Mi Cangqiong sama sekali tidak mau menunggu kematiannya.
Seandainya Qi Xun membuat skenario ini beberapa tahun lebih lambat, ketika hubungan antara Mi Cangqiong dan Fang Yingkan lebih dalam, pasti dia akan langsung menyadari keanehan Fang Yingkan.
Atau jika wibawa Mi Cangqiong di Youqiao Group lebih kuat, terutama setelah menciptakan teknik tongkat menghadap langit, tidak akan ada yang berani menantangnya.
Dalam situasi apa pun, dia tidak akan bisa melakukan ini dengan mudah.
Manipulasi Qi Xun terhadap Bai Choufei dan Fang Yingkan lebih mirip pola pengiriman instruksi langsung ke pikiran mereka.
Dia terlihat santai berdiri di kejauhan menantang Mi Cangqiong, tapi sebenarnya tidak segampang yang dilihat lawannya.
Untuk memaksa Delapan Raja Pedang beralih dari blokade ke serangan mematikan, tentu harus membuat Fang Yingkan dan Bai Choufei lebih dulu melancarkan serangan mematikan ke Mi Cangqiong, memancing jurus pembunuhnya.
Qi Xun sekarang merasa seperti sedang bermain game online.
Boss yang dihadapinya adalah orang kejam, levelnya juga tidak kalah jauh dari Dewa Kesembilan Kegelapan, bahkan lingkungan pertarungan kali ini tidak seperti di Sungai Yi sebelumnya yang lebih menguntungkan baginya.
Untungnya dia tidak hanya punya sekumpulan sekutu yang direkrut secara acak, tapi juga memainkan dua akun sekaligus dengan akun utama belum masuk pertarungan - benar-benar pengguna cheat.
Sekali lagi terima kasih untuk Dewa Kesembilan Kegelapan! Semoga di alam baka Anda bisa menikmati dua porsi makanan ekstra! Meskipun mungkin tidak ada yang mengirimkan uang kertas untuk membelikan makanan...
Sebagai formalitas, ucapkan terima kasih juga pada Fang Yingkan.
Tenaga jari Jingzhe Bai Choufei menghujam tajam, sementara dalam penghindaran Mi Cangqiong, Pedang Suci Sungai Darah Fang Yingkan telah menyambar miring.
Di situasi normal, mungkin dia masih bisa membedakan bahwa ini bukan gaya bertarung khas Fang Yingkan, namun di bawah koordinasi dua orang ini, yang ia sadari hanyalah kepungan maut dari dua anak muda berbakat seni bela diri luar biasa.
Fang Yingkan memang selalu menyembunyikan kemampuan aslinya di hadapannya. Mi Cangqiong yang memperhatikan hal ini merasa muridnya tak menyia-nyiakan ajaran, dan akan segera menancapkan pengaruh di pusat kekuasaan ibu kota.
Tapi kini dengan memancingnya keluar istana justru berniat khianat, hal ini tanpa disangka membuatnya merasakan kegelisahan, serta secara bertahap membentuk persepsi keliru.
Dia harus tetap hidup!
Lengan baju Mi Cangqiong mengeluarkan sebuah tongkat panjang dengan bentuk yang unik, bagian ujungnya lebih tebal sementara ujung satunya lebih runcing. Saat tongkat itu muncul dan tubuh Mi Cangqiong bergerak lincah, suara mendesis seperti naga dan ular meletus dari kibasan tongkatnya.
Ia menghantam Pedang Suci Sungai Darah dengan tongkatnya.
Bagaimanapun Fang Yingkan adalah anak angkat Fang Geyin, Mi Cangqiong setidaknya tak bisa membunuhnya tanpa alasan. Serangan ini masih menyisakan ruang aman, mengingat ketajaman Pedang Sungai Darah pasti bisa menahan pukulan ini, paling-paling pedang itu terlempar dari genggaman.
Namun Fang Yingkan tiba-tiba melakukan gerakan yang sangat tak lazim. Tanpa ragu sedikitpun, ia menarik pedang secara mendadak lalu menggelinding ke tanah, menyelip ke celah di bawah tongkat Mi Cangqiong.
Kapan pernah Xiao Houye yang mulia bagai emas dan giok ini melakukan gerakan memalukan seperti ini!
Naik ke langit tentu jauh lebih baik daripada terjun ke bumi.
Tapi siapa yang membuat yang sekarang mengendalikan Fang Yingkan adalah Qi Xun, bukan dirinya sendiri.
Fang Yingkan mana punya hak suara.
Dia hanya bisa menjadi tool character yang baik.
Persilangan posisi ini membuat tongkat panjang Mi Cangqiong yang sudah mengumpulkan tenaga, membawa raungan ganas seperti naga-ular berubah menjadi harimau-macan, langsung menyapu ke Xi Liantian yang berada di belakang Fang Yingkan saat ini.
Pisau Jingmeng Xi Liantian memang merupakan jurus pedang yang seperti mimpi ilusif, membuat orang sulit membedakan di mana kilau pedang sebenarnya. Tapi seberapa ilusif pun kilau pedang itu, jika bahkan tidak bisa mengelabui mata Qi Xun, bagaimana mungkin bisa mengelabui mata Mi Cangqiong? Sudah pasti bukan tandingan untuk tongkat mematikan Mi Cangqiong ini.
Desain tongkat yang semakin tipis di ujung membuat tongkat yang mengarah ke langit lalu menyapu ini, ujungnya bagai mengandung cahaya dingin yang mengerikan.
Kilau pedang Mimpi Mengerikan seketika hancur oleh bayangan tongkat ini, yang lebih menakutkan adalah pecahan sinar pedang yang seolah menyatu dengan bayangan tongkat dan menyerang balik.
Xi Lian Tian tiba-tiba merasakan dingin di dadanya, pedang di tangannya telah berubah menjadi pecahan tak terhitung yang berbalik menusuk ke dalam
dadanya.
Serangan tongkat panjang yang menderu ini bahkan tak menunjukkan tanda-tanda berhenti, terus menyapu ke target berikutnya.
Zhang Tieshu dari jurus Bunga Besi Mekar mengayunkan telapak tangan kaku dengan jari-jari terkepal, menabrak tongkat itu dan mengeluarkan suara aneh yang pekak.
Sesaat kemudian, retakan tulang yang nyaring terdengar dari telapak tangan Zhang Tieshu yang dikiranya sekuat tembok baja.
Ia menjerit kesakitan dan berusaha mundur, tapi tongkat yang memburunya menyapu tubuhnya hingga suara patah tulang kedua menggema dari perutnya.
Namun Mi Cangqiong tidak merasakan kepuasan sama sekali meski berhasil membunuh satu orang dan melukai parah lawan lainnya dalam serangan penaklukannya.
Tiba-tiba ia menyadari bahwa dirinya, seorang tua yang pernah dijuluki "Ahli Licik Nomor Satu di Jianghu", juga melakukan penilaian yang salah.
