Tapi Qi Xun paling-paling hanya merasa, sifat orang bodoh Wu Weiyang ini bisa bertahan hingga hari ini, bahkan menjadi Ketua Kelompok Ekor Phoenix, markas utama Dua Belas Gudang Berantai yang mendadak terkenal di Jianghu, benar-benar tidak mudah.
Yuan Suiyun benar-benar ingin muntah darah saat ini.
Dari jarak perjalanan kedua tempat, kemungkinan besar Qi Xun sudah menyuruh Yun Conglong menemui Wu Weiyang sebelum naik ke Gunung Hua, sehingga serangan ke Hai Kuotian terjadi di luar persiapan.
Kalah dari Qi Xun adalah satu hal, kalah dari Wu Weiyang adalah hal lain.
“Hai Kuotian jatuh ke tangan orang seperti Wu Weiyang, dibawa ke hadapannya dengan kondisi memalukan seperti ini, benar-benar membuat Yuan Suiyun merasa malu.”
Kemampuan bertarung Wu Weiyang jelas tidak sebanding dengan kecerdasannya. Bahkan Shenlong Bang yang sebelumnya dianggap sebagai rival di Jianghu, hanya takut pada Wu Weiyang karena kemampuannya menembus 13 layar kapal dengan 13 anak panah phoenix tail-nya, bukan karena strategi briliannya.
“Sangat teguh dan jujur”（*）menurut Yuan Suiyun sama seperti sebutan "murah hati" untuk Ren Ci (Ketua Bangsa Pengemis) - keduanya tak berguna dalam perebutan kekuasaan, hanya akan jadi mangsa intrik.
“Lelucon 20 tahun lalu masih kauungkit...” Hai Kuotian merasa orang seperti Wu Weiyang benar-benar menyebalkan.
Fengwei Bang sebagai kelompok besar di wilayah Jianghuai, sementara Zijin Bang adalah perompak laut. Meski menggunakan alasan perbedaan aliran putih dan hitam untuk memukul orang, Haikuotian pasti mengakui. Tapi menggunakan dendam sabuk sebagai alasan ini keterlaluan.
Qi Xun merasa mungkin sama seperti estetika flamboyan Kaisar Qianlong yang tidak suka dipertanyakan, sabuk pelangi tujuh warna Wu Weiyang juga demikian.
Siapa yang tidak boleh punya sedikit sentimen Mary Sue pelangi tujuh warna?
Dendam yang diingat dengan baik, menangkap orang pun cukup efisien.
Haikuotian jelas bukan Ding Feng.
Pulau Kelelawar yang belum mapan bisa berkolusi dengan Haikuotian hanya karena kepentingan bersama. Namun aliansi ini tidaklah kokoh, karena Yuan Suiyun sama sekali tidak mau membocorkan identitas aslinya pada seorang perompak.
Dalam menghadapi krisis hidup mati karena terancam menjadi tahanan, Ding Feng akan memilih menjaga rahasia Yuan Suiyun, sedangkan Hai Kuotian hanya akan mempertimbangkan keuntungan dan kerugian, demi nyawanya sendiri dia akan mengatakan semua yang perlu dikatakan.
"Kalian yakin akan melepaskan saya setelah saya bicara?" Hai Kuotian yang sudah dilepaskan ikatannya terlihat lebih tenang.
"Qi Xun sama sekali tidak akan melukai Ketua Hai," jawab Qi Xun dengan tegas. "Mereka juga begitu."
Dia hanya akan menyerahkan Hai Kuotian ke pemerintah.
Dengan kata lain, dia sebenarnya tidak membohonginya.
"Lebih baik kalian suruh Wu Weiyang langsung tanya saya di Sanhe Lou saja! Setelah ditanya saya bisa makan masakan hangat, sekarang berat badan saya sudah turun dua kati selama perjalanan ini."
"……" Yuan Suiyun tidak ingin bicara. Dia butuh ketenangan.
