Sepertinya baik Negara Liao di utara maupun Dinasti Jin yang masih berada di timur Chuhedian tak akan menyangka, Dinasti Song yang telah lemah selama bertahun-tahun justru memilih melancarkan serangan mendadak di musim dingin ini.
Dalam pandangan Wanyan Aguda, donatur yang ambisius, Zhao Ji dari Dinasti Song dan Kaisar Liao yang tidak kompeten tak ada bedanya—semua akan menjadi mangsanya. Yelü Yanxi yang memaksa mundur Xiao Wuna, menteri setia, memicu pemberontakan Yelü Zhangnu di ibu kota, bahkan tak mampu mempertahankan Huanglongfu yang akhirnya direbutnya seperti daging empuk.
Satu-satunya hal di luar kendalinya adalah tewasnya Shen Tong Hou Fang Yingkan, penghubung Dinasti Song. Fang Geyin yang kabarnya berniat ke ibu kota, kecil kemungkinan mau menerima rekonsiliasi darinya.
Yang tak terduga, atmosfer baru telah menyelimuti dalam dan luar istana Song. Pasukan khusus dengan senjata api dari Shen Qiang Hui, memanfaatkan kelambatan penyampaian informasi, telah menyusun logistik dan pasukan untuk menyerbu Xijinfu secara mendadak.
"Ini memang sangat berbeda dengan sejarah Song Utara," bisik Zhou Zhiruo hanya kepada Qi Xun.
Perbedaan ini sama sekali tidak hanya terletak pada atmosfer baru dalam memecahkan kebuntuan. Tingkat kemampuan ilmu bela diri yang ditunjukkan para petualang Jianghu di sini, serta perkembangan senjata api di wilayah ini, semuanya telah menambahkan lebih banyak token taruhan pada sisi timbangan perang.
Saat kobaran api menyala di Xijin Fu, sorot mata Zhou Zhiruo seakan mengingatkan pada malam ketika Dadu dilalap si jago merah—
Bayangan api yang terpantul di matanya dan nyala dahsyat yang lebih dalam di balik sorotannya, membuat Qi Xun sesaat sulit membedakan mana yang lebih jelas.
Meskipun baik Six and a Half Hall maupun Shen Qiang Hui tidak akan menyerahkan formula bubuk mesiu atau desain senjata api mereka kepada Zhou Zhiruo hanya karena sepatah kata Qi Xun, paling-paling hanya memberikan sampel yang dipinjamkannya itu;
Meskipun kesibukan pasukan yang bergerak membuat upaya Zhou Zhiruo memanfaatkan kesempatan untuk berkonsultasi dengan para jenderal menjadi sesuatu yang dilakukan di sela-sela waktu;
Meskipun Qi Xun juga mengatakan saat menyerahkan buku medis darurat yang disusun Wen Sibian kepada Zhou Zhiruo, pertemuan mereka berikutnya mungkin lima atau sepuluh tahun lagi, bahkan lebih jauh di masa depan.
Tapi——
"Ini sudah cukup." Zhou Zhiruo menjawab.
Angelica dan pollia sama-sama tumbuhan harum yang menyebarkan aroma secara diam-diam, setelah diasah selama sebulan ini, Qi Xun justru merasakan aura kayu besar menjulang ke langit pada diri Zhou Zhiruo.
Yang juga memiliki kesan segar dan baru adalah pasukan Dinasti Song yang disaksikan Qi Xun.
Rombongan Han Shizhong yang tiba kemudian, hampir bersamaan dengan pengiriman kedua logistik perang dari pemerintah.
"Apakah pemerintah sanggup menanggung pengeluaran sebesar ini?" Saat Zongze bertanya kepada Leng Xue yang mengawal logistik, ia melihatnya menunjuk ke samping, memberi isyarat untuk meminjam langkah untuk berbicara.
