Pantas atau tidaknya Xue Bin dipukul, biarlah Xue Yiren yang menilai.
Melihat pemuda yang menekuk Xue Bin sambil menyebut diri sebagai Shen Tianjun, bersama rekannya yang dipanggil Chai Yingming, Qi Xun hanya berpikir satu hal—
Dibandingkan Chai Yuguan (nama belakangan Raja Kuaile setelah beberapa kali ganti nama yang awalnya Chai Yingming), Xue Bin benar-benar tidak ada apa-apanya.
Chai Yuguan itu baru benar-benar pantas dipukul!
Saat Qi Xun menerima Liu Banfeng sebagai murid, dia telah menentukan bahwa garis waktu kini masih sekitar 30 tahun sebelum cerita Wulin Waishi. Pertemuannya dengan Shen Tianjun dan Chai Yuguan sama sekali tidak aneh. Dia juga sudah terbiasa dengan buff khususnya yang selalu membawa tokoh penting ke hadapannya.
Namun Shen Tianjun saat ini belum memanfaatkan kesempatan kekacauan Hantu Gunung Yin untuk menjadi terkenal lewat kerja sama para petarung aliran benar dalam membasmi kejahatan, menghidupkan kembali kejayaan Keluarga Shen selama seratus tahun, dan meraih gelar Raja Jiuzhou.
Chai Yuguan saat ini hanyalah seorang mantan pendeta yang baru saja mengganti nama, sosok yang belum berpengaruh di dunia persilatan.
Sorot matanya yang mengamati keduanya begitu tersamar, seolah hanya memperhatikan kekonyolan Xue Bin.
Xue Bin mana pernah menyangka dirinya akan ditangkap kembali.
Dia masih berencana mengembara lebih lama di luar.
Kekalahan Xue Yiren, serta kabar tentang dirinya yang jatuh sakit setelahnya, satu per satu membuat Xue Bin—pemuda bejat yang hanya bisa berani berkeliaran di Jianghu karena berlindung di bawah nama Perkebunan Keluarga Xue—merasa panik. Awalnya ia ingin melarikan diri sejauh mungkin, namun tetap menyimpan harapan bahwa ayahnya akan menemukan kesempatan untuk bangkit kembali.
Siapa sangka, saat sedang mabuk dan bergaul sembarangan di luar, ia tidak sengaja membocorkan identitasnya sendiri, lalu ditangkap oleh Shen Tianjun dan Chai Yingming yang kebetulan lewat.
Dua orang ini benar-benar terlalu ikut campur!
Yang lebih mempermalukannya saat ini adalah keadaan di mana ia ingin melawan namun sama sekali tidak mampu mengalahkan lawan, justru disaksikan oleh begitu banyak orang. Ketika ia menoleh, di kerumunan orang belakang, ia melihat seseorang yang sama sekali tidak ingin ditemuinya saat ini.
Bukankah itu Zuo Mingzhu?!
Penolakan yang ditunjukkan Zuo Mingzhu terhadapnya serta saran untuknya kembali ke Perkebunan Keluarga Xue menghadapi situasi saat ini, semuanya sudah cukup membuatnya kehilangan muka. Hatinya dipenuhi ketidakpuasan terhadap gadis yang dalam ingatannya selalu penurut ini, sekaligus berpikir jika ayahnya bisa bangkit kembali, bukan tidak mungkin ia punya kesempatan melanjutkan hubungan dengannya.
Tapi kini...
Ia menepis tangan Shen Tianjun, "Tak perlu kau menahan, aku... aku sendiri yang akan menemui ayah."
Ia berusaha keras berdiri tegak, namun saat Jin Lingzhi tak menyembunyikan cibirannya dengan tertawa nyaring, langkahnya langsung dipercepat hingga terlihat seperti kabur ketakutan di mata orang lain.
