Musim gugur di Xiangtan terwujud dalam kuil tempat mereka menginap, yang paling mencolok tak lain adalah hutan maple merah yang menyambung dengan bebatuan gunung.
Qi Xun duduk di atap aula utama kuil, memandang ke arah lokasi itu, tepat melihat cahaya senja musim gugur yang miring terhampar di atas awan kemerahan.
Sambil mematahkan batang alang-alang di tangannya, ia merenungkan perkataan Yao Yue.
Benar, Yao Yue bukan Orang Bertopeng Tembaga.
Karena setelah Yao Yue mengatakan "meminjam langkah untuk berbicara" padanya, ia langsung mengaku jati dirinya.
Seandainya perkataan lain, mungkin ia tak perlu menyendiri untuk mengatakannya. Dengan sikapnya yang egosentris, kehadiran Murong Jiu pun tak akan mempengaruhinya.
Bukan tidak mungkin ia bahkan berani mengatakan ingin membunuh menantu keluarga Murong mana yang menyinggungnya.
Tapi pengakuan bahwa Orang Bertopeng Tembaga adalah Yao Yue, jelas harus diungkapkan dengan menghindari Murong Jiu.
Yao Yue bahkan menyatakan, berharap Kepala Istana Qi dapat merahasiakan kabar ini dari Jiang Xiaoyu.
"Kepala Istana Qi, phu…" Qi Xun terkekeh ringan, merebahkan diri di atap sambil menggigit batang alang-alang di mulutnya.
Cahaya matahari sore yang tersisa tak lagi menyengat, malah memberi kehangatan yang menghalau hawa dingin musim gugur. Berbaring di sini terasa cukup nyaman.
Jarak antara masa kejayaan Istana Air Suci dengan sekarang sudah dua ratus tahun. Sulit bagi Qi Xun untuk merasakan sentimentil akan kemunduran Istana Air Suci, tapi panggilan "Kepala Istana Qi" yang diterimanya lebih awal ini terasa agak aneh.
Tapi tidak masalah, dia dan Yao Yue sama-sama kepala istana. Gelar mereka setara.
Menurut Qi Xun, Yao Yue memang kurang terlatih dalam hal pergaulan dan tata krama.
Posisi terhormat yang selalu dipegang sejak awal membuatnya hampir tidak pernah melakukan tindakan mengalah, namun justru Qi Xun berhasil menciptakan kejadian tak terduga.
Tentu saja Qi Xun juga cukup terkejut.
Misalnya, dia sangat terkejut ketika Yao Yue langsung memberikan catatan latihan teknik Mingyu Gong dari lapisan ketujuh ke lapapan kedelapan setelah memicu reputasi kekuatan Istana Pemindahan Bunga, berharap dia bisa cepat memulihkan kekuatan internal Mingyu Gong.
Dia juga mengatakan akan mencarikan lawan latihan yang cocok untuk mempercepat pemulihan ini.
Tentu sebagai imbalan, jika Qi Xun berniat membangun kembali Istana Air Suci, kedua istana harus saling mendukung. Dan jika Qi Xun bisa melatih kembali Mingyu Gong ke puncaknya, Yao Yue berharap bisa mendapat petunjuk untuknya.
Di bawah serangkaian taktik kabut tebal Qi Xun, wajar saja Yao Yue yang sudah dibohongi hingga linglung membuat keputusan seperti ini.
Dia juga bukan tipe yang suka ragu-ragu.
Membalas budi, Qi Xun tentu akan mendorong Yao Yue untuk menguasai tingkat kesembilan Mingyu Gong. Apalagi tujuan awalnya memang datang untuk ini, metode latihan dari tingkat ketujuh ke kedelapan saja tidak akan memuaskan seleranya.
Mengenai saling mendukung -
Ini jelas tidak mungkin.
Waktu tinggalnya di dunia ini pasti tidak akan lama, dan dia juga tidak berencana menampilkan "mukjizat" di depan khalayak Jianghu, membangun kembali Istana Air Suci, lalu pergi setelah hanya melatih seorang penerus kurang dari sebulan.
