\"Singkatnya ini hanya masalah mengambil sesuatu yang sederhana.\"
Melihat Chu Liuxiang masih terdiam di sana, Qi Xun menambahkan penjelasan.
Yang tidak sederhana mungkin hanya Huo Xiu ini. Menurut penilaian tingkat kekuatan di dunia Lu Xiaofeng, dia bisa dianggap sebagai salah satu pendekar terhebat saat ini, sejajar dengan Ximen Chuixue, Ye Gucheng, Dugu Yihe, Mu Daoren, dan lainnya.
Meskipun dari penampilannya, dia hanya seorang pria tua biasa yang mengenakan baju biru lusuh yang sudah memudar.
Tidak penting, tidak penting.
Bagaimanapun, Chu Liuxiang sama seperti Lu Xiaofeng—tidak ada yang bisa menguji batas kemampuan bela diri mereka dalam serialnya sendiri, seolah-olah mereka adalah cheat karakter.
Qi Xun merasa harus percaya pada kemampuan Chu Liuxiang.
Lagipula, mengambil buku catatan rahasia Huo Xiu bisa disebut mencuri? Itu jelas mencari bukti penting penggelapan pajak Qingyilou untuk kepentingan umum.
Namun sebelum pergi "mengambil" buku catatan itu...
"Pahlawan Chu, apakah kamu membawa kelebihan tael perak?"
Qi Xun bukan berniat menyita tael perak makhluk panggilan tertentu untuk mengganti kerugian ekonominya—perbuatan tak berperasaan seperti itu tidak akan dilakukannya.
Apalagi dia juga pernah mencoba di Istana Air Suci.
Contohnya, batu penindih batu giok di ruang kelas pagi Istana Air Suci tidak diakui oleh Sistem sebagai kekayaan miliknya, jadi jelas meski dia merampok di jalan pun takkan berguna.
Tapi jika Qi Xun menjadi Ketua Istana Air Suci, maka semua barang di istana tersebut akan dianggap sebagai miliknya dan bisa diakui oleh Sistem.
Kurang lebih perbedaannya seperti itu.
Dia hanya sedang kehabisan tael perak di sakunya yang tersisa sekitar dua digit saja, akibat event promo diskon 40% Qingming yang dibuat Sistem untuk menguras dompet pemain. Mungkin tidak cukup untuk biaya perjalanan mencuri buku catatan ke Menara Qingyi Pertama, plus perjalanan ke ibu kota. Jadi dia berencana bertanya pada Chu Liuxiang apakah dia membawa uang.
Meskipun seharusnya mereka bisa mengambil sedikit uang jalan dari Huo Xiu nanti.
Chu Liuxiang menghela napas panjang.
Sudah sampai di sini, sepertinya jika tidak menuruti kemauannya, dia akan mulai khawatir lagi tentang cara pulang.
Hanya saja keadaan saat dia terlempar kali ini, membuatnya menyadari seperti Qi Xun bahwa ini bukan sekadar muncul di tempat lain dalam bentuk roh seperti sebelumnya. Dia harus lebih berhati-hati.
"Sobat kecil..."
"......" Alis Qi Xun berkedut.
Biasanya dia tidak keberatan dengan panggilan apapun.
Tapi ketika dia bertanya pada Chu Liuxiang apakah masih membawa uang tunai, panggilan ini tiba-tiba membuatnya teringat pengalaman tidak menyenangkan saat berbelanja dalam game.
"Prajurit Chu, panggilan seperti ini di perjalanan mudah dimanfaatkan orang," kata Qi Xun setelah berpikir sejenak. "Lebih baik aku memanggilmu Kakak, dan kau memanggilku Adik Ketujuh."
Chu Liuxiang: "Mengapa Adik Ketujuh?"
Qi Xun: Karena terdengar seperti ada lima orang lain di antaranya, seolah kita punya banyak pengawal.
