“Aku tak pernah menyangka dua hari bisa terasa begitu lama.”
Saat Danau Cermin tak lagi menjadi lapisan pelindung di atas kepala, dan mereka kembali berjalan di bawah sinar matahari, bahkan Yao Yue tak bisa menahan diri untuk tidak mengucapkan perasaan ini.
Satu hari mencari jalan keluar tanpa hasil, setengah hari berdialog terbuka, lebih dari setengah hari mengalami terobosan teknik Mingyu Gong - mereka memang hanya menghabiskan sekitar dua hari di ruang batu bawah danau ini. Namun bagi Yao Yue, rasanya seperti telah berlalu sangat lama.
Bahkan pemandangan yang baru dilihat dua hari lalu ini, kini terasa seperti pertemuan kembali setelah terpisah zaman. Padahal sebenarnya, setiap retret meditasinya saat terjebak di puncak Lapisan 8 Mingyu Gong tak pernah lebih singkat dari durasi ini.
Saat ini penerangan bukan lagi berasal dari lentera abadi di ruang batu dasar danau, bukan pula dari sorot cahaya langit yang menembus Danau Cermin tadi, melainkan sinar matahari yang menyinari bekas Istana Air Suci dan ketiga orang yang baru terbebas dari kesulitan. Meskipun drama pembebasan dari ruang rahasia ini sepenuhnya disutradarai dan diperankan sendiri oleh Qi Xun, ia tak bisa menahan diri untuk tidak menunjukkan raut wajah yang sedikit lega.
Apalagi Yun Gu.
Meskipun ia masih belum sepenuhnya memahami pencerahan Yao Yue yang didengarnya di sini, namun bimbingan seperti ini tetaplah harta berharga seumur hidup baginya. Walau di tempat ini, demi menghilangkan tekanan akibat terkurung, ia secara harfiah telah menyelesaikan tahap pemula Mingyu Gong, tak ada seorang pun yang menganggap bahwa kebebasan untuk kembali melihat cahaya matahari bukanlah hal yang patut disyukuri.
Saat Qi Xun dan Yao Yue melakukan terobosan dalam kultivasi, kedua pihak yang terlibat memasuki kondisi meditasi ilmu tenaga dalam yang melampaui batas fisik. Yun Gu hanya bisa melihat dari samping sambil mencari cara untuk menenangkan pikiran. Kini, di bawah terpaan sinar matahari di tepi danau Istana Air Suci yang dipenuhi tumbuhan liar, dia pun mulai meregangkan otot-ototnya.
"Sekarang aku merasa bisa melahap satu meja pesta." Gumam Yun Gu.
"Kalau begitu Sang Pemimpin Istana harus mentraktir." Qi Xun menepuk-nepuk lengan bajunya sebagai isyarat bahwa saat ini dia tidak menyembunyikan apapun.
Bukan hanya ketiga orang yang terperangkap di ruang batu bawah tanah itu yang lega, bahkan Su Ying dan Wen Sibian yang berdiri di puncak gunung juga melepas kekhawatiran.
"Kau ini benar-benar orang yang aneh." Su Ying meliriknya sambil berkata, "Kemarin tiba-tiba pergi dari sini, bilang mau mengambil sesuatu. Tapi tak kulihat ada barang berguna yang kau bawa kembali. Sekarang mereka benar-benar keluar, tapi kau malah terlihat khawatir akan ada efek samping."
Wen Sibian tentu tak perlu khawatir Qi Xun mengalami masalah kemarin.
Karakteristik campuran racun Yabulu dan Xuan Bing Ji Le memang sangat aneh. Selama Qi Xun tidak bermasalah, orang yang dikendalikannya dengan metode manipulasi khusus ini juga tidak akan mengalami gangguan.
Di Feijing yang sebelumnya diperintahkan Qi Xun untuk sementara waktu mengikuti perintah Wen Sibuan, tidak mengubah sifat dasar manipulasi ini.
Artinya, hanya ketika Qi Xun dalam keadaan selamat, manipulasi khusus terhadap Di Feijing akan berfungsi normal.
Wen Sibuan bahkan membawa Di Feijing untuk menggali peta yang sebelumnya dikirim Qi Xun demi melihat situasi ini secara lebih visual, yaitu harta karun Wei Wuyi di dalamnya.
Perkataan Su Ying bahwa dia tidak membawa apa-apa kembali jelas salah.
Sebenarnya dia tidak pulang dengan tangan kosong, hanya menyimpan sementara harta karun yang disita dari tempat persembunyian terdekat di lokasi lain, menunggu Qi Xun yang akan mengurusnya.
Tapi sekarang, meski dia sudah keluar dengan selamat, Wen Sibuan sebagai kakak justru khawatir apakah kondisi saat ini masih menyisakan efek samping, terlihat jelas aura tubuh Qi Xun meningkat drastis.
Menurut Su Ying, dia tidak khawatir saat seharusnya waspada, baru mulai cemas setelah orangnya keluar - ini sungguh tuduhan yang tidak adil baginya.
Rambut putih di pelipisnya berkibar ditiup angin musim gugur di puncak gunung, ia tersenyum menjawab, "Inilah rahasia antara aku dengannya."
"Baiklah, kalau itu rahasia aku tidak akan bertanya lebih lanjut." Su Ying menunjukkan bahwa dirinya tidak memiliki keingintahuan yang terlalu kuat.
