Naga air yang melayang di udara membuat orang hampir lupa bahwa tempat ini adalah gurun pasir besar, merupakan gua persembunyian Shi Guanyin, dan hamunan bunga memabukkan ini.
Pengalaman Yuan Dongyuan yang luas bahkan membuatnya terdiam saat ini, hanya kata "mukjizat" yang terdengar mampu mengungkapkan decak kagum dalam hatinya.
Chu Liuxiang teringat mengapa Qi Xun bersikeras mengajaknya menyaksikan pertarungan ini saat dia mengatakan punya strategi sempurna untuk menghadapi Shi Guanyin.
Shui Mu Yin Ji yang bertahun-tahun tak keluar dari Istana Air Suci, hanya meninggalkan rumor semakin mistis tentang Tianshui Divine Art. Andai tak menyaksikan sendiri keajaiban air suci di hamparan bunga gurun ini, seumur hidupnya akan menyesal.
Di bawah serangan mistis dan mematikan ini, Shi Guanyin terpaksa mundur terburu-buru.
Dia yang selalu bangga dengan gerakan tubuhnya yang lincah seperti menari, bisa memperlihatkan postur terindahnya kapan saja.
Namun dalam situasi ini, Qi Xun benar-benar menguasai setiap langkah. Dengan memanfaatkan aliran air yang terjungkal balik, ia melancarkan serangan yang membuat Shi Guanyin merasa mustahil berasal dari tenaga manusia. Yang tak bisa diabaikan Shi Guanyin adalah jurus telapak pedang Qi Xun ini—bukan jurus Dewa Buddha Menaklukkan Iblis, tapi justru menyatu sempurna dengan pusaran air naga di belakangnya.
Shi Guanyin tak akan tahu bahwa jurus ini sebenarnya adalah "Tianhe Daoxie" dari Seni Pedang Tianyu, tapi ia menyadari satu hal—
Jika masih mempertahankan image elegannya, jalan kematianlah yang menanti.
Selama tahun-tahun pengasingannya di Dongying, ia tak hanya menyatukan ilmu bela diri Jepang dengan jalur martial arts-nya, tapi juga menguasai ninjutsu yang terkenal akan teknik meloloskan diri.
Namun baru saja memulai gerakan kabur, tangan Qi Xun yang baru saja melancarkan jurus telapak pedang tiba-tiba mencengkram udara kosong.
Dalam gerakan seperti mencekik lehernya dari kejauhan ini, pupil mata Shi Guanyin menyempit refleks.
Itu bukan gerakan sembarangan!
Hampir pada saat yang sama, dari naga air yang melesat ke udara itu, meledaklah ribuan anak panah air.
Entah itu anak panah air atau butiran air, yang jelas di bawah kendali Qi Xun, air yang sudah melanggar hukum alam ini menunjukkan sisi yang sangat agresif.
Butiran air bagai membawa kekuatan petir, anak panah air seolah ditembakkan oleh pemanah legendaris Yi, semuanya menyimpan badai yang mengerikan.
Dia berusaha berubah menjadi kabut dan mundur, tapi lawannya justru melancarkan serangan area yang tak kenal ampun.
Saat anak panah air menyambar pipinya dan butiran air menembus telapak tangannya, kekuatan embun beku yang lebih menakutkan lagi seakan menyebar dari telapak tangan Qi Xun.
Pada satu momen, kepala naga air yang terhenti seolah ikut membeku menjadi patung es, atau mungkin hanya kristal es yang terbentuk saat hawa dingin mencapai puncaknya, tersembunyi di antara water jet dan tetesan air yang diluncurkannya, berubah menjadi pisau terbang yang paling tajam.
Shi Guanyin menikmati pemandangan orang-orang yang dilukainya hingga babak belur, merintih memohon pertolongan padanya dengan tak berdaya.
Tapi ketika posisi tersiksa beralih dari orang lain ke dirinya sendiri, dia hanya bisa mengeluarkan jeritan tak karuan saat luka-lukanya mengeluarkan darah yang langsung membeku.
Lembah tempatnya menanam bunga opium ini seharusnya menjadi area terpanas, namun kini dia merasa seperti berada dalam gua es.
Kini dia sama sekali tak berani membayangkan seberapa kuat Shui Mu Yin Ji sekarang, apalagi memikirkan bagaimana murid seperti ini bisa diasuh oleh Yin Ji.
Dia hanya ingin melarikan diri!
Selama nyawanya masih ada, dia tidak akan menganggap ini sebagai kekalahan.
Namun rencana kabur ini, begitu digagalkan oleh Qi Xun, mustahil baginya untuk mencoba lagi!
Bahkan Qi Xun juga mengaktifkan efek menakutkan dari gelar Istana Air Suci saat ini.
Karena yang dia inginkan adalah akhir yang sempurna dari drama besar ini, dia sama sekali tidak akan mengizinkan Shi Guanyin lolos secara kebetulan.
Tapi orang lain tidak bisa melihat operasi tak kasat mata ini.
Liu Wumei, yang lebih khawatir daripada siapa pun bahwa Shi Guanyin akan mengalahkan Qi Xun, sudah lama menggenggam tangannya erat di samping badan, ujung jari hampir melukai telapak tangan.
