Tapi Chu Liuxiang merasa yang lebih perlu dikasihani mungkin adalah dirinya sendiri.
Sang Pencuri Legendaris Chu Liuxiang yang selalu anggun, sayangnya harus membawa 5.000 tael emas - setara beban 300+ kilogram menurut ukuran modern. Sekali pun Qinggong-nya sakti mandraguna, mustahil membuatnya selincah burung layang-layang.
Untunglah Qi Xun tidak tega sampai segitanya. Akhirnya mereka memilih kereta kuda sebagai alat transportasi menuju Jiangnan.
Saat kereta meninggalkan ibukota, Chu Liuxiang memperhatikan Qi Xun melirik ke arah istana kekaisaran dengan raut wajah yang agak berat.
Tentu saja, baik penafsiran Chu Liuxiang - bahwa dia mungkin menyesal tidak mengambil semua bagian hasil jarahannya, maupun kenyataan sebenarnya Qi Xun - frustasi karena belum sempat mengaktifkan kartu karakter Kaisar Kecil kedua dan khawatir kartu itu tidak bisa diselesaikan, sama sekali tidak ada hubungannya dengan urusan negara.
.jpg
Qi Xun menarik pandangannya kembali lalu duduk tegak di dalam kereta, mengeluarkan buku "Tian Yu Qi Jian" untuk dipelajari.
Beberapa bulan kursus budaya di Istana Air Suci membuatnya jauh lebih mudah dalam membaca catatan pedang jenius ini, dibandingkan sebelumnya saat membaca kitab bela diri yang hanya mengandalkan pengetahuan titik akupuntur dari Shenzhao Jing.
Sayangnya pendidikan sistem kebut semalam ini hanya berguna untuk percepatan awal. Untuk mengaktifkan efek peralatan [Peningkatan 20% kekuatan jurus orisinal] dari Seni Pedang Tianyu, masih diperlukan perjalanan panjang.
Qi Xun kini hanya bisa mengandalkan kemampuan Sistem.
Saat berpura-pura membuka halaman buku, sebenarnya ia melihat panduan animasi gerakan pertama Tianyu Qijian "Shi Po Tian Mao" yang disimulasikan oleh Sistem.
Semangat muda Song Zixue terpancar utuh dalam jurus ini.
Seperti yang diduganya saat memilih Tianyu Qijian, meski ini adalah jurus pedang, tak harus terpaku pada penggunaan pedang.
Gadis kecil yang masih muda memeluk sebuah buku, dengan ekspresi serius seolah sedang mempelajari urusan penting hidup. Dari sudut pandang Chu Liuxiang, pemandangan ini cukup menarik.
Saat ini, penampilannya masih memberikan kesan seperti anak kecil.
Setelah terakhir kali secara misterius ditarik ke tempat aneh itu, firasatnya mengatakan ada yang tidak beres. Ia pun mencatat pakaian sang gadis, berharap kemampuan organisasi pengemis (Gai Bang) bisa membantu investigasi.
Namun kali ini gadis itu telah mengganti pakaian seragam sebelumnya, bahkan terlihat lebih elegan. Hal ini membuatnya berpikir bahwa pakaian mungkin bukan petunjuk yang bisa diandalkan.
Chu Liuxiang tidak tahu bahwa keputusan untuk mengurungkan niat ini justru membuatnya meleset dari kebenaran.
Ia mencari tempat bersandar yang nyaman di dalam gerbong kereta.
Jika bukan karena sifatnya yang mudah menyesuaikan diri, konstitusi khususnya yang selalu menarik berbagai masalah di dunia persilatan ini mungkin sudah cukup membuatnya pusing.
Masalah yang menciptakan lokasi tidak biasa ini, bahkan dia merasa setidaknya tidak akan membahayakan teman-temannya, jadi tidak terlalu buruk.
Apalagi, ini juga bukan masalah yang mematikan.
Qi Xun meliriknya setelah menyelesaikan gerakan pedang pertama.
Senyuman santai alami di bibir pemuda berbaju biru semakin terlihat jelas dalam posisi bersandar yang rileks ini.