Jika dia harus menanyakan alasan dan mengejar penjelasan hingga tuntas di hadapan Wei Wuyi yang paranoid dan sangat tidak mau otoritasnya dilanggar bawahannya, tentu dia sudah tidak bisa bertahan hidup. Sejujurnya, kemalasannya dalam hal tertentu justru merupakan mekanisme bertahan hidup.
"Kalian sudah membayar uang muka duluan. Kini orangnya sudah berhasil keluar dari mekanik, malah terlihat mendapat keuntungan. Jadi aku yang sudah menerima bayaran ini tidak perlu khawatir dituduh melanggar etika profesional."
Saat mengatakan ini, ekspresi Su Ying kembali menunjukkan keraguan. "Tapi pintu batu masuk ruang batu di dasar danau ini aku yang menyaksikan pemasangannya kembali, juga aku sendiri yang menyempurnakan mekanismenya sampai mustahil dibuka dengan cara biasa. Kini mereka masih bisa menerobos keluar, berarti aku harus belajar——"
"Tampaknya beberapa mekanik memang tidak bisa menghentikan ahli kelas atas dengan level seperti ini."
Misalnya Yao Yue dan Qi Xun.
"Tapi gadis adalah orang yang cerdik, pasti tidak akan membuat dirinya berurusan dengan orang seperti itu," jawab Wen Sibian.
"Benar, aku tentu orang yang punya kemampuan observasi bagus," Su Ying memandang jauh ke arah tiga orang di tepi danau.
Kini setelah kematian Wei Wuyi, bisnis pertamanya tanpa pengawasan mata-mata ini telah selesai, dia tidak berencana cepat kembali ke tempat persembunyian sebelumnya.
Meski bangau putih dan rusa kecil di lembah itu sangat dia rindukan, dia ingin menjadi orang bebas yang sesungguhnya, menjelajahi dunia persilatan yang masih asing baginya.
Masalah malas bergerak sebenarnya mudah diatasi, cukup buat kereta bantu saat bepergian di dunia persilatan.
Tentu dia tidak akan begitu bodoh menyinggung orang seperti Qi Xun dan Yao Yue yang bahkan bisa menghancurkan batu pemberat.
“Dan selama tidak membuat orang seperti itu marah, nanti tinggal mencari bodyguard. Dengan ilmu racun dan pengobatannya serta teknik mekaniknya, sepertinya tidak akan ada masalah.”
“Belajar ilmu bela diri tidak mungkin. Paling-paling cuma duduk tegak dan menikmati saat orang lain beraksi dengan gaya.”
Sepertinya telah menemukan arah langkah berikutnya, wajah Su Ying perlahan memancarkan aura yang berbeda dari kepribadian yang terbentuk selama di bawah Wei Wuyi, justru menunjukkan vitalitas yang hidup.
“Ngomong-ngomong, apakah saya beruntung bisa berbicara dengan majikan saya ini?” Su Ying menunjuk ke bawah.
Namun sebelum kata-katanya selesai, tiba-tiba ia melihat wanita cantik berbaju putih itu mengayunkan telapak tangan yang datang seperti angin ke gadis berbaju biru.
Meski Su Ying tidak menguasai ilmu bela diri, ia bisa melihat betapa telapak tangan itu menyimpan kekuatan sebesar itu.
Telapak tangan ini cukup kuat untuk membelah batu pemberat, merupakan serangan penuh kekuatan Yao Yue setelah mencapai terobosan ke Lapisan Kesembilan Mingyu Gong!
Benar-benar telapak tangan yang sangat mematikan!
Tapi teriakan Su Ying belum sempat keluar, Wen Sibuan juga belum sempat melesat ke kaki gunung setelah wajahnya berubah pucat, dari pandangan tinggi mereka yang sangat jelas terlihat Qi Xun mengulurkan satu tangan dengan santai menahan serangan telapak tangan Yao Yue.
Jika dikatakan ini hanya perbedaan kekuatan antara mereka berdua sebenarnya tidak tepat.
Yun Gu yang berada paling dekat dengan mereka melihat dengan jelas bahwa tenaga telapak tangan Yao Yue sebenarnya berhenti tepat di depan Qi Xun dalam jarak sejengkal.
Wajahnya yang biasanya dingin seperti es kini menunjukkan ekspresi yang sulit dijelaskan, antara kebingungan atau dendam. Melihat cara Qi Xun menangkis dengan asal-asalan, Yao Yue sendiri hampir tertawa geram, "Kepala Istana Qi, tidakkah kau suruh anak buahmu keluar untuk berbincang?"
“Kukira kau tidak ingin bertemu mereka?” Qi Xun tersenyum manis.
Siapa pun yang berani menghina Sang Pemimpin Istana Yao Yue dengan raut wajah seperti ini, sama saja mencari mati. Tapi Yao Yue hanya menyentak sudut bibirnya dan berkata, "Tidak, aku justru ingin bertemu orang yang bisa menjebakku dengan mekanik ini, dan juga——"
“Dan juga penjaga makammu itu!”
Yao Yue bukanlah orang bodoh. Jika kecerdasannya kurang, mustahil di usia 24 tahun dia bisa mencapai Lapisan 8 Mingyu Gong, apalagi kini—dalam isolasi dan introspeksi diri—berhasil menembus Lapisan Kesembilan Mingyu Gong.
Memang sebelumnya dia masih tertipu oleh Qi Xun, kalau tidak, mana mungkin dia bisa dibujuk perlahan-lahan datang ke tempat ini, masuk perangkap tanpa curiga sedikit pun.