Tapi Qi Xun tidak bisa mengatakan ini langsung pada Chu Liuxiang. Perkataan seperti itu akan merusak citra "dewa"-nya. Jadi saat Chu Liuxiang mengajukan pertanyaan itu, Qi Xun hanya tersenyum tanpa bicara.
Biarkan saja dia menebak-nebak. Mau dikira salah satu dari 7 Peri Surga pun tidak masalah.
"Jika panggilan 'Adik ke-7' terasa tidak pantas, kau bisa memanggilku 'Bibi ke-7'..."
"Ayo, Adik ke-7." Chu Liuxiang bersumpah belum pernah bertemu gadis sebandel ini.
——————
Chu Liuxiang sang Jagoan Pencuri yang termasyhur bukanlah tipe pengembara yang gegabah mengandalkan kemampuan semata.
Alasan Qi Xun tentang "metode khusus memperoleh informasi" yang digunakan untuk menjelaskan situasi lokal, tetap tidak bisa mengubah keputusannya.
Saat ini mereka berada di Prefektur Jinan.
Entah apakah karena pengaturan kebebasan tinggi di Dungeon Mimpi, posisi karakter setelah masuk ke dungeon tidak berada di sekitar Paviliun Seratus Bunga wilayah Jiangnan, juga bukan di Istana Kemewahan Shanxi, melainkan ditempatkan di lokasi tengah.
Qi Xun menduga dengan pengaturan seperti ini, seharusnya belum tiba waktu untuk memulai alur cerita, setidaknya masih menyisakan kesempatan untuk melakukan perjalanan.
Dia dan Chu Liuxiang memasuki kota Jinan Fu, lalu melihat Chu Liu
xiang tiba-tiba mendekati seorang anggota Bangsa Pengemis yang berdiri di pinggir jalan, kemudian berhenti seolah teringat sesuatu.
"Hampir lupa, ini bukan tempat asalku." Chu Liuxiang mengusap hidungnya dengan canggung.
Dia memiliki hubungan lama dengan Nan Gongling, anak angkat Ketua Bangsa Pengemis Ren Ci. Jinan Fu merupakan markas besar Bangsa Pengemis saat ini, sehingga Chu Liuxiang secara refleks ingin mencari informasi dari mereka.
Tapi Bangsa Pengemis di sini jelas berbeda dengan yang di tempat asalnya.
Karena metode ini tidak berhasil, alternatif yang bisa dilakukan tentu pergi ke tempat seperti rumah teh yang menjadi pusat informasi dunia persilatan.
Begitu mereka duduk di tempat yang dipilih Chu Liuxiang dan Qi Xun, terdengar obrolan dua petualang muda di meja sebelas tentang kabar persilatan.
Keduanya mirip NPC yang sengaja memberikan informasi misi - mulai dari kasus terbaru yang dipecah detektif Jin Jiuling dari Liu Shan Men hingga lukisan mahal yang dibeli Taois Gusong dari Huangshan.
Tiba-tiba salah satunya bertanya, "Katanya Raja Pencuri Sikong Zhaixing beraksi lagi, kira-kira siapa tokoh besar yang jadi korbannya kali ini?"
Chu Liuxiang terhenti sebentuk saat meneguk tehnya.
Gelar "Raja Pencuri" bukanlah sebutan sembarangan untuk pencuri biasa.
Hanya pencuri yang benar-benar mencapai tingkat tertinggi di dunia kriminal yang layak menyandang gelar seperti itu.
Ia melirik Qi Xun sejenak, seolah ingin bertanya mengapa tidak langsung mencari Sikong Zhaixing yang lebih dekat, malah membawanya ke tempat asing ini. Namun terlihat Qi Xun sama sekali tak terkejut dengan pertanyaan implisit ini, hanya memberi isyarat dengan mata agar terus mendengarkan.
"Kamu juga tahu Sikong Zhaixing selalu mencari target pencurian yang menantang," jawab yang lain. "Kita hanya bisa berharap kali ini barang berharganya bukan pot kamar malam seperti korban sebelumnya. Dia memang sangat eksentrik, pantas saja berteman baik dengan Lu Xiaofeng."
