“Apa? Menunda kemunculan gaib selama dua puluh tahun? Komandan, apakah ini benar atau palsu? Apa pendengaranku salah?” Suara Li Yang saat ini memancarkan keheranan, ia sulit mempercayai perkataan Yang Jian sebelumnya.
“Sejak muncul di dunia ini, fenomena gaib tidak pernah hilang, malah semakin menjadi-jadi. Pada akhirnya sudah tidak bisa lagi hanya mengandalkan individu untuk menanganinya. Aku tahu kemampuanmu sangat hebat, Tapi membuat gaib menghilang dua puluh tahun, ini pasti mustahil.” Wang Yong menyatakan ketidakpercayaannya.
Huang Ziya berkata: “Jangan pedulikan apakah ini masuk akal atau tidak. Bagaimana jika benar-benar berhasil?”
Yang Jian hanya tersenyum tipis mendengar ini, tidak membantah. “Begitu eksperimenku selesai, kita akan segera bertindak. Saat itu kalian akan melihat hasilnya.”
“Tapi Yang Jian, apakah urusan di tanganmu bisa ditunda dulu? Liu Xiaoyu mencarimu, mungkin ada kasus gaib rumit di luar yang perlu kau tangani.” Wang Shanshan segera menambahkan.
“Peristiwa supranatural di luar mana yang tidak pelik kalau tidak bisa ditangani? Yang sedang aku lakukan sekarang lebih penting, kau beritahu Liu Xiaoyu, dalam beberapa waktu terakhir ini aku tidak akan menangani peristiwa supranatural.” Yang Jian menggelengkan kepala, menolak misi tersebut.
Karena eksperimen saat ini sudah memasuki tahap krusial, dia tidak ingin menghentikannya.
Lagipula, sebagian besar kota di dalam negeri sudah dikunjungi Yang Jian, situasi besar sudah distabilkan. Meskipun masih ada peristiwa supranatural yang rumit, dia yakin tidak akan berdampak besar, toh markas besar masih punya Wei Jing yang bisa diandalkan.
“Baiklah, aku akan menolaknya.” Wang Shanshan berkata: “Lalu apakah perlu kusampaikan apa yang sedang kau kerjakan sekarang?”
“Tidak masalah, tidak apa-apa memberitahunya.” Jawab Yang Jian.
Wang Shanshan mengangguk, segera mengambil ponsel untuk menghubungi Liu Xiaoyu.
Yang Jian turun dari lantai, meregangkan tubuhnya lalu berkata: “Aku akan jalan-jalan keluar menghirup udara segar, beberapa hari ini mataku sama sekali tidak terpejam, semoga semua ini sepadan.”
Sambil berkata demikian, dia perlahan meninggalkan tempat itu sendirian.
Begitu dia pergi, Li Yang dan anggota lainnya tidak bisa menahan diri untuk berbisik-bisik, karena mereka benar-benar terkejut dengan informasi yang dibocorkan Yang Jian.
Satu orang berniat menyelesaikan semua peristiwa supranatural?
Bagaimanapun dipikir, ini tetap sulit dipercaya.
Yang Jian berjalan sendirian di Kompleks Perumahan Guanjiang. Tidak ada pikiran khusus, hanya ingin rileks sejenak, bermalas-malasan. Dia tidak ingin setelah baru saja merangkak keluar dari kolam darah, tiba-tiba ada masalah lagi.
"Pengendali Hantu pada akhirnya memiliki batasan. Tak peduli seberapa sempurna, pada akhirnya tetap harus khawatir tentang penggunaan kekuatan gaib yang berlebihan. Sebaliknya, anak hantu sebagai eksistensi khusus ini tak perlu khawatir akan masalah itu. Sayangnya, anak hantu hanya ada satu. Jika bisa diproduksi massal, sungguh bisa memberantas lingkaran gaib yang ada sekarang."
Pikirannya berkecamuk demikian.
Sambil berjalan, Yang Jian perlahan sampai di bagian tengah kompleks perumahan.
Banyak orang sedang jalan-jalan di sini, semuanya warga kompleks. Namun saat dia muncul, banyak yang menatap tajam ke arahnya. Pandangan mereka penuh rasa ingin tahu, semangat, dan hormat bercampur takut. Jelas terlihat banyak warga yang mengenali status Yang Jian.