Sebelum membunuh masih baik-baik saja, setelah membunuh——
Serangan dari Delapan Raja Pedang yang tersisa bersama Zhang Liexin ke arahnya baru benar-benar membawa aura pembunuhan yang mengerikan.
Itu jelas berbeda dengan sebelumnya!
Sebelumnya mungkin mereka tidak berniat untuk membunuh.
Tapi dari mana dia punya kesempatan dan waktu untuk membela diri!
Fang Yingkan, makhluk berhati serigala itu, benar-benar merasa sayapnya sudah cukup kuat untuk terbang. Dengan menyatakan "Pengkhianat", bahkan setelah berguling di tanah ia melompat sambil mengacungkan pedang menikam ke arah tulang rusuk Mi Cangqiong dari bawah.
Sementara di belakangnya, Bai Choufei mengacaukan tujuh desisan angin dari ujung jarinya, menyilang membentuk jaring yang menutup ke arahnya.
Pedang Suci Sungai Darah! Jari Sakti Panjang Langit!
Bagaimana mungkin Mi Cangqiong tahu bahwa ilmu Jari Sakti Panjang Langit Bai Choufei berasal dari jalan haram, sebenarnya didapat dengan membunuh dan merampas.
Ia hanya tahu Fang Geyin sebagai menantu laki-laki Sang Shuyun juga pernah mempelajari Jari Sakti Panjang Langit ini. Jika ilmu ini diwariskan ke muridnya, lalu murid itu dikirim ke ibu kota untuk membantu Fang Yingkan - itu sama sekali tidak aneh!
Ia tersenyum getir, menyadari hari ini mustahil berakhir damai. Gadis yang muncul secara misterius di Kediaman Shen Tong Hou itu malah seperti sedang menonton pertunjukan.
Tunggu, menonton pertunjukan?
Tiba-tiba terlintas di benak Mi Cangqiong sebuah dugaan aneh.
Dalam keraguan yang menggelisahkan ini, tongkat panjang di tangannya kembali menari membentuk pola tongkat yang menakutkan.
Bunga tongkat yang mengudara ini seolah membawa seluruh amarahnya, sungguh sulit untuk tidak terpana. Apalagi warna biru pucat di matanya tiba-tiba berubah menjadi biru terang menyala, mengubah aura tubuhnya secara drastis.
Berbeda dengan kasim biasa yang masih memiliki sisa janggut, semua rambut wajahnya telah memutih kekuningan.
Teknik tongkat menghadap langit yang terbentuk dari angin pedang dan es yang menusuk, menciptakan ilusi empat penjuru maut dalam pusaran tongkat yang memusingkan.
Meng Kongkong menyadari bahwa dirinya yang selama ini hanya menjadi penasihat Delapan Raja Pedang tanpa turun tangan, kini terpaksa harus bertarung.
Ia pun tak bisa menjelaskan mengapa blokade yang direncanakan Xiao Houye tiba-tubah berubah jadi pembantaian.
Setidaknya saat Pedang Fang Yingkan mengeluarkan jurus Darah Mengalir Ribuan Li, yang bisa dilakukan Meng Kongkong hanyalah mempertahankan posisi dan bertahan hidup di bawah serangan teknik tongkat Mi Cangqiong.
Yang pertama menghadapi hembusan tongkat ini adalah Pang Jian yang telah berlatih Pedang Pemutus Lima Macan. Pedang kuatnya menghadapi teknik tongkat yang lebih dominan bagaikan rekan-rekannya, sama sekali tidak bertahan satu ronde, melainkan terdesak dengan cepat oleh tekanan aura.
Seolah-olah di depan mata pedang terdapat pusaran mengerikan.
Pusaran ini tidak hanya menelan tujuh hembusan jari Bai Choufei, tetapi juga menelan pedang Pang Jian, bahkan lebih jauh lagi menelan nyawanya.
Darah yang terciprat mengenai wajah Meng Kongkong. Bersamaan dengan bau anyir yang menandakan Mi Cangqiong telah membunuh lagi satu nyawa, tercium pula bau khas orang tua yang berasal dari tubuh Mi Cangqiong.
Dirinya memang bukan tipe yang penuh semangat. Semula mengira bisa mengandalkan Fang Yingkan untuk memasuki dunia politik, namun yang dihadapi justru pengepungan mematikan hari ini.
Semakin Mi Cangqiong merenung, semakin terasa semangatnya terkikis dan tenaganya terkuras.
Ia mencoba berbalik arah untuk
keluar dari pengepungan, langsung menyerang Bai Choufei. Tapi Qi Xun yang ingin menggunakan akun jarak jauh untuk menaklukkan Mi Cangqiong jelas memanfaatkan keuntungan serangan jarak jauh, mana mungkin mau kerjasama satu-dekat-satu-jauh ini dirusak oleh Mi Cangqiong.
Bai Choufei seolah sama sekali tidak peduli apakah dia akan kehabisan tenaga untuk kabur setelah menggunakan skill ultimate jika Mi Cangqiong berhasil mendekat.
Pada detik ini, hampir seluruh kekuatan internalnya terkuras habis, seolah energi vitalnya ikut tersedot. Tapi wajah pucatnya ini berhasil memunculkan jurus terakhir dari Tiga Jari Mengguncang Langit -
Pemangsa Alami!
Hampir bersamaan, Young Marquis Fang yang tadi menggelinding menghindar tiba-tiba menerjang ke depan, menggunakan Jurus Sembilan Busur Mengguncang Matahari untuk menghadang tiupan tongkatnya.
Itu benar-benar gerakan kompak yang tak perlu diucapkan, bentuk kerjasama aneh yang belum pernah dilihat Mi Cangqiong sebelumnya antara Fang Yingkan dan siapapun.
Dia adalah orang yang menyimpan pikiran egosentrisme yang absolut dalam jiwanya, bagaimana mungkin rela menjadi tameng di depan orang lain?
Mi Cangqiong akhirnya menyadari tatapan Fang Yingkan yang tidak normal saat sang Marquis muda itu batuk darah sambil menahan serangan, tapi apa gunanya penemuan ini sekarang?
Saat ia menyadari Fang Yingkan dan Bai Choufei berada dalam kondisi identik, kilatan petir yang menghubungkan semua petunjuk melintas di pikirannya. Namun saat itu juga, Meng Kongkong dengan Pedang Xiangjian dan Cai Xiaotou dengan Pedang Lingding sama-sarga menyerang tangan yang memegang tongkatnya.
Mi Cangqiong toh bukan Guan Qi. Ia tak punya kefasihan melawan banyak lawan sekaligus.
Apalagi bakat dan keahlian Martial Arts untuk mengandalkan insting mutlak dalam menghadapi pengepungan.
Dalam hujan pedang yang berkilauan, ia terpaksa melepas tongkat panjangnya. Tongkat yang terlepas itu tetap menusuk dada Meng Kongkong dengan ganas, sementara ia menangkis Pedang Lingding dan mendaratkan telakam tangan di tubuh lawannya.
Saat dua jurus ini berhasil mengenai sasaran, Tian Di Yi Zhi telah menembus tubuhnya, membuat lubang darah yang jelas terlihat.