Ini adalah tindakan tidak bertanggung jawab baik bagi nama Istana Air Suci maupun orang yang dipaksa mengisi posisi tersebut.
Justru memilih penerus yang cocok untuk Istana Pemindahan Bunga, menurut Qi Xun jauh lebih realistis.
"Meskipun Hua Wuque memiliki bakat yang luar biasa dan sudah mengungguli para pendekar di usia muda, dia tetap seorang pria yang tidak cocok memimpin Istana Pemindahan Bunga. Namun ketika Qi Xun berusaha memikirkan kandidat yang tepat untuk posisi ini, batang alang-alang di mulutnya hampir hancur digigitnya sebelum akhirnya menyerah."
"Pemimpin masa depan Istana Pemindahan Bunga sebaiknya memiliki bakat ilmu bela diri yang tinggi, latar belakang keluarga sederhana, serta kompatibel dengan pelatihan Mingyu Gong. Kalau bisa cocok dengan Tianshui Divine Art..."
"Jiang Xiaoyu, bisakah kau berhenti mengikutiku?"
Pikiran Qi Xun tiba-tiba terinterupsi oleh suara yang datang dari bawah.
Ia memiringkan kepala ke arah pelataran utama, menyaksikan Jiang Xiaoyu dan Jiang Yulang yang masing-masing menuntun seekor harimau putih miliknya, diawasi oleh saudari Tie Pinggu yang
melintas di bawah.
Keduanya sebelumnya baru saja diberi tugas oleh Qi Xun dengan alasan "tidak ada kerjaan", yaitu bertugas memberi makan dan mengajak dua harimau putihnya jalan-jalan untuk membantu pencernaan.
Untuk mencegah kedua penipu ulung ini mencari kesempatan kabur, Qi Xun dengan tegas memblokir ilmu tenaga dalam mereka berdua.
Andai bukan karena es seharusnya hanya membekukan manusia bukan ular, dia menyerahkan dua ular perak kecil di tangannya kepada sang kakak untuk dijaga, yang bisa berfungsi sebagai borgol hidup.
Tapi badut tetaplah badut, istilah ini khusus merujuk pada Jiang Xiaoyu.
Bahkan saat memberi makan harimau buas pun dia bisa mencari hiburan, terutama dengan menikmati penderitaan Jiang Yulang – sungguh seorang karakter yang unik.
Jiang Yulang merasa tertekan sampai mati.
Dia baru saja berhasil menjebak Tie Wushuang.
Kematian Pemimpin Aliansi Sanxiang justru membuat ayah-anak mereka terkenal – hal yang sangat membanggakan baginya.
Terutama, dia telah membuktikan bahwa meski belum sepenuhnya menguasai 《Wu Jue Shen Gong》, itu sudah cukup untuknya bertarung langsung melawan senior di dunia persilatan seperti Tie Wushuang.
《Wu Jue Shen Gong》 juga membuat jurus-jurusnya memadukan berbagai teknik aliran resmi, sama sekali tidak terkesam seperti ilmu sesat.
Ambil contoh teknik kaki: saat ini dia sudah bisa menggabungkan Delapan Jurus Ikan Tidur dari Tan Tui aliran Utara, Langkah Meteor Wudang dan Gaya Naga Terbang Kunlun. Dalam hal kecepatan gerakan kaki, dia juga memadukan efek jurus Kaki Bayang dari Hu Jiabao. Dengan waktu latihan, bukan tidak mungkin dia bisa menyaingi Hua Wuque.
Yang lebih membuatnya merasa memegang kemenangan adalah saat itu dia berada dalam gua. Meski terlihat terus kalah dari Xuan Yuan Sanguang beberapa kali, sebenarnya diam-diam mengatur posisi lilin dalam gua. Dia menunggu momen terakhir untuk membalikkan keadaan dan membuat Xuan Yuan Sanguang kalah dengan hati legowo, sekaligus melipatgandakan hasil pengiriman uang escrow tersebut.