"Li Yan sudah dihukum." Ekspresi dingin Leng Xue yang biasa pun menunjukkan sedikit senyuman.
Zongze terkejut dengan jawaban ini.
Li Yan dari enam penjahat memang seharusnya sudah lama ditangani. Lahan subur yang dia timbun di wilayah ibukota mencapai 34.000 hektar, belum lagi rakyat tak bersalah yang jadi korban.
Apakah Zhao Ji benar-benar tidak tahu perbuatan orang ini? Mungkin tidak, tapi dia lebih memilih menjadi buta dan membiarkan tindakan mereka.
Tiba-tiba menangani Li Yan sekarang, meski Zongze tidak tahu strategi penggantian ini, setelah merasakan kepuasan "kejahatan mendapat balasan", muncul perasaan tidak nyata yang aneh - seolah Zhao Ji yang duduk di takhta kekaisaran ini adalah sosok yang sama sekali baru baginya.
Cai Jing jelas juga merasakan hal yang sama.
Saat Tong Guan dijatuhkan dengan alasan konyol "tak sesuai zodiak", dan Gao Qiu dikirim ke laut dengan dalih "dunia begitu luas, carilah hal-hal baru", Cai Jing masih bisa membohongi diri sendiri bahwa ini mungkin hanya keanehan Zhao Ji yang suka bertindak impulsif.
Tapi ketika Li Yan, yang juga dikenal sebagai salah satu dari enam penjahat, digulingkan, ditambah suara faksi pro-perang Utara semakin keras bahkan telah mencapai kemajuan nyata, Cai Jing sama sekali tidak bisa lagi mencari-cari alasan!
Sosok yang duduk di takhta masih sama, namun ketika cahaya kekaburan di matanya akibat obsesi pada praktik Taoisme mulai jernih bagai awan tersibak, Cai Jing merasakan getaran seperti pisau yang tiba-tiba terungkap dari gulungan peta.
Ia sama sekali tidak percaya ini adalah akibat dari
pencerahan atau kesadaran yang membawa pertobatan, itu jelas-jelas—
itu jelas-jelas orang yang berbeda!
Tapi apa gunanya ia menyadari fakta ini sekarang.
Seandainya Fang Yingkan dan Mi Cangqiong masih ada, seandainya Yuan Shisanxian dan Dewa Kesembilan Kegelapan masih hidup, seandainya Six and a Half Hall masih berdiri, atau seandainya rekan-rekan seperjuangannya masih ada, mungkin ia masih punya kesempatan membongkar kebenaran ini, bahkan menjerat Zhuge Shenhou dengan tuduhan membunuh Kaisar dan pengkhianatan.
Namun ketika kabar kemenangan mengalir dari Perbatasan Utara ke Bianjing, dia hanya bisa menyaksikan utusan dari Shen Hou Mansion menggunakan alasan yang terdengar konyol - mengganggu ketertiban ibu kota - untuk menahan enam anggota lain dari Tujuh Pedang Sakti di bawah komandannya.
Ren Lao Ren Yuan dua penjaga kejam itu telah tewas di tangan Wang Xiaoshi, Li Suchi dan Shu Zixiu juga gugur di bawah tembok Huinuo Cheng. Cai Jing sama sekali tidak memiliki koneksi di Kementerian Hukuman yang masih bisa dimobilisasi, sementara Zhu Yueming selalu paham betul arti menjaga diri dengan bijak dan licik - singkatnya takkan memberi muka pada Cai Jing di saat genting ini.
Zhu Yueming sebenarnya juga menyadari dengan tajam bahwa sumber perubahan di ibu kota ini terletak pada sosok pemegang otoritas tertinggi. Tapi di tengah bahaya nasional yang mengancam, perubahan semacam ini adalah hal yang tak pantas diungkapkan terang-terangan.
Maka dengan senyum manis mengembang di wajah bulat namun lincahnya, Kepala Kementerian Hukuman Zhu itu dengan santai membawa pergi tahanannya di bawah tatapan Cai Jing yang mulai kehilangan kewibawaannya.