"......" Chu Liuxiang terdiam, saling bertatapan dengan gadis kecil di seberangnya.
Sekarang ia sudah tahu alasannya, dan bersyukur tidak sempat mengutarakan pertanyaan tadi.
Bagaimana jika Qi Xun yang pemikirannya tak biasa ini malah menyarankan agar ia adu kecepatan dengan Sikong Zhaixing?
Tapi gelar 'Raja Pencuri' ini memang sangat merakyat.
Kedua orang di meja sebelah mereka tidak menyadari bahwa mereka telah menjadi sumber informasi dunia persilatan.
Qi Xun mendengarkan dengan penuh minat saat teman-teman mereka membahas Menara Qingyi yang tiba-tiba mengincar Lu Xiaofeng, bahkan mengirim Gouhun Shou dan Tiemian Pan Guan. Ini semakin menguatkan tebakannya tentang garis waktu.
Jika kedua orang ini belum benar-benar datang mencarinya, berarti kisah ini masih berada sebelum awal alur cerita.
Chu Liuxiang tidak hanya mendengarkan percakapan di meja sebelah mereka.
Mengandalkan qinggong-nya yang memungkinkannya bergerak di kedai teh tanpa menarik perhatian, ia menyadap beberapa percakapan di meja-meja lain.
Sulit membaca apakah informasi ini berguna atau tidak dari rajuk tenang sang Jagoan Pencuri ini. Qi Xun hanya melihatnya mengeluarkan uang dengan cukup ringan saat hendak pergi.
Sayangnya, uang kertas yang dibawanya tidak bisa digunakan. Uang receh yang dimilikinya mungkin hanya sedikit lebih baik daripada Qi Xun si miskin yang telah menghabiskan semua tabungan untuk membuka dungeon, cukup untuk membeli dua kuda tua dan bekal perjalanan.
Jika bukan karena penjelasannya bahwa waktu mereka terbatas dan harus segera mencapai lokasi Menara Qingyi Pertama untuk mencuri buku pembukuan, Chu Liuxiang ingin mencoba apakah pemerintah setempat menawarkan hadiah buruan untuk mendapatkan biaya perjalanan.
Saat menoleh, dia melihat Qi Xun sudah duduk di atas kuda.
Entah salah lihat atau tidak, sepertinya gadis itu langsung berada di pelana kuda tanpa melalui proses melompat ke atasnya?
Tapi sejak mengenal gadis ini, sudah terlalu banyak hal-hal yang sulit dijelaskan terjadi, satu dua keanehan lagi tidak jadi masalah.
Intuisinya Chu Liuxiang memang tidak salah.
Qi Xun belum pernah belajar kemampuan wajib kalangan dunia persilatan seperti menunggang kuda. Sejak mulai belajar ilmu silat hingga sekarang total hanya empat bulan lebih. Kemampuannya duduk stabil di atas punggung kuda saat ini mengandalkan fitur berkuda dari Sistem.
Yakni langsung duduk di atas punggung kuda setelah menyelesaikan proses loading instruksi menunggang.
Untungnya tidak ada syarat "harus menyimpan kuda di slot tunggangan" agar fitur berlaku. Jika tidak, dia mungkin harus mempertunjukkan atraksi "manusia mengeluarkan kuda" atau mungkin
yang seharusnya disebut "kuda biasa berubah menjadi kuda surgawi" kepada Chu Liuxiang.
Saat berpacu berdampingan di jalan, Qi Xun merasa tidak bisa terlalu cepat menyalahkan Sistem.
"Dua kuda ini seharusnya kecepatannya sama, kenapa kudamu terlihat lebih cepat?"
Chu Liuxiang langsung menyesal bertanya, karena seperti dugaan, jawaban Qi Xun adalah "Mungkin karena kamu terlalu berat."
Masuk akal, tapi jangan diungkit lagi.jpg.