Dengan gigi terkunci rapat, dia bertahan dari tusukan pedang Fang Yingkan yang akhirnya disadarinya sedang dikendalikan, lalu mengangkat tubuh Zhang Liexin yang menyerang dari sisi lain. Dengan mencengkeram titik nadi lawan, dia melemparkan orang tersebut ke dalam formasi Pedang Hujan Deras 28 Zhao Lanrong.
Sementara tubuhnya sendiri berubah menjadi bayangan samar, menyelinap keluar dari celah yang terbuka akibat kekuatan kasar meski terluka, lalu melayang menyerang Qi Xun.
Kalau ini soal kemampuan pengendalian, bukankah cukup dengan membunuh si pengendali?!
Musnahkan biang kerok ini, kembalikan Fang Yingkan ke normal. Kerugian mereka hanyalah Pohon Besi Berbunga dan empat Raja Pedang - semua bisa dibangun kembali suatu saat nanti.
Tongkatnya memang hilang, tapi teknik tongkat menghadap langit bukanlah jurus yang terpaku pada wujud tongkat itu sendiri. Sama seperti ilmu bela diri Panah Hati yang terluka, di tangan Yuan Shisanxian bisa diubah menjadi panah menggunakan jarinya, begitu pula teknik tongkat menghadap langit bisa diwujudkan melalui jarinya.
Itulah pukulan tongkat sejati yang benar-benar bebas dari belenggu benda eksternal.
Teknik tongkat menghadap langit!
Tombak yang Memukau, lawan dari teknik tongkat menghadap langit, kini menggenggam di tangan Zhuge Shenhou.
Entah berapa kali ia berjalan-jalan di istana ini, tapi tak pernah sekali pun datang dengan tujuan seperti hari ini.
Setelah sidang istana berakhir, ia menyusuri koridor tembok istana menuju arah Istana Yanfu.
Membawa tombak Nongyan seperti halnya Mi Cangqiong yang selalu membawa tongkatnya, semuanya atas izin Zhao Ji, demi melindungi penguasa yang dungu ini.
Benar-benar dungu!
Semangatnya untuk mengganti kaisar baru kini bangkit kembali, semakin ia merasa keraguan sebelumnya justru membuat tindakan tidak pantas sebagai penguasa semakin menjadi-jadi.
Sudah seharusnya dia tidak terus membiarkan orang lain melakukan hal ini!
Kini kaki Wuqing memang menunjukkan tanda pemulihan sensorik di bawah pengaruh salep Hitam Penyambung Tulang, diperkirakan bisa benar-benar bangkit kembali dalam satu bulan sesuai prediksi Qi Xun, kelemahan meridiannya pun pasti akan menemukan solusi.
Kesempatan langit untuk menyelamatkan situasi pemerintahan terbentang di depan mata, Wuqing juga tidak keberatan melakukannya, masih ada apa yang harus diragukan?
Siapa pun yang duduk di takhta kekaisaran pasti lebih baik daripada Zhao Ji - penguasa yang bisa memberikan promosi hanya karena keahlian bermain sepak bola - apalagi ini adalah Wuqing yang dibesarkan sendiri.
Dengan istana ini sebagai...
Berkata, Istana Yanfu pada awalnya merupakan tempat rekreasi Kaisar dan Permaisuri. Pada masa pemerintahan Kaisar Zhezong, bahkan luas wilayahnya tidak terlalu besar. Setuju, setelah kerajaan saat ini naik takhta, mereka merasa tempat ini terlalu sempit, tidak dapat memenuhi kebutuhan rekreasi mereka. Melakukan perluasan Istana Yanfu, juga menjadikan tempat ini sebagai kediaman tetap mereka yang panjang.
Zhuge Shenhou tidak bisa tidak kembali teringat pada taman Gen Yue. Jika bukan karena Zhao Ji merasa sudut timur laut ibu kota perlu penyangga tinggi demi menguntungkan keturunan keluarga kerajaan, mana mungkin ada peristiwa Huashi Gang sebelumnya.
Yang semakin menguatkan tekadnya untuk mengubah takdir adalah saat dia melangkah masuk ke Istana Yanfu dan bertemu Zhao Ji. Pihak lawan mengangkat gulungan lukisan di tangannya sambil berkata, "Tuan datang tepat pada waktunya! Aku menulis laporan ritual Tao kemarin malam, tapi setelah selesai langsung kubakar. Hari ini saat bertemu Aiqing Lin, kutanyakan apakah sudah menyampaikan langsung ke langit. Namun dia malah mengatakan ada karakter yang salah dalam tulisanku, bahkan menghafal seluruh isi laporan itu secara lengkap. Sungguh orang yang luar biasa!"
“Bagaimana menurut Guru, apakah pantas jika saya menganugerahi gelar Pemimpin Agung Giok Sejati padanya?”
Yang dimaksud "Menteri Lin" adalah Lin Lingsu, "Tamu Bulu Emas" itu.
Begitu masuk, Zhuge Shenhou langsung mendengar kalimat ini. Sekarang kepalanya hanya dipenuhi kekonyolan.
Zhao Ji terus berbicara seolah tak menyadari ekspresinya: "Sebagai Pemimpin Giok Sejati, penjaga kitab petir langit di Biara Shenxiao saat ini terlalu sedikit. Harus diizinkan menambah beberapa orang."
Zhuge Shenhou meremas ujung jarinya, berusaha menahan amarah akibat ucapan kaisar.
Keputusan sepihak Zhao Ji ini sama sekali tidak mengharapkan tanggapan dari Zhuge Shenhou.
Dia pada dasarnya adalah seorang penguasa yang cukup "berpikiran" dan harus melaksanakan ide-idenya sendiri. Jika menjadi seniman mungkin masih bisa dimaklumi, namun ketika orang seperti ini ditempatkan di takhta kerajaan, saat itulah bencana besar benar-benar menimpa pejabat setia, jenderal berbakat, dan rakyat.
Seolah akhirnya teringat alasan mengundang Zhuge Shenhou ke Istana Yanfu hari ini, dia meletakkan gulungan bertuliskan "Pemimpin Agung Yuzhen" dan menatap Zhuge Shenhou.
Sebagian besar rekan seperguruan Zhuge Shenhou telah dikenal Zhao Ji. Meski postur tubuhnya yang paling pendek di antara mereka, kehadirannya memberi rasa aman yang luar biasa.
Namun Zhao Ji masih perlu menambahkan, "Tuan yang datang untuk melindungi kaisar ini sebenarnya bisa membawa lebih banyak pengawal."
Dia mengira Zhuge Shenhou akan berkata "Keberadaanku di sini sudah cukup", namun yang diucapkan adalah, "Perkataan kerajaan benar. Hamba juga membawa murid muda dalam kedatangan ini."
Ini sama sekali tidak seperti gaya Zhuge Shenhou yang konsisten.