Harus diketahui, tanpa kehadiran Ren Lao Ren Yuan, Shu Zi Duan, dan orang-orang seperti itu, hidupnya menjadi jauh lebih nyaman.
Adapun beberapa hal yang masih belum jelas, seperti keberadaan Kepala Penangkap Wuqing, peran apa yang dimainkan Zhuge Shenhou dalam hal ini, serta siapa sebenarnya Qi Xun selaku Putri Muda Istana Air Suci—setelah Zhu Yueming menerima hadiah salam dari Shen Hou Mansion, ia sama sekali tak mau repot memikirkannya.
Ia tidak pernah melakukan pelanggaran hukum, tak ada alasan untuk ditangani. Jika ada yang ingin menjadikan "Zhao Ji" sebagai kaisar bijak yang membersihkan ancaman luar, justru semakin tak mungkin menyentuhnya.
Terlalu banyak mikir bikin kurus. Musim dingin tiba, waktunya ia bersantai!
Begitu tiba di wilayah kekuasaannya, Zhu Yueming langsung asyik menghangatkan anggur tanpa peduli perasaan Tujuh Pedang Sakti yang ditangkapnya. Hanya satu yang agak disesalkannya: Changsun Feihong dibebaskan dari Penjara Bawah Tanah Kementerian Hukuman, mengurangi teman minumnya.
“Benar-benar nasib sibuk.” Zhu Yueming menatap ke luar melalui jendela.
Di langit musim dingin yang jernih dan sunyi, tampak seekor burung terbang yang warnanya hampir menyatu dengan langit. Namun kecepatannya begitu tinggi, bahkan mata Zhu Yueming yang setajam namanya pun tak sempat melihat jelas jenis burung apa itu.
Kurir bersayap ini telah memasuki ibu kota Dinasti Song, hinggap di ambang jendela Wuqing.
Seandainya ini terjadi saat dirinya masih menjadi bagian dari Empat Pemburu Legendaris, pasti ia akan ikut serta dalam misi besar di utara. Kini sebagai penanggung jawab urusan domestik yang berjaga di istana, hanya bisa menyimpan sedikit penyesalan.
Kabar baiknya, laporan kemenangan terus berdatangan dari garis depan. Meski perang ini mungkin akan berlangsung 1-2 tahun, bagi pengabdi setia yang mengutamakan keamanan negara ini, hal itu sudah merupakan berkah seumur hidup.
Tapi saat Wuqing membaca dua kalimat terakhir dalam surat yang dibawa kurir ini, ia tak bisa menahan desahan.
Ada orang yang justru hidupnya sangat nyaman.
Sebelum perjalanan ke utara, dia datang untuk mempromosikan pasar malam Bianjing yang katanya bagus, menyarankannya untuk menyelinap keluar di sela kesibukan. Lagipula sekarang kakinya sudah lincah, Qinggong-nya luar biasa, dan tidak ada ahli seperti Mi Cangqiong dari Penjaga Dalam yang mengawasi. Sangat mungkin dilakukan.
Tiba-tiba sekarang dia bilang ada panggilan darurat dari sekolahnya. Menurutnya perang melawan Liao dan Jin dalam situasi saat ini sudah aman. Bintang baru dari Tang Men atau Lei Men yang ingin terkenal di ibu kota bisa dikirim ke utara, disuruh berlomba saja. Dia sendiri tidak ambisius, lebih baik pulang merawat Shifu-nya.
Wuqing hampir tertawa getir melihat baris terakhir. Dua karakter "hui jian" (sampai jumpa) itu ditulis dengan goresan liar bak naga menari.
"Tak berperasaan..." Dia tersenyum kecil, lalu bertatapan dengan mata kurir aneh ini yang penuh kearifan.