Hai Kuotian tidak menyadari bahwa pria tunanetra itu sesungguhnya adalah "Putra Kelelawar" yang telah membuat kesepakatan dengannya.
Dia menganggap dirinya orang yang tahu diri. Jika tidak bisa menang, lebih baik menyerah saja.
Qi Xun selalu merasa, wajahnya yang berwarna ungu kemerahan dipadukan dengan baju ungu kemerahannya, terlihat sangat kocak. Bersama dengan Wu Weiyang yang juga memberikan kesesan pola pikir aneh, membuat aura seluruh halaman rumah ini terasa semakin tidak karuan.
"Tapi aku harus beri tahu dulu, yang kuketahui tidak banyak."
Hai Kuotian melihat Wu Weiyang tidak berniat melanjutkan pemukulan, akhirnya lega. "Batuanzi itu sangat hati-hati. Bahkan saat bertemu langsung untuk transaksi, dia selalu bersembunyi dalam kegelapan. Suaranya pun diubah. Jadi jika kalian tanya seperti apa orangnya, aku benar-benar tidak tahu."
"Orang yang paling sering menemuiku sebelumnya bernama Ding Feng, tapi aku juga tidak banyak tahu tentangnya. Aliran ilmu silatnya sangat campuran, sulit dikenali berasal dari sekte mana."
Melihat wajah Wu Weiyang yang agak tidak senang, Hai Kuotian bergidik dan buru-buru berkata: "Dengarkan dulu sampai selesai!"
Ia menegakkan postur tubuhnya dan menjawab, “Tapi kalian kalau mengira aku benar-benar tidak tahu apa-apa tentang Pangeran Kelelawar ini, itu terlalu meremehkanku. Bagaimanapun aku adalah veteran Jianghu yang berdarah-darah di laut, beberapa hal tidak mudah mereka sembunyikan dariku.”
“Coba jelaskan.” Qi Xun memandang dengan penuh minat ke arah
ekspresi Yuan Suiyun, menyadari bahwa di balik penampilannya yang masih tenang, rahangnya terlihat sedikit menegang.
Memang Hai Kuotian bukan orang yang pintar, tapi terkadang orang yang menganggap semua orang bodoh pasti akan mendapat masalah.
Hai Kuotian berkata, “Lokasi pembangunan Pulau Kelelawar di laut sangat cerdik, permukaannya terlihat seperti karang kacau, tapi sebenarnya gua sejati tersembunyi di bawah air. Tempat seperti ini pasti butuh banyak tenaga kerja saat pembangunan, dan tugasku adalah mengangkut orang-orang itu.”
“Pangeran Kelelawar ini memang orang yang sangat cakap. Dia ingin semua pekerja yang membangun labirin bawah tanahnya sudah menjadi mayat, sehingga setelah proyek selesai, wajar jika dia mengubur mereka di dasar laut. Jadi dia membuat para perajin ahli yang dikumpulkan dari berbagai tempat 'meninggal' di mata dunia, lalu diam-diam dibawa ke laut.”
“Kematian palsu?”
“Benar, kematian palsu,” jawar Hai Kuotian. “Banyak obat kematian palsu di dunia ini. Tapi bagi kami pelaut yang terbiasa kabur jika kalah, dan ingin mencegah musuh yang sudah dikalahkan ternyata masih menyusun serangan balasan di lingkungan laut yang mudah melarikan diri ini, kami memang mempelajari hal-hal semacam ini.”
“Obat kematian palsu yang digunakan para perajin itu disebut Taoqing Jiu (Anggur Pelarian Cinta).（*）”
Dalam catatan cerita anekdot yang pernah dibaca Qi Xun, kebetulan ada dokumentasi tentang obat pura-pura mati ini. Konon obat ini dibuat oleh seseorang yang terlilit tiga hutang cinta dengan meniru resep kuno, demi kabur dari tanggungan melalui kematian palsu. Sayangnya Sistem tidak memiliki obat semacam ini, dan obat pura-pura mati yang langka pun belum pernah ia temui.