Dalam pengamatan penuh konsentrasi ini, dia tidak melewatkan ekspresi linglung yang sama sekali tidak pantas, atau setidaknya tidak seharusnya muncul di wajah Shi Guanyin - kondisi jiwa yang tertekan oleh orang lain, yang biasanya hanya muncul pada lawan Shi Guanyin.
Liu Wumei tidak tahu apa sebenarnya yang dilakukan Qi Xun
Namun, dia seolah-olah telah mencurahkan seluruh perhatiannya untuk mememanipulasi naga air dan pedang es yang menyebar ke segala penjuru, tampaknya tidak memiliki tenaga ekstra untuk melakukan gerakan lain.
Tapi ini jelas kabar baik baginya.
Kabar baik bahwa Shi Guanyin benar-benar akan menghadapi kehancuran total.
Meski begitu, Liu Wumei juga tak bisa menahan rasa takutnya yang semakin besar terhadap Qi Xun saat mengamati perubahan ini.
Putri Muda Istana Air Suci yang terlihat belia ini telah memiliki kemampuan untuk menghadapi pendekar legendaris dunia.
Matanya menyaksikan Qi Xun, dalang utama dari awal hingga akhir, mengeluarkan telapak tangan yang telah dikepalkan sebelumnya di saat Shi Guanyin linglung, mengeluarkan tenaga telapak tangan yang membuat bulu kuduk berdiri bahkan dari kejauhan.
Xuanming Divine Palm ini menghantam dada Shi Guanyin dan melambungkannya ke udara.
Sebuah water jet lain dengan tepat membekukan air menjadi es saat itu juga, menancapkan tangan Shi Guanyin ke tanah pasir.
Shi Guanyin tidak pernah menyangka dirinya akan menderita kekalahan telak seperti ini.
Bahkan dikalahkan dengan cara yang bisa disebut terhormat dan jujur.
Hawa dingin yang menusuk dari Xuanming Divine Palm membuat organ-organ dalamnya seakan membeku menjadi es.
Seharusnya kekuatan internal Tianwu Shenjing-nya masih bisa menghalau ini, tapi baru sekarang ia sadar bahwa water jet dan tetesan air telah membungkus seluruh wajahnya dalam cengkeraman dingin.
Pembekuan ini membuatnya nyaris tak merasakan sakit, tapi luka di wajahnya benar-benar ada!
Ia tak mencintai pria yang bersujud padanya, tak mencintai dua putranya, ia hanya mencintai dirinya sendiri.
Bahkan hal ini berkembang menjadi narsisme ekstrem yang membuatnya menyadari bahwa serangan Qi Xun tidak hanya menghancurkan kepercayaan dirinya dalam seni bela diri, meruntuhkan reputasinya yang bertahun-tahun di gurun pasir, tapi juga mungkin sengaja atau tidak sengaja merusak wajahnya.
Begitu memikirkan hal ini, energi dalam Shi Guanyin yang sebelumnya masih bisa mengimbangi Xuanming Divine Palm langsung buyar saat itu juga.
Dengan gemetar ia mencabut paku es, lalu meraba wajahnya sendiri, namun hanya merasakan dingin yang menusuk dan luka-luka.
Tapi lawannya seolah sama sekali tidak lagi memperhatikan dirinya yang sudah menjadi orang yang kalah.
Shi Guanyin mengangkat pandangannya ke arah Qi Xun. Yang terlihat adalah gadis berbaju biru itu dengan santai mengibaskan lengan bajunya. Pusaran air yang nyaris membeku di belakangnya mulai runtuh berkeping-keping, lalu ketika lengan bajunya turun kembali, berubah menjadi banjir besar yang menghujam tanah gurun yang ditanami ini, bagaikan naga air yang menunduk menerjang tanah.
Malam sebelum datang ke gurun pasir, Qi Xun merasakan kekuatan manipulasi ini melalui atribut pada aksesori spesialnya, membuatnya melangkah lebih jauh ke arah penguasaan tersebut.
Meski masih sulit digunakan dan terlalu banyak membakar bar biru, ketika dia benar-benar berhasil menggunakannya untuk memberi pukulan mematikan pada Shi Guanyin, semuanya terasa sangat berharga.
Namun tugas yang harus dilakukannya belum selesai.
Dia masih menyisakan sebagian perhatian pada Shi Guanyin.
“Iblis wanita yang sebenarnya masih memiliki tenaga untuk mencoba kabur ini, karena ketakutan dan kekhawatiran akan penampilannya, ditambah kekosongan pikiran sejenak, membuatnya melakukan tindakan kacau dan tidak bijaksana.
Hal ini juga membiarkan gerakan Qi Xun semakin leluasa.
Bahkan Shi Guanyin tidak lagi sepeka saat pertarungan awal terhadap suara aliran air bawah tanah ini.
"Apakah ada suara yang terdengar tidak biasa?" Ji Bingyan mengerutkan kening bertanya.
Seorang pedagang paling mengandalkan ketajaman pengamatan dan pendengaran, terlebih saat mencari rezeki di gurun besar.
Saat Qi Xun melumpuhkan Shi Guanyin dengan satu telakan, mata dan telinga Ji Bingyan tetap melakukan pengamatan meski pikiran sedang didera keterkejutan.