Tap Yun tidak peduli reaksi orang yang menerima surat. Setelah makan sepuluh kali lipat porsi merpati pos biasa di sini, burung itu terbang ke Menara Angin Emas lagi untuk menyampaikan pesan singkat Qi Xun agar Su Mengzhen ingat menyisihkan bibit-bibit unggul. Baru setelah itu ia terbang ke utara dan kembali ke tangan Qi Xun.
Dalam rentang waktu perjalanan utara-selatan ini, Qi Xun telah mengantar Zhou Zhiruo pulang.
Setelah menjemput Tap Yun kembali, tibalah saatnya baginya untuk pergi.
Awalnya dia hanya cuti kunjungan keluarga, tapi hampir merasa seperti akan menetap lama di sini.
"Perlu bantuan orang lagi kali ini?" tanya Wen Sibian saat mengantarnya keluar dari area markas Xijinfu.
“Mungkin untuk sementara tidak perlu?” Baru saja mengucapkan ini, dia menyadari di balik ekspresi tenang sang kakak tersembunyi sedikit kekecewaan. Lalu menambahkan: “Kakak tenang saja, ujian-ujian ini semua demi mewarisi posisi Pemimpin Istana Air Suci. Sekarang masalah sulit sudah terlewati, bahkan Token Pemimpin Istana pun sudah didapat. Sisanya hanya formalitas belaka.”
Perkataan Qi Xun ini jelas mengarang cerita.
Tapi dia tak mungkin memberi tahu Wen Sibian bahwa diam-diam merencanakan: setelah Istana Mingxin berjalan lancar, dia akan membawa lukisan bertuliskan gelar Da Zongshi itu untuk mengusik Kuil Jingnian Chanyuan. Masih ada Dungeon level 120 dengan konsep seni bela diri tingkat tinggi bernama Villa Pedang Pemujaan (Fengyun) yang ingin dicoba—apakah ada kesempatan naik dari master ke Da Zongshi?
Dua dungeon ini tidak bisa membawa pendukung pertarungan karena tingkat bahayanya yang ekstrem, bukan karena tingkat kesulitannya rendah.
Apalagi Wen Sibian langsung melihat Qi Xun mengeluarkan token Pemimpin Istana Air Suci yang didapat setelah menukar reputasi Penghormatan dari saku bajunya.
Token dengan cahaya redup yang berkilauan itu membuat orang tidak meragukan keasliannya, dan secara tak sadar membuat Wen Sibian mempercayai perkataan Qi Xun.
"Nanti setelah beberapa waktu aku akan kembali mengunjungi Kakak," nada bicara Qi Xun tiba-tiba menjadi serius, "Jangan hanya mengawasiku. Selama ketidanganku, latihan Shenzhao Jing-mu jangan sampai tertinggal. Sayangnya Xiao Qian sedang membantu Ketua Changsun mengambil alih Shen Qiang Hui, jadi tidak ikut ke Xijin Fu. Kalau tidak, ada satu orang lagi yang bisa kuminta mengawasimu."
Gara-gara disela begitu, Wen Sibian untuk sementara kehabisan tenaga memperhatikan kepergiannya.
Selain latihan Shenzhao Jing, dia sekarang juga menjabat sebagai supervisor medis rombongan ekspedisi utara.
Keluarga Wen generasi tua memang memiliki aturan bahwa anggota dari Divisi Kematian tidak boleh menyelamatkan orang, tetapi perlu diketahui bahwa Wen Sibian telah diusir dari keluarga Wen. Sebagai orang bebas, ia berhak melakukan apapun yang diinginkannya. Bahkan ketika saudara cacat fisik dari keluarga Wen yang bertugas mencatat peristiwa dunia persilatan dan istana tiba di tempat ini dan bertemu dengannya, Wen Sibian merasa tidak memiliki kesalahan.