Kemampuan Hai Kuotian mengenali dan menyebut nama obat ini tentu menunjukkan keahliannya.
"Anggur Kabur Cinta sangat langka di Jianghu, sudah pasti ini petunjuk kunci. Biaya produksinya jauh lebih mahal dibanding benda bernama Kacang Barat, kecuali kebetulan, mustahil digunakan sebagai pengganti."
"Jika kalian ingin tahu identitas asli Tuan Kelelawar ini, selidiki aliran akhir resep ini, pasti akan ketemu."
Hai Kuotian bahkan pamer kepada Qi Xun butir Kacang Barat yang disembunyikannya dalam kalung taring serigala di lehernya, untuk membuktikan dia tidak mengada-ada, karena dirinya pun menyiapkan jalan mundur berupa pura-pura mati.
Melihat Qi Xun yang berada di posisi utama terlihat termenung, Hai Kuotian tak bisa menahan kesombongannya, "Informasi ini cukup untuk menebus nyawaku, bukan?"
"Belum cukup," jawab Qi Xun, "Gambarkan lokasi Pulau Kelelawar di peta laut untukku."
"Itu mudah." Tadinya dia mengira Qi Xun akan meminta syarat seperti menjadikannya umpan, ternyata hanya menggambar lokasi Pulau Kelelawar.
Bagi orang yang sudah mahir di laut sepertinya, ini semudah makan dan minum.
Melihat Qi Xun bahkan menyediakan kamar untuknya sehingga tak perlu berhadapan dengan Wu Weiyang, Hai Kuotian malah yakin gadis ini yang diam-diam menghitung berapa hadiah uang dari pemerintah itu sungguh baik hati.
Tapi begitu masuk kamar, dia melihat Ding Feng yang juga berstatus tawanan.
"Hai Tuan Ding! Kau ditangkap saja sudah cukup, masih menarikku ke kubangan ini! Aku memang tak seharusnya bekerja sama dengan kalian!"
Semakin dipikir, Hai Kuotian semakin geram.
Ding Feng jelas-jelas tahu lokasi Pulau Kelelawar, pasti dia tidak mau membocorkan informasi sehingga membuat dirinya ikut tertangkap.
"Untung aku sudah mengatakan semua yang bisa kukatakan, aku harus memutuskan hubungan dengan kalian."
Ding Feng hanya memandangnya dengan dingin.
Hai Kuotian sebenarnya tidak tahu banyak hal, itu semua sudah ada dalam perhitungannya.
Tapi... ini bukan pertanda baik.
Dia terlalu paham bagaimana sifat Yuan Suiyun, dalam situasi sulit seperti ini yang akan dilakukannya bukanlah introspeksi diri, melainkan menghapus jejak kekalahan yang dianggapnya memalukan.
Termasuk dirinya, Ding Feng!
Meski tidak ingin mengakui, dia sudah selangkah lebih dekat ke arah pengkhianatan.
Mempertahankan diri tetaplah naluri manusia.
Hai Kuotian yang menikmati makanan enak sambil menggambar peta ke Pulau Kelelawar sama sekali tidak menyadari kapak penggal siap menghunjam lehernya, malah bersenandung riang. Hal ini membuat Ding Feng semakin gelisah.
Suasana di luar ruangan tidak seseram di dalam.
Baru saja kembali ke halaman rumah setelah menanyakan kabar di kantor pemerintahan Xi'an Fu, Gao Yanan bertanya, "Ngomong-ngomong aku penasaran, bagaimana Wakil Pemimpin Istana Qi tahu tentang hubungan antara Pemimpin Wu dan Pemimpin Yun?"
Awalnya dia mengira pengalamannya mengarungi dunia persilatan sudah cukup banyak, tapi ternyata salah menilai hubungan antara Yun Conglong dan Wu Weiyang yang saling bermusuhan sekaligus bersahabat.