Jika ekspresi Chu Liuxiang bisa divisualisasikan dengan tulisan, kira-kira seperti di atas.
Sebenarnya alasan mengapa kuda yang ditunggangi Qi Xun berlari lebih cepat adalah karena saat dia menggunakan kuda sebagai kendaraan, sistem ini akhirnya bertindak baik dengan tetap mengaktifkan kartu formasi bintang ikatan. Artinya, dua kartu angin yang dia pakai juga berpengaruh pada kuda tunggangannya.
Tunggu, sekarang sudah tiga kartu angin.
Karena saat mereka melesat keluar dari Jinan menuju Shanxi, bilah sistem Qi Xun di bagian bawah sistem tunggangan tiba-tiba memperbarui dua pesan baru.
【Sistem】【Mendapatkan kartu Sistem Ikatan】
【Sistem】【Menyelesaikan event kartu Sistem Ikatan, mendapatkan kartu formasi (angin)】
Memang benar mengeksploitasi karakter utama tidak pernah salah!
Kartu Chu Liuxiang ini terus memberikan hasil yang semakin baik.
Sambil berpikir, dia segera memasang kartu angin ketiga ke dalam formasi kartu Sistem Ikatan, menggantikan posisi salah satu kartu air sementara waktu.
Soalnya dalam kondisi perjalanan, bonus kecepatan jelas lebih berguna.
Chu Liuxiang tiba-tiba merasa tatapan Qi Xun padanya agak aneh. "Ada apa lagi denganmu?"
"Aku sedang berpikir sebenarnya kita bisa membeli seekor kuda dan seekor keledai sebelumnya." Qi Xun sangat menyesal.
Lagipula ada bonus kecepatan gerak, naik keledai atau kuda sepertinya tidak terlalu masalah.
Dan bonus ini jelas semakin diperbesar ketika diterapkan pada tunggangan.
Selain itu, siapa tahu kalau menunggang kuda bisa mengaktifkan kartu "Mengarungi Dunia dengan Kuda", mungkinkah menunggang keledai memicu kartu "Keliling Dunia dengan Keledai"?
Terdorong oleh hasrat kolektor karena kartu formasi ikatan ini, Qi Xun bertekad suatu saat akan menyuruh Chu Liuxiang mencoba berbagai tunggangan: keledai, sapi, unta.
Oh iya, ada juga Kapal Elang Gurun milik Shi Guanyin itu!
Tapi untuk saat ini lebih baik memberinya sedikit rasa aman, jangan terus memikirkan cara-cara aneh untuk "menggunting bulu domba".
Pemanfaatan berkelanjutan adalah jalan terbaik untuk jangka panjang.
Setelah beberapa hari melakukan perjalanan, mereka akhirnya tiba di wilayah keluarga Yan di Shanxi.
Mendengar dari Qi Xun bahwa Menara Hijau Pertama berada di Pearl Glamour Pavilion, tepatnya di gunung belakang markas besar bos Yan Tieshang, bahkan Chu Liuxiang yang mengaku berpengalaman pun tak bisa menahan rasa simpati yang agak aneh.
Ini sudah bukan sekadar masalah naif atau tidak...
Untungnya yang lebih malang sekarang jelas adalah Huo Xiu.
Saat ini dia sedang menjamu temannya Lu Xiaofeng di pondok kecilnya yang lain, menunggu Shangguan Feiyan yang akan segera tiba untuk melanjutkan akting besarnya - membujuk Lu Xiaofeng menjadi alat mereka dalam melawan Yan Tieshan dan Duguyihe. Tapi dia tidak tahu bahwa sekarang sudah ada orang yang berdiri di depan menara kecilnya, melakukan serangan langsung ke jantung markas.
Sepanjang perjalanan, Chu Liuxiang semakin yakin bahwa Qi Xun benar-benar peri kecil. Bekal yang dia siapkan di Jinan sama sekali tidak disentuh Qi Xun, semuanya diberikan padanya, padahal kondisi mentalnya justru jauh lebih baik darinya.