Zhao Ji tidak menyangsikan apa pun, terlebih karena tenggelam dalam kegiatan memilih gelar kehormatan untuk Lin Lingsu, sama sekali tidak menyadari bahwa sebagian besar pasukan pengawal di sekitar Istana Yanfu telah diganti. Yang ia lihat hanyalah Empat Pemburu Legendaris masuk setelah Zhuge Shenhou selesai berbicara.
Tentu saja Wuqing didorong masuk dengan kursi rodanya.
"Kerajaan tentu masih ingat mereka?" tanya Zhuge Shenhou.
"Tentu saja," Zhao Ji sangat yakin dengan ingatannya, "Pingluan Jue adalah benda pemberian kerajaan. Anda menyerahkannya kepada mereka untuk urusan kasus setelah memberitahuku, mana mungkin aku lupa."
"Kalau begitu izinkan hamba memperkenalkannya kembali kepada kerajaan." Ekspresi Zhuge Shenhou yang biasanya tenang hingga membuat Zhao Ji bosan, kini menunjukkan perubahan samar yang membuatnya merasa gelisah.
Ia mengikuti arah tunjukan tangan lawannya, dan melihat Wuqing yang duduk di kursi roda.
"Ini adalah Kepala Penangkap Besar Wuqing dari Gerbang Enam Khusus kalian, aku ingat dia..."
Belum selesai bicara, dia sudah di- oleh Zhuge Shenhou.
Di waktu lain, Zhao Ji pasti sudah marah, tapi kalimat yang didengarnya bagai petir menyambar membuat niat menuntutnya hilang. Dari mulut Zhuge Shenhou meluncur kata-kata mengejutkan, "Dia juga keturunan Kaisar Zhezong, diselamatkan oleh Lord Sheng Dingtian dengan metode penggantian licik Li Dai Tao Jiang. Kini saatnya dia bertemu dengan Yang Mulia."
"Kau... maksudmu apa ini?" Zhao Ji menggenggam erat kuas tinta yang masih di tangannya, bahkan tak menyadari tinta yang mengotori jubahnya.
Seolah itu bukan sekadar kuas, melainkan Pedang tajam yang bisa digunakan untuk membela diri.
Inginnya berteriak memanggil pengawal, tapi dia sangat paham betapa hebatnya Zhuge
Shenhou. Nyawanya mungkin takkan selamat sebelum sempat ditangkap.
Ia hanya bisa berharap dengan sedikit harapan yang tidak realistis, bahwa jawaban yang didapatkannya dari pihak lawan hanyalah permintaan agar dia mengakui status keluarga kerajaan Wuqing.
Lagipula, dia telah kehilangan kedua kakinya, jelas tidak bisa menjadi seorang kaisar.
Setelah orang-orang yang bisa diandalkan di sekitarnya berkumpul, janji yang diberikan sekarang masih bisa dicabut kembali sesuai keinginannya.
Namun perkataan yang segera dilontarkan Zhuge Shenhou jelas-jelas menghancurkan impian indahnya.
Di tangan Zhuge Shenhou, secarik surat darah tulisan tangan Zhao Si dengan ringan jatuh di hadapannya - surat darah yang diperoleh dari Benteng Lianyun itu kini tergeletak dengan mencolok di depan Zhao Ji.
Bukan lagi simbol kehancuran total yang pernah diharapkannya untuk ketenangan hati, melainkan menjadi pertanda ajal yang mengintai.
"Semoga kerajaan berjalan dengan baik, Wuqing akan mengurus wilayah Dinasti Song ini dan mengembalikan kejayaan Qingming untuk seluruh negeri," kata Zhuge Shenhou dengan nada lembut namun tegas.
“Apa yang kau katakan?” Zhao Ji sangat paham dia tidak berhalusinasi, dia hanya merasa Zhuge Shenhou yang dilihatnya hari ini benar-benar gila!
Di luar rumah yang tadinya cerah dan terik, tiba-tiba dia dikepung oleh hawa dingin mengerikan, merasa seluruh tubuhnya luar biasa dingin.
“Kubilang, hantarkan Sang Penguasa dengan hormat.”
Menghadapi serangan tongkat Mi Cangqiong, Qi Xun bahkan tidak mengedipkan kelopak matanya.
Baru sekarang dia menyadari keanehan, menurutnya ini seharusnya disebut terlambat, dan meski kecepatannya tinggi, mana bisa menyaingi persiapan matang Qi Xun.
Bai Choufei yang sudah pucat pasi itu melancarkan Jurus Musuh Alami, bisa dibilang sangat menguras tenaga mental. Jika naluri dominan, dia takkan memilih melancarkan jurus lagi saat ini, tapi sayangnya sekarang dia hanya "tangan kanan" yang dikendalikan Qi Xun.
Dari belakang Mi Cangqiong datang hembusan jurus jari yang tak kalah dari Musuh Alami, jelas-jelas merupakan bagian dari Tiga Jurus Jari Penakluk Langit - Mimpi Buruk.
Dibandingkan dengan pisau Jingmeng Xi Liantian, jurus jari Jingmeng ini benar-benar memiliki kekuatan yang mampu mengguncang mimpi dan membuat jantung berdebar-debar.
Jurus jari ini bahkan mengarah langsung ke tulang belakang jantungnya, memaksanya membuat keputusan saat menyadari ada orang yang menguras habis tenaga hidupnya demi serangan pembunuhan ini.
Pada jeda inilah Fang Yingkan yang sejak awal memiliki kelincahan tubuh tak biasa, langsung menerjang ke depan dengan gerakan yang sama sekali tak terduga - taktik premanistik menarik seseorang dengan merangkul pinggang, menjatuhkan Mi Cangqiong dengan gesit.
Teknik tongkat menghadap langit yang seharusnya memiliki kekuatan menghantam langit ini, kini hanya menghujam tanah saat tubuhnya ditarik ke bawah, sisa tenaga angin jarinya bahkan menyayat tenggorokan Raja Pedang lainnya.
Tapi hasil pertempuran ini sama sekali tidak berarti bagi Mi Cangqiong.
Bahkan Bai Choufei, karena melancarkan tiga serangan jari Tian Tan secara berturutan, kini memiliki kekuatan internal yang lepas kendali merayap di meridian tubuhnya, mengubah wajah pucatnya yang awalnya hanya terlihat tidak sehat menjadi warna merah-biru seolah mengalami gangguan energi dalam, yang juga tidak berarti apa-apa bagi Mi Cangqiong.
Kegagalan serangan ini membuat upaya mengumpulkan kekuatan kembali bukanlah hal mudah.
Qi Xun juga sama sekali tidak akan memberinya kesempatan itu!
Dengan sigap ia mengubah Bai Choufei menjadi "karakter AFK" dan sendiri terjun ke medan pertempuran.
Selendang Bai Zhang Han Guang berubah menjadi kilatan pedang yang kejam, menyambar melintas saat Fang Yingkan masih mengendalikan Mi Cangqiong.
Garis cahaya pedang tipis nan mematikan ini langsung menembus tengkorak tanpa memberi pilihan selamat.