"Bos Yang," seseorang memberanikan diri menyapa.
Ada juga yang lewat di sampingnya tanpa bicara, terlihat sangat panik.
Tapi ada pula yang merasa hati tenang.
Karena kehadiran Yang Jian di kompleks ini mewakili jaminan tak akan ada peristiwa supranatural, sehingga bisa menetap dengan tenang.
Merasakan tatapan aneh itu, Yang Jian memilih tak berlama-lama. Setelah melihat-lihat sekeliling, dia pun pergi.
Sebuah batas tak kasat mata membuatnya sadar: dirinya tak bisa menyatu dengan orang biasa.
Setelah beristirahat sebentar, Yang Jian merasa lebih baik kembali bekerja. Tapi dia tak kembali ke kamar ketiga, malah pulang ke tempat tinggalnya.
Sebuah bangunan lima lantai yang kosong melompong saat ini.
Karena Jiang Yan dan Zhang Liqin masih di kampung halaman, belum kembali.
Yang Jian duduk sendirian di sofa, lalu dalam diam mengeluarkan selembar kertas kulit manusia.
“Kertas kulit manusia ini telah mengikuti dia cukup lama. Meski selalu ingin mencoba berbagai cara untuk membinasakan dirinya sendiri, sayangnya hingga akhir kertas ini tak pernah berhasil. Apalagi di tahap sekarang ini, kemungkinan kertas kulit manusia untuk sukses semakin kecil.”
“Aku akan segera menemukan cara untuk menghentikan datangnya era gaib. Tapi setelah semua ini berhasil kuselesaikan, aku pasti akan mencari cara untuk membongkar tubuhmu, lalu menguburkanmu selamanya.”
Dia berbisik pelan, berkomunikasi dengan kertas kulit manusia: “Kau masih punya satu kesempatan terakhir. Bantu aku menyelesaikan semua ini lebih cepat, dan aku akan menjagamu tetap utuh.”
Tak ada tulisan yang muncul di kertas kulit manusia itu. Sepertinya ia tak ingin lagi membocorkan informasi apa pun.
Yang Jian juga tidak kecewa. Dia hanya mencoba-coba, melihat apakah ada jalan pintas yang bisa ditempuh. Lagipula, mencoba perlahan-lahan sangat menyita waktu.
“Menolak? Kalau begitu sayang sekali, kau telah kehilangan kesempatan terakhirmu.”
Saat ini, darah dan cairan mulai menggelegak di bawah kakinya. Sebuah tombak merah panjang perlahan muncul dari genangan darah itu.
Yang Jian segera meraih tombak merah panjang itu. Dia langsung berniat untuk membongkar habis kertas kulit manusia ini, lalu menenggelamkan potongannya ke dasar danau darah. Lagipula sekarang dia sudah tak perlu lagi mengandalkan benda ini. Sudah waktunya mengakhiri hubungan dengan kulit manusia ini.
Tapi tiba-tiba, kertas kulit manusia segera menampilkan huruf hitam yang meliuk-liuk. Sepertinya ia menyetujui permintaan Yang Jian sebelumnya, berniat menukar informasi penting demi kesempatan untuk tetap eksis.
【Saya Yang Jian, ketika kau membaca kalimat ini, saya sudah mati... Saat ini saya sedang mencari cara untuk memperlambat datangnya era gaib. Setelah mengaktifkan Wilayah Hantu mata hantu lapis sembilan, saya menemukan skema yang memungkinkan: melalui penumpukan berkelanjutan wilayah hantu, kecepatan invasi dunia supernatural ke dunia nyata bisa diperlambat.
Setelah eksperimen berulang, saya berhasil memperlambat invasi gaib selama dua puluh tahun. Tapi ini bukan batas maksimal saya.
Setelah beberapa hari penelitian tambahan, terjadi kemajuan. Kali ini saya bisa memperpanjang batas waktu hingga tiga puluh tahun.
Batas tiga puluh tahun sepertinya mencapai kapasitas maksimal saya. Penelitian selanjutnya tak mampu melebihi ambang ini, karena penumpukan wilayah hantu yang berlebihan justru menyebabkan keruntuhan sistem akibat kompleksitas konstruksi.