Ini mungkin hanya bisa dijelaskan bahwa peri kecil tidak perlu makan.
Dia tidak tahu bahwa Qi Xun sebenarnya juga sangat kesal.
Untuk mempertahankan image dan menjaga rahasia identitasnya di depan "tool character", atau tekadnya untuk tidak membongkar identitas sebelum bisa mengalahkan Chu Liuxiang, dia mengonsumsi obat energi selama beberapa hari ini.
Mirip dengan item pengisi stamina di berbagai game mobile yang digunakan setelah kehabisan energi untuk skill kehidupan.
Stok item ini di inventory memang sangat melimpah.
Sekarang dia merasa mulutnya penuh rasa mint yang menyegarkan, satu-satunya harapan yang membuatnya semangat adalah buku keuangan bajingan tua Huo Xiu yang bisa memberinya keuntungan besar.
Konon di Menara Qingyi Pertama terdapat 108 mekanisme perangkap.
Saat mendekati bangunan kecil itu, mereka melihat pintu kayu merah menyala yang tampak samar-samar dalam kabut pagi, menciptakan kesan mistis dan mengerikan.
Sayangnya dia menemukan orang yang ahli di bidangnya.
Qi Xun: "Mohon bantuan Prajurit Chu."
Saang ada orang disebut "Kakak", saat sepi langsung berubah jadi "Prajurit Chu" - Qi Xun memperlihatkan sikap tidak konsistennya tanpa malu-malu.
Chu Liuxiang mengusap keningnya lalu mulai membongkar mekanisme perangkap di menara dengan patuh.
Perasaan familiar diperbudak seperti ini persis seperti saat pelatihan Qinggong kemarin, membuatnya merasa ada yang tidak beres.
Memang benar dia bekerja keras demi kesempatan pulang, tapi sebenarnya dia diculik ke sini. Bukankah seharusnya menyelesaikan masalah pemanggilannya dari akar, bukan memenuhi permintaan si pemesan?
Sambil berpikir begitu, gerakan tangannya dan langkah kakinya sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda berhenti.
Menara Qingyi bisa menghentikan orang lain, tapi tidak bisa menghentikan Chu Liuxiang.
Saat Qi Xun sedang melamun, Chu Liuxiang sudah membawanya masuk ke ruang rahasia perpustakaan Huo Xiu.
Huo Xiu si kikir ini benar-benar pantas disebut pelit. Sayangnya seperti alas tulis Istana Air Suci, harta karun di sini dianggap bukan miliknya. Qi Xun hanya bisa pura-pura tidak melihat.
Qi Xun merasa ingin menangis. Dia hampir-hampir ingin memanggil Sistem untuk menunjukkan: Dengan harta ini, dia bukan cuma bisa membeli habis Pasar Transaksi, tapi masih ada sisa!
Apa kalian Sistem tidak mengejar target kinerja atau KPI?!
Tapi Sistem tetap diam seperti biasa.
Namun bagi Chu Liuxiang, sikap Qi Xun justru terlihat "tidak mementingkan diri sendiri" seperti alasan konyolnya saat menarik orang ke sini.
Ia mengabaikan peti-peti harta yang berserakan di lantai, berjalan mendekati rak buku, mengambil beberapa buku catatan keuangan. Setelah membuka sekilas, jelas ini adalah catatan transaksi Gedung Qingyi.
Transaksi gelap seperti ini tentu tidak mungkin memiliki dokumen perpajakan apa pun.
Ekspresi Qi Xun dingin membeku.
Sudahlah, jika tidak bisa mengambilnya sekarang, tunggu saja sampai diserahkan ke Kaisar Muda untuk diadili!
Dalam hatinya, ia berharap bagian yang diberikan kaisar nanti akan diakui sebagai miliknya.
Ini bukanlah membagi harta haram, melainkan—
Seorang dewi miskin memutuskan menerima persembahan dari kaisar yang dermawan.
