Saat Gongzhu Baru bergabung dengan Istana Air Suci, hanya beberapa hari setelah Qi Xun menggantikan posisi Pemimpin Istana Air Suci.
Inilah kesepakatan yang dicapai Qi Xun dengan Nyonya Du.
Sambil mendapatkan kemudahan terkait pemerintah dari Nyonya Du, Tuan Zhuang dari Istana Pedang Giok yang terkenal di Jianghu dengan sebutan Tuan Du, demi melindungi anak perempuannya, juga berharap Gongzhu Baru bergabung ke Istana Air Suci sebagai murid Pemimpin Istana Air Suci.
Qi Xun tidak terlalu mempedulikan perhitungan kecil seperti ini.
Dari sudut pandang transaksi, dengan bantuan Nyonya Du, seluruh rute dagang dari Kucha ke Istana Mingxin, dari Istana Mingxin ke Teluk Bohai, hingga jalur laut dari Dongying ke Songjiang dan pelabuhan pesisir lainnya – termasuk berbagai urusan administratif rumit yang tidak dipahami Qi Xun – semuanya hampir tuntas ditangani orang lain.
Ini benar-benar transaksi yang menguntungkan tanpa risiko.
Dari sudut sifat penerimaan murid itu sendiri, Qi Xun tidak memberikan janji apa pun bahwa sebagai muridnya di Istana Air Suci akan mendapat perlakuan khusus dibandingkan yang lain, apalagi menjanjikan bahwa sebagai murid Pemimpin Istana Air Suci bisa mewarisi posisi Pemimpin Istana. Bagaimanapun, semuanya tetap bergantung pada kinerja.
Mengenai poin ketiga, Gongzhu Baru memang seorang gadis yang cukup mencuri simpati Qi Xun.
Aura yang dipancarkannya mirip dengan Tuan Du, hanya saja mungkin karena tidak terpengaruh oleh pernikahan gagal Tuan Du sebelumnya dengan Jiao Lin, juga minimnya pengalaman Gongzhu Baru dalam liku-liku kehidupan, membuat kesannya lebih jernih.
Meski terlihat lemah lembut secara lahiriah, tapi mengingat siapa Gongzhu Baru sebenarnya, "kelemahlembutan" ini mungkin perlu dikurangi beberapa tingkat.
Dia tampaknya tidak kekurangan pendirian, bahkan memiliki ketegaran yang mudah terlihat.
Jika tidak demikian, sepertinya dia juga tidak akan setuju menikahi Shi Tianwang dengan nama Putri Pedang Giok dalam rencana awal membasmi Shi Tianwang, demi mengidentifikasi siapa di antara tujuh orang itu yang merupakan Shi Tianwang sejati.
Dan kini——
"Apakah kamu ingin melanjutkan gaya memotivasi seluruh anggota sekolah untuk giat berlatih ini pada muridmu?" Gong Nanyan mengeluh.
Karena Shui Mu Yin Ji telah lebih dulu menyerahkan posisi Pemimpin Istana Air Suci kepada Qi Xun, ditambah ekspansi jalur dagang laut yang mengharuskan Qi Xun tidak hanya berada di Istana Air Suci tetapi juga sering bolak-balik ke pesisir, Gong Nanyan yang awalnya bertugas membantu mengelola Istana Mingxin tiba-tiba mendapat surat dari Tap Yun saat bangun tidur, dan kini harus memikul jabatan tambahan sebagai Tuan Zhuang sementara.
Ini saja sudah cukup merepotkan.
Tahun Baru, Shui Mu Yin Ji mengunjungi Istana Mingxin dan berbicara lama dengan Situ Jing. Gong Nanyan bisa menebak topik yang membuat ibu-anak ini berbincang begitu lama, tapi heran mengapa tiba-tiba memutuskan untuk membuka rahasia asal-usul Situ Jing yang selama ini disembunyikan.
Gong Nanyan tidak mendengar detail percakapan mereka, dan Shui Mu Yin Ji jelas tak akan mengizinkannya. Yang dia tahu hanyalah——
Situ Jing terlihat baru menangis. Dia menyerahkan pekerjaannya ke orang lain, lalu membereskan barang bawaan untuk pergi.