Matanya melihat, ketika Qi Xun sebelumnya menunjuk tenggorokan Shi Guanyin, Yuan Dongyuan - Tuan Zhuang Wuzheng Villa yang selalu tampil lemah seperti sarjana tak berilmu bela diri - tiba-tiba melakukan gerakan aneh yang menurutnya sangat mencurigakan——
Dia ingin mencoba menyelamatkan Shi Guanyin.
Ji Bingyan bisa memahami keinginan Yuan Dongyuan untuk mengetahui kabar anaknya dengan menanyakan lokasi Yuan Suiyun dari mulut Shi Guanyin, tapi yang membuatnya heran adalah, hal ini juga berarti
Yuan Dongyuan mungkin tidak sesederhana yang dipikirkan orang-orang Jianghu.
Setidaknya dia menguasai ilmu bela diri...
Tepat ketika Qi Xun beralih hanya melukai Shi Guanyin dengan telapak tangan alih-alih langsung membunuhnya, Yuan Dongyuan menarik kembali tangannya dan langkah yang hendak diayunkan, bahkan menghela napas tipis yang nyaris tak terlihat.
Namun tindakan yang terasa kurang pantas ini, serta sedikit menyimpang dari citra publik Tuan Zhuang Wuzheng Villa, jelas tidak akan diungkapkan oleh Ji Bingyan. Jadi yang dia sebutkan adalah masalah lain.
Dia mendengar gemericik air yang lebih dahsyat dibanding suara air yang menyembur dari tanah tadi. Ini jelas bukan pertanda biasa.
"Kau mungkin tidak salah dengar." Mendengar pertanyaan Ji Bingyan, Chu Liuxiang memberikan jawaban.
Faktanya, benar atau tidaknya pendengaran tidak perlu dinilai oleh mereka, karena Qi Xun telah membuktikannya dengan fakta.
Saat Tianshui Divine Art masih berada di lapisan keempat, ilmu ini sudah bisa membuat Danau Cermin di Istana Air Suci naik. Kini, saat digunakan pada aliran air bawah tanah di gurun, meskipun mengangkat permukaan air tetap sulit, tapi jauh lebih mudah dibandingkan memunculkan waterspout.
Sebagian besar wajah Qi Xun menghadap ke arah Shi Guanyin alih-alih penonton, menyulitkan orang untuk membaca ekspresinya selama aksi ini, justru semakin memperkuat kesan misteriusnya.
Angin yang masih menyusup melalui celah-celah batu karang menerbangkan ujung bajunya. Pada bagian wajah gadis berbaju putih dan selendang biru yang terlihat oleh mereka, cahaya matahari menciptakan kesan ilusif seolah terbang bersama angin.
Dan yang benar-benar terlihat oleh mereka adalah, saat naga air mendarat dan terus meruntuhkan hamparan bunga ini, tiba-tiba aliran air terus-menerus menyembur dari bawah pasir—mengubah daerah lembab yang semula cocok untuk pertumbuhan opium ini menjadi danau yang muncul tiba-tiba—
Hanya menghindari sedikit area di bawah kaki Qi Xun.
Dan jelas ini bukan "danau" yang diam.
Pada lapisan tipis air yang menggenangi pasir ini, bahkan orang yang berdiri di mulut lembah bisa melihat gelembung-gelembung muncul di permukaan. Setiap tetes air seolah memiliki sifat agresif, saling bergesekan dan bergetar, bahkan mengeluarkan suara desisan.
Tapi sifat agresif air ini jelas bukan ditujukan kepada sesamanya, melainkan kepada lawan mereka.
Bukan Shi Guanyin, melainkan hamparan bunga opium inilah targetnya!
Pusaran air telah mencabut sepetak bunga opium beserta akarnya, kini aliran air di seluruh lembah—baik di permukaan maupun bawah tanah—menghancurkan bunga-bunga itu, persis seperti cara mereka merobek lengan baju Shi Guanyin sebelumnya, tanpa sedikit pun belas kasihan.
Pertama akar-akarnya, lalu bunga-bunga bermekaran yang memancarkan aroma khas, hingga akhirnya larut sepenuhnya dalam aliran air, menyisakan lapisan cairan yang diwarnai corak merah-hijau.
Harta warisan bertahun-tahun Shi Guanyin dan alat penting untuk mememanipulasi bawahannya hancur seketika, membuatnya hampir menggila.
Tapi yang lebih dulu membuatnya histeris bukanlah pemandangan hamparan bunga yang ditelan gelombang air tak berperasaan ini, melainkan pantulan di permukaan cairan kemerahan yang samar-samar itu—
Wajahnya sendiri yang terpantul jelas.
Serangan Qi Xun ini tidak sepenuhnya terinspirasi dari prinsip "membalas dendam dengan cara lawannya".
Sebenarnya ini salahnya sendiri yang tidak menguasai ilmu dengan baik, ditambah lagi dia sudah hampir kehabisan tenaga saat memanipulasi naga air, mana mungkin bisa memastikan setiap serangan adalah pukulan tepat sasaran.
Tapi bagaimanapun juga, Qi Xun tidak akan mengakui kesalahan operasional semacam ini.
Dia hanya mengakui bahwa saat ini, melihat Shi Guanyin menatap permukaan air yang berangsur tenang, menyaksikan kondisi wajahnya yang sekarang, dia merasa sangat puas.