"Hei Tuan Muda Xue, jangan sok tahu dengan mengandalkan familiaritasmu pada tata letak Perkebunan Xue lalu kabur dengan memanjat tembok lagi." Jin Lingzhi tak perlu menjaga reputasi Xue Bin, sementara Xue Bin sendiri tak punya nyali untuk menuntutnya saat ini.
Ia menggigit gigi namun tak mengucapkan sepatah kata pun, menghilang di balik gerbang lengkung tembok pekarangan.
"Tuan muda keluarga Xue ini benar-benar... tidak bisa dibantu." Shen Tianjun menggelengkan kepala sambil menghela napas.
Pedang usang di tangannya dan pakaian yang tidak terlalu rapi tak mengurangi aura keturunan keluarga terhormatnya. Setelah memandang sekeliling halaman, ia langsung bisa membedakan hierarki orang-orang yang hadir.
Tokoh seperti Yin Ji dan Ri Hou yang memang penyendiri jelas tidak mungkin datang melihat keributan ini. Sementara Zhu Zao, Zuo Qinghou beserta Zhang Jianzhai berada di rumah pekarangan Xue Yiren. Mayoritas yang hadir di sini adalah generasi muda, membuat sosok Qi Xun semakin mencolok.
Shen Tianjun memberi salam hormat: "Saya datang tanpa undangan hanya untuk mengantar Tuan Xue memenuhi bakti. Mohon maaf jika ada yang tersinggung."
"Apakah Tuan Shen yang bertindak luhur harus banyak basa-basi?" sahut Qi Xun.
Dia mengarahkan tangannya ke halaman dalam, "Tuan Shen, silakan masuk untuk berbincang. Tuan Zhuang Xue sedang sakit, saya mewakilinya untuk menerima tamu."
Keluarga Shen telah jatuh miskin, Shen Tianjun mengembara di Jianghu. Beberapa bulan terakhir, dia sering mendengar kabar tentang Qi Xun. Namun saat benar-benar bertemu, barulah ia sadar bahwa rumor itu mungkin tidak berlebihan.
Ia duduk tegak di tempat utama, gaun biru Putri Muda Istana Air Suci
Warna putih-biru yang seharusnya tidak terlalu serius justru memancarkan kematangan yang tak sesuai dengan usianya.
Bahkan cukup untuk membuat orang melupakan pedang Jin Hong Jian di sampingnya, senjata legendaris yang seharusnya sangat mencolok.
"Saya pernah mendengar reputasi Keluarga Shen selama seratus tahun," Qi Xun menatap ke arah Shen Tianjun, "Melihat langsung lebih baik daripada mendengar seratus kabar, Pendekar Muda Shen memang berpenampilan luar biasa."
"Ucapan Wakil Pemimpin Istana Qi ini sangat langsung," kata Shen Tianjun sambil mengangguk membenarkan.
“Ini tentu karena saya suka berteman dengan orang-orang berbakat.” Qi Xun mengangkat cangkir teh di sampingnya, memberi hormat ke arah Shen Tianjun.
Pendekar Muda Shen yang sekarang, calon Raja Jiuzhou di masa depan, benar-benar tak tercela dalam hal integritas moral.
Dalam Kekacauan di Gunung Heng, karena gagal menggagalkan konspirasi Chai Yuguan, ia memilih bunuh diri sebagai bentuk pertanggungjawaban. Saat itu, Shen Lang—putra tunggalnya yang baru sembilan tahun—menyumbangkan seluruh kekayaan keluarga Shen yang terkumpul selama ratusan tahun ke Balai Kebajikan yang baru berdiri, untuk mendanai hadiah buruan guna menekan dominasi faksi jahat pasca-tragedi Hengshan.
Keberanian Shen Lang mengarungi Jianghu hanya dengan sebilah pedang setelah menghabiskan seluruh hartanya, tak lepas dari pengaruh didikan langsung Shen Tianjun.
Pikiran Qi Xun berputar cepat, tapi raut wajahnya tetap tenang. Ia beralih ke Chai Yuguan yang datang bersama Shen Tianjun, “Ini siapa ya?”