Keraguan dan pertanyaan yang tersisa di pupil ahli terkuat istana ini, kini tak lagi punya kesempatan untuk diungkapkan.
Seperti yang telah dijanjikan Qi Xun kepada Su Mengzhen sebelumnya, dia pasti akan meninggalkan nyawa Mi Cangqiong selamanya di luar istana, dan tidak membiarkan keberadaan orang ini mempengaruhi operasi penggantian kaisar di dalam istana!
Kini dia telah mewujudkannya.
Pandangannya pertama-tama berhenti sejenak pada Selendang Bai Zhang Han Guang.
Meskipun aksi merebut kill ini membuat reputasinya Dijatuhkan secara signifikan, dan pembersihan otomatis Hanguang Lint membuat kain sutra bulan pucat ini tetap bersih tanpa noda darah, Qi Xun tetap merasa perlu melakukan disinfeksi dan dibilas beberapa kali secara psikologis.
Lalu dia menatap Bai Choufei.
Jika kesadaran pria dalam kondisi energi internal kacau ini masih bisa mendominasi, pasti dia akan segera melakukan meditasi untuk memulihkan diri.
Sayangnya Qi Xun sama sekali tidak berniat mengobatinya, jelas-jelas ingin membiarkannya binasa dengan cara yang sama sekali tidak membahagiakan.
Setelah memastikan hal ini, barulah ia mengalihkan pandangannya ke arah istana yang jauh.
Kini tinggal melihat situasi di dalam istana terlarang.
Namun sebelum itu, ia masih perlu melakukan beberapa hal.
Di bawah kendalinya, Fang Yingkan melepaskan mayat Mi Cangqiong dan perlahan bangkit berdiri.
Bagi tiga anak buah yang masih hidup, kematian orang lain—termasuk Zhang Tieshu dan Zhang Liexin yang semula menjadi mata-mata Aliansi Mitian, serta Kasim Mi yang tewas di tangan Qi Xun—sebenarnya tidak terlalu penting.
Julukan "Delapan" pada Delapan Raja Pedang justru membuat mereka kehilangan peluang menonjol, mirip seperti Tujuh Pedang Sakti dan Liu He Qing Long di kediaman Cai Tai Shi yang jarang diingat nama masing-masing oleh orang Jianghu.
Kini setelah Xiao Houye kehilangan banyak pasukan, ketergantungannya pada mereka justru akan meningkat—bisa jadi ini berkah di balik musibah.
Selama Marquis Muda selamat dalam pertempuran ini, semuanya bukan masalah besar.
“Ilmu Pedang Membuka Langit dan Memecah Bumi” yang dikuasai Xiao Sha adalah yang paling mematikan. Ia selalu bangga akan hal ini, dan merasa Meng Kongkong tidak layak menjadi bos. Kini setelah Meng Kongkong tewas, inilah saatnya namanya bersinar.
Ia buru-buru menyangga Fang Yingkan yang terluka dalam akibat energi pedang dan angin tongkat. Hendak menunjukkan kesetiaan pada atasan, tiba-tiba melihat Fang Yingkan melepaskan Pedang Suci Sungai Darah. Pedang merah itu Dijatuhkan ke tanah, kemudian—
Dengan cepat ia meraih pedang di tangan Xiao Sha, berbalik arah dan menghujamkan diri sendiri hingga tembus.
“Marquis!” Terdengar teriakan panik Xiao Sha.
Fang Yingkan yang terluka oleh Mi Cangqiong dan tertusuk pedang, seolah tak merasakan sakit, melangkah lagi ke depan.
Baru pada saat inilah Xiao Sha benar-benar melihat ekspresi Fang Yingkan dengan jelas.
Ini sama sekali bukan ekspresi dingin karena kemarahan, melainkan raut wajah yang sangat mekanis.
Tapi apa gunanya dia menyadari hal ini sekarang?
Pedangnya dirancang khusus dengan alur darah untuk membunuh, kini tertancap di tubuh Fang Yingkan.
Dia merasa sejenak ekspresi Fang Yingkan seolah kembali sadar, menunjukkan kilasan kesakitan dan keputusasaan, tapi seketika itu juga nafasnya terputus sama sekali. Segala keengganan, ketidakrelaan, dan kemarahan karena dimanipulasi hanya bisa disampaikan di alam baka.
Nafasnya benar-benar berhenti.
Xiao Sha menoleh dan mendapati gadis yang membunuh Mi Cangqiong terakhir kali telah menghilang dari pandangannya, hanya menyisakan Bai Choufei yang setengah mati di tempat itu.
Dia hampir tak kuasa menahan diri untuk langsung mencabut pedangnya dan melarikan diri.
Tapi saat ini di sampingnya ada Miao Bafang yang terkenal dengan Jurus Delapan Penjuru Sembunyikan Pedang, serta Jago Pedang Wanita Zhao Lanrong.
Keduanya juga ingin membersihkan diri dari tuduhan, terbebas sepenuhnya dari tanggung jawab atas kematian Shen Tong Hou. Jika dia berbalik badan, pastinya mereka berdua akan bekerja sama menangkapnya, bahkan mungkin membunuhnya dengan dalih membalas dendam untuk Marquis.
Dengan begitu, mereka berdua punya alasan yang kuat bahkan di hadapan Fang Geyin sekalipun.
Jadi tentu saja dia tidak bisa pergi.
Dia merasa pikirannya belum pernah bekerja secepat ini sebelumnya.
Dia menunjuk ke arah Bai Choufei sambil berkata: "Kita bawa dia menghadap Perdana Menteri! Serahkan pada Ren Lao Ren Yuan untuk diinterogasi, bersihkan dulu kecurigaan terhadap kita."
"Jika bisa mengetahui keberadaan perempuan terkutuk itu, aku pasti akan membuatnya mati dengan menyedihkan!" Xiao Sha mengerahkan semangatnya.
Hampir bersamaan, di dalam istana seseorang juga mengucapkan kata-kata serupa.
"Kalian berani mencoba membunuh Kaisar, pasti akan mati dengan cara yang mengenaskan!"
Baru benar-benar menyadari bahwa Zhuge Shenhou bukan lagi sosok yang dikenalnya, yang pernah melakukan pembunuhan demi melindunginya.
Changsun Feihong, yang dengan penuh dedikasi melatih 3.000 pasukan pengawal untuk menjamin keselamatannya, kini justru menjadi pengkhianat yang ingin mengangkat anak saudaranya—yang seharusnya sudah lama mati—naik takhta. Zhao Ji sama sekali tak bisa menjaga ketenangan wajahnya.
Yang paling disesalinya sekarang adalah mengapa mengizinkan Mi Cangqiong keluar istana, agar gejolak persaingan antar geng di ibu kota tidak menjalar ke wilayah istana, apalagi mengganggu Kuil Shangqing Baolu miliknya.
Bagaimana mungkin para preman Jianghu ini memiliki nyali sebesar itu?
Organisasi besar seperti Menara Angin Emas bahkan melatih pasukan khusus seperti "Angin Pemberani" untuk menghalau perampas perbatasan.