Ia merenungkan bahwa jika ada waktu luang, mungkin perlu melakukan bisnis ke utara, mengikuti pasukan Dinasti Song untuk merebut peluang menguntungkan.
Tidak ada salahnya mendapatkan lebih banyak uang, mengingat ia harus menafkahi lebih dari satu orang.
Ia menyaksikan sosok Qi Xun yang menunggangi 【Kuda Hitam Menginjak Salju】 menghilang dari pandangan, lalu melihat rombongan lain mendekati lokasi ini.
Saat rombongan ini mendekat, ia langsung mengenali Wang Xiaoshi di antara mereka, namun pengikutnya bukan dari Menara Angin Emas.
“Mengapa Tuan Ba Wu begitu sopan-santun?” Wang Xiaoshi turun dari kuda dan menyapa.
“Kau tahu aku bukan datang untuk menyambutmu.” Wen Sibian langsung mematikan percakapan.
Melihatnya yang jelas-jelas tidak tertarik melanjutkan bicara dan hendak pergi, Wang Xiaoshi mengejar dengan langkah cepat, “Tidakkah Tuan ingin bertanya siapa yang kubawa?”
“Pertanyaanmu ini sungguh agak bodoh.” Bukan sedang berbicara dengan adik perempuannya, atribut lidah tajam Wen Sibian terlihat jelas, “Karena kau dikirim untuk menyelesaikan masalah mata-mata Cai Jing di sekitar gurumu, tentu orang yang kau bawa kembali terkait dengan Guru Tianyi. Kudengar selain menerimamu sebagai murid, gurumu juga pernah mengajari ilmu bela diri dua orang - Cai Shuiduo dari keluarga Heimian Cai, dan Fang Henshao si ‘baru sadar pentingnya buku saat dibutuhkan’. Sedangkan yang hampir membuat kuda ambruk itu mungkin Zhang Tan ‘Raja Nasi’ anak angkat pemimpin Tianji. Jadi wajar ada anggota Tianji yang ikut. Dan satu lagi yang terlihat mencolok——”
Wen Sibian tidak terlalu suka keramaian, tapi bukan berarti tidak paham dengan tokoh-tokoh Jianghu. Setelah melihat sekilas dan tidak menemukan rekan seangkatannya, ia langsung kehilangan minat untuk menyapa.
Orang yang berada di posisi terakhir ini masih menunggu Wen Sibian menyebut namanya, namun malah melihat lawannya berbalik pergi tanpa ragu sambil berteriak, "Kenapa hanya aku yang dapat perlakuan berbeda?"
"Siapa suruh gelarmu terlalu panjang."
Hanya satu orang yang terlewat oleh Wen Sibian
, yaitu Tang Baoniu yang membuat gelar sepanjang 35 karakter untuk dirinya sendiri.(*)
Seharusnya Zhang Tan, Fang Henshao, Tang Baoniu, Cai Shuiduo dan lainnya berkumpul di sekitar Wang Xiaoshi saat Xiangbi Ta didirikan. Kini mereka datang lebih awal, dengan tujuan berkontribusi dalam Ekspedisi Utara.
Meski bersikap dingin pada mereka, Wen Sibian tak bisa menyembunyikan rasa irinya pada semangat membara para pemuda ini.
Ia melihat para tukang ribut ini memasuki kemah militer, setelah mendapat peringatan dari prajurit mereka mulai berperilaku baik, lalu pergi melapor ke petugas Menara Angin Emas di lokasi ini. Barulah dia menyelipkan tangannya di lengan baju dan berjalan lambat kembali ke tendanya.
Semakin banyak orang berduyun-duyun menuju utara, musim dingin kali ini tampaknya tidak akan terlalu menyiksa.
Hanya saja tidak tahu kapan adik perempuan akan datang lagi nanti...
Qi Xun kini telah keluar dari dunia anchor point dan kembali ke dalam Istana Mingxin.