Secara penampilan, Chai Yuguan memang cukup menarik.
Dia memiliki kulit putih seperti giok, seputih itu bahkan bisa dibandingkan dengan Qi Xun yang melatih Mingyu Gong untuk melihat siapa yang lebih putih hingga berkilau.
Sudut mata dan alisnya sedikit turun, menciptakan kesan polos alami.
Yang paling unik adalah dua tahi lalat hitam di kedua sisi mulutnya, serta tonjolan kecil alami di tengah keningnya. Jika dia tidak berambut panjang seperti sekarang namun masih dalam keadaan botak setelah mencukur rambut, mungkin benar-benar terlihat seperti Buddha yang turun ke dunia.
Tidak heran Wang Yunmeng pernah mengucapkan kalimat legendaris "Bodhisattva selalu harus dipasangkan dengan penyihir wanita".
Julukan Chai Yuguan sebagai "Buddha bagi semua keluarga" juga kemungkinan besar terkait penampilannya.
"Xiao... saya Chai Yingming, murid dari Kuil Shaolin Putian." Chai Yuguan menjawab.
"Kuil Shaolin Putian?" Jin Lingzhi adalah tipe orang yang blak-blak-an, begitu mendengar Chai Yuguan mengaku berasal dari Kuil Shaolin Putian, langsung tertarik, "Ini kan rejeki yang stabil, Bhante kenapa mau keluar dari Shaolin dan kembali ke duniawi? Lihat wajahmu ini, sudah cocok jadi biksu."
"......" Chai Yuguan mungkin pertama kali mendengar pernyataan 'sudah cocok jadi biksu', tersedak sejenak.
Dia sama sekali tidak dengan rela hati menjadi biksu.
Ia berasal dari keluarga pedagang kaya di Ezhong, hanya saja ibunya bukan istri resmi ayahnya.
Berkat kekayaan keluarga dan statusnya sebagai anak bungsu dari banyak saudara, ia tumbuh sebagai anak kesayangan. Bergaul dengan pedagang kaya dari berbagai daerah bersama ayahnya, kemampuannya meniru logat daerah dalam waktu setengah bulan membentuk dasar kemahirannya memalsukan asal-usul di kemudian hari.
Namun dia tidak hanya ingin menjadi "jenius bahasa asing" dan pangeran kecil di bawah naungan orang tuanya. Saat berusia 14 tahun, dia melakukan aksi brutal: seluruh keluarganya yang berjumlah lebih dari 30 orang tewas dalam semalam (*), meninggalkan kekayaan melimpah di tangannya.
Tapi dia hanya bisa menghabiskan uang, bukan menghasilkan. Setelah kematian seluruh keluarga dan hanya dirinya yang kaya, dia bergaul dengan para si bejat di Jianghu, hidup dalam kemewahan ekstrem. Dalam tiga tahun, harta warisannya habis. Akhirnya dia bergabung sebagai biksu Shaolin untuk menghindari penagih utang dan kelaparan di jalanan.
Chai Yuguan sama sekali tidak menyukai Shaolin. Tidak seperti Wuhua yang langsung menjadi murid Master Tianfeng saat masuk, dia harus memulai sebagai birok api.
Sebagai pribadi yang hawa nafsunya besar, hidup di Shaolin dengan berbagai pantangan membuatnya frustasi. Apalagi sebagai birok api, dia tidak bisa mempelajari seni bela diri paling mendalam Shaolin.
Bagaimana Chai Yuguan bisa mentolerir hidupnya yang seperti ini!
Awalnya ia berencana memanfaatkan reputasi sekte nomor satu di dunia sebagai tameng, mencuri ilmu bela diri yang bisa meningkatkan kemampuan drastis. Tapi baru mulai melakukan pencurian, Shaolin sudah mengetahuinya dan mengusirnya.