Keributan mereka di ibu kota paling-paling hanya mencelakakan satu dua pejabat tak kompeten yang kurang beruntung. Bagi Zhao Ji, itu bukan masalah serius.
Tapi perkataan Zhuge Shenhou kali ini benar-benar menghancurkan cangkang penipuan diri yang tersembunyi dalam dunia seni dan pertapaan spiritualnya, membuatnya tiba-tiba merasa sebilah pedang pemenggal telah menggelayut di atas kepalanya. Pedang itu hampir saja menyambar, namun dia tak punya kekuatan untuk melawannya.
Dengan panik, dia berusaha menyembunyikan diri, menunggu Xianbo Zuo Yuan datang menyelamatkannya.
Tanpa disadarinya, Cai Jing sedang murka mendengar kabar kematian Dewa Kesembilan Kegelapan. Ditambah lagi pesan dari Lei Sun yang meminjam Tujuh Pedang Sakti untuk menguasai pertarungan melawan Jin Feng Xi Yu Lou, membuatnya pusing harus memilih.
Kematian Dewa Kesembilan Kegelapan memaksanya untuk memakai Yuan Shisanxian meski selalu diwaspadai, bahkan harus diberi posisi penting.
Namun perlu diketahui, Shanzi Jing yang diperoleh Yuan Shisanxian memiliki kekurangan, dan ini adalah perintah palsu yang Cai Jing berikan kepada Daois Tiga Cambuk, berhasil menciptakan bom waktu dengan kondisi mental yang tidak stabil.
Masalahnya adalah apakah akan digunakan atau tidak.
Bagaimana mungkin dia menyangka bahwa Zhao Ji yang berada di istana saat ini sedang menghadapi krisis hidup-mati yang belum pernah terjadi sebelumnya?
Zhuge Shenhou yang memimpin aksi ini memiliki terlalu banyak pengalaman melindungi kaisar, sampai semua orang yakin bahkan jika Lin Lingsu suatu hari nekat membunuh Zhao Ji, Zhuge Shenhou tidak mungkin melakukan hal seperti itu.
Apalagi dia sendiri adalah orang yang diminta Zhao Ji untuk melindunginya!
Setelah mendengar ucapan Zhao Ji "mati tidak baik" ini, Zhuge Shenhou hanya menghela napas, lalu menjawab dengan tegas: "Jika Yang Mulia sungguh percaya ada hukum karma yang menyebabkan mati tidak baik, seharusnya tidak menunjuk Zhu Mian untuk mengumpulkan Huashi Gang, membangun taman Gen Yue yang menyengsarakan rakyat dan menghamburkan harta hingga menimbulkan malapetaka. Lebih-lebih tidak seharusnya membangun Kuil Shangqing Baolu yang memelihara sekumpulan orang tak berguna, apalagi bertindak semaunya tanpa mempedulikan ancaman musuh sambil melakukan kebijakan yang mundur ke belakang..."
"Kau lancang!" teriak Zhao Ji dengan suara keras.
Namun tiba-tiba ia tersadar bahwa Zhuge Shenhou sudah datang untuk membunuh kaisar. Perkara paling lancang di dunia ini pun sudah dilakukannya, mana mungkin ia masih peduli untuk memberikan pukulan mental tambahan.
Keringat dingin mengucur dari dahi Zhao Ji. Ia berusaha mencari dalih untuk membuktikan dirinya bukanlah penguasa tolol seperti yang dituduhkan Zhuge Shenhou, namun dalam ketegangan yang luar biasa hanya bisa melemparkan kuas di tangannya ke lantai.
“Kalian tidak boleh melakukan ini! Zhuge Shenhou, jangan kau lupa siapa yang mengangkatmu sebagai Enam Lima Shenhou?”
Mendengar alasan yang diungkitnya hingga saat ini hanyalah ini, Zhuge Zhengwo menunjukkan senyum yang agak rileks.
“Jika Yang Mulia hanya ingin membicarakan hal ini, maka tidak masalah. Yang Mulia tak perlu khawatir. Saat ini di luar ada musuh kuat Liao dan Jin, mengganti penguasa yang berkuasa secara tiba-tiba tidak menguntungkan Dinasti Song. Yang kami lakukan hanyalah membuat Wuqing menggantikan identitasmu. Dunia tidak akan tahu bahwa takhta kaisar sekarang telah diisi orang lain, melainkan hanya akan mengetahui bahwa kaisar yang nyaris terbunuh telah bertobat dan bertekad menjadi penguasa yang baik.”
“……”
Ini lebih menakutkan bagi Zhao Ji daripada mengakhiri nyawanya dan mengangkat keturunan Kaisar Zhezong naik takhta.
Jika pilihan kedua yang diambil, selama mereka menginginkan legitimasi, setidaknya akan menjamin kehormatan setelah kematiannya. Paling-paling hanya sedikit kritik terhadap kebijakannya sebelumnya dalam perubahan pemerintahan.
Tapi jika identitasnya benar-benar diambil alih, cara mengembalikannya keesokan hari benar-benar hanya tergantung pada mereka!
Lalu di mana jenazahnya sendiri akan ditempatkan?
Agar tidak ketahuan, tentu lebih baik dihancurkan total. Di era yang menjunjung tinggi penguburan layak, bayangan seperti ini
saja sudah cukup membuat Zhao Ji tersiksa.
Meski tak punya ilmu bela diri, dia pernah mendengar banyak cerita Jianghu. Dia sama sekali tak meragukan bahwa jika dia mati, untuk membuat penggantian ini mulus, pastilah jenazahnya akan dihancurkan dengan cairan mayat.
Entah para pengkhianat ini akan mati mengenaskan atau tidak, yang pasti dirinya sendiri pasti tak akan mendapat jenazah utuh!
Zhao Ji sama sekali tidak mencari alasan untuk introspeksi. Saat ini yang dipikirkannya hanyalah Zhuge Shenhou, tidak! Zhuge Zhengwo si bajingan ini benar-benar mengecewakan harapannya!
Namun sekarang, segala kecaman yang dimilikinya sudah tidak berguna lagi. Tombak sakral yang dulu melindunginya dari Changsun Feihong, tangan yang memberikan perlindungan mutlak, kini justru terulur mendekat untuk mencabut nyawanya seiring langkahnya yang terdesak.
Ilmu Tao Gembok Petir Sembilan Langit sama sekali tak berpengaruh pada saat-saat kritis ini.
Dadanya tersayat nyeri, kesadarannya punah untuk selamanya tanpa kemungkinan terbangun lagi.
Ia mengira kematiannya akan disaksikan dengan penuh hormat oleh lebih dari dua puluh putranya, tak menyangka akan berakhir begitu sembrono.
Meski Qi Xun berada di luar istri dan tak menyaksikan pemandangan ini, ia tetap merasa cara kematian ini terlalu mudah bagi Zhao Ji.
Tapi jika dipikir, kematian spektakuler juga tidak diperlukan. Masih ada urusan penting lain.