Di dunia Shuo Yingxiong sudah memasuki musim dingin yang puncak, tapi di dalam istana masih musim gugur. Jubah tebal yang dikenakan Qi Xun saat menjelajahi utara terasa terlalu panas dan gerah.
Setelah meletakkan jubah di sisi, ia menatapi cahaya lilin cukup lama barulah merapikan ingatan tentang beberapa dungeon sebelumnya untuk sementara, agar tidak terjadi kekacauan memori.
Situasi di mana ingatan pengalaman dalam Dungeon ini semakin jelas terlihat, di bawah pengaruh perjalanan perang yang terlihat pada bulan sebelumnya, menjadi semakin nyata.
Ada satu momen di mana dia bahkan hampir lupa nama-nama tamu di Istana Mingxin saat ini, misalnya Ling Feige dan Shuai Yifan. Daftar pendekar pedang di pikirannya melompat-lompat dari Ye Gucheng, Ximen Chuixue, lalu ke Fang Geyin dan Sun Qingxia, sebelum akhirnya ingat di mana dirinya berada.
Qi Xun merasa instingnya bahwa kondisi ini agak tidak normal, namun karena kebutuhan mendesak untuk meningkatkan kemampuan sebelumnya, terpaksa dilakukan.
Kini dia benar-benar perlu memperlambat langkahnya.
Namun justru ketika matanya terfokus dan mencoba menenangkan diri di tempat ini, tiba-tiba muncul gelombang kecil di bidang visual yang hampir statis di hadapannya.
Tapi yang bergerak jelas bukan benda di kamarnya! Itu adalah peta mini yang selalu terbuka dalam jangkauan pandangannya.
Pada peta mini ini, dua titik merah sedang bergerak cepat keluar dari Istana Mingxin.
Alis Qi Xun berkedut.
Dua orang yang kabur di malam hari ini tak lain adalah Huang Luzhi dan Xiong Niangzi yang dia pantau melalui sistem pemantauan nama merah!
Awalnya dia berpikir karena mereka datang bersama Li Yuhan, mungkin mereka akan tetap dekat dengan pewaris Vila Yongcui ini. Tak disangka mereka malah memilih pergi duluan. Ini benar-benar—
Sungguh kabar baik!
Siapa peduli apa yang dipikirkan Huang Luzhi dan Xiong Niangzi? Andai saja Qi Xun tidak ingin mengotori wilayah kekuasaannya dengan darah mereka, dia bahkan sudah merencanakan membunuh mereka sebelum menjenguk keluarganya. Kini dengan aksi mereka ini, bahkan tidak perlu lagi memisahkan Li Yuhan.
Qi Xun meraih pedang Jin Hong Jian pemberian Fang Geyin di sampingnya, lalu mengejar ke arah titik merah yang bergerak cepat.
Bulan menggantung tinggi, sinar bintang redup.
Dua sosok bertubuh hitam melesat keluar dari Istana Mingxin yang baru saja berganti kepemilikan, sama sekali tidak menarik perhatian siapapun.
Selama empat tahun ini, Huang Luzhi dan Xiong Niangzi telah berlindung di Vila Yongcui.
Meskipun Li Guanyu selama bertahun-tahun ini tidak bisa beraktivitas di Jianghu akibat gangguan energi dalam, daya gentar Vila Yongcui sudah jauh berkurang dibanding masa lalu, namun pepatah "unta kurusan masih lebih besar dari kuda" tetap berlaku.
Ditambah lagi, teman-teman lama Li Guanyu sering membantu menjaga Li Yuhan, membuat Vila Yongcui menjadi tempat yang lebih cocok untuk pemulihan luka Huang Luzhi dibanding tempat manapun, sekaligus lokasi yang paling tidak mencurigakan sebagai persembunyian Xiong Niangzi.
Perjalanan ke Istana Air Suci empat tahun silam membuat Huang Luzhi kehilangan satu lengannya akibat serangan mendadak seorang Murid Istana Air Suci, sementara Xiong Niangzi terluka oleh Shui Mu Yin Ji.