Kini Jin Lingzhi tiba-tiba bertanya mengapa dia tidak mengambil "mangkuk nasi besi" Shaolin, ekspresi Chai Yuguan berubah hampir tak terlihat. Ia segera sadar tak boleh menunjukkan ekspresi tak terkendali, lalu cepat-cepat
berubah menjadi wajah penuh rahasia yang ingin bicara tapi ragu.
Chai Yuguan saat itu baru lewat 20 tahun. Tiga tahun di Shaolin hanya memperparah depresi dan kegagalannya, belum menjadi Raja Kuaile yang menguasai barat laut. Meski perubahan ekspresi ini sangat cepat, Qi Xun dan Hua Zhenzhen yang jeli sama-sama menangkapnya.
Chai Yuguan sama sekali tidak menyadari, hanya menjawab dengan suara lembut dan ekspresi yang semakin muram, "Karena aku mencuri ilmu bela diri Shaolin, sehingga tidak diterima di Putian."
"Saudara Chai tidak perlu merendahkan diri seperti ini," Shen Tianjun berseru membantah dengan argumen yang telah dipersiapkannya, "Siapa yang mengusirmu dari Shaolin? Itu adalah putra Shi Guanyin, Wuhua yang bersekongkol dengan Nan Gongling membunuh Ketua Bangsa Pengemis Ren Ci. Jika dia masih Biksu Tujuh Keunggulan seperti dulu, mungkin tuduhan pencurian kitab rahasia itu akan dianggap sebagai niat jahatmu. Tapi setelah wajah asli Wuhua terbongkar, aku yang tidak suka memfitnah ini bisa menebak—pasti kau melihat kelakuannya yang mencurigakan, lalu dia buru-buru mengusirmu dari Shaolin sebelum kau membongkar keburukannya."
Chai Yuguan menggelengkan kepala sambil berdesah: "Saudara Shen tidak perlu berkata lagi, keinginan untuk mengincar ilmu bela diri Shaolin memang ada dalam diriku. Aku tidak pantas menjadi biksu. Setelah diusir dari Kuil Shaolin Putian, menjelajahi jianghu bisa dianggap sebagai jalan alternatif."
Andai saja Chai Yuguan bukan pembunuh orang tua dan kakak kandungnya yang juga perampok harta sekaligus si bejat, Qi Xun mungkin akan memintanya membuka kursus khusus tentang seni beretorika.
Jurus retorika setengah palsu-setengah jujur Chai Yuguan ini sungguh efektif membuat orang yang tak tahu jati diri aslinya yakin akan ketidakbersalahannya, seolah-olah ketidakmampuannya bertahan di Shaolin semata-mata karena ulah jahat Wuhua.
Kebenaran bahwa ia diusir oleh Wuhua mungkin valid, tetapi niat asli pencurian kitab suci pastilah——
Ia benar-benar membutuhkan ilmu bela diri tinggi sebagai modal dasar bertahan hidup.
Jika tidak, dia tidak akan dalam perkembangan aslinya pertama-tama menerima Shi Songshou yang dijuluki "Pedang Tiannan" sebagai guru, setelah menguasai semua kemampuannya kabur membawa seluruh harta dan salah satu selirnya, kemudian menyerahkan selir tersebut kepada Qi Xinweng untuk mempelajari ilmu bela diri Sekte Tujuh Hati, lalu memperdaya ibu Bai Feifei baik fisik maupun hati demi silsilah suku Youling yang dimilikinya, serta bersama Wang Yunmeng merencanakan Kekacauan di Gunung Heng untuk menyita kitab rahasia ilmu bela diri dan harta benda yang dititipkan para pencari harta karun padanya.
Segala perilaku tidak manusiawi ini pada dasarnya bermuara pada obsesinya terhadap ilmu bela diri.
Orang ini benar-benar bencana!
Tapi kemunculan Chai Yuguan justru membuat Qi Xun merasa ini mungkin bukan hal yang buruk.