Saat ditanya tujuan perjalanannya, Situ Jing hanya menjawab samar bahwa dia akan mengunjungi beberapa tempat untuk menebus dosa seseorang.
Setelah Shui Mu Yin Ji mengungkapkan wajah asli ayahnya, Situ Jing merasa dirinya tak pantas disebut manusia jika masih menganggap pria itu layak disebut ayah atau berharap pada hubungan orangtua-anak.
Syukurlah Shui Mu Yin Ji—tidak, seharusnya disebut ibu—juga menyebutkan bahwa Xiong Niangzi tidak tewas saat kesalahan penilaiannya dulu, namun kini benar-benar telah meninggal di dekat Istana Mingxin. Situ Jing tak perlu lagi menghadapi pilihan sulit antara membunuh ayah kandung sendiri atau mempertahankan keadilan.
Orang lain mungkin tak tahu identitas mayat yang rusak wajahnya itu yang muncul bersama Huang Luzhi. Tapi Shui Mu Yin Ji pernah melihat mereka berdua menyerbu Istana Air Suci dengan menyebut diri sebagai sahabat karib, mana mungkin tidak bisa menebak.
Entah korban tewas oleh Xue Xiaoren yang ingin merebut pedang legendaris di Wuzheng Villa, atau dibunuh Qi Xun untuk menepati sumpahnya "Penceroboh Istana Air Suci pantas dibunuh"—bagi Shui Mu Yin Ji yang sudah legawa, hal itu kini tak penting lagi.
Namun saat memberitahu Situ Jing tentang kematian Xiong Niangzi, dia tetap menyembunyikan dugaan bahwa Qi Xun mungkin terlibat dalam hal ini.
Jadi alasan Situ Jing memilih meninggalkan Istana Mingxin sekarang hanyalah untuk melihat apakah dia diam-diam bisa
memberikan beberapa kompensasi kepada korban yang pernah dirugikan Xiong Niangzi di masa lalu.
Hal ini dia lakukan bersama Shui Mu Yin Ji.
Gong Nanyan tidak tahu agenda mereka, hanya merasa kehilangan satu lagi asisten. Dalam surat balasannya kepada Qi Xun, dia mengeluhkan perilaku mereka yang menyalahkan dan memperlakukannya sebagai kuli angkut orang bodoh secara kolektif.
Balasan Qi Xun: Keberadaan Kakak Senior Gong Nanyan di luar tetap ada manfaatnya, sekarang jadi lebih bersemangat.
Gong Nanyan merasa kesal.
Berkat Liu Wumei yang ditugaskan Qi Xun untuk mencari penjahat Jianghu, mereka telah diam-diam dikirim ke Istana Mingxin. Qi Xun kemudian datang ke sana untuk melakukan operasi penggantian mata bagi para gadis yang pernah dibutakan oleh Yuan Suiyun.
Bagi gadis-gadis yang memiliki latar belakang mirip dengan Zhi Niang dan sempat merasa tak berdaya setelah kehilangan penglihatan, Qi Xun yang memulihkan penglihatan mereka jelas merupakan berkat kedua. Istana Mingxin juga memang tempat yang layak untuk tinggal.
Gong Nanyan bisa melihat dengan jelas bahwa setelah para gadis ini dan kelompok sebelumnya menyelesaikan pelatihan, mereka akan menjadi asisten yang kompeten.
Gao Yanan yang sementara memilih Istana Mingxin sebagai medan latihan, serta Liu Wumei yang mendapat kesempatan praktik setelah misi penangkapan berakhir, juga bisa dimanfaatkan untuk membagi tugas. Tentu saja skenario pertama tidak boleh terlalu terkait dengan Istana Air Suci.
Ditambah jaringan pertemanan Qi Xun sebelumnya di Guan Zhong, komunikasi Gong Nanyan dengan berbagai kekuatan menjadi lebih mudah setelah Ling Feige dan Zhu Zao kembali ke utara dari Songjiang. Keluhannya ini hanyalah candaan khas antara kakak dan adik senior.