Saat mereka mengikuti Li Yuhan tiba di Wuzheng Villa, sama sekali tidak menyangka bahwa Putri Muda Istana Air Suci - yang membunuh Shi Guanyin dengan metode luar biasa berupa pusaran air di gurun, kemudian menembus wajah asli Yuan Dongyuan - ternyata adalah murid yang berani menghunus pedang empat tahun silam.
。
"Seharusnya aku sudah curiga," geram Xiong Niangzi, "Dia yang kejam ini pantas menyandang gelar Putri Muda Istana Air Suci. Empat tahun lalu saat ilmu beladirinya masih biasa saja, dia sudah punya trik licik. Apalagi sekarang yang sudah mewarisi sepenuhnya ilmu Shui Mu Yin Ji."
Xiong Niangzi yang telah menyembunyikan identitasnya selama bertahun-tahun memang sangat menghargai nyawanya.
Andai tahu Qi Xun ada di sini, dia pasti tidak akan mengajak Huang Luzhi ke tempat ini.
Jurus pedang tangan kiri Huang Luzhi yang sudah mulai matang, ditambah teknik pedang Xiong Niangzi yang lumayan, jelas tidak bisa disamakan dengan Shi Guanyin.
Jika bahkan Shi Guanyin tewas di tangannya, apa artinya dua orang mereka ini?
Yang lebih membuat Xiong Niangzi merasa harus segera pergi adalah kabar dari Li Yuhan bahwa Qi Xun bahkan menanyakan tentang mereka berdua kepada Ling Feige.
Dia tidak percaya murid terbaik Shui Mu Yin Ji bisa memiliki ingatan yang buruk sampai lupa pada orang yang pernah dipotong tangannya. Ini jelas pertanyaan yang bermakna dalam, tidak lain untuk mengetahui apakah kemampuan mereka selama empat tahun terakhir mengalami kemajuan pesat.
Sayangnya tidak ada!
Mereka tidak sehebat Putri Muda Istana Air Suci ini yang seolah-olah mengakumulasi ilmu tenaga dalam semudah makan dan minum, bahkan menguasai Tianshui Divine Art - ilmu bela diri yang sangat bergantung pada bakat.
Tapi jika tidak bisa menang, setidaknya bisa menghindar. Xiong Niangzi berpikir, selama Putri Muda Istana Air Suci ini sibuk menjadi tokoh terkemuka di dunia persilatan, sepertinya tidak ada waktu untuk mencari masalah dengan mereka.
Huang Luzhi juga berpikir demikian, "Jangan bicara dulu, mari kita segera pergi."
Jika tidak memungkinkan, keluarlah dari perbatasan! Di wilayah luas luar perbatasan, bagaimana mungkin Qi Xun bisa menemukan jejak mereka.
Namun tiba-tiba kilauan darah yang terpantul menyilaukan matanya, disusul siluet gadis berbaju biru bagai air di bawah bulan yang muncul dari bayang-bayang depan, menghadang di jalan mereka.
Mungkin itu bukan kilauan darah, melainkan kilauan emas-merah yang mempesona.
Saat pedang itu disentakkan keluar dari sarungnya dengan ujung jari, pancaran warna gemilang disertai energi pedang yang menggetarkan jiwa sebelum sempat bertindak, bagai tembok tak tertembus menghadang di depan mereka.
Kedua pria itu secara refleks menghentikan langkah mereka.
Persis di saat tertegun ini, gadis berbaju biru yang menghadang itu menolehkan kepala, memperlihatkan wajah yang membuat mereka ingin kabur ketakutan hari ini.
"Pedang Junzi, Xiong Niangzi, ke mana kalian hendak pergi?"
Nada dingin sang pendatang membawa aura pembunuhan yang tak mungkin salah dengar!