Ini sudah bukan lagi wajah sempurna nan mempesona yang biasa dilihat Shi Guanyin setiap hari di cermin.
Dia juga tak bisa lagi tenggelam dalam kecantikannya sendiri di cermin, bahkan merasa sosok dalam cermin adalah cinta seumur hidupnya yang bisa diajak bicara.
Yang dilihatnya adalah wajah penuh luka berantakan.
Bekas torehan pecahan es, anak panah es, dan peluru es membuat wajah ini - seberapa pun ekspresi magis dan menggoda yang dicoba ditampilkan - tak lagi bisa menjerumuskan orang, apalagi dengan kondisi yang benar-benar mengenaskan seperti ini.
Sisa-sisa es yang bertahan bahkan dalam pantulan kabur ini, masih bisa terlihat membeku di alis dan luka-lukanya.
Namun saat hawa dingin di lembah menghilang, panas alami mulai muncul kembali. Ditambah terik matahari yang menembus awan kuning di atas, es itu pun cepat mencair dan berubah menjadi aliran air yang mengalir di pipinya.
Pemandangan itu disertai riak air yang bergolak, benar-benar menjadi mimpi buruk Shi Guanyin.
Perempuan berpakaian istana yang terjatuh akibat terkena Xuanming Divine Palm, menampar permukaan air dengan gemetar sambil bergumam, "Tidak... Ini bukan aku..."
"Ketika Tuan menghancurkan wajah Istri Ketua Bangsa Pengemis, mungkin juga menikmati ekspresi seperti ini?" Qi Xun menyeka lengan bajunya, meski dalam hati sangat menyesali persediaan ramuan yang terkuras, demi menjaga gengsi Istana Air Suci tetap menggunakan nada suara yang santai dan tenang.
“Apa dia pantas disebut istri Ketua Bangsa Pengemis! Sebelum wajahnya rusak, dia jelas-jelas adalah penyihir jahat di Jianghu yang mempermainkan Raja Gurun Zhamuhe, Ketua Qixing Bang Zuo Youzheng, semuanya hanya karena Ren Ci yang suci ini masih mau merawatnya setelah wajahnya hancur...”
“Tapi setidaknya dia mendapatkan dukungan seluruh anggota Bangsa Pengemis melalui perubahan dirinya.” Qi Xun memotong ucapan Shi Guanyin, “Sekarang dia bisa hidup tanpa peduli penampilan, hidup terhormat. Tapi Anda tidak bisa seperti itu.”
“Aku... Tidak, ini bukan aku!”
Teriakan melengking Shi Guanyin yang menutupi wajahnya semakin membuat raut mukanya terdistorsi.
Sebenarnya luka itu tidak seperti wajah Qiuling Su yang seolah dilalap lahar, masih mungkin untuk disembuhkan.
Bahkan Qi Xun berpikir, jika merujuk pada kemampuan pemulihan karakter tertentu di Pulau Tak Bernama dalam Legenda Lu Xiaofeng, mungkin luka seperti ini bisa sembuh total dalam sekejap.
Namun, saat Qi Xun melihat aliran air yang menghancurkan opium itu kembali meresap ke dalam tanah, dan tak perlu lagi membagi perhatiannya, ia bisa sepenuhnya fokus pada Shi Guanyin. Tiba-tiba ia sadar, serangannya mungkin tidak mengenai wajah Shi Guanyin, melainkan bayangan ilusi dalam hati sang dewi batu.
Bayangan ilusi ini telah terpoles sempurna hari demi hari dalam benak Shi Guanyin, hingga mencapai bentuk yang tak tergantikan dan tak terpecahkan oleh apapun.
Efek samping dari efek Menakutkan masih terus menghantui Shi Guanyin. Dalam kondisi terluka, efek ini semakin menjadi-jadi. Meski tak seperti Nan Gongling yang menunjukkan gejala penurunan kecerdasan, rasa takutnya jelas membesar secara tak wajar saat ini.
Qi Xun tak mengerti mengapa sosok seperti Shi Guanyin bersikeras menempuh jalan sesat.
Seandainya ia memilih membangun reputasi di gurun pasir, bukan tak mungkin ia bisa merintis jalan alternatif.
Tapi mungkin inilah akhir takdir yang ditentukan oleh karakter Shi Guanyin sendiri.
Jadi tidak terlalu aneh ketika ucapan berulang Shi Guanyin "Ini bukan aku" membuat emosinya mencapai puncak. Semua mengira dia akan mengorbankan segalanya untuk menghabisi Qi Xun, namun yang terlihat hanya kilauan dingin menyambar dari sisa lengan bajunya yang robek.
Kilauan dingin itu diikuti sebilah pisau belati yang menancap di tenggorokannya.
Shi Guanyin yang tersohor di gurun pasir lebih memilih mati daripada menghadapi bayangan ilusinya yang dihancurkan, sehingga tanpa ragu dia memilih bunuh diri saat itu juga.
Persis seperti dalam cerita aslinya ketika cerminnya hancur, dirinya pun berubah menjadi tengkorak berbalut daging.
Aliran air dari bawah tanah kembali tenang, menyusut ke dalam pasir hanya menyisakan tanah lembab. Shi Guanyin Li Qi yang tergeletak di atas serpihan tanaman opium itu pun tak lagi bernafas.