“Sejak bergabung dengan Istana Air Suci, Gadis Baru Bulan Sabit ini memang menuntut diri sendiri sangat ketat,” ujar Gong Nanyan sambil tersenyum. “Terutama setelah mulai melatih Tianshui Divine Art di bawah bimbingan Qi Xun, bisa dibilang dia sudah mengikuti jejak sang mentor. Ini tentu hanya candaan belaka.”
Gong Nanyan sekarang sudah berpikiran terbuka.
Bahkan ketika ada yang bertanya dihadapannya: "Apakah syarat utama jadi murid Istana Air Suci harus punya kemampuan navigasi air yang luar biasa?" atau "Meski tak bisa sehebat Kepala Istana Qi yang menghancurkan kekuatan Shi Tianwang, apakah kalian lebih unggul di laut daripada di darat?" — dia sudah bisa menerima pertanyaan-pertanyaan itu dengan lapang dada.
Melihat Qi Xun yang bersikap acuh tak acuh terhadap gelombang ambisi latihan baru yang dipicu muridnya, Gong Nanyan tak tahan menggoda: "Topengmu yang terlihat menipu ini, sepertinya akan diwariskan ke muridmu."
“Omong kosong,” sanggah Qi Xun dengan alasan yang sah, “Aku justru sangat konsisten antara lahir dan batin. Muridku juga belajar sifat asli ini dengan baik.”
Liu Banfeng yang sedang menunggu di samping belum sempat bereaksi, langsung diangkat oleh Qi Xun ke hadapan Gong Nanyan.
Kurang lebih seperti adegan di Lion King dimana monyet babon mengangkat Simba tinggi-tinggi.
Gong Nanyan: "...?"
Liu Banfeng: "...?"
Dua orang berbeda generasi ini saling memandang, menyadari bahwa Shifu/adik senior mereka sedang mengalihkan topik dengan cara komunikasi yang absurd layaknya ayam berbicara dengan bebek.
Liu Banfeng yang tahun ini baru berusia enam tahun, sebelumnya dimanja oleh kakek dan orang tuanya di rumah, setelah menjalani upacara penerimaan sebagai murid Qi Xun juga tumbuh dalam lingkungan yang sehat untuk anak seusianya. Bahkan saat sebelumnya dia menyebut tentang Kelompok Hantu Gunung Yin, sang Shifu mendukungnya dengan janji akan mengajaknya langsung memberantas kelompok itu setelah ia menyelesaikan pelatihan. Mustahil kalau tidak tumbuh menjadi pribadi yang jujur dan berkarakter dalam situasi seperti ini.
“Siapa yang bicara soal ini…” Gong Nanyan menghela nafas. “Maksudku, muridmu itu terlihat lemah secara fisik tapi punya karakter yang cocok untuk menjelajahi Jianghu, persis seperti dirimu.”
Gong Nanyan takkan lupa, tahun lalu saat Qi Xun hendak meninggalkan Istana Air Suci, penampilannya saat bertemu di tepi Danau Cermin.
Secara fisik, Qi Xun memang terkesan seperti dewi yang tak terjamah dunia fana. Tapi ketika dilepas dari Istana Air Suci, dia justru memicu amukan yang dampaknya jauh melampaui sektor Jianghu.
Hingga Gong Nanyan selalu merasa bahwa Gongzhu Baru, murid kedua Qi Xun, mungkin akan menjadi tokoh Fengyun di Jianghu menyusul gurunya suatu hari nanti.
“Bukan itu hal yang baik?” Qi Xun menurunkan Liu Banfeng dari gendongannya, menunjukkan raut wajah bercanda. "Baik pusaran air di gurun maupun pasang-surut laut, cepat atau lambat akan tergantikan oleh kabar Jianghu baru. Sekalipun hari ini kuserukan hukuman bagi sampah masyarakat yang mengatasnamakan Air Suci untuk berlayar di perairan ini, paling-paling peringatan ini hanya bertahan 30-50 tahun. Sedangkan aku mungkin hanya akan tinggal di sini paling lama 10 tahun lebih, tidak punya kesempatan untuk menciptakan..."