Keduanya tidak hanya bisa bekerja sama, tapi hubungan pribadi mereka juga cukup baik.
"Mungkin karena rasa saling menghargai antara pahlawan terasa lebih masuk akal bagi dua pendekar sejati daripada saling berperang," jawab Qi Xun.
Jawabannya tidak sepenuhnya mengutip catatan dari karya asli.
Saat meningkatkan statistik reputasi Shenlong Bang ke level positif sebelumnya, dalam daftar nama merah kekuatan musuh yang muncul, tidak ada Kelompok Ekor Phoenix yang dianggap pasti berseteru dengan Shenlong. Hal ini semakin menguatkan keyakinannya.
Mereka bukan musuh, melainkan sahabat.
Selain kepribadian Wu Weiyang yang sedikit tidak sesuai dengan usianya, secara keseluruhan situasi tetap berkembang sesuai harapannya.
Satu-satunya yang disayangkan mungkin rencana awalnya untuk memberi tahu Shi Guanyin tentang kematian dua putranya harus tertunda karena urusan Wuzheng Villa dan Pulau Kelelawar. Semakin banyak celah yang ditunjukkan Yuan Suiyun, semakin mantap Qi Xun untuk memberantas mereka sekaligus.
Shi Guanyin sendiri pasti akan mengirim surat terima kasih kepada Yuan Suiyun setelah mendengar ini.
"Ngomong-ngomong Nona Gao, aku ingin meminta bantuanmu dan Zhenzhen untuk sesuatu. Ada petunjuk lain yang harus kukejar selama setengah hari, jadi tolong jaga Haikuotian dan Ding Feng untukku."
"Ini bukan merepotkan. Aku justru khawatir tidak bisa membantu." Gao Yanan tersenyum lebar, tidak terlihat sedih seperti dulu, "Jika ada yang berani mencoba membungkam saksi, biar mereka merasakan Tiga Belas Gerakan Angin Segar dari Gunung Hua ku!"
Dia menambahkan dengan suara pelan, "Sembilan jurus dari tiga belas jurus."
Qi Xun tidak bisa menahan tawa.
Berani mengakui dengan bangga bahwa dirinya hanya mempelajari sembilan jurus dari tiga belas jurus, justru menunjukkan kelucuan Gao Yanan.
Sedangkan Hua Zhenzhen yang selalu serius dalam bertindak, atau lebih tepatnya di balik penampilannya yang lembut tersembunyi hati yang sangat teliti, Qi Xun sama sekali tidak khawatir dia akan membiarkan seseorang menyelesaikan Ding Feng.
Keesokan harinya, Qi Xun pergi dari tempat ini bersama Wu Weiyang dan Yun Conglong.
Hilangnya lawan mengerikan yang sulit dideteksi napasnya dari halaman, tidak membuat Yuan Suiyun merasa tenang sejak mendengar Ding Feng jatuh ke tangan lawan.
Serangkaian kejadian tak terduga membuat Yuan Suiyun menyadari: begitu pilihan telah diambil, tidak boleh ada penundaan lagi.
Situasi saat ini sudah merugikan dirinya.
Untungnya Ding Feng tidak mudah bicara, sementara Hai Kuotian belum pernah bertemu langsung dengannya - masih bisa ditangani.
Namun, jika hari ini "Wakil Pemimpin Istana" Qi yang terlihat diam menunggu informasi dari pewaris Vila Yongcui ini tiba-tiba melakukan tindakan mengejutkan lagi, Yuan Suiyun sadar dirinya akan benar-benar terjepit.
Tapi Yuan Suiyun selalu berhati-hati. Urusan pembunuhan saksi seperti ini tidak boleh dia lakukan sendiri.
Kepergian Qi dari tempat ini, ditambah dua gadis dari sekte Gunung Hua yang menjaga para sandera, justru menjadi kesempatan baginya untuk mengatur pasukan.