Qi Xun tidak bergerak.
Di mata orang lain, aksi bunuh diri yang tak terduga ini membuat murid terkemuka Jianghu yang baru muncul seperti Qi Xun terpaku di tempat, seolah tak sempat bereaksi.
Namun sebenarnya, ia sengaja mempertahankan sikap bijak bestari sambil memeriksa loot sistem.
【Sistem】【Anda telah mengalahkan Shi Guanyin Li Qi, memperoleh reputasi dasar Istana Air Suci+8000, reputasi Jianghu+600】
【Sistem】【Mendapatkan loot: Tianwu Shenjing (Dapat Dipelajari), Pria Tak Boleh Melihat (Dapat Dipelajari), Ilmu Pedang Keluarga Huangshan (Dapat Dipelajari), Formasi Batu Hutan (Dapat Dipelajari), Teknik Awet Muda (Dapat Dipelajari), Seni Menyamar (Terdeteksi sudah memiliki kitab terkait, dapat digabungkan dan ditingkatkan), Kitab Racun Karya Shi Guanyin (Dapat Dipelajari), Mayat Shi Guanyin*1（……Bentuk yang compang-camping ini bagaimana berani menjual ke sistem
）】
【Sistem】【Anda telah menyelesaikan pencapaian Keturunan Dongying 3, memperoleh reputasi Jianghu+1500】
【Sistem】【Misi cabang seri Keturunan Dongying selesai, kalkulasi reputasi dasar Istana Air Suci +3000, reputasi Jianghu +500, gelar Bintang Penakluk Asing diperoleh: Jika lawan bukan berasal dari Zhongyuan, serangan dasar Pendekar meningkat 5%, kecepatan gerak meningkat 3%, Critical Rate meningkat 3%.】
Gelar baru Bintang Penakluk Asing!
Cahaya mata Qi Xun berkilau.
Yang lebih mengejutkannya, gelar ini ternyata tidak hanya berlaku untuk Dongying?
Coba dipikir, ini benar-benar keuntungan besar baginya.
Ia tak lupa bahwa di daftar dungeon yang akan dijelajahi masih ada 【Pedang Surgawi vs Pedang Penguasa】 dari The Legend of the Twin Dragons dan 【Villa Pedang Pemujaan】 dari Fengyun.
Di era Kou Zhong dan Xu Ziling - protagonis Twin Dragons Tang, dari tiga Da Zongshi seni bela diri dunia, hanya Ning Daoqi si pertapa yang berasal dari Zhongyuan. Master Pedang Fu Cailin dari Goguryeo dan Bì Xuán Sang Penghormatan Bela Diri dari Turk, semuanya termasuk kategori "asing" ini.
Dan di Fengyun, ambil contoh Yan Ying yang kemudian menikahi Jue Wu Shen—penguasa Istana Tanpa Dewa Dongying, juga memenuhi target gelar ini.
Meski hingga kini Qi Xun belum tahu asal-usul Sistem permainan, dan sadar tak bisa sepenuhnya mengandalkan Sistem untuk beraktivitas di Jianghu, dia yakin Sistem tak mungkin main-main dalam hal pemberian gelar seperti ini.
Bisa dapat satu titik atribut tambahan juga bagus!
Dari sini terlihat, loot yang dijatuhkan akibat kematian Shi Guanyin memang terlihat sedikit memalukan, sebenarnya ini bukan masalah besar. Apalagi loot tambahannya tidak hanya gelar 【Bintang Penakluk Asing】, tapi juga——
【Sistem】【Pemimpin kekuatan Shilin Dongfu tewas, kekuatan Shilin Dongfu dinyatakan bubar. Pendekar berhasil meraih prestasi. Reputasi Dasar Istana Air Suci +5000, Reputasi Jianghu +1000, Serpihan Kitab Rahasia Emas pilihan sendiri*20, Serpihan Kitab Rahasia Ungu pilihan sendiri*50。】
【Sistem】【Kekuatan musuh bernama merah level 2 ke atas telah dihancurkan, dapat menyita seluruh aset bawahannya (Sistem mengingatkan: menelan semua sendiri tidak baik untuk perkembangan jangka panjang), memperoleh prioritas perekrutan anggota Shilin Dongfu, serta hak pengembangan utama atas wilayah yang dikuasai kekuatan musuh.】
Pencapaian baru, hasil baru.
Sebenarnya ini bukan pertama kalinya dia berhasil menumpas kekuatan nama merah.
Misalnya Pulau Kelelawar, jika kematian Yuan Suiyun bisa dianggap sebagai penghancuran kekuatan Pulau Kelelawar, atau kematian Yuan Shisanxian bisa dianggap sebagai penghancuran cabang Sekte Zizai yang dia kembangkan, seharusnya dia sudah menerima kabar ini sebelumnya.
Tapi awalan "level 2 ke atas" jelas menambahkan batasan tertentu.
Sistem tidak menjelaskan secara rinci kriteria kekuatan yang dianggap level 2 ke atas, tapi Qi Xun menduga tidak lain adalah reputasi yang besar, jumlah anggota yang banyak, atau usia organisasi yang cukup tua.