Di usia awal dua puluhan ini, dia belum memiliki kedewasaan sikap seperti saat alur cerita resmi dimulai, juga kurang keluwesan.
Tapi dia harus mengakui, Chu Liuxiang memiliki daya tarik kepribadian yang sangat unik, tidak heran kemudian ada ungkapan "dunia tak lagi melihat kehadiran Chu Liuxiang".
Hanya tidak tahu apakah dalam perjalanan ke Jiangnan kali ini bisa bertemu Lu Xiaofeng.
Qi Xun merasa Chu Liuxiang dan Lu Xiaofeng pasti punya banyak topik pembicaraan yang sama.
Bagaimanapun juga, bagi kedua orang ini, berteman dengan tokoh antagonis memang sudah menjadi kebiasaan dasar.
Tentu saja dalam hal ini, Lu Xiaofeng sedikit lebih unggul.
——Meski ini mungkin bukan hal yang patut dibanggakan.
Tapi adegan terkenal pertemuan dua "orang sial" besar yang ingin dia lihat, mungkin tidak akan kesampaian.
Mereka belum sampai di wilayah Jiangnan, sudah mendengar kabar Lu Xiaofeng pergi ke Kuil Shaolin.
Huo Xiu, teman lamanya yang ternyata adalah pemimpin Qingyi Lou, bahkan secara spesifik menyiapkan
jebakan skema kecantikan untuk Lu Xiaofeng, berhasil membuatnya sangat terjepit. Jadi dia merencanakan harus mencari hiburan.
Jika hati tidak senang, setidaknya perut harus senang.
Undangan Mu Daoren untuk mengadakan pesta vegetarian membuang sial bagi Lu Xiaofeng dengan meminjam wilayah Master Kugua Shaolin, sekaligus meminta penilaiannya terhadap anggur koleksi Gu Song Jushi, tepat sesuai keinginan Lu Xiaofeng.
Qi Xun tidak keberatan dengan Lu Xiaofeng yang terjun ke dalam kuali antagonis lain, asalkan dia tidak membawa pergi Hua Manlou, itu sudah cukup membuatnya bersyukur.
Karena ketika dia menginjakkan kaki di wilayah Jiangnan, sebuah kabar baru menyala dalam pemberitahuan sistem.
【Sistem】【Pendekar harap diperhatikan, sisa waktu dungeon mimpi elite adalah 1 hari 23 jam 59 menit 59 detik. Harap tinggalkan dunia dungeon sebelum dungeon usai. Waktu tertahan Pendekar di dungeon akan memanjang seiring peningkatan level. Durasi spesifik harap dicari cara sendiri.】
"……" Bagus, pantaslah sistem yang sering memunculkan permainan tak terduga ini.
Hitungan mundur 48 jam berarti dia harus melanjutkan perjalanan ke Bangunan Bunga dengan terpaksa. Jika bisa bertemu orang itu berarti beruntung, jika tidak ya sudahlah. Bagaimanapun, keuntungan yang didapat dari dungeon ini sudah jauh melebihi biaya tiket masuk.
Untungnya saat dia dan Chu Liuxiang tiba di tujuan, turun dari kereta dan berjalan kaki, saat Bangunan Bunga mulai terlihat di kejauhan, terlihat seorang pria tampan berdiri di antara bayangan bunga dan dedaunan yang disinari cahaya senja.
"Apakah itu Tuan Ketujuh Hua dari Keluarga Hua di Jiangnan?" Chu Liuxiang bertanya meski sebenarnya sudah tahu jawabannya.
Rencana Huo Xiu sebenarnya sudah mereka dengar sebagian besar saat menunggu hasil di ibu kota, terutama tentang Bangunan Bunga yang penuh bunga ini yang pernah dimasuki paksa oleh Cui Yidong si Golok Bunga yang pura-pura mengejar Shangguan Feiyan.
Jika Lu Xiaofeng adalah korban utama yang terjebak dalam perangkap, maka Hua Manlou bisa disebut sebagai korban kedua.