Seekor elang kurir hinggap di ambang jendelanya.
Dibandingkan merpati yang dianggap Yuan Suiyun terlalu lemah, elang jelas lebih bisa diandalkan.
Namun Qi Xun yang saat ini sedang menambatkan perahu di Sungai Wei bersama dua ahli perairan ini, sama sekali tidak terlihat buru-buru seperti klaimnya tentang "menyelidiki petunjuk penting".
Bahkan untuk mengisi waktu, dia menyiapkan perlengkapan memancing.
"Bukankah Nona Qi mengatakan ada urusan penting?" Wu Weiyang tampak bingung.
Wu Weiyang awalnya mengira Qi Xun berniat melacak petunjuk tentang anggur "Taoqing" yang disebut Hai Kuotian, mungkin Yuan Suiyun juga berpikir demikian. Tapi siapa sangka Qi Xun malah datang untuk memancing.
"Konon makan banyak mata ikan bisa mencerahkan penglihatan, bagaimana pendapat kalian berdua?" Qi Xun dengan santai menurunkan kailnya ke air, seolah tak merasa melakukan hal yang tidak pada tempatnya.
"Kalau benar makan bagian tubuh bisa menguatkan organ yang sama, lebih baik makan mata burung untuk mencerahkan penglihatan. Setidaknya mereka tidak berendam di air setiap hari."
Wu Weiyang yang tidak menyaksikan langsung kekuatan tempur Qi Xun seperti Yun Conglong, langsung menyanggah melihat kelakuan Qi Xun yang dianggapnya tidak serius.
Mendengar ini, Qi Xun
sama sekali tidak menunjukkan ketidaksenangan, malah tersenyum, "Saran bagus dari Ketua Wu. Bolehkah aku meminjam busur kuatmu?"
Setelah ragu sejenak, Wu Weiyang akhirnya menyerahkan busurnya.
“Nona Qi sebaiknya jangan meremehkan kekuatan busur ini. Busur kuat 500 shi, orang yang tidak terbiasa mungkin saja…”
Ucapannya terhenti.
Karena ia melihat Qi Xun meletakkan pancingnya, lalu bangkit mengambil busur dan anak panah phoenix tail dari Wu Weiyang. Dengan lancar, jarinya menarik tali busur – tampak sangat mudah baginya.
Penguasaan kekuatan bukan hal sulit bagi Qi Xun. Seorang ahli bela diri dengan ilmu tenaga dalam setingkat dirinya, mustahil gagal menarik busur ini. Yang sulit justuru akurasi bidikan.
Namun——
Ia menengadah ke langit.
Saat meminjam busur dari Wu Weiyang, sebuah titik merah (lambang musuh) muncul di tepi peta mini, melesat cepat ke arah mereka.
Sejak kemarin saat menemukan titik merah ini, Qi Xun sudah memastikan identitasnya.
Jika nama bisa ditampilkan di titik merah peta mini, mungkin akan tertulis: 【Elang Kurir Yuan Suiyun】.
"Yuan Suiyun adalah nama merah, elangnya tentu juga!"
Saat Qi Xun mengangkat panah dan menarik busur, berterima kasih pada Sistem: yang ia lihat bukan titik hitam, melainkan versi diperbesar bar HP raksasa, garis penuntun target terkunci, dan tanda bidikan jelas.
Persis seperti mini game tembak-menembak di dungeon game.
Jika bidikan tolol seperti ini masih meleset dengan penglihatan dinamis yang ditingkatkan kekuatan internal, lebih baik ia pensiun saja.
"Perkataan Ketua Wu benar, hari ini kita bisa makan enak dengan lauk spesial."
Makan bukanlah urusan sepele.
Soal menembak elang untuk dipanggang—
Ini bukan salahnya, salahkan Chu Liuxiang dan Dai Duxing yang memulai duluan.