Hanya saja masalah yang mungkin dihadapi adalah: suatu kekuatan tidak akan otomatis masuk daftar nama merah hanya karena Qi Xun merasa mereka pantas dipukul.
Untungnya masalah dan keuntungan berbanding lurus.
Hasil rampasan dari penghancuran kekuatan ini dan hadiah setelah mencapai pencapaian benar-benar menggoda.
Dia berencana mencari kesempatan untuk menguji teori ini pada suatu kekuatan. Jika tidak ada peluang di wilayah asli, dia akan mencari di dungeon.
Mimpi yang agak tidak realistis adalah: jika pencapaian "Penghancuran Pertama Kekuatan Nama Merah Level 2" ada seperti keturunan Dongying 1, 2, 3, mungkinkah ada pencapaian "Penghancuran Kedua" atau "Penghancuran Pertama Kekuatan Nama Merah Level 3"?
Dia memang membutuhkan beberapa target lagi.
Dalam pertarungan melawan Shi Guanyin, efek Shenzhao Jing pada Jurus Buddha Menaklukkan Iblis, serta konsep tiga kitab racun, internal, dan meridian berjalan bersamaan dalam Shanzi Jing, membuat Shenzhao Jing yang sebelumnya diabaikan oleh Qi Xun demi Mingyu Gong harus diprioritaskan.
Tapi Shenzhao Jing tidak mudah ditingkatkan.
Tianshui Divine Art telah meningkat dari lapisan 4 ke lapisan 6 setelah dia meninggalkan Istana Air Suci. Bahkan Mingyu Gong juga sudah di ambang terobosan lapisan ketujuh.
Setelah melewati Lapisan 5, mencoba langsung meningkatkan level Mingyu Gong dengan belanja dalam game membutuhkan jumlah yang fantastis, lebih baik mengandalkan peningkatan alaminya sendiri.
Bagi Qi Xun, terobosan Mingyu Gong ke Lapisan 7 bahkan 8 memberikan manfaat yang lebih nyata dibanding meningkatkan Shenzhao Jing.
Jadi untuk sementara Shenzhao Jing belum
Kesempatan meningkatkan level dengan mengasah kemahiran tidak ada, hanya bisa mengandalkan belanja dalam game.
20 lembar Kitab Rahasia Jin dari pencapaian prestasi sama sekali tidak cukup untuk meningkatkan Shenzhao Jing, dia juga tidak bisa berharap mendapat kitab lengkap dari Peta Harta Karun lagi, tapi dengan membersihkan basis nama merah, setidaknya ada kemungkinan akumulasi sedikit demi sedikit.
Setelah melewati daftar tidak berguna murid Shi Guanyin di Shilin Dongfu, Qi Xun melihat notifikasi terakhir yang dimunculkan Sistem.
Tidak mengejutkan, itu adalah ringkasan.
【Sistem】【Kabar Jianghu, Putri Muda Istana Air Suci berbakti pada keadilan, membantu Wuzheng Villa menyerbu gurun pasir, menerobos Shilin Dongfu, menggunakan Tianshui Divine Art memunculkan tornado air bunga di gurun, dengan berani mengalahkan Shi Guanyin, menghancurkan kekuatan Shilin Dongfu.
Shi Guanyin menyusup ke Kerajaan Kucha untuk merebut harta karun dengan menyamar sebagai Permaisuri. Setelah kematiannya, rencana penyusupan terungkap sepenuhnya sehingga Kerajaan Kucha terhindar dari pemberontakan. Atas jasa Putri Muda Istana Air Suci, Raja Kucha memutuskan untuk menyebarkan kemasyhuran sang Putri Muda ke seluruh penjuru.
Putri Muda Istana Air Suci telah mewarisi Tianshui Divine Art sejati dari Shui Mu Yin Ji. Para pendekar Jianghu yang ikut ke Shilin Dongfu akan menyebarkan kisah ini ke seluruh dunia. Harap pendekar tetap setia pada prinsip awal, segera menjadi legenda Jianghu.】
【Pengaruh Istana Air Suci+200】
Sangat berharga!
Qi Xun bahkan memiliki firasat aneh bahwa orang yang akan menyebarkan namanya setelah dia mengadakan pertunjukan spektakuler ini bukan hanya penonton saat ini dan Raja Kerajaan Kucha yang entah mengapa begitu aktif mempromosikannya.
Ada pula pengaruh yang terbentuk secara tidak langsung yang mungkin akan memberikan manfaat tambahan baginya.
Melirik notifikasi sistem ini tidak memakan banyak waktu, dan kini setelah kembali fokus, perhatiannya telah tertuju kembali pada situasi saat ini.
Shi Guanyin telah tewas, Yuan Suiyun juga sudah mati. Dua tokoh utama yang desas-desusnya sudah menyebar liar ke seluruh Jiangnan ini akhirnya tiada, membuat kesalahan yang ditimpakan Qi Xun menjadi tidak terbukti karena saksi kunci sudah hilang.
Yang tersisa untuk diselesaikan sekarang hanyalah masalah Wuzheng Villa.
Qi Xun menyembunyikan tangan yang baru saja menggerakkan tangan mengendalikan air ke dalam lengan bajunya, lalu berpaling ke arah penonton pilihannya.