Tapi sekarang, setelah beban di hatinya berkurang, hal-hal yang sebelumnya membingungkan tiba-tiba menjadi jelas bagaikan awan tersibak.
Ini sejak awal adalah perangkap yang menyerangnya, dimulai dari pertemuan di Gedung Makan Sungai Yangtze itu
saat itu juga!
Meski demikian, Yao Yue terpaksa mengakui, jika target perangkap ini hanya membuatnya berhasil Lapisan Kesembilan Mingyu Gong, maka dengan sedikit logika orang normal yang tersisa, ia sama sekali tidak bisa menyalahkan tindakan pihak lawan.
Jika bukan karena tindakan menyimpang Qi Xun seperti ini, berapa lama lagi yang dibutuhkannya untuk mencapai prestasi Mingyu Gong? Ini adalah pertanyaan yang bahkan Yao Yue sendiri tidak bisa memberikan jawaban pasti.
Yun Gu tidak memahami apa yang sedang dibicarakan kedua orang ini seperti teka-teki bisu lagi, tapi dia tahu mungkin tak perlu khawatir sekarang.
Jurus mematikan yang tiba-tiba muncul pada Yao Yue tadi kini sudah sepenuhnya tidak terlihat jejaknya, hanya tersisa sedikit emosi yang bisa dikatakan sebagai ejekan diri sendiri atau perasaan campur aduk antara kesal dan geli yang tertahan di sudut bibirnya. Setelah berhasil menekan perasaan ini, tiba-tiba dia bertukar senyum dengan Qi Xun.
Sekitar rasa tidak rela karena tertipu itu pun lenyap sepenuhnya dalam senyuman ini.
"Kepala Istana Qi, terima kasih atas perhitunganmu."
"Sama-sama." Qi Xun membalas.
Pelipis Yao Yue berkedut.
Dia memang ingin berterima kasih atas bantuan Qi Xun, tapi dua kata "sama-sama" yang keluar dari mulutnya ini, kenapa terdengar begitu bermasalah?
Wilayah Sanxiang belakangan ini benar-benar tidak tenang, satu peristiwa menyusul peristiwa lain.
Pertama, uang jaminan pengiriman terakhir Duan Hefei yang dipercayakan ke dua biro pengawal gabungan menghilang tanpa jejak. Lalu Tie Wushuang, pemimpin aliansi yang menjadi penengah, diundang Zhao Xiangling ke Villa Diling sebagai tamu namun akhirnya tewas di sana.
Kemudian muncul Yan Nan Tian yang telah hilang dari Jianghu selama 20 tahun tiba-tiba muncul di sini, diikuti perkembangan yang sungguh tak terduga kini——
Lian Xing dari Istana Pemindahan Bunga, Shi Yangtian sang Pendekar Sungai Panjang, Yan Nan Tian pemilik pedang legendaris pertama, serta Tie Pinggu cucu Tie Wushuang yang telah lama hilang, tiba-tiba muncul bersama di Yueyang. Mereka secara kolektif merilis kabar bahwa kematian Tie Wushuang bukanlah bunuh diri karena ketahuan mencuri uang jaminan pengiriman, melainkan hasil konspirasi Jiang Biehe dan Jiang Yulang.
Melihat rencana licik mereka hampir terbongkar, ayah dan anak ini malah membunuh Tie Wushuang untuk mengalihkan kecurigaan.
Kejahatan mereka tak berhenti di situ. Peristiwa Peta Harta Karun Gunung Emei yang menggemparkan Jianghu enam tahun silam pun ternyata hasil karya mereka berdua.
Sejak meraih gelar "Pahlawan Jiangnan" sebagai penerus Yan Nan Tian, Jiang Biehe telah menghabiskan banyak tenaga membangun reputasi. Tanpa bukti konkret yang tak terbantahkan, mustahil orang percaya sang pahlawan ternama mampu berbuat sekeji itu.
Namun lihatlah siapa saja yang mengungkap kejahatannya, tidak bisa tidak membuat orang percaya.
Dua Pemimpin Istana Istana Pemindahan Bunga jarang turun langsung ke dunia persilatan. Namun selama bertahun-tahun, berkat ilmu bela diri dan gaya kepemimpinan Yao Yue, reputasi sekte ini tetap tak tergoyahkan. Bahkan Hua Wuque - penerus muda Istana Pemindahan Bunga yang berkelana di Jianghu - telah meraih gelar "Juara Generasi Muda". Apalagi Pemimpin Istana itu sendiri.
Meski Yao Yue tidak hadir, Lian Xing cukup mewakili posisi Istana Pemindahan Bunga.
Lagipula meski Lian Xing memiliki cacat di tangan dan kakinya, gaun panjang dan lengan lebar hampir sepenuhnya menutupi kekurangan ini. Saat muncul di Yueyang, semua orang hanya memperhatikan ilmu bela diri dan Qinggong-nya yang luar biasa tinggi.
Status dua orang lainnya juga sama mengejutkannya.
Selama beberapa tahun terakhir, Pendekar Sungai Panjang Shi Yangtian dikabarkan menyamar dan mengembara di perairan. Tapi perlu diketahui bahwa Danau Dongting terhubung dengan Sungai Panjang. Jika reputasinya mungkin memudar di tempat lain, di Yueyang masih banyak legenda tentangnya.
Apalagi Yan Nan Tian - tidak perlu dijelaskan lagi.