Dia bisa memanfaatkan ambisi pria tersebut untuk melakukan suatu hal.
“Chai Yuguan tidak tahu bahwa Qi Xun sepenuhnya memahami asal-usul dan sifatnya. Dia hanya mendengar jawaban Qi Xun: 'Memang benar Wuhua adalah sampah Jianghu yang ahli menyamar. Alasan Shaolin mengusirmu karena hubungan dengan Wuhua jelas bukan kesalahanmu. Saat itu Shaolin masih menganggap Wuhua sebagai orang yang jujur dan berbudi luhur. Jika Pendekar Muda Chai merendahkan diri karena hal ini, malah akan membuat si penjahat di alam baka merasa bangga. Ini sama sekali tidak perlu.'"
“Jika Pendekar Muda Chai ingin kembali ke Shaolin, meskipun Istana Air Suci tidak punya hubungan dekat dengan Shaolin, Bangsa Pengemis punya. Aku bisa menulis surat kepada Ketua Ren Ci dan meminta Bangzhu Ren untuk menjelaskan situasimu kepada Master Tianfeng. Pasti kami akan memulihkan nama baikmu.'"
“Mengapa repot-repot begitu?” Jin Lingzhi langsung menyela tanpa pikir panjang, “Nenekku selama bertahun-tahun telah menyumbangkan banyak dana persembahan ke Shaolin. Jika hanya perlu investigasi menyeluruh apakah ada pencurian kitab suci atau tidak, dan ingin memulihkan nama baik, pengaruh Taman Panjang Umur dan Berkah kami saja sudah cukup.'"
Benar-benar cara yang sangat arogan untuk menjalin hubungan dengan menunjukkan kekayaan...
Chai Yuguan dalam hati mengutuk para keturunan sesepuh dunia persilatan ini yang sama mudah ditipunya seperti Shen Tianjun, sambil berusaha mempertahankan senyum palsu yang mulai goyah di wajahnya.
Tapi sejak dia memutuskan keluar dari Shaolin, sama sekali tidak ada niat untuk kembali.
Aliran nomor satu yang disebut-sebut ini semakin merosot dalam beberapa tahun terakhir, pada dasarnya karena kecuali bisa mencapai posisi seperti Wuhua, mustahil menguasai ilmu bela diri kelas atas. Lebih baik mencoba peruntungan di Jianghu.
Kedua, keberuntungannya memang luar biasa. Baru saja meninggalkan Shaolin langsung bertemu Shen Tianjun si orang bodoh.
Kemunduran keluarga lawan ini sebagian karena tidak ada penerus yang kompeten, sehingga memilih mundur demi menghindari incaran penjahat. Kini dengan kemunculan Shen Tianjun si jenius bela diri, masalah harta bukan lagi kekhawatiran.
Chai Yuguan berencana terus menjalin hubungan, lambat laun akan menguasai
Bagaimana mungkin dia rela kembali ke Shaolin dan memulai kembali dari seorang bhikhu pekerja kasar, sementara masih ingin menggali habis semua yang ada di tangan Shen Tianjun.
Setelah merenungkan cara mempertahankan citranya saat ini, dia dengan halus menolak kebaikan Jin Lingzhi, "Karena aku telah meninggalkan Shaolin, itu menunjukkan takdir kami tidak sejalan. Tanpa ikatan takdir, tak perlu dipaksakan. Aku datang ke utara dari Putian justru karena sebelum berguru ke Shaolin, saat melintasi Jiangnan, pernah mendapat berkah makanan dari seorang senior Jianghu yang menyelamatkan nyawaku. Sekarang di usia dua puluh tahun, dengan bekerja keras aku ingin membalas budi sekecil apapun, agar tidak sia-sia pertolongannya dulu."