"Benar." Qi Xun menatap ke arah Bangunan Bunga.
Gedung Baihua yang dibangun hingga saat ini sebenarnya baru berusia delapan bulan, namun aroma bunga yang bercampur dalam angin, tidak terasa terlalu manis, cukup menunjukkan betapa telatennya perawatan gedung kecil ini.
Tentu yang lebih menarik perhatian Qi Xun tak lain adalah sosok di sana bukanlah pangeran kaya raya, melainkan gunung emas yang bisa mengeluarkan kartu hati.
Chu Liuxiang tentu menyadari niat tersembunyinya, tapi terkejut mendengar kalimat selanjutnya yang diucapkannya setelah berpikir sejenak, "Kita menyapa sebentar lalu pergi."
Lebih dari sehari telah berlalu sejak dia menerima pemberitahuan penutupan dungeon, hitung mundur tinggal kurang dari enam jam. Qi Xun sama sekali tidak punya waktu untuk membangun kedekatan dengan Hua Manlou.
Pertemanan yang terlalu dipaksakan, bagi pemilik kartu atribut hati mungkin bukan hal yang sulit untuk dikenali.
Kalau begitu, lebih baik menjadi pelintas yang hanya melewati bawah Gedung Baihua, siapa tahu ada kejutan tak terduga.
Qi Xun juga merasa, Hua Manlou yang baru saja tertipu oleh Shangguan Feiyan tidak pantas untuk ditipu untuk kedua kalinya.
Kaisar kecil di istana yang jauh mungkin akan menangis jika mendengar pikiran hatinya ini.
Namun sekarang sang kaisar kecil tidak bisa melihat pemandangan di depan matanya.
Dia juga tidak bernama Hua Manlou.
Hua Manlou berdiri di Menara Seratus Bunga, dengan tangannya menopang ranting bunga, dengan cermat meraba bentuk kamelia di depannya melalui sentuhan jarinya.
Dia menikmati perasaan kehidupannya yang begitu dekat, sementara sekarang dia memangkas cabang-cabang ranting bunga satu per satu.
Dalam angin senja, menara kecilnya tanpa tamu tidak perlu menyalakan lentera, membiarkannya menikmati kedamaian dalam naungan bayang-bayang senja.
Tiba-tiba dia mendengar dua langkah kaki melewati bawah menara.
Salah satu langkahnya ringan, seperti langkah riang seorang anak kecil, sedangkan langkah lainnya jauh lebih berat, seolah membawa beban yang berat.
Hua Manlou tidak dapat melihat.
Hanya dengan mendengar nyanyian yang terserak dalam angin, napas yang agak berat, dan pola langkah mereka, ia menduga mungkin ini seorang ayah yang menggendong barang dagangan hendak berjualan ke tempat lain, ditemani putrinya yang masih kecil.
Suara bersenandung riang ini seolah menghalau kesuraman senja yang mengambang.
Hua Manlou selalu paham
menangkap keindahan dalam hidup. Kali ini pun ia berhenti sejenak dari aktivitasnya, menyandarkan telinga untuk mendengarkan.
Suara yang semakin dekat itu berhenti di bawah Paviliun Bunga.
Tak lama kemudian, terdengar suara gadis kecil berusia sekitar 11-12 tahun, "Kakak, bunganya cantik sekali! Tadi dari jauh sudah kulihat. Boleh minta satu?"
Hua Manlou tidak bisa melihat rupa orang di bawah gedung, hanya bisa menilai dari suaranya yang jernih bahwa dia mungkin seorang gadis kecil yang sangat imut.
Angin membawa seberkas aroma bunga tulip, membuatnya merasa ini mungkin seorang gadis yang menyukai keharuman bunga di sekitarnya.
Tidak tahu bahwa ini adalah aroma khas Chu Liuxiang, Hua Manlou jelas lebih mempercayai penilaiannya sendiri.