Siapa pun tidak akan melupakan masa ketika dia paling aktif bergerak di Jianghu. Saat itu, kabar yang paling tersebar luas adalah tidak ada yang bisa menahan senyuman Jiang Feng, dan tidak ada yang bisa bertahan dari satu pedang Yan Nan Tian. Namun bagi mereka yang benar-benar berkecimpung di dunia persilatan dan jalur hitam-putih, yang lebih diperhatikan tentu skenario kedua.
Inilah pendekar sejati yang hanya mengandalkan pedang besi pipih untuk membasmi iblis dan penjahat.
Bahkan kabar Jianghu tentangnya yang tidak diperbarui selama 20 tahun pun tidak mengubah hal ini.
Apa perlunya tiga orang seperti ini menjebak ayah-anak Jiang Biehe? Tentu saja tidak ada.
Jika yang mengatakan ini adalah Hua Wuque
, mungkin masih tidak bisa mengandalkan nama Istana Pemindahan Bunga sepenuhnya. Bagaimana mungkin status sebagai generasi muda terhebat ini justru sengaja dibesarkan oleh kedua ayah-anak itu.
Namun reputasi ketiga orang ini benar-benar dibangun dari kemampuan mereka yang terakumulasi bertahun-tahun, sehingga ketika mereka membawa Jiang Biehe dan Jiang Yulang muncul di Yueyang, reaksi pertama orang-orang yang melihat keadaan menyedihkan kedua orang ini bukanlah mempertanyakan apakah Jiang Biehe yang terhormat ini dipaksa mengaku di bawah siksaan, melainkan menganggap bahwa keduanya pasti benar-benar melakukan kejahatan besar yang pantas dihukum.
"Bukankah ini yang disebut kejahatan akhirnya mendapat balasan?" Jiang Xiaoyu duduk di tepi sangkar yang mengurung Jiang Biehe sambil berkata, "Kamu si Pahlawan Jiangnan ini sangat suka menggunakan opini publik dan keadilan untuk menekan orang, lebih suka berada di posisi tinggi sebagai penengah, sambil mencari keuntungan diam-diam. Tapi sekarang, meski aku juga merasa situasi dimana reputasi bisa memutar balik persepsi orang ini agak aneh, tapi cara seperti ini jika digunakan untuk melawanmu, menurutku cukup tepat."
Jiang Xiaoyu sendiri tidak berniat mengambil nyawa Jiang Biehe, tapi itu tak menghalanginya menggunakan kata-kata yang menusuk hati untuk membuat Jiang Biehe merasa tak nyaman, bahkan membuatnya ingin menutup telinga dan berharap tak satu pun kata keluar dari mulut Jiang Xiaoyu.
Wajahnya yang sudah pucat seperti abu semakin suram di bawah tatapan orang-orang persilatan Sanxiang yang berdatangan ke Yueyang, seolah-olah mereka sedang melihat monyet.
Seandainya ini terjadi sebulan atau setengah bulan lalu, meski ada yang membuat sedikit masalah, Jiang Biehe tak pernah menyangka dirinya akan jatuh ke keadaan memalukan seperti ini.
Tapi sekarang ia tak bisa tidak percaya pada hukum karma.
Terlebih saat mendengar korban kasus lama Emei dan kejadian-kejadian lain yang pernah direncanakannya dikabarkan akan datang ke Yueyang untuk menuntut balas, ia merasa seperti gelombang pasang yang perlahan menenggelamkan hidung dan mulutnya, hanya menyisakan sedikit celah untuk bernapas.
Jiang Biehe tiba-tiba menggenggam erat jeruji sangkar yang mengurungnya, berbisik kepada Jiang Xiaoyu, "Aku punya kabar yang sangat penting bagimu. Jika kuberitahu, bisakah kau diam-diam melepaskanku? Anda adalah putra mantan majikanku, aku tahu pasti Anda murah hati seperti dia, aku..."
"Murah hati buat apa? Bukannya tetap dibunuh oleh bajingan sepertimu." Jiang Xiaoyu menyeringai, sama sekali tidak tergoyahkan oleh perkataan Jiang Biehe.
Melihat Jiang Xiaoyu berbalik hendak pergi, satu-satunya jerami penyelamat yang bisa diraihnya akan menjauh. Menyadari jika tidak segera menyambar kesempatan melarikan diri, Jiang Biehe yang tahu nyawanya mungkin tidak akan bertahan dua hari lagi langsung berteriak keras: "Aku tidak mengada-ada! Jiang Xiaoyu, yang ingin kusampaikan adalah alasan mengapa Pemimpin Istana Pemindahan Bunga memaksa Hua Wuque membunuhmu, tapi diam-diam tetap membantumu!"
Jiang Xiaoyu berhenti di tempat.
Melihat ada harapan dalam perkataan ini, Jiang Biehe buru-buru melanjutkan, "Masalah ini selain dua Pemimpin Istana Pemindahan Bunga, mungkin hanya saya yang tahu. Ini seharusnya cukup untuk menukar nyawa saya."
Jiang Xiaoyu mengerutkan kening, "Kamu bicara dulu, baru saya lihat apakah bisa membebaskanmu."
Ini bukanlah janji keselamatan hidup yang jelas, tapi Jiang Biehe saat ini tidak punya pilihan selain percaya bahwa Jiang Xiaoyu mungkin akan memilih melepaskannya setelah mendengar informasi ini, "Kamu cukup menyelamatkan saya sendiri saja, masih ada..."
