Badai salju telah turun sepanjang malam.
Cuaca ekstrem yang langka membuat kawasan pinggiran kota di selatan ini sepi dari jejak manusia.
Hanya sebuah kereta kuda yang tiba-tiba menampakkan jejaknya dari kabut salju, bergerak tersendat-sendat di atas hamparan salju.
Cahaya fajar yang redup tak mampu meredam amukan angin yang menerobos celah-celah kayu kereta, lalu menghilang di sisi lain.
Angin dingin itu pun menampar wajah penumpang di dalam kereta.
Alisnya berkerut keras saat ia berjuang melawan kantuk yang berat, dan ketika membuka mata, yang terlihat adalah sekumpulan kepala yang berkerumun di sekitarnya.
Pedagang manusia sialan...
Qi Xun bergumam pelan sambil merapikan kerah bajunya yang tipis, berharap bisa membuatnya cukup untuk menahan sedikit angin dingin - atau mungkin yang menghalangi angin adalah tubuh manusia lain yang juga ditangkap pedagang manusia.
Berdesak-desakan masih bisa memberikan sedikit panas, tapi tidak ada yang perlu disyukuri.
Kepalanya sakit sangat parah saat ini.
Siapapun yang baru saja berhasil menyelesaikan tenggat waktu, memutuskan untuk bermain game berjam-jam, lalu tiba-tiba terlempar ke zaman kuno pasti akan pusing.
Yang lebih menyiksa adalah, sesuai adat istiadat setempat, seharusnya dia mencari tahu dulu zaman apa ini dan identitas orang yang ditempatinya, tapi baru keluar dari desa langsung ditangkap.
Tidak ada etikanya...
Saat dia terbangun, sudah berada dalam situasi seperti sekarang.
Meski gerbongnya bocor angin, semua jendela dipaku dengan kayu dan paku besi, sama sekali tidak memberi kesempatan kabur melalui jendela.
Qi Xun memperhatikan tubuhnya yang sekarang. Berdasarkan tinggi badan dan ukuran tangan-kakinya, usianya paling-paling sekitar 11-12 tahun, tampak agak kurang gizi. Seandainya bisa menyusut, mungkin bisa menyelip keluar jendela. Tapi sekarang dia hanya bisa menatap kosong jendela gerobak itu.
Sebenarnya bukan melamun, efek sisa obat bius pedagang manusia masih belum hilang sepenuhnya. Tangannya masih lemas, tak ada tenaga tersisa.
Tiba-tiba gerobak berbelok tajam, membuatnya dan gadis-gadis tak sadarkan diri di dalam terhempas ke sisi gerobak.
Dirinya yang sudah menggeser posisi menjauhi celah angin gerobak, terhempas kembali ke posisi semula karena belokan tadi.
Yang pertama mendarat adalah kepala.
Qi Xun hampir tak bisa menahan umpatan.
"Ada apa? Kenapa Black Eagle Society melaporkan ada yang membuntuti? Kau tidak usik orang yang tak semestinya?" Suara serak berteriak kasar.
“Tidak ada, semuanya sesuai perintah bos. Yang berpakaian compang-camping harus pilih yang kurus kering, yang berpakaian bagus harus pilih yang terlihat cupu. Aku memilihnya dengan sangat teliti.” Suara keras lainnya membalas.
Orang yang berbicara pertama menampar kepala orang di belakangnya, “Sudah, kau pikir dirimu pintar! Cepat lepaskan pengejar di belakang!”
Qi Xun sama sekali tidak sempat memikirkan siapa yang mengejar di belakang, apalagi memperhatikan dua penjahat penculik yang tiba-tiba menambah kecepatan kereta.
Saat kepalanya menghantam papan kereta, dalam pandangan kabur yang hampir membuatnya melihat bintang-bintang, tiba-tiba muncul panel transparan.
Bagi maniak game berat sekaligus penggemar data, panel yang biasa dilihat belasan kali sehari ini bahkan bisa dia ingat dengan mata tertutup—
Meski telah disederhanakan cukup banyak.
Di sebelah kiri versi mini karakter, terpampang deretan statistik dasar.
【Karakter: Qi Xun】
【Usia: 11】
【Sekte: Belum ada】
【Kultivasi：1688】（Dalam efek obat tidur, hitungan mundur 00:13:15）
【HP：11111（+233）】
【Energi Dalam：0】
【Tulang Dasar：10】
……
Tekanan darah Qi Xun langsung melonjak.
Susah payah menumpuk HP 20 kali lipat kultivasi yang sudah diverifikasi di berbagai thread data, sekarang tersisa 11111 dengan tambahan (+233) yang mungkin berasal dari pakaian compang-campingnya.