Saya menyadari ini masalah kemampuan diri sendiri. Mata hantu saya telah mencapai batasnya. Kecuali saya memperkuat kekuatan gaib mata hantu ini, inilah batas maksimal yang bisa dicapai.】
Informasi pada kertas kulit manusia terus bermunculan.
"Tiga puluh tahun?" Yang Jian mengerutkan alut.
Waktu ini tidak terlalu panjang, tapi masih bisa diterima. Namun masih jauh dari harapan awalnya.
"Tiga puluh tahun kurang. Setidaknya harus lima puluh tahun." Bisik Yang Jian. Meski berharap bisa menciptakan perdamaian seabad, tapi itu hanya angan-angan. Mencapai separuhnya saja sudah membuatnya cukup puas.
"Tapi dari informasi yang kau buka, sepertinya kau juga tahu metode untuk memperkuat kekuatan gaib mata hantu?"
Dia samar-samar merasa ini mungkin jebakan dari kertas kulit manusia, tapi Yang Jian saat ini tidak khawatir dengan jebakan, hanya takut metode yang digunakan tidak berguna.
Informasi pada kertas kulit manusia terus bermunculan:
【Saya mengubah arah penelitian, mulai mencari metode untuk memperkuat kekuatan gaib Mata Hantu, sehingga bisa menembus batas waktu tiga puluh tahun.
Jika membuka lapisan ke-10 Wilayah Hantu, itu berarti Mata Hantu akan bangkit kembali. Saat itu, keseimbangan gaib dalam tubuhku akan terganggu, dan pasti aku akan tewas di tangan kebangkitan hantu gentayangan.
Aku harus mencari metode lain.
Untungnya, aku menemukan satu metode, yaitu sebuah barang gaib yang terlupakan - Cermin Hantu.】
Kata "Cermin Hantu" dalam huruf hitam yang melengkung terlihat sangat mencolok, seolah mengingatkan Yang Jian untuk tidak sampai melupakan Cermin Hantu.
Ekspresi Yang Jian langsung berubah serius, tetap tenang, hanya diam-diam melanjutkan membaca.
Informasi pada kertas kulit manusia muncul kembali:
【Ingat pertama kali aku mencoba bunuh diri dengan menggantung diri di Kota Dachang, meski berhasil dihidupkan kembali melalui Cermin Hantu, tapi meninggalkan potensi masalah. Di dalam Cermin Hantu itu ada seekor hantu gentayangan yang semula ingin menggantikan diriku di dunia nyata, namun gagal. Tapi hantu itu sudah berhasil meniru kepalaku, wajahnya persis sama denganku.
Saat itu di kepalaku masih ada Mata Hantu, apakah hantu dalam Cermin Hantu itu juga meniru kekuatan gaib Mata Hantu?
Menemukan hantu itu, mungkin saya bisa memiliki mata hantu kedua sementara, sekalipun mata hantu itu hanyalah kekuatan gaib hasil imitasi dari Cermin Hantu, tapi tetap bisa memperkuat sementara kekuatan gaib mata hantu saya.
……Saya masuk ke dalam Cermin Hantu, menemukan hantu itu, sekaligus menemukan mata itu.
Saya kini memiliki sepasang mata hantu yang utuh, rencana saya bisa dimulai.
Eksperimen saya mencapai terobosan signifikan, Wilayah Hantu yang saya tumpuk bisa dipertahankan selama dua kali lipat waktu sebelumnya, mencapai angka mengerikan enam puluh tahun. Artinya, begitu rencana ini dimulai, saya bisa membawa perdamaian enam puluh tahun bagi dunia ini.
Hari itu, saya memulai rencana……
Saya berhasil, era gaib berhasil diperlambat selama enam puluh tahun penuh.】
Informasi pada kertas kulit manusia berhenti tiba-tiba di sini.
Mata Yang Jian memicing sejenak: "Di dalam Cermin Hantu masih ada hantu yang wajahnya persis seperti saya? Hantu itu juga memiliki mata hantu? Meski hanya imitasi gaib dari mata hantu, tapi sepertinya tetap bisa digunakan untuk sementara."
"Sepertini ini jebakan terakhir yang dipasang kertas kulit manusia untukku."
Secara naluriah ia merasa ada jebakan di sini, hanya saja tak tahu di mana kertas kulit manusia mengubur perangkap itu.