Menangkap ekspresi Zhuge Shenhou yang tertekan setelah kematian Zhao Ji, Wuqing berseru: "Paman, ini bukan saatnya termenung. Masih banyak yang harus kita lakukan."
Untuk menutupi aksi Empat Pemburu Legendaris yang masuk ke istana, mengganti sebagian pasukan pengawal yang terlalu familiar dengan kebiasaan Zhao Ji, serta tidak meninggalkan jejak—seperti yang dikatakan Qi Xun sebelumnya, pemulihan kaki Wuqing membutuhkan waktu. Mereka harus menciptakan ilusi bahwa Zhao Ji mengalami patah kaki dan perlu istirahat beberapa hari.
Semua ini harus diselesaikan sebelum ada yang menyadari keanehan di dalam istana.
Mereka benar-benar tidak memiliki energi lebih untuk berduka atas kematian kaisar ini.
"Entah bagaimana situasi di luar istana..." jawab Zhuge Shenhou, "Jika bukan karena Menara Angin Emas berani bertarung habis-habisan dengan Six and a Half Hall, mengalihkan perhatian ibu kota saat ini, kita tidak akan bisa melakukan hal ini. Sebenarnya Shishu merasa bersalah padamu, selama bertahun-tahun menyembunyikan identitasmu. Jika bukan karena Nona Qi yang membongkar rahasia itu, aku tidak ingin kamu terlibat dalam urusan negara."
"Shishu, semua itu sudah tidak penting lagi. Yang terpenting kita telah memulai perubahan besar."
Namun dalam awal ini sebenarnya muncul sedikit kejutan tak terduga.
Qi Xun meninggalkan Fang Yingkan yang tewas tertikam pedang sendiri dan kambing hitam cadangan Bai Choufei, bukan hanya karena ingin mereka terus saling serang, tapi karena dia tiba-tiba melihat titik merah muncul di peta mini.
Ada nama merah!
Pertarungan antara Menara Angin Emas dan Six and a Half Hall yang dimulai kemarin sebenarnya hanyalah kamuflase untuk memancing Mi Cangqiong keluar, bukan berarti kedua pihak tidak benar-benar bertempur. Di ibu kota seperti ini, satu gerakan kecil bisa memicu reaksi berantai, mustahil satu pihak bisa menarik tantangan dengan mudah.
Apalagi persiapan Menara Angin Emas jauh lebih matang dibanding Six and a Half Hall yang terburu-buru menghadapi serangan. Sudah seharusnya mereka memanfaatkan keunggulan ini untuk menyerang tepat sasaran.
Bahkan lebih awal dari saat Qi Xun membawa boneka nomor 1 dan 2-nya mencari masalah dengan Mi Cangqiong, Su Mengzhen sudah memimpin Sun Qingxia dkk. menyerang Air Terjun Tak Bergerak, tepat sebelum fajar ketika kesadaran manusia masih samar.
Qi Xun berprinsip bisa membunuh Mi Cangqiong level tinggi ketimbang ikut campur perkelahian kedua pihak ini, sehingga tidak berniat mendatangi lokasi.
Bagaimanapun, seperti saat melewati dungeon Kerajaan Jinpeng dulu, selama faktor pengaruh yang dia ciptakan dalam dungeon cukup kuat, meski Huo Xiu dkk. tidak mati di tangannya, dia tetap bisa mendapatkan settlement dungeon.
Apalagi setting dungeon Gedung Terbang Lintas Laut ini hanya Lei Sun sebagai boss akhir, karakter lain cukup membunuh yang level 100+ saja. Hanya Dewa Kesembilan Kegelapan dan Mi Cangqiong saja sudah bisa memenuhi syarat pembunuhan boss pendahuluan.
Kini tinggal menunggu settlement kematian Lei Sun saja.
Tapi sepertinya serangan mendadak ini mengalami kendala, membuat Lei Sun berhasil kabur?
Di Menara Angin Emas, reputasi faksi yang sesuai telah terbuka, dan karena pertaruhan besar ini berada dalam status sekutu yang sama,
anggota Menara Angin Emas ditampilkan sebagai Nama Hijau di sistemnya.
Tapi Qi Xun tetap tidak memilih menjadikan Six and a Half Hall sebagai faksi musuh, demi memastikan pelacakan posisi Yuan Shisanxian dan Lei Sun.
Enam puluh ribu penggemar setia, enam puluh ribu nama merah. Dia takut terkena fobia kerumunan.
Nama merah yang sedang dikejar beberapa Nama Hijau ini, dalam situasi hari ini, pasti adalah Lei Sun!
Dari Air Terjun Bidak Bergerak sampai ke posisi ini, Tuan Su... kelihatannya kurang mumpuni ya...
Qi Xun bergumam dalam hati, tapi mengingat kondisi saling menyusup seperti saringan, sebenarnya tidak pantas menyebut Pemimpin Su tidak kompeten.
Tapi pertemuan ini adalah takdir. Dia memutuskan untuk memberikan pukulan telak kepada Boss Lei.
Tanpa dua boneka yang perlu dikendalikan itu, entah karena ilusi atau tidak, ia merasa kelancaran sirkulasi ilmu tenaga dalam dan kejernihan spiritualnya meningkat setingkat lebih tinggi dibanding sebelumnya. Dengan bantuan Langkah Harum Ribuan Bayangan, bahkan di siang bolong pun hanya terlihat bayangan samar seperti sinar bulan.
Ia melesat melintasi atap-atap Bianjing dengan ujung kaki, dalam sekejap mata telah berhasil memotong jalan secara diagonal dan muncul di depan kerumunan tanda nama merah dan hijau ini.
Di Feijing berhenti sejenak.
Sorot mata tajam yang terpancar saat ia mengangkat kepala menangkap sosok Qi Xun.
Meski menurut informasi yang ia ketahui sebelumnya, gadis ini hanya memiliki hubungan dengan Fang Yingkan dan bahkan mengikutinya meninggalkan Bianjing, hal itu tidak mencegahnya segera membunyikan alarm saat pertama kali melihat Qi Xun.
Penilaian "pendatang ini musuh, bukan sekutu" tidak mungkin salah dalam pikirannya.
Tapi ia sadar betul bahwa seharusnya tidak boleh berhenti saat ini.
Saat Menara Angin Emas menyerbu Air Terjun Tak Bergerak dan menggunakan senjata api Shen Qiang Hui, Lei Sun dan Di Feijing menyadari ini adalah informasi lain yang gagal mereka terima.
Six and a Half Hall memiliki banyak mata-mata di Menara Angin Emas, dengan posisi tertinggi ditempati oleh Mo Beishen yang memimpin tim preman, salah satu dari Lima Dewa Penghancur menara.
Jika informasi krusial ini tidak sampai ke tangan mereka, berarti Mo Beishen telah mengkhianati Six and a Half Hall dan benar-benar bergabung dengan Menara Angin Emas, atau informasi tentang penyusupan ini hanya diketahui segelintir elite menara sehingga melewati Mo Beishen.