Namun saat dia tengah larut dalam khayapan akan menjadi orang terkaya dan mendapat gelar pendekar besar seperti ayahnya setelah berhasil menguasai ilmu bela diri, Qi Xun tiba-tiba memberikan pukulan telak.
Jiang Yulang nyaris gila.
Sama sekali tidak tahu dia jatuh ke tangan siapa.
Jiang Biehe sebelumnya hanya menyebutkan ada bangsawan yang membantu, tapi tak pernah mengungkapkan bahwa bangsawan itu adalah Orang Bertopeng Tembaga. Baik Tuan Kayu, Nyonya Kayu, maupun Qi Xun - tak satu pun namanya pernah didengar di Jianghu.
Awalnya dia mengira tempat ini terlihat longgar penjagaannya, bahkan yang kemudian mengawasinya cuma dua gadis, mungkin masih ada kesempatan untuk kabur.
Dia juga selalu percaya diri dengan daya tariknya, berpikir meski para gadis ini terlihat dingin, pasti bisa takluk oleh pesonanya.
Tak disangka mereka bukan sekadar dingin, tapi benar-benar seperti patung es, patung kayu, patung batu.
"Saat ini, satu lengan Jiang Yulang patah, diakibatkan oleh Lian Xing yang menyadari upayanya menggoda penjaga."
Tanpa izin Yao Yue dan Lian Xing, tak seorang pun berani menyambungkan tangan Jiang Yulang. Sambil menahan sakit, dia harus mengajak kucing besar jalan-jalan sekaligus menerima serangan verbal Xiaoyu'er. Hampir ingin menampar balik.
Sayangnya tangannya tak bisa digunakan, dan kemungkinan besar tidak akan kena.
Jiang Xiaoyu tak perlu mempertimbangkan hal ini.
Semakin dia mengagumi Tie Wushuang, semakin membencinya pada keluarga Jiang Biehe yang menyebabkan kematian Ketua Aliansi Tie.
"Mengapa aku tidak boleh lewat jalan ini?" Xiaoyu'er mengikuti dari belakang sambil berkata, "Kelihatannya Jiang Yulang sudah berpengalaman jadi tawanan. Sebenarnya kita berjodoh - dulu terperangkap di istana bawah tanah Xiao Mimi bersama, sekarang terkurung di sini lagi."
“Diam kau.” Jiang Yulang sama sekali tidak ingin mendengar pengalaman penderitaannya bersama Jiang Xiaoyu sebelumnya.
Meskipun mereka memperoleh 《Wu Jue Shen Gong》 di Istana Bawah Tanah Emei, pengalaman itu tetaplah kenangan buruk bagi Jiang Yulang.
Demi peta palsu yang dibuat ayahnya untuk mengobarkan kekacauan di Jianghu, dia malah datang ke Emei dan terperangkap di tangan salah satu Sepuluh Penjahat Besar selama beberapa tahun. Siapa yang tidak menganggap ini akibat ulahnya sendiri?
Selama bertahun-tahun dia berusaha melupakan hal ini, tapi begitu melihat Jiang Xiaoyu, semua kenangan itu kembali muncul.
Kenapa orang ini masih bisa hidup!
Jiang Yulang mengira para penjaga akan menghentikan tingkah Jiang Xiaoyu, tapi ternyata mereka sama sekali tidak peduli dengan interaksi antara mereka berdua, asalkan...
...tugas memandikan harimau terlaksana dengan baik.
Dia menarik sudut bibirnya hendak melanjutkan jalan, tiba-tiba terdengar suara dari atas: "Kenapa harus diam? Aku justru ingin mendengarnya."
Di dunia ini tidak perlu meningkatkan reputasi Istana Air Suci, Qi Xun juga tidak perlu tergesa-gesa seperti di dunia sebelumnya——bagaimanapun semua alur cerita terjadi di sekitar Hunan-Hubei, bukankah dia harus bersantai seolah sedang berlibur?