Kultivasi 1688 ini mungkin lebih rendah dari 4399.
Tidak, ini semua bukan fokus utama sekarang.
Memiliki data statistik tetap lebih baik daripada gelap gulita, dan cheat tentu lebih berguna daripada tidak punya.
Qi Xun segera tenang kembali.
Selagi masih lumpuh, dia harus cepat-cepat mencari cara menyelamatkan diri.
Dia membalik halaman berikutnya dan melihat statistik Critical Rate dasar 50% dan Critical Damage dasar 150% yang sudah susah payah ditumpuk sebelumnya - semua sia-sia.
Elemen Fengshui, Api, Racun, dan Serangan juga menunjukkan angka nol yang semakin membuat pusing.
Di halaman ketiga, kolom peralatan dan manual rahasia sama sekali tidak mengejutkan - empat slot kosong dan satu slot berbayar terkunci. Semua manual rahasia hasil grind event besar tiga kali berturut-turut yang dulu dimilikinya telah lenyap.
Namun saat melihat halaman ini, Qi Xun justru merasa lega.
Adanya halaman manual rahasia biasanya berarti ada inventory barang!
Matanya menjelajahi panel ini berulang kali, baru menyadari inventory yang seharusnya mencolok itu ternyata berubah menjadi siluet karakter dengan kantong berkilauan yang tergantung di pinggang.
Andai saja dia tidak yakin tubuhnya yang sekarang tidak memiliki aksesori seperti itu, mungkin dia akan melewatkannya.
Inventory ini ternyata tidak kosong, tapi setelah euforia sesaat, dia tiba-tiba sadar isinya hampir sama dengan inventory kosong.
Tas yang penuh sesak itu berisi 6 set Ramuan Merah Besar dan 12 set Ramuan Biru Besar.
Namun melihat bilah darahnya yang tipis dan bilah energi internal yang kosong, dia merasa satu botol saja mungkin bisa membuatnya mengucapkan selamat tinggal pada dunia ini.
Di belakang kelompok obat-obatan terdapat tiga token penukaran seragam sekolah musim ini dari berbagai sekte.
Melihat benda-benda ini, Qi Xun hampir ingin membenturkan kepalanya lagi ke gerbong kereta, berharap bisa memunculkan pedagang penukar - melihat angka 31 ini sekarang hanya menyisakan air mata pahit.
Aksesori pakaian biasa yang sebelumnya sudah dipakai sejak lama, menghilang seiring pengosongan slot perlengkapan, apalagi yang perlu disebutkan.
Terus melihat ke belakang adalah material-material acak-acakan.
Sayangnya setelah mencari lama, dia tidak menemukan pintu masuk sistem kerajinan, mungkin perlu metode lain untuk membuka atau mungkin memang tidak ada.
Lalu ada senjata bercahaya impiannya... ditopang oleh persediaan besi kecil seperempat ukuran hasil melahap dungeon sendirian.
Qi Xun melihat dua kolom itu, mulai merenungkan kemungkinan menggunakan batu hasil transformasi untuk memukul dua orang di luar, tapi khawatir yang dikeluarkannya justru bola lampu, lalu menahan niat ini.
Selanjutnya ada fragmen kitab rahasia judi yang biasa dibawa penjudi di dalam tas.
Ia mengamati satu per satu dengan cermat - fragmen kitab "judi mingguan" dan "judi habis-habisan" tak ada yang bisa disusun menjadi satu kitab utuh, bahkan fragmen untuk meningkatkan lima slot kitab aslinya pun belum mencukupi jumlahnya.
Simbol emas, perak, dan tembaga di kolom uang paling bawah dengan angka 0.0.0 di depannya benar-benar menusuk jantung kecil Qi Xun si pendatang baru ini.
Sistem sialan ini tidak bisa dilihat lagi.
Qi Xun langsung berbaring lemas, matanya kosong menatap langit-langit gerbong.
Tidak ada data, tidak ada item, rupanya harus mengandalkan otaknya sendiri.
Pandangannya tertancap pada hitungan mundur status obat bius, menunggu kondisi yang memungkinkan aktivitas normal.
Tapi tepat ketika hitungan mundur baru saja mencapai angka 5, tiba-tiba ia mendengar suara gerakan di sampingnya.
Bukan suara satu orang, melainkan dua orang.
Dia menoleh ke sebelah kanan. Gadis kecil yang baru bangun di dekatnya kira-kira seusianya sekarang, mungkin bahkan lebih muda sedikit.
Pakaiannya terlihat jauh lebih mewah, dengan wajah putih kemerahan yang pemalu dan penuh rasa malu, tampak seperti kelinci kecil.