Mungkin karena pemandangan ini terlalu mengejutkan, Qi Xun merasa ekspresi wajah orang-orang ini masih menyisakan kekagetan yang belum sepenuhnya hilang. Saat memandangnya, mereka seolah melihat bukan lagi seorang manusia, melainkan legenda dunia persilatan seperti Shui Mu Yin Ji.
Ekspresi paling tenang di tempat ini mungkin adalah Di Feijing yang masih berada di bawah kendalinya. Bahkan Chu Liuxiang yang telah mengalami banyak situasi genting pun masih menyimpan sedikit keterkejutan dalam pandangannya.
Daya tahan mental menghadapi hal baru ini kurang baik, ya. Qi Xun tak bisa menahan diri untuk bergumam dalam hati.
Masih harus lebih banyak berlatih.
Lain kali dia tetap berani melakukannya lagi.
"Silakan masuk, racun bunga di tempat ini sudah hampir terbasmi semua," ucap Qi Xun.
Sambil berbicara, dia melontarkan lagi semburan energi pedang ke arah mayat Shi Guanyin.
Di dunia ini banyak kemampuan pura-pura mati. Dia harus menunjukkan jaminan tambahan pada semua orang.
Bagaimana lagi, hanya dia yang punya pemberitahuan sistem, sementara orang lain tidak.
“Begitu dia mengatakan ini, para pendekar dunia persilatan baru tersadar seperti terbangun dari mimpi.
Meski telah melepaskan diri dari kekaguman yang mendalam, mereka sulit lagi memandang Qi Xun sekadar sebagai pendatang baru biasa di dunia persilatan.
Pertarungan Di Feijing di sampingnya mengusir mantan Pemimpin Klub Cakar Elang masih berupa duel keterampilan bela diri, tapi di pihak Qi Xun, ini benar-benar menjadi kekuatan yang tak tertandingi oleh manusia biasa.
Mereka semakin yakin: andai Qi Xun diberi lingkungan yang lebih sesuai, mungkin performanya akan terlihat semakin mengerikan.
Hanya Jin Lingzhi yang paling bebas beban mental dan berlatarbelakang kuat yang berani mendekati Qi Xun dengan langkah cepat, mengelilinginya seperti melihat makhluk ajaib sambil berkomentar dengan kagum:
“Sudah kukatakan selera berteman Jin Lingzhi tak pernah salah. Pantas saja saat bertemu kalian, mataku langsung tertuju padamu.”
“Kalimat ini diucapkan Jin Lingzhi tanpa merasa muka tebal sama sekali, dia melanjutkan dengan tenang, "Jika aku jadi kamu, aku tak akan menggunakan kemampuan ini hanya di gurun pasir."
“Lalu harus digunakan di mana?”
？”Qi Xun bertanya.
“Ikutlah denganku ke Jiangnan, Taman Panjang Umur dan Berkah akan berpihak padamu. Kamu bisa bentrok dengan Shenlong Bang atau Kelompok Ekor Phoenix untuk merebut kekuasaan di perairan. Para penakluk ombak itu sehebat apapun hanya mengikuti arus, tapi kamu berbeda. Sungai dan laut justru tempatmu bersinar. Nanti kita kerja sama bisnis perairan, ini selalu bisnis yang menguntungkan.”
“Ngapain ketawa? Aku serius. Jin Lingzhi yakin kamu bisa, pasti bisa!” Melihat Qi Xun tiba-tiba tertawa, Jin Lingzhi berusaha menjaga ekspresi serius agar terlihat meyakinkan.
“Aku tidak tertawa karena meragukan kelayakan rencanamu,” mengibaskan tangannya, “Ketua dan Ketua sudah kukenal. Saat ini kami masih bersama menangani kasus , mana mungkin menyerang teman sendiri.”
“Ini justru lebih mudah!” berusaha menyembunyikan rasa canggung di wajahnya, lalu mengalihkan topik dengan mengajukan solusi yang menurutnya feasible, “Perompak kelas rendah di pesisir tenggara seperti memang sampah, tapi ada juga yang dilatih secara militer untuk membantai dan merampok seperti . Kabarnya bahkan pun tak berdaya menghadapi gerombolan bandit ini.”
“Menurutku, Shi Tianwang yang menggunakan banyak boneka pengalih perhatian hingga orang tak bisa membedakan mana tubuh aslinya, justru menunjukkan dia tidak punya kepercayaan diri. Orang yang terlihat hebat mengobrak-abrik laut ini belum tentu memiliki kemampuan seperti Shi Guanyin. Nanti saat 'naga air'-mu menerjang markasnya, semua 'raja langit palsu' nomor satu sampai empat itu akan tercampak ke laut.”
Jin Lingzhi semakin yakin dengan rencana ini, lalu menambahkan, “Apalagi Shi Tianwang sudah lama merajalela di laut, merampas kapal tak terhitung jumlahnya. Korban kebengisannya di pesisir pun tak terbilang. Jika kamu bisa menyelesaikan ini, tak perlu lagi menyebut reputasi Istana Air Suci—mari bicara blak-blakan—”
Qi Xun sudah bisa menebak apa yang akan dia katakan.
Kekayaan Shi Tianwang di laut sangat melimpah. Mengirim kepala Shi Tianwang ke pemerintah juga akan mendapat hadiah. Ini benar-benar bisnis yang untung dua kali lipat.