Chu Liuxiang yang sebenarnya sedang menggendong karung goni berisi 5.000 Tael emas, disalahartikannya sebagai seorang ayah tua yang terbebani hidup, sementara gadis kecil yang meminta bunga dianggap sebagai putrinya.
Membuat sepasang ayah-anak miskin yang melintasi Menara Bunga Bahagia ini mendapatkan kebahagiaan, baginya adalah suatu kesenangan karena merasa dibutuhkan.
"Tentu saja boleh."
Hua Manlou memotong bunga kamelia di hadapannya berikut rantingnya.
Ini sebenarnya adalah varietas langka yang dicarikan oleh sesepuh Keluarga Hua untuknya, tetapi sekarang dianggapnya sebagai bunga biasa. Setelah melompat turun dari lantai atas dengan lincah, bunga itu diserahkannya ke tangan Qi Xun.
"Terima kasih, Kakak."
Chu Liuxiang memandangi orang ini dengan ekspresi aneh - baru saja berpura-pura menjadi dewi di istana, sekarang berlagak sebagai anak kecil di sini.
Tapi dia tidak tahu bahwa ucapan terima kasih Qi Xun kali ini sungguh tulus.
Saat menerima kamelia dari tangan Hua Manlou, dia melihat dua notifikasi baru muncul.
【Sistem】【Mendapatkan Kartu Sistem Ikatan】
【Sistem】【Menyelesaikan event kartu Sistem Ikatan, mendapatkan Kartu Formasi (Hati)】
Kartu atribut Hati kedua berhasil diperoleh!
Sebagai gantinya, dia menyodorkan permen yang dibelinya saat berdiskusi akting dengan Chu Liuxiang tadi ke tangan Hua Manlou.
"Kamu hanya ingin satu tangkai bunga ini saja?" Chu Liuxiang tampak agak bingung dengan tindakannya. Setelah memastikan percakapan mereka tak terdengar Hua Manlou, barulah ia bertanya.
Tapi ia juga merasa, ketika mereka berpapasan dengan Tuan Ketujuh Hua tadi, senyum halus yang mengembang di wajah ramah pria itu seolah selaras dengan langkah ringan Qi Xun yang lebih bersemangat.
"Satu tangkai belum cukup?" Qi Xun memasukkan bunga ke inventory, mengangkat alis sambil tersenyum. "Jalur Jianghu luas, pasti akan bertemu lagi suatu hari. Hari ini cukup tinggalkan kesan dulu."
Pertemuan tak terduga juga bisa menjadi hiburan tersendiri.
Sekarang ia sepertinya mulai terbiasa dengan identitasnya sebagai pendekar Jianghu.
"Ngomong-ngomong Pendekar Chu, kamu bisa kembali sekarang."
"?" Chu Liuxiang belum sempat memahami maksud "kembali" yang ia sebutkan, tiba-tiba merasakan dorongan dari belakang.
Pada detik berikutnya, sensasi pusing berputar seperti saat datang ke tempat itu kembali menyerang. Ketika dia sudah mantap berdiri, ternyata dia sudah berada di dek kapalnya.
Saat ditarik Qi Xun ke dunia itu, dia sedang berbaring di dek, menikmati hangatnya sinar matahari musim semi dan embusan angin laut. Jadi wajar saja dia kembali ke tempat yang sama.
Kantong berisi emas itu menghantam dek kapal dengan suara berat.
Chu Liuxiang memandang benda yang jatuh itu, merasa bersyukur karena tidak mengenai kakinya.
Namun Li Hongxiu yang keluar dari kabin kapal karena terdengar suara itu, justru melihat Chu Liuxiang yang masih belum terbiasa dengan teleportasi itu - bertumpu pada tiang kapal dengan wajah pucat dan langkah goyah.
Memang tidak mengenai kaki, tapi citra elegannya juga tidak bisa dipertahankan.
Li Hongxiu langsung menangkap pandangan pada kantong mencolok itu.
Mungkin karena tali yang digunakan untuk mengikat mulut kantong agak kurang berkualitas, saat ini terlepas, batangan emas di dalam kantong pun berguling-guling keluar satu per satu.