Ia menunjuk Jiang Yulang, "Selama masih ada orang yang bisa digunakan untuk menangani orang yang meminta pertanggungjawaban, tidak masalah. Jika kamu diam-diam melepaskan saya, saya akan menyembunyikan identitas selamanya, sama sekali tidak akan membuat masalah untukmu."
Melihat perkataan permohonan maafnya terlalu banyak, tiga kalimat tak kena ke inti masalah, Jiang Xiaoyu jelas-jelas hendak pergi lagi. Jiang Biehe buru-buru berkata: "Dengarkan analisis saya. Dulu Tuan dan Nyonya berdua ingin menghindari mata-mata Istana Pemindahan Bunga. Setelah Nyonya mengandung, tak banyak orang yang mereka temui. Tapi saya yang mengikuti Tuan secara nominal sebagai anak buah, sebenarnya bisa mempelajari berbagai hal, termasuk pengetahuan dasar pengobatan dan racun. Saya tak punya kemampuan mengenali jenis kelamin janin, tapi untuk membedakan apakah kehamilan tunggal atau kembar, saya bisa melihatnya."
"Apa katamu?!"
Jiang Biehe hendak mengatakan bahwa dia tidak berbohong, melainkan menyatakan fakta yang sebenarnya. Tiba-tiba dia menyadari suara itu bukan berasal dari mulut Jiang Xiaoyu. Ketika menoleh, dia melihat Yan Nan Tian menatapnya dengan wajah penuh amarah.
Rasa takutnya pada Yan Nan Tian bukanlah hal baru. Kini di bawah tatapan tajam yang tak berkedip itu, dia menelan ludah beberapa kali...
...，："Saya bilang Nyonya dulu mengandung anak kembar. Kalau... kalau Istana Pemindahan Bunga duluan membawa satu anak, itu bukan tidak mungkin."
Rencana Lian Xing dulu yang mengusulkan pertarungan antar saudara demi menyelamatkan kedua anak sebenarnya sangat tidak masuk akal.
Jika salah satu dari dua anak ini gagal dibawa kabur oleh Yan Nan Tian, atau tidak bertahan sampai usia bisa bertarung di arena seperti Yan Nan Tian yang membawa Jiang Xiaoyu ke Lembah Penjahat nyaris tewas di sana, maka balas dendam ini seolah hanya menyakiti diri sendiri tanpa manfaat lain.
Tapi Jiang Biehe jelas bukan orang dengan pola pikir normal, dia benar-benar menganggap cara balas dendam seperti ini sangat mungkin dilakukan.
Setelah menyadari anak kedua yang lahir kala itu ternyata berhasil diselamatkan dan dibawa Istana Pemindahan Bunga, yang kemungkinan besar adalah Hua Wuque sekarang, dia langsung menggunakan informasi ini sebagai tiket menyelamatkan nyawanya.
Namun dia hanya melihat wajah Yan Nan Tian yang masih kurus dan terlihat sakit-sakit menunjukkan ekspresi menghibur, "Kau terlambat bicara. Aku sengaja datang untuk membicarakan hal ini dengan Xiaoyu'er."
Ia melambaikan tangan ke arah Xiaoyu'er, "Ayo, Hua Wuque sudah dipanggil pulang ke Wuhan oleh Pemimpin Istana Yao Yue. Inilah saatnya menjelaskan semuanya pada kalian."
Bom besar "Hua Wuque kemungkinan besar adalah saudara kandungnya" dan "Yao Yue mau membongkar rahasia ini" membuat Xiaoyu'er yang merasa punya daya tahan mental luar biasa pun terguncang hebat.
Tapi dia juga paham, Paman Yan pasti tidak sekadar ingin membuat Jiang Biehe mengurungkan niat melarikan diri, melainkan menyampaikan fakta sesungguhnya.
"Perkelahian Bulan Ketiga yang selama ini menggantung di atas kepala, tiba-tiba berakhir karena lawannya ternyata saudara kandung sendiri, membuat Jiang Xiaoyu merasakan ketidaknyataan seperti mengambang di bawah kaki."
Tapi saat memasuki rumah makan yang ditunjuk Yan Nan Tian, secara refleks ia menegakkan postur tubuh lalu mengusap bekas luka golok di pipinya.
Bagaimana tidak, orang yang akan ditemuinya adalah saudara yang sebenarnya sudah beberapa kali berinteraksi, tapi sebelumnya selalu dianggap "musuh".
Ia tak boleh terlihat kurang tenang.
"Kurasa Pemimpin Istana Yao Yue ini masih enggan mengakui hal tersebut."
Rumah makan kecil di Yueyang ini disewa khusus sebagai tempat menginap sementara Qi Xun dan kawan-kawannya. Acara reuni keluarga ini diadakan di aula lantai dasar. Malas turun tangga, Qi Xun memilih tinggal di lantai atas bersama Wen Sibian sambil menjawab pertanyaan tentang caranya membujuk Yao Yue.
“Bagaimanapun, dia sekarang memiliki target baru dan penerus baru, tidak perlu terikat dalam dendam cinta yang pada dasarnya sangat terdistorsi ini.” Qi Xun menopang dagu sambil menatap Yao Yue.
Seperti yang dikatakan Wen Sibian, wajah dingin Yao Yue terlihat sangat sulit didekati. Siapapun yang melihat wajahnya akan mengira dia enggan mengakui Hua Wuque sebagai putra Jiang Feng.