“Tapi topik ini tidak cocok untuk dilanjutkan di sini.”
Qi Xun tidak meragukan bahwa Tianshui Divine Art yang dilatih ke tingkat lebih tinggi mampu melakukan hal ini, tapi saat ini dia masih belum bisa.
Memanipulasi aliran air bawah tanah di Shilin Dongfu dan benar-benar menghadapi gelombang laut yang dahsyat sama sekali berbeda konsepnya. Jika dia saat ini – di hadapan begitu banyak saksi – langsung menyetujui hal tersebut, besar kemungkinan kabar ini akan tersebar bersama rumor keberhasilannya membunuh Shi Guanyin. Pada akhirnya situasinya akan memaksanya ke jalan buntu.
Dia selalu suka memegang dominasi, kali ini pun tidak terkecuali.
Maka dia menyela perkataan Jin Lingzhi sebelum sempat diucapkan.
“Lupakan dulu ini, mencari Young Master Yuan lebih penting.”
Qi Xun berjalan mendekati Yuan Dongyuan.
Dalam pertempuran, dia benar-benar tidak memiliki kelebihan tenaga untuk menyadari niatan Yuan Dongyuan menghentikan pembunuhan Shi Guanyin, seperti yang disadari Ji Bingyan. Namun itu tidak menghalanginya merasakan gejolak kekuatan internal yang tidak tenang di antara penonton.
Di antara yang hadir, selain Yuan Dongyuan hampir tidak ada kemungkinan lain.
Tapi Hua Zhenzhen yang pergi mencari petunjuk ke Wuzheng Villa belum kembali. Belum saatnya untuk berkonfrontasi terbuka dengan Yuan Dongyuan.
"Tuan Zhuang Yuan, tentang kematian Shi Guanyin..."
"Ini bukan kesalahanmu." Yuan Dongyuan menghela nafas, "Tak ada yang menyangka tipe orang seperti Shi Guanyin akan memilih bunuh diri. Wakil Pemimpin Istana Qi sudah berhasil mengusir musuh kuat. Nasib sandera... Sudahlah, semoga kita bisa menemukan Suiyun di Shilin Dongfu ini."
“Tuan Zhuang tidak perlu khawatir. Seandainya aku adalah anggota Shilin Dongfu, menggunakan gelar murid Shi Guanyin untuk menghadapi serangan pendekar ortodoks, pasti sulit meloloskan diri. Tapi jika mereka bisa membawa pewaris Vila Yongcui untuk menebus kesalahan, setidaknya masih ada harapan mendapat pengampunan. Bahkan jika mereka hanya lari menyelamatkan diri, dengan kematian Shi Guanyin, kita tinggal menggali tanah sedalam tiga meter di Shilin Dongfu ini, pasti bisa menemukan jejak pewaris Vila Yongcui.” Qi Xun menghibur.
“Wakil Pemimpin Istana benar-benar pantas menyandang gelar penegak keadilan,” Ying Wanli si Telinga Ilahi berbaju putih yang sangat peka terhadap suara masih merasa tidak nyaman akibat keributan yang dibuat Qi Xun sebelumnya, tapi itu tidak menghalanginya untuk menyela,
“Tuan Zhuang tak perlu cemas. Jika ada jejak kehidupan manusia di tempat ini, telinga hamba masih bisa digunakan.”
"Bagaimana mungkin Yuan Dongyuan tahu bahwa kata-kata penghiburan Wakil Pemimpin Istana Qi yang dijuluki 'suka menolong dan adil' itu sepenuhnya adalah kebohongan belaka."
Ia menengadah melihat langit di atas batu karang, awan kuning yang mulai menyibak sedikit mengurangi kegelapan di hatinya, sekaligus memunculkan secercah harapan baru.
"Benar! Bahkan jika harus menggali tanah sedalam tiga meter, kita pasti akan menemukan Suiyun!"
Tanpa kehadiran Shi Guanyin, ditambah Liu Wumei yang kini berseri-seri menjadi penunjuk jalan, mereka memasuki area inti Shilin Dongfu tanpa hambatan sama sekali.
Namun kenyataan membuat Yuan Dongyuan kecewa.
Mereka mengobrak-abrik seluruh tempat tapi tak menemukan jejak Yuan Suiyun, hanya secarik kertas di kotak rias kamar Shi Guanyin yang disodorkan ke Yuan Dongyuan.
Tertulis: "Anak dan gadis Qi tak bisa hidup bersama, tapi bisa dikubur dalam satu liang."
Setelah diperiksa Yuan Dongyuan, tulisan itu memang benar berasal dari Yuan Suiyun.
Saat dia kembali ke hamparan bunga yang sebelumnya, di tempat itu sudah tidak ada jenazah Shi Guanyin.
Qi Xun yang telah memanipulasi boneka Yuan Suiyun untuk menulis catatan terlebih dahulu, menyelipkannya ke tempat Shi Guanyin saat kekacauan, serta menyembunyikan sesuatu dalam energi pedang yang dimasukkan ke tubuh Shi Guanyin, memandang tenang pada situasi di depannya sambil menyembunyikan jasa dan nama.
Kini drama besar ini baru bisa dibilang selesai separuh jalan.