Chai Yuguan melihat beberapa orang menunjukkan sedikit rasa penasaran, lalu menjelaskan, "Orang baik yang menyelamatkanku ini adalah pemimpin Kelompok Ekor Phoenix di jalur air Jiangnan, salah satu kepala Dua Belas Gudang Berantai. Di Jianghu, beliau dijuluki Pedang Tiannan. Di bawah kepemimpinan Ketua Wu, Kelompok Ekor Phoenix dikenal luas sebagai organisasi yang menjunjung keadilan. Jika aku bisa bergabung di sini, bukan tidak mungkin aku bisa berkontribusi bagi Jianghu."
Alasan ini terdengar sangat meyakinkan.
Qi Xun menepuk tangan sambil tertawa, "Semangat yang luar biasa, Pendekar Muda Chai! Kebetulan, jika kau menyebut Shaolin mungkin aku harus membantu dengan cara berbelit, tapi untuk Kelompok Ekor Phoenix aku memang punya koneksi. Kebetulan aku sedang perlu menemui Ketua Wu dan Tuan Bang Yun untuk urusan penting aliansi dengan Nyonya Jin. Jika kau tidak keberatan, tunggulah di sini beberapa hari. Setelah kedua pemimpin itu datang, baik untuk bergabung dengan Kelompok Ekor Phoenix maupun membalas budi, pasti lebih baik daripada mulai dari jadi murid patroli kemudi kapal."
“Pendekar Muda Chai tak perlu merasa ini adalah jalan nepotisme,” Qi Xun melanjutkan saat Chai Yuguan hendak berbicara. “Jika kau tak punya kemampuan, rekomendasi dariku pun tak akan berguna. Bukankah begitu logikanya?”
“Soal ini aku tak khawatir untuk Saudara Chai,” Shen Tianjun tersenyum. “Meski hanya 10 hari bersama, jelas terlihat wawasan dan pengetahuannya melampaui orang biasa. Daya ingatnya kuat meski ilmu beladirinya campur aduk dan fondasi dasarnya lemah. Untuk Kelompok Ekor Phoenix sudah cukup. Dengan kemampuan sejati, rekomendasi Wakil Pemimpin Istana Qi pasti tak akan sia-sia.”
Qi Xun sangat ingin memutar mata ke arah Shen Tianjun.
Kini masalahnya bukan pada kemampuan Chai Yuguan memenuhi posisi.
“Jika dia tidak pandai bergaul, bagaimana mungkin mendapat apresiasi Shi Songshou, bahkan menerima semua ilmu yang diajarkan, bahkan ketika Chai Yuguan bergabung dengan Dua Belas Gudang Berantai, Wu Weiyang sudah tewas dalam perangkap Yuan Suiyun. Saat itu, Shi Songshou bukan lagi anggota rendahan, melainkan Ketua resmi Kelompok Ekor Phoenix.”
“Saat dia kembali dengan penuh kejayaan dan menghancurkan Dua Belas Gudang Berantai, membunuh Shi Songshou, tak ada yang menganggapnya sebagai serigala penghianat guru, juga tidak menghalangi reputasinya sebagai ‘Buddha Penyelumat Rakyat’.”
“Apa perlu khawatir Chai Yuguan akan tekanan dalam proses penerimaan dan promosi jabatan? Lebih baik waspadai tipuannya yang akan menjebak kita lalu memanen hasil saat waktunya matang.”
“Perkataan Pendekar Shen ini tak berguna bagiku. Tunggu sampai Ketua Wu datang, biar Pendekar Chai tunjukkan kemampuan sendiri.”
Qi Xun mengangkat tangannya. Seekor burung yang melesat masuk tiba-tiba dari luar ruangan, dengan kecepatan yang nyaris tak tertandingi, mendarap di punggung tangannya.
Burung berwarna kayu abu-abu yang hampir menyatu dengan interior ruangan ini, setelah menerima surat bertinta arang dari Qi Xun yang dimasukkan ke tabung suratnya, langsung menghilang dari pandangan orang-orang.
Saat terbang keluar dari balairung, bulu-bulu sayapnya tiba-tiba berubah menjadi biru dan putih, menyatu dengan langit luas.