"Tuan Chu, ke mana lagi kau melakukan transaksi besar sehingga dalam sekejap waktu yang hanya sebentar tidak bertemu, kau bisa terlihat seperti ini?" Li Hongxiu bertanya.
"Kurang lebih dalam mimpi." Chu Liuxiang
Setelah sadar, ia melihat sake yang ditinggalkannya di geladak kapal masih berada di posisi semula. Jelas, meski ia pergi selama setengah bulan, waktu di tempat ini tidak berlalu lama.
Jika bukan mimpi indah yang tercermin dalam realitas, penjelasan apa lagi yang ada?
Pandangan Chu Liuxiang terlihat samar sejenak.
Qi Xun tidak peduli apakah Chu Liuxiang kehilangan muka atau tidak. Setelah memilih untuk membatalkan status pertempuran karakter partner, ia langsung memutuskan mengakhiri dungeon mimpi ini.
【Sistem】【Menyelesaikan Elite Dungeon Mimpi·Kerajaan Jinpeng sedang diproses……】
【Sistem】【Tiga bos yang ditentukan di Dungeon Elite·Kerajaan Pengrajin Emas telah dikalahkan, penilaian kelulusan dungeon berhasil. Pengalaman kelulusan dungeon dihitung, Anda telah naik ke level 52.】
【Sistem】【Arsip dungeon elite mimpi di dunia ini berhasil disimpan. Dungeon elite Puncak Kota Terlarang dan Vila Hantu tidak akan dibuka. Jika mode normal dungeon berhasil diselesaikan, karena NPC kunci masih hidup, dungeon mimpi bebas dapat diaktifkan. Aturan spesifik silakan eksplorasi mandiri setelah dungeon terkunci sesuai level.】
Eksplorasi mandiri lagi...
Sudahlah, biasakan saja.
Fokus Qi Xun adalah: dungeon Puncak Kota Terlarang dan Vila Hantu merupakan dungeon yang belum terbuka di level saat ini, kemungkinan akan muncul di level 60, 80, atau 100.
Soal nanti mau kembali ke dunia Lu Xiaofeng atau memilih dungeon mimpi lain, tergantung kebutuhan saat itu.
Kabar terbaik baginya adalah: Setelah kembali ke Istana Air Suci, ia menemukan waktu kepulangannya persis sama dengan saat kepergiannya, bahkan jam hampir tidak berubah.
Artinya, dia hanya perlu lingkungan yang cukup aman untuk terus membuka Dungeon Mimpi.
Ini sepenuhnya merupakan metode latihan dengan memanfaatkan perbedaan waktu.
Dan saat ini, dia memang tidak kekurangan tael perak untuk membuka dungeon.
Meski begitu, Qi Xun tidak berencana langsung menyelami dungeon lain saat ini untuk mengumpulkan Heart Card 21-nya.
Hasil dari dungeon mimpi kali ini sangat melimpah, hanya Tiansu Xiaohun Tianfo Juan dan Tianyu Qijian saja sudah membutuhkan banyak waktu untuk dicerna.
Tidak banyak dungeon yang bisa dieksploitasi seperti Kerajaan Jinpeng, pada dasarnya ruang gerak baru akan terbuka setelah peningkatan kekuatan.
Dungeon pertama adalah percobaan dan eksplorasi, untuk dungeon kedua dia tidak。
Qi Xun mendorong pintu pondok, menanam setek bunga kamelia yang didapat dari Hua Manlou di halaman dengan teknik stek yang baru dipelajari dari kakak di rumah sebelas beberapa hari lalu untuk misi siklus perguruan.
Pertanyaan Chu Liuxiang itu tidak dijawabnya secara langsung, tapi sebenarnya dia tidak hanya membawa pulang satu bunga dari Hua Manlou.
Setelah stek bunga ini tumbuh subur, beberapa tahun kemudian dia bisa mengirimkan bunga ke seluruh anggota Istana Air Suci.
Ternyata dia memang jenius kecil yang pandai memanfaatkan segala sumber daya!
