akhir ini masih menulis buku?"
“Ya, sudah hampir selesai ditulis, hanya tinggal akhir cerita. Tapi akhirnya belum kupikirkan.” kata Miao Xiaoshan.
Yang Jian bertanya: "Akhir cerita tidak penting. Aku ingin tahu kira-kira ceritanya tentang apa?"
Miao Xiaoshan hendak menjelaskan, tapi tiba-tiba Yang Jian berubah pikiran: "Sudahlah, kalau diceritakan langsung jadi tidak seru. Lebih baik biar aku baca setelah kau selesaikan."
"Baik." Miao Xiaoshan mengangguk.
"Tapi kuharap akhirnya bahagia. Bagaimanapun juga dunia ini terlalu kejam dan penuh keputusasaan. Kurasa kisah indah akan lebih memberi harapan." kata Yang Jian.
"Aku juga merasa akhir ceritanya pasti akan indah." Miao Xiaoshan tersenyum.
"Tidak tahu kapan kau bisa menyelesaikannya. Aku sangat menantikan, tapi sebentar lagi aku ada urusan. Tidak bisa lama-lama. Lain kali saja. Saat kita bertemu lagi, akan kuantar kau jalan-jalan melihat dunia ini. Mungkin bisa membantumu dalam menulis."
Yang Jian tidak memilih untuk tinggal lama. Setelah mengobrol sebentar dengan Miao Xiaoshan dan menyapa anggota lain di rumah itu, serta memberikan beberapa penjelasan, akhirnya dia pergi sendirian.
Semua orang menyaksikan kepergian Yang Jian. Mereka tahu pertemuan berikutnya waktunya tidak pasti - mungkin beberapa bulan kemudian, mungkin beberapa tahun kemudian, mungkin seumur hidup.
Setelah meninggalkan tempat tinggal Miao Xiaoshan, Yang Jian langsung menuju markas.
Di era gaib ini, markas semakin merosot keadaannya.
"Satu pertarungan dengan organisasi Raja telah menghancurkan terlalu banyak Pengendali Hantu papan atas di markas, menyebabkan markas sekarang terpuruk. Bahkan sampai ke tahap yang sulit dipertahankan. Jika bukan karena musuh eksternal sudah tidak ada, apakah markas bisa bertahan masih menjadi masalah."
Kehadiran Yang Jian langsung menyedot perhatian seluruh personel markas.
Secara bersamaan, rapat penting yang berfokus pada Yang Jian segera diadakan.
Di atas meja konferensi.
Yang Jian hanya melihat wajah-wajah asing, tak satu pun yang familiar. Hanya Wakil Menteri Wang Guoqiang yang masih dikenalnya.
Dari sini terlihat, personel markas juga telah mengalami beberapa kali rotasi penggantian.
Cao Yanhua, Wang Xiaoming, Shen Liang, Zhao Jianguo dan lainnya sudah lama menghilang.
Tanpa sadar, Yang Jian kini menjadi salah satu anggota dengan senioritas tertua di markas.
"Yang Jian, kedatanganmu kali ini sangat krusial. Setelah melihat-lihat sekeliling, kau mungkin sudah paham situasi terkini. Aku tak akan bertele-tele. Yang ingin kutahu: Apa yang harus dilakukan markas selanjutnya?" tanya Wang Guoqiang dengan sangat serius.
"Kalian sudah menyiapkan rapat ini, pasti juga punya skema. Mengapa tidak kalian yang bicara dulu?" Yang Jian tidak buru-buru menjawab, malah balik bertanya.
Wang Guoqiang pun tak sungkan-sungkan: "Skema sehebat apa pun perlu dijalankan orang. Ini dulu kata Profesor Wang. Menghadapi situasi sekarang, markas memang menyiapkan beberapa skema, tapi semuanya membutuhkan dukunganmu."
Seorang pegawai segera mengambil dokumen dan mulai membacakannya.
"Rencana pertama adalah meminta Kapten Yang untuk mengumpulkan sisa komandan tim, lalu dengan beberapa komandan sebagai pemimpin, membangun kembali tim Pengendali Hantu, kemudian membagi ulang wilayah agar setiap tim bertanggung jawab atas peristiwa supranatural di area masing-masing."
"Rencana kedua adalah dengan Kapten Yang tampil sebagai wajah utama, mengajak Pengendali Hantu bergabung dengan markas untuk memulihkan kekuatan organisasi, lalu menerapkan kembali skema penanggung jawab wilayah."
"Rencana ketiga..."
Yang Jian memotong pembicaraannya: "Cukup! Tidak perlu dilanjutkan. Semua rencana sementara untuk menstabilkan situasi ini hanyalah solusi sementara yang tidak menyentuh akar masalah. Bagi saya, semua skema ini sampah."
"......" Hening menyelimuti meja konferensi.
Wang Guoqiang berkata: "Ini sudah merupakan skema terbaik yang kami miliki saat ini."
"Wang Guoqiang, kau keliru. Rencanamu sama sekali tidak bisa menyelesaikan peristiwa supranatural. Kau hanya terobsesi menstabilkan situasi dengan cepat tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjang. Jujur saja, kini bukan era kebangkitan hantu pertama, kita sudah memasuki era gaib sepenuhnya."