Qi Xun teringat perkataan pedagang manusia tadi tentang memilih target yang berpakaian bagus tapi berkesan lemah, seketika memahami bagaimana gadis ini bisa tertimpa musibah.
Tapi entah khayalan atau tidak, dia merasa saat gadis itu mengucek mata dan bangun, gerakannya jauh lebih lancar dibandingkan saat dirinya baru sadar, bahkan ada kilatan ketajaman samar di matanya.
Gadis lain yang ikut bangun juga terlihat seusia mereka. Jelas para pedagang manusia terkutuk itu sengaja menargetkan gadis-gadis usia ini.
Dia mengenakan pakaian katun polos, namun ekspresi dingin di wajahnya jelas tidak selaras dengan pakaian itu. Tapi
saat melihat dua pasang mata yang menatapnya, gadis kecil itu kembali menggigit bibir dan menunjukkan senyum lembut.
Agak... terkesan imut.
Qi Xun menepuk keningnya, merasa pikirannya benar-benar dibelokkan oleh sistem yang tidak berguna itu.
Buat apa dia memperhatikan imut atau tidaknya orang lain? Yang harus dia perhatikan adalah reaksi kedua gadis saat bangun yang terlalu terampil.
Meski belum tentu akibat pernah mengalami penculikan sebelumnya, setidaknya mereka tidak seperti gadis seusianya yang langsung panik dan ketakutan saat menyadari berada di tempat asing.
Seperti gerakan Qi Xun saat baru terbangun, mereka lebih dulu memeriksa pintu dan jendela gerbong.
Keduanya jelas bukan orang biasa.
Hanya saja, Qi Xun bisa melihat bahwa mereka berdua juga tidak punya banyak tenaga saat mencoba membuka salah satu jendela tertutup di tengah deru angin dan suara roda kereta yang semakin cepat.
Ia memberi isyarat "diam" dengan tangan, lalu menunjuk ke luar sambil menunjukkan angka 2, mengindikasikan ada dua orang di luar.
Kedua gadis itu pun berbalik dan duduk kembali.
Salah satunya duduk bersila, berpura-pura bermeditasi dengan mata terpejam, tapi segera membuka matanya lagi dengan frustasi.
Ia lalu menarik lutut ke dada dalam posisi yang jelas menunjukkan kewaspadaan dan rasa tidak aman.
Dalam posisi ini, ia ragu-ragu melihat sekeliling, terutama menatap wajah Qi Xun dan gadis lain yang sudah bangun, sebelum berbisik pelan, "Aku Hua Zhenzhen. Kita harus mencari cara kabur dari sini."
Alis Qi Xun berkedut.
Sebelumnya, saat menyadari keduanya bangun, ia sudah menutup antarmuka karakter tapi masih membiarkan layar notifikasi di pojok kiri bawah.
Karena di sana sebelumnya muncul percakapan dua pedagang manusia di saluran obrolan dekat, selain nama karakter yang ditandai tanda tanya, semuanya sama persis dengan yang dia dengar.
Dia merasa mungkin ini bisa sedikit berguna.
Namun hampir bersamaan dengan gadis pemalu ini menyebutkan namanya, di layar dialog depan Qi Xun selain ——【Hua Zhenzhen】Saya………… serangkaian teks ini, juga muncul pesan baru.
【Sistem】【Mendapatkan kartu Sistem Ikatan, Sistem Ikatan menunggu aktivasi 1/10】
Kemudian dia mendengar gadis lain yang lebih kalem berkata, "Nama saya Situ Jing."
Pemberitahuan sistem langsung muncul tanpa jeda——
【Obrolan Dekat】【Situ Jing】Nama saya Situ Jing.
【Sistem】【Mendapatkan kartu Sistem Ikatan
“……”
Satu Hua Zhenzhen, satu Situ Jing...
Sistem ini berasal dari game kolaborasi beberapa master novel silat, tidak ada salahnya dia berani menebak ke arah novel silat.
Jika tebakan dia benar, Hua Zhenzhen adalah keturunan Leluhur Hua Qiongfeng dari Gunung Hua, yang kemudian bergabung dengan Sekte Gunung Hua untuk mengawasi tingkah laku Master Ku Mei, pemimpin saat ini. Kemampuannya bahkan melebihi Ku Mei.
Situ Jing berasal dari Istana Air Suci, tidak hanya sebagai murid Ibu Air Yin Ji, tapi juga putri satu-satunya dari Yin Ji dan Xiong Niangzi.
Adapun dua pedagang manusia itu——
Qi Xun berpikir serius, lebih baik mereka berhenti berdagang manusia dan pergi ke zaman modern membeli lotre!
Mana ada keberuntungan sebesar ini!
Meski begitu pikir, dia tetap menanggapi tanpa ragu, "Namaku Qi Xun."