Kini Qi Xun memiliki bantuan kakak di luar dan hiburan di dalam, hatinya begitu tenang. Menurutnya, kondisi ini mungkin lebih sesuai dengan persyaratan teknik Mingyu Gong.
Meski dia mengetahui kejadian di Istana Bawah Tanah Emei dulu, bahkan beberapa kali mengulang adegan klasik dari novel aslinya, tetap tidak mengurangi kesan bahwa kemampuan retorika Xiaoyu'er sangat bagus. Cocok dijadikan hiburan seperti mendongeng, benar-benar penghilang penat.
Selain itu, membuat Jiang Yulang menderita sudah cukup membuatnya puas.
Dua penjahat ayah-anak ini sebaiknya jangan cepat mati. Biarlah mereka merasakan sensasi kehilangan hal-hal yang diperjuangkan mati-matian, menjadi bumbu penyedap dalam dungeon liburannya.
Jika bukan karena kemunculan Qi Xun, Jiang Yulang seharusnya sudah memabukkan Tie Pinggu dan memperkosanya, lalu mengaku terlalu jatuh cinta sehingga melakukan pelanggaran, kemudian membujuk Tie Pinggu untuk bersama-sama membunuh Lu Zhongyuan yang menyamar sebagai Yan Nan Tian untuk menggentarkan orang-orang jahat.
Dia sekarang di sini hanya menjadi tukang bersih-bersih kotoran, sungguh terlalu diuntungkan!
Mendengar perkataan Qi Xun, Jiang Yulang langsung muram wajahnya. Sebaliknya, wajah Jiang Xiaoyu dipenuhi aura kegembiraan, "Jika gadis ingin mendengar, aku akan bercerita. Tapi akan lebih baik jika aku boleh duduk."
Melihat Qi Xun mengangguk, Jiang Xiaoyu langsung duduk bersila di lantai, jelas bersiap untuk bercerita panjang lebar.
Tangan Jiang Yulang yang memegang tali kekang kuda semakin mengeras, tapi akhirnya tidak berani bertindak fisik terhadap Jiang Xiaoyu di hadapan Qi Xun.
Hanya bisa mendengar Jiang Xiaoyu bercerita mulai dari bagaimana dia bertemu Xiao Mimi dan diundang sebagai "Permaisuri" ke istana bawah tanah, hingga menceritakan penampilan kurus dan menyedihkan Jiang Yulang saat mereka bertemu.
"Ngomong-ngomong, kalian benar-benar harus waspada dengan cara pelarian tidak biasa dari orang ini." Jiang Xiaoyu mengangkat kepala berkata.
Wajahnya yang samar-samar terlihat bekas luka karena sinar matahari sore, memang agak mirip dengan Hua Wuque, tapi ekspresi hidup di wajahnya jauh lebih kentara.
"Orang ini di istana bawah tanah Xiao Mimi, demi menghemat waktu buang air bisa menggali gudang bawah tanah untuk bersembunyi. Agar jarang ke toilet, tentu harus makan sedikit. Saat kutemui, dia sudah seperti tulang berbalut kulit. Yang paling menakutkan di dunia ini bukanlah orang yang pandai bicara untuk menghindari kesulitan, tapi orang yang tidak hanya pandai bicara tapi juga tega pada diri sendiri. Benar bukan, Nona?"
"Benar." Qi Xun menyetujui sepenuhnya.
“Lagipula, dia juga termasuk orang yang pandai berbohong, suka mengarang cerita, dan cukup kejam pada diri sendiri.”
“Meski membandingkan diri sendiri dengan Jiang Yulang agak kurang tepat, hal ini tidak menghalangi Qi Xun mencari dasar pembenaran untuk perkataan Xiaoyu'er.”
Jiang Xiaoyu melanjutkan, “Makanya, kalian harus benar-benar waspada dia akan melarikan diri dengan cara khusus. Misalnya, terus menggali lubang saat ke toilet. Kali ini dia bahkan tak perlu repot membuang makanan, bisa langsung memberikannya ke harimau putihmu. Lagipula, di gunung ini sudah ada terowongan jadi yang bisa dia pakai.”