Tapi mungkin karena terobosan Mingyu Gong ke Lapisan Kesembilan membuat aura lebih terkonsentrasi dan tenaga dalam mengalir lancar, bahkan Lian Xing merasa kakaknya terlihat lebih ramah, orang lain pun merasakan hal serupa.
Yao Yue sendiri tidak mau mengakui bahwa penampilannya terlihat lebih baik, mungkin itu percuma.
"Benar," jawab Wen Sibian, "tapi konsep memecah dimensi yang kau sebutkan sebelumnya, bagaimana kau akan meyakinkannya?"
Qi Xun mengedipkan mata, "Biarkan menjadi misteri."
Cara paling langsung untuk membuat Yao Yue merasakan benturan worldview pasti adalah dengan mengajaknya sebagai pendukung pertarungan.
Terutama setelah terobosannya, mungkin karena Qi Xun juga berhasil mencapai Lapisan Kesembilan Mingyu Gong, sistem langsung menghadiahkan kartu 【Yao Yue·Bulan Purnama Tak Bernoda (Air)】. Ditambah meski Yao Yue tampak tidak puas dengan sikap Qi Xun yang menyembunyikan sesuatu, sebenarnya dia diam-diam memberikan 40 poin hubungan baik. Kini versi Q-nya berhasil masuk ke daftar pendukung pertarungan, benar-benar bisa digunakan sebagai partner tempur.
Tapi Qi Xun merenung, jika terus-terusan mengambil keuntungan dari Yao Yue, meski Sang Pemimpin Istana merawat rambutnya dengan baik dan tidak akan botak, tetap saja bisa jadi habis terkuras. Lebih baik tidak mengeksploitasinya terus-menerus.
Dia masih memegang prinsip pembangunan berkelanjutan.
Misalnya setelah meninggalkan Bekas Istana Air Suci, dia sementara berhenti menjadikan Yao Yue sebagai domba gemuk, beralih menggali harta karun bersama Wen Sibian
.
Tentu saja dia juga tidak lupa kembali ke istana bawah air sekali lagi, mengambil semua Tianyi Shenshui dari ruang rahasia, agar tidak ada yang salah masuk ke tempat ini dan benar-benar mengira Tianyi Shenshui adalah minuman seperti yang dilakukan Yun Gu, lalu memasukkan patung itu ke dalam Tas Punggung Sistem.
【Sebuah patung yang mirip dengan Pendekar tapi lebih berkelas】（Barang ini lumayan tapi Sistem tidak menerima, silakan Pendekar simpan sendiri sebagai koleksi）
——Catatan dan penjelasan di atas diberikan oleh Sistem.
Mungkin hanya penemuan harta karun Wei Wuyi lagi yang menghasilkan【1 peti emas 40.000 tael*10】【1 peti besi dingin luar negeri*5】【1 peti mutiara timur*5】, bisa membuat Qi Xun sedikit terhibur dan memutuskan untuk berhenti menuntut catatan Sistem yang membuatnya gigi ngilu ini.
Mungkin ada satu hal lagi yang bisa dianggap sebagai penyegar, sejak Yan Nan Tian sadar, kemajuan kekuatan internalnya sangat pesat, Qi Xun kembali beberapa kali mengajaknya latihan bertarung.
Mengalahkan pedang legendaris pertama adalah suatu kebahagiaan, melihat ekspresi bingungnya saat ditanya berapa damage critical yang ditambahkan oleh Ilmu Gaun Pengantin-nya, itu adalah kebahagiaan lain.
Mengenai konsep memecah dimensi yang disebutkan Wen Sibian, itu karena setelah mengakui kepada Yao Yue bahwa kehadirannya memang punya maksud tertentu, dia langsung mengemukakan teori "ada langit di luar langit", sehingga Yao Yue yang sudah merasakan manisnya pencapaian dalam ilmu pun beralih fokus.
Karena alasan inilah Yao Yue "dengan enggan" membatalkan pertarungan maut antara Hua Wuque dan Jiang Xiaoyu yang telah direncanakannya bertahun-tahun.
Yao Yue mungkin tidak benar-benar menyimpan cinta atau dendam mendalam terhadap Jiang Feng. Perasaan itu telah berubah menjadi obsesi balas dendam melalui pertikaian saudara selama bertahun-tahun. Tapi Mingyu Gong dan Istana Pemindahan Bunga juga sama-sama menjadi obsesinya.
Qi Xun tidak meragukan bahwa ketika skenario kedua menjadi kebiasaan yang dominan, cepat atau lambat Yao Yue akan menerima kenyataan ini.
Apalagi Qi Xun mengajukan pertanyaan realistis lain padanya—bahkan dia telah melatih beberapa murid yang kompeten, termasuk murid yang membuat patung seperti ini untuknya. Istana Air Suci masih bisa mempertahankan reputasinya meski kini tidak berada di Zhongyuan. Jika suatu hari Yao Yue dan Lian Xing meninggal, siapa yang bisa memikul tanggung jawab Istana Pemindahan Bunga?
Tentu saja saat pertanyaan ini diajukan, Yun Gu-lah yang paling bingung, karena tidak menyangka Qi Xun tidak hanya merekrut murid untuk diri sendiri, tapi juga menyiapkan calon penerus untuk Yao Yue!