"Yang menguasai dunia ini bukan lagi orang hidup, tapi hantu gentayangan. Jika kau masih bersikap naif seperti ini, hari ini juga saya akan mundur dari markas." Yang Jian mengetuk-ngetuk meja dengan ekspresi serius dan tegas.
Begitu kata-kata itu meluncur, wajah semua orang berubah drastis.
Dampak ucapan Yang Jian terhadap kerumunan sungguh luar biasa besar.
Eksistensi markas saat ini sepenuhnya bergantung pada kehadiran Yang Jian. Jika dia benar-benar mengundurkan diri, begitu kabar ini tersebar, sisa komandan tim dan banyak penanggung jawab wilayah akan segera mengikuti jejaknya mengajukan pengunduran diri.
“Wang Guoqiang saat ini tidak panik, tetap tenang bertanya: "Lalu apa pemikiranmu Yang Jian? Asalkan menguntungkan situasi, markas akan mendukung tanpa syarat, bukan hanya markas, departemen lain juga akan bekerja sama sepenuhnya."
“Basa-basi ini tak perlu diucapkan.” Yang Jian melambaikan tangan berkata: “Sekarang semua orang hanya memikirkan keselamatan diri sendiri, kalian ingin memaksa semua Pengendali Hantu terus menjual nyawa seperti dulu sudah mustahil. Status Pengendali Hantu sekarang tidak sama dengan masa lalu, kemunduran markas bukan hanya karena tekanan situasi, tapi juga karena era telah berubah.”
“Di era penuh keputusasaan, berharap Pengendali Hantu mau bekerja untuk orang biasa, terdengar seperti lelucon konyol. Sebelumnya fenomena gaib baru bangkit, situasi belum kacau, Pengendali Hantu masih menghormati markas karena pola pikir inersia. Tapi sekarang dengan munculnya gejolak, perintah markas sama sekali tidak dianggap.”
“Lihatlah, selain Wei Jing, komandan tim mana lagi yang bisa digerakkan markas?”
“Meski aku tanpa syarat berpihak pada markas, tak ada seorang pun di lingkaran gaib yang akan menghargai posisiku. Sekali lagi kukatakan, era komandan tim sudah berakhir, era markas juga tamat. Cara bermain lama sekarang sudah tidak berguna. Satu-satunya metode untuk menstabilkan situasi adalah...”
Yang Jian mengacungkan satu jarinya, lalu menatap tajam Wang Guoqiang.
“Metode apa?” Wang Guoqiang bertanya dengan serius.
“Membuat hantu gentayangan tidak muncul lagi.” Kata Yang Jian perlahan.
“Ini... mustahil dilakukan.” Meski Wang Guoqiang juga ingin mewujudkan target ini, realitas di depan mata membuatnya merasa hal itu tidak mungkin terwujud.
Yang Jian berkata: “Situasi ini akan saya tangani, tidak perlu kalian sibuk mengurusi. Satu-satunya yang bisa dilakukan markas sekarang adalah memikirkan langkah setelah era tanpa peristiwa supranatural, lagipula selain urusan ini kalian memang tak bisa membantu hal lain.”
“Yang Jian, seberapa besar keyakinanmu?” Wang Guoqiang mencoba bertanya.
“Tidak tahu, juga tak perlu tahu. Asal ada kesempatan akan saya coba. Sudah ada pemikiran di hati, kalian cukup menunggu kabar dari saya saja.” Kata Yang Jian.
Wang Guoqiang langsung terdiam membisu.
Seorang pegawai lain tak tahan bertanya: “Kapten Yang, apakah kami benar-benar tak melakukan apa-apa?”
Yang Jian meliriknya lalu menggeleng: “Ini sudah era gaib, apa yang bisa dilakukan gerombolan orang biasa seperti kalian? Mana ada Pengendali Hantu yang mau jual nyawa untuk markas masih menganggur? Sekarang jika markas bisa mengeluarkan satu personel pun, saya akan minta maaf atas ucapan tadi.”
Hadirin kembali terhening.
Memang benar kata Yang Jian. Saat ini semua personel markas hanyalah orang biasa, tak ada satupun Pengendali Hantu. Wei Jing yang sebelumnya kembali juga sibuk berkeliling menangani kasus-kasus supranatural.
Sebuah markas Pengendali Hantu yang terpuruk seperti ini memang sudah kehilangan alasan untuk eksis.
“Tapi saya tahu kalian ingin berbuat sesuatu. Hanya ada satu ide yang bisa saya berikan.” Saat itu Yang Jian bangkit dari kursinya.
Semua mata kembali tertuju padanya.
Dengan tenang Yang Jian bersabda: “Pertaruhkan semuanya padaku. Akan kugenggam semua resiko, dan dengan tangan sendiri kurentangkan era gaib ini.”
Seluruh hadirin terpana memandangnya, seolah terhipnotis oleh gelora sikapnya yang tak kenal kompromi.
Yang Jian melanjutkan: "Sebelum itu, kalian hanya perlu memperhatikan saya, karena waktu ini tidak akan lama lagi, lagipula orang-orang di dunia ini tidak bisa menunggu terlalu lama."
"Sedangkan tujuan saya datang ke sini hanyalah untuk memberitahu kalian, masih ada harapan di masa depan."