Yang lebih merepotkan, senjata api para anggota keluarga Lei di Six and a Half Hall dihadang oleh kain aneh yang bisa membungkus peledak untuk memperlambat ledakan, lalu justru menyerang balik mereka.
Memimpin tim ini adalah seorang pemuda yang terlihat memiliki senyuman samar, tanpa temperamen maupun ambisi.
Satu lagi variabel tak terduga!
Di Feijing paling takut dengan ketidakpastian semacam ini, apalagi ia sangat memahami bahwa Su Mengzhen sendiri jauh lebih sulit diprediksi dibanding ketidakpastian tersebut. Seperti anggapan semua orang bahwa seharusnya ia tak bisa bertahan hingga hari ini, namun ia justru mampu menopang Menara Angin Emas, membuat reputasi "Pisau Lengan Merah Pertama Pengisi Mimpi"-nya termasyhur di seluruh Bianjing.
Benar saja, ia membawa pisau yang pertama-tama membelah papan nama "Bulu Terbang Tak Tergerak", lalu menghujamkan pisau kedua ke arah pedang legendaris Lei Sun.
Jurus rahasia Mizong Kuai Man Jiu Zi Zhenjue milik Lei Sun memang sulit ditentukan mana yang lebih kuat dibanding Pisau Lengan Merah Su Mengzhen. Dengan semangat tempur liar yang dibawa Pisau Iblis Tidak Seharusnya, seharusnya Lei Sun bisa mengalahkan junior ini. Namun fajar penentu kemenangan sudah di depan mata, kondisi Su Mengzhen saat ini jauh lebih baik dibanding Lei Sun.
Yang membuat Six and a Half Hall semakin terpojok adalah kehadiran Qi Shaoshang yang seharusnya dikawal Liu Dufeng ke ibu kota, namun secara mengejutkan muncul di barisan Menara Angin Emas. Bahkan Pedang Naga Hijaunya berhasil menyibak "Jubah Takdir" Nenek Douzi.
Sementara itu, ketua hall ketiga Six and a Half Hall, Lei Mei, yang selama ini menyamar sebagai Guo Dongshen di Menara Angin Emas, tiba-tiba membunuh Lei Hen dan Biksu Baju Bunga dengan "Pedang Tanpa Pedang".
Di Feijing tak punya pilihan selain turun tangan!
Meski waktu turun tangannya harus sangat tepat: saat Lei Gun dan Xue Xishen saling menghabisi, sementara pedang merah Su Mengzhen berkelebat seperti hujan deras menghujam titik vital Lei Sun——
Dengan Jurus Tangkapan Da Qizi, dia menahan laju Pisau Lengan Merah, menyelamatkan Lei Sun yang terluka parah, lalu membawanya kabur dari Six and a Half Hall.
“Mereka memang kalah sekarang, tapi bukan berarti tidak ada kesempatan untuk membalikkan keadaan,” dan dia sangat sadar bahwa dia tidak bisa melarikan diri ke tempat terpencil bersama Lei Sun, tidak bisa kabur dari Bianjing, karena itu justru akan mempercepat proses kehancuran.
。
Arah pelariannya sangat terbatas, sehingga akhirnya dia memilih lokasi kediaman perdana menteri.
Namun Qi Xun menghadang di depannya. Ini bukan lawan yang bisa diselesaikan dalam sekejap. Di belakang, Su Mengzhen dan yang lain sudah mengejar.
“Tidakkah lelah membawa beban seberat ini?” Qi Xun bertanya penasaran.
Wajah Di Feijing, meski terlihat pucat dan lesu saat ini, tetap memancarkan pesona yang menakjubkan.
Yang lebih langka adalah, sebagai penasihat, sorot matanya memancarkan kilauan yang mempesona. Di balik semangatnya yang menggebu, terselip aura kesepian—sungguh pantas disebut bisa mengandalkan wajah untuk hidup.
Lehernya yang memang tidak bisa diangkat, kini semakin tertekan seperti memikul beban berat saat membawa Lei Sun yang terluka parah dalam pelarian.
“Menerima kebaikan orang, mana bisa disebut beban berat?” Di Feijing menjawab.
Berkat apresiasi Lei Sun di masa lalu, barulah ada kesempatan untuk berubah dari Di Lu menjadi Di Feijing. Karena itu semua orang boleh mengkhianati Lei Sun, kecuali dirinya.
Dalam sorot matanya, Qi Xun melihat jelas sinyal ini.
Tepat saat Di Feijing mengucapkan kalimat itu, Su Mengzhen dan yang lain dari belakang menyusul.
Melihat kehadiran Qi Xun di tempat ini, Su Mengzhen juga terkejut, tetapi setelah melihatnya memberi isyarat tangan yang menunjukkan keberhasilan, ia pun tahu semuanya berjalan sesuai rencana tanpa perlu khawatir.
“Tuan Su, bagaimana kalau kita bernegosiasi?” Qi Xun bertanya.
“Jika Nona Qi ingin memberi kelonggaran pada Lei Sun dan Di Feijing, maka perkataan ini tidak perlu diucapkan.” Di wajah Su Mengzhen terlihat garis darah, entah itu darah anak buahnya atau darah lawannya, warna merah ini membuat keteguhan di wajaknya semakin nyata, sama sekali tidak memberi ruang kompromi.
Qi Xun tidak akan melakukan kebodohan seperti ini.
Bagaimana Lei Sun naik ke tampuk kekuasaan, dengan cara apa ia mengembangkan Six and a Half Hall, bukannya dia tidak tahu - pria ini pantas menyandang karakter "Sun" (merugikan) dalam namanya.
Meskipun jika ingatan Qi Xun tidak salah, nama aslinya seharusnya Lei Gandang.
"Aku tidak sedang membicarakan itu." Qi Xun melambaikan tangan, "Maksudku, Tuan Su yang sedang kurang sehat bangun pagi-pagi buta, sampai sekarang pasti sudah lelah. Biarkan aku yang mengambil alih."
Sudah bertemu langsung, lebih baik selesaikan sendiri Dungeon boss ini.
Nyamuk sekecil apapun tetap ada dagingnya, reputasi tambahan sedikit pun tetap berguna!
“Sebagai imbalan, bisakah Tuan Su membantu saya menahan orang ini nanti.” Qi Xun menunjuk ke arah Di Feijing.
“……？” Ucapan ini terdengar agak aneh.
“Tuan Su, ini memang tidak ada pilihan lain. Saya baru saja kehilangan dua boneka, harus mencari pengganti dengan kualitas setara.”
Qi Xun menghela napas.
Mencari "figure koleksi" pun harus yang tampan dan tangguh. Fang Yingkan dan Bai Choufei sudah dimanfaatkan semaksimal mungkin. Dia tidak bisa mengganggu orang baik, perbuatan keji seperti itu tidak bisa dilakukannya. Jadi wajar saja kalau sekarang dia mengincar Di Feijing, bukan?
Apa niat jahatnya?
Dia hanya ingin punya boneka petarung yang cantik.