Namun proses penyesuaian seperti ini jelas tidak bisa diselesaikan dalam sehari. Hasil akhirnya, mengingat Qi Xun telah melakukan banyak perubahan, hanya tergantung pada takdir mereka sendiri.
Dia tidak berniat menjadi orang otoriter yang mengatur segalanya sendiri.
Yun Gu tentu masih memiliki pilihan lain.
Saat Qi Xun sibuk mencari harta karun, ia tidak lupa terus memoles fondasi dasar latihan ilmu Yun Gu. Bahkan jika Yao Yue tidak berniat menerima saran Qi Xun, bakat Yun Gu cukup untuk mencapai tingkat yang mengesankan dalam Tianshui Divine Art dalam beberapa tahun.
Pada saat itu, julukan Pendekar Sungai Panjang mungkin akan beralih dari Shi Yangtian ke Yun Gu. Sepuluh dari sembilan kemungkinan di Jianghu akan muncul legenda ombak dahsyat yang menggelora di atas Sungai Panjang.
Tentang berapa tahun lagi kejadian itu akan terjadi, itu cerita lain.
Yang harus dilakukan Qi Xun kini adalah meninggalkan satu jaminan lagi untuk Yun Gu.
Meski mungkin tak akan pernah kembali ke tempat ini, ia harus membuat Yun Gu memiliki latar belakang misterius dalam persepsi orang lain.
Jiang Biehe yang gagal memanfaatkan kemungkinan identitas Hua Wuque sebagai peluang bertahan hidup, bersama putra "baik"-nya Jiang Yulang akhirnya harus menghadapi persidangan di depan Menara Yueyang. Namun ketika orang-orang persilatan berkumpul di sana, hanya tersisa Jiang Yulang yang masih hidup dalam sangkar besi.
Bukan berarti Jiang Biehe sempat melarikan diri, melainkan dia sudah tewas.
Si licik tua yang sebelumnya berencana meninggalkan Jiang Yulang sendirian untuk mencari jalan hidup, ternyata meremehkan sifat serigala yang dia tanamkan pada anak angkatnya.
Jiang Yulang menyadari kecilnya harapan bertahan hidup, namun lebih takut ayahnya mungkin menemukan sesuatu yang bisa dijadikan jaminan keselamatan.
Saat Jiang Biehe menunjukkan raut kegembiraan diam-diam karena melihat ada kenalan di antara pendatang yang mungkin memberi sedikit harapan, niat membunuh seketika menyambar dalam hati Jiang Yulang.
Niat membunuh ini berakar dan berkembang di tengah keheningan malam...
Datang, sampai berubah menjadi pukulan mematikan yang diarahkannya ke Jiang Biehe.
Ilmu tenaga dalam Jiang Yulang memang benar telah disegel, tetapi hanya ilmu tenaga dalam-nya yang disegel, masih sangat berbeda dengan situasi Jiang Biehe yang kekuatan internal-nya sepenuhnya dihapuskan.
Perbedaan kecil ini, ditambah pengalamannya dalam menghemat makan-minum namun tetap mempertahankan kekuatan, cukup membuatnya berhasil menyelesaikan tindakan membunuh ayah kandung sendiri di bawah pandangan tak percaya Jiang Biehe.
Jiang Yulang yang duduk di sebelah mayat Jiang Biehe memiliki separuh rambutnya tergurai, menutupi mata yang tak bisa melihatnya, sementara mata satunya memancarkan cahaya dingin yang beraura kematian.
"Aku benar-benar tak menyangka ayah dan putra Jiang ternyata memiliki... sifat asli seperti ini." Nan Gong Liu yang diundang Murong Jiu ke tempat ini berkata dengan haru.
Yang diundang oleh Murong Jiu bukan hanya penerus Keluarga Nan Gong ini, tapi juga Pemimpin Dunia Persilatan Guangdong Qin Jian, Pendekar Pedang Giok Chen Fengchao, Tuan Mei Zhongliang dari Plum Blossom, Cendekiawan Bermata Dewa Luo Mingdao, serta istri-istri mereka yang tak lain adalah kakak kandung Murong Jiu sendiri.
Mengundang penonton kelas berat seperti ini merupakan balasan Murong Jiu kepada Qi Xun yang telah membangunkannya dari kegilaan.
Kini berdiri bersama Peri kecil Zhang Jing, Murong Jiu memimpin sepupu Gu Renyu memandang ke arah Jiang Yulang yang terlihat seperti ingin menghancurkan semuanya, tak lagi berusaha menjaga citra.
Tapi Murong Jiu tak bisa menahan rasa geli melihat beberapa orang di kerumunan—yang dulu bermesraan dan sefrekuensi dengan Jiang Yulang—kini berpura-pura menjadi korban penipuan. Sungguh lelucon yang menggelikan.
"Pada dasarnya, perbedaan antara orang-orang ini dengan ayah-anak Jiang Biehe hanyalah masalah kemampuan atau tidak untuk melakukan hal ini."
Namun untungnya, Jiang Biehe memakan buah pahit perbuatannya sendiri bahkan tewas di tangan anaknya sendiri, sedangkan kejahatan yang dilakukan Jiang Yulang hanya akan berakhir dengan hukuman mati. Di depan Menara Yueyang yang dipenuhi sesepuh dunia persilatan ini, kematiannya pasti akan memberikan efek jera bagi sebagian orang.
"Apakah kau masih akan keluar ke Jianghu setelah ini?" Zhang Jing menarik kembali pandangannya, melirik samar ke arah Yan Nan Tian yang berdiri bersama Jiang Xiaoyu.