Chai Yuguan yang menyaksikan pemandangan ini tak bisa menahan ekspresi iri di wajahnya.
Kurir unik seperti ini, dengan statusnya kini, mustahil bisa didapatkan.
Untungnya, semua persiapan perjalanannya sejak meninggalkan Shaolin, pertemanannya dengan Shen Tianjun, masuk ke Perkebunan Keluarga Xue karena mengawal Xue Bin, hingga memaparkan asal-usulnya di hadapan Putri Muda Istana Air Suci, Putri mereka dari Taman Panjang Umur dan Berkah, serta bakat-bakat terbaik Jianghu lainnya—semua berjalan mulus tanpa kesalahan.
Ia pasti akan terkenal di Jianghu dan mendapat harta langka suatu hari nanti.
Untuk sementara belum perlu terburu-buru... tidak perlu...
Meski Chai Yuguang merasa tidak puas dengan Jin Lingzhi yang menyebutnya pantas jadi biksu, maupun Qi Xun yang lebih muda namun sudah memimpin banyak orang, ia sama sekali tidak akan menunjukkan hal ini menjelang pertemuan dengan Wu Weiyang.
Ia yakin
penampilan "karakter baik"-nya sudah sempurna. Bersama Shen Tianjun, ia meninggalkan aula dan dituntun menginap sementara di Perkebunan Xue. Tak disangkannya, setelah kepergiannya, sikap bersemangat Qi Xun yang membantunya tadi tiba-tiba berubah dingin membeku.
“Bagaimana pendapat Zhenzhen tentang Pendekar Muda Chai tadi?” Setelah ruangan ini hanya tersisa Hua Zhenzhen dan Jin Lingzhi, Qi Xun bertanya.
Jin Lingzhi tak mengerti mengapa Qi Xun tiba-tiba bertanya demikian, tapi Hua Zhenzhen menjawab: “Dia terlalu palsu.”
“Benar, dia terlalu palsu. Dia juga bukan tipe orang yang akan bergabung dengan Dua Belas Gudang Berantai hanya untuk membalas budi.” Qi Xun memberi isyarat pada Jin Lingzhi untuk tidak bertanya dulu, lalu melanjutkan penjelasannya, “Seandainya usianya beberapa tahun lebih tua, mungkin bisa menyembunyikan latar belakang dan niatnya dengan baik. Kini tidak bisa. Istana Air Suci berlokasi di Hengyang, tidak jauh dari Hubei. Aku bisa mendengar aksen Zhongzhou dalam logat bicaranya yang masih tercampur dialek Hubei tengah. Tapi dia justru tinggal beberapa tahun di Shaolin. Pasti ada yang tidak biasa dengan latar belakangnya.”
“Matanya yang tertunduk seolah menunjukkan pribadi baik yang membalas budi, namun pakaian sederhananya dijahit khusus untuk menonjolkan postur langsing（*）. Tangan yang rapi dan anggun memang sopan santun pergaulan, tapi seorang biksu pekerja tidak pantas berpenampilan necis seperti ini. Pasti berasal dari keluarga kaya raya.”
“Jelas dia menganggap usulan Lingzhi agar kembali ke Shaolin sebagai ikut campur, tapi malah mengarang cerita soal hutang budi. Andai aktingnya tidak kalah dari kefasihan bicaranya, mungkin kita bisa tertipu.”
“Bangsat ini!” Jin Lingzhi hampir melompat berdiri.
Suara Qi Xun menghentikan langkahnya: “Dia berakting dan menyembunyikan maksud sebenarnya, ingin memanfaatkan kita sebagai tangga kenaikan status. Kenapa kita tidak balik memanfaatkannya? Jika ingin menanjak di Dua Belas Gudang Berantai, dia harus terjebak dalam perangkap ini.”
“Lingzhi, tahun lalu aku janji akan mengajakmu menonton pertunjukan menarik.”