“Menurutmu, bagaimana cara mencegah hal ini?” tanya Qi Xun penasaran.
“Bagaimana kalau kita patahkan satu kakinya lagi?” ujar Xiaoyu'er dengan alasan yang sah.
Seketika itu juga, Jiang Yulang langsung dipatahkan kakinya oleh energi pedang yang dilepaskan Qi Xun dari jarinya, tanpa ragu sedikitpun.
Wajahnya pucat menahan sakit, keringat dingin terus mengucur di dahinya.
Namun, saudari Tie Pinggu dengan ketat mematuhi pesan Yao Yue, tidak boleh tertawa atau menunjukkan rasa simpati apa pun terhadap mereka berdua, kalau tidak akan dihukum sesuai peraturan Istana Pemindahan Bunga. Jiang Xiaoyu sebagai dalang utama dan Qi Xun sebagai orang yang bertindak sama sekali tidak merasa bersalah.
Hal ini membuat aksinya merengek-rengek memohon ampun bagai sia-sia belaka, bahkan menjadi lelucon hidup.
Jiang Yulang menggigit giginya menatap adegan di depannya.
Jiang Xiaoyu dan Qi Xun bertingkah seolah orang itu tak ada di samping mereka, satu berbicara satu mendengar, terus mengobrol layaknya mendengar cerita silat.
“Kemudian aku dan si anak ini berhasil kabur dari Istana Bawah Tanah Emei, bertemu dengan Si Judi Jahat Xuan Yuansanguang dan Shenxi Daojang dari Emei. Aku Jiang Xiaoyu ini orang baik, tak tega melihat Shenxi Daojang kalah kepingan tembaga pemimpinnya, jadi aku bantu. Tapi akhirnya kebaikan pun dibalas, Shenxi Daojang tidak hanya meminta kakek Shi mengantarku lewat jalur air, tapi juga mentraktirku makan enak……”
“Tunggu!” Jiang Xiaoyu tiba-tiba dipotong oleh Qi Xun saat sampai di sini, “Kakek Shi yang kamu sebut tadi, siapa orangnya?”
Alisnya berkerenyit, ia merasa baru saja menangkap petunjuk penting dengan cermat.
Benar, setelah itu terdengar jawaban Jiang Xiaoyu: "Aku memanggilnya Kakek Shi karena dia cocok denganku, tapi kudengar orang-orang di perairan memanggilnya sebagai Pendekar Sungai Panjang, nama kehormatannya Shi Yangtian, sepertinya dia adalah tokoh besar yang terkenal di Jianghu bertahun-tahun lalu. Di masa kejayaannya menguasai 36 aliran sungai, karena sikap kesatriaannya dan ilmu silat yang tinggi, seluruh jalur air tunduk padanya."
"Cucu perempuannya juga cukup unik, meski masih muda tapi sudah menggunakan biji teratai sebagai senjata rahasia yang sangat mematikan. Tapi sudah bertahun-tahun aku tidak bertemu mereka berdua, entah bagaimana keadaan mereka sekarang."
Benar, benar!
Shi Shuyun cucu Shi Yangtian, Yun Gu!
Sebagai cucu Pendekar Sungai Panjang, Shi Shuyun berlayar bersama kakeknya di atas air. Meski terlihat ramah dan menyenangkan dalam kesehariannya, segenggam biji teratai di tangannya bisa melukai lawan dalam sekejap. Sungguh pantas disebut memiliki bakat bela diri yang luar biasa.
Seandainya dia masih hidup sekarang dan kebetulan bisa bertemu dalam sebulan ini, bukankah dia kandidat yang paling tepat untuk melatih Mingyu Gong dan Tianshui Divine Art!
Qi Xun tepuk tangan sambil tertawa, mendengar hiburan ternyata memberikan keuntungan tak terduga!