Siapa di dunia persilatan yang tidak tahu bahwa ibunya Zhang Sanniang mengagumi Yan Nan Tian? Zhang Jing sendiri tidak tahu apakah dirinya mungkin adalah anak perempuan Yan Nan Tian. Melihat pria yang menghilang dari dunia persilatan selama 20 tahun ini tiba-tiba muncul kembali, perasaannya sungguh sangat rumit.
Hanya karena melihat Murong Jiu pulih dari keadaan gilanya sebelumnya, membuatnya untuk sementara tidak sempat memikirkan urusan Yan Nan Tian.
“Mengapa tidak keluar?” Murong Jiu menjawab dengan tegas, “Ketakutan berlebihan setelah sekali tertimpa musibah tidak akan terjadi padaku Murong Jiu. Aku baru merantau di Jianghu tanpa pengalaman, mengalami sedikit bencana, tapi bukan berarti tidak bisa bangkit dan menciptakan reputasi baru. Lihat gadis yang berdiri di samping Pemimpin Istana Lian Xing itu?”
Zhang Jing mengikuti arah pandangan Murong Jiu dan melihat Yun Gu yang berdiri bersama Lian Xing, “Dia?”
“Sekarang aku tidak asal bicara ingin jadi nomor satu di Jianghu, hanya ingin mencoba apakah bisa mengejar langkah murid terpilih oleh orang itu.” Murong Jiu mengangkat dagunya, sorot mata yang masih memancarkan kesombongan familiar bagi Zhang Jing, tapi jelas tak lagi seperti sikap angkuhnya bertahun-tahun lalu.
Zhang Jing menepuk cambuk panjang di tangannya tiba-tiba tertawa, "Kau benar, jika para munafik pencari ketenaran itu tidak berani membuat skema aneh-aneh di Jianghu lagi, siapa yang akan mendominasi dunia persilatan ini masih belum bisa dipastikan."
Dia memiliki keyakinan penuh untuk menjelajahi dunia ini.
Tiba-tiba, dari sudut matanya terlihat burung putih secepat kilat menyusuri kabut Danau Dongting, menyentuh permukaan air, lalu terbang mendekati Menara Yueyang sebelum akhirnya hinggap di tangan yang muncul dari lengan baju biru laut.
Saat Zhang Jing mengangkat pandangan, barulah ia menyadari dua sosok wanita dengan gaun berkibar-kibar berdiri di Menara Yueyang - Yao Yue dan Qi Xun.
Detik berikutnya, ia mendengar suara desahan yang seolah-olah terdengar di dekat telinganya.
Ini bukanlah desahan yang hanya bisa didengar oleh Zhang Jing. Dalam desahan yang sepenuhnya mengandalkan kekuatan internal ini, tercampur daya tarik yang mengejutkan, langsung menarik pandangan semua orang.
Murong Jiu merasa bahwa metode pengoperasian suara ini agak mirip dengan cara Qi Xun membangunkannya dulu, tetapi saat ini mungkin tidak ada kesempatan baginya untuk membandingkan.
。
Gadis berbaju biru yang berdiri dengan tangan di belakang dalam siluet cahaya, membuat wajahnya hampir tak terlihat, namun memancarkan aura bak dewi yang anggun.
Kemudian dia kembali berbicara, "Jianghu selama seratus tahun, nasib manusia berbeda-beda. Tak disangka penjahat hari ini tak berbeda dengan kemarin. Namun kejahatan akan menuai balasannya, hukum alam tak terbantahkan. Harap kalian semua bijaksana."
Nada bicaranya tidak berat, tapi mungkin karena suara khusus yang langsung menyentuh hati ini, membuat orang seolah mendengar lonceng peringatan yang bergema dari celah waktu.
Belum sempat orang-orang menyadari sepenuhnya ucapannya, mereka sudah mendengarnya berkata lagi, "Pemimpin Istana Yao Yue, karena urusan di sini telah selesai, saatnya aku berpamitan."
Begitu ucapannya berakhir, sosok bergaun biru itu melompat dari Menara Yueyang bagai burung putih. Arah yang dituju Qi Xun sekarang persis seperti arah datangnya burung putih secepat kilat yang dilihat Zhang Jing sebelumnya.
Baru setelah ujung kakinya menyentuh riak Danau Dongting, ia mengubah qinggong-nya dari melayang di udara menjadi berjalan, melangkah di atas air bagai berjalan di daratan.
Tak seorang pun berani kepergian sosok misterius ini.
Seiring setiap langkahnya, lingkaran awan pelangi berwarna-warni semakin jelas terlihat, berubah menjadi kabut pelangi yang membumbung di bawah sinar matahari.
Pemandangan ini terlalu mistis dan menggetarkan, meski yang tertinggal hanyalah siluet punggungnya.
Ia juga tidak menoleh kembali, hanya meninggalkan suara sisa yang bergema dari kejauhan.
Zhang Jing dan Murong Jiu, termasuk Yao Yue yang berada di Menara Yueyang, mendengar jelas ucapannya: "Dahulu ada Air Suci, kini ada Pindah Bunga, Mingyu Menembus Dewa, abadi di Jianghu..."
Saat lima warna awan kemilau menghilang, dia mengangkat tangan di tengah danau. Sebuah pintu samar muncul di hadapannya.
Tanpa ragu, dia melangkah maju dan menghilang dari pandangan.