"...kehebohan yang lebih besar. Jika Gongzhu Baru bisa mewarisi kemampuan dan posisiku, ditambah keberanian serta kemampuan memimpin Istana Air Suci, sebenarnya itu justru kabar baik."
Liu Banfeng dengan tajam menangkap diksi khusus dalam ucapan Qi Xun. Ia buru-buru bertanya sebelum Gong Nanyan sempat membuka mulut: "Shifu mau pergi ke mana?"
Qi Xun mengelus kepala gadis kecil yang belakangan mulai suka berdandan dan merapikan rambutnya dengan teliti itu, membuatnya buru-buru menutupi model rambutnya, "Tentu saja untuk melihat dunia yang lebih luas. Realm Martial Arts adalah hal yang menakjubkan. Jika kamu ingin melihat kirin legendaris, menangkap makhluk besar seperti harimau putih milik Shifu ini, atau menyaksikan adat istiadat berbeda di berbagai tempat, latihlah ilmu bela dirimu dulu."
Liu Banfeng bergumam pelan, "Umpan yang diberikan Shifu semakin keterlaluan."
Sebelumnya hanya tentang meredakan kekacauan Hantu Yin Mountain untuk membuktikan diri lebih hebat dari kakek, kini bahkan harimau putih besar dan kirin ditambahkan.
Qi Xun sama sekali tidak merasa masalah membicarakan topik seperti ini dengan anak-anak. Liu Banfeng sendiri juga tidak menjadi terlalu ambisius, paling hanya menambah satu lapisan target lagi untuk diri sendiri.
Qi Xun menambahkan, "Lagipula kamu adalah kakak senior, tidak masalah kan kalau aku bicara seperti ini padamu?"
Gong Nanyan ingin mengeluh lagi, "Bukan maksudku, tapi tidakkah menurutmu aneh melihat Gongzhu Baru yang 16-17 tahun memanggil Banfeng yang 6 tahun sebagai kakak senior?"
Memang gaya seorang shifu yang aneh akan menghasilkan kelompok murid yang terlihat tak biasa juga.
Qi Xun berbisik, "Kalau mau dipaksakan, sebenarnya Gongzhu Baru tidak pantas disebut murid kedua, harusnya murid ketiga atau keempat. Bagaimana mungkin melompati Banfeng?"
Qi Xun menghitung berdasarkan waktu keinginan menerima murid. Liu Banfeng jelas yang pertama, lalu Shi Shuyu yang direkrutnya di dunia The Legendary Twins.
Peringkat Gongzhu Baru (ketiga atau keempat) tergantung apakah anak perempuan dari gadis Dinasti Selatan-Utara yang memiliki ikatan guru-murid dengan Qi Xun pantas dimasukkan dalam daftar.
Namun Gong Nanyan belum pernah bertemu Shi Shuyu, juga belum melihat murid Qi Xun yang bahkan belum lahir saat ini, sehingga jelas tak memahami maksud ucapannya.
Tapi urusan yang menyibukkannya sangat banyak, perkataan ini paling-paling hanya sempat disebut sekilas saat obrolan santai, tanpa maksud mengejar sampai ke akar-akarnya.
Setelah semua urusan di Istana Mingxin yang memerlukan persetujuan pemimpin Qi Xun terjawab selama acara minum sore ini, Gong Nanyan untuk sementara membiarkan adik seniornya yang penuh rahasia ini.
Setelah memeriksa kemajuan latihan ilmu bela diri Liu Banfeng, Qi Xun menemui Qu Wurong.
Qu Wurong masih memancarkan aura diam namun terasa sangat andal. Jika bukan karena ini, Qi Xun takkan mempercayakan tanggung jawab mengawal gadis-gadis yang buta saat itu padanya.
Tapi ketika Qi Xun mendatanginya, sepertinya ini bukan khayalan belaka - raut wajahnya menunjukkan rasa bersalah yang sulit disembunyikan.
“Aku rasa aku tidak begitu menakutkan sampai orang merasa tidak bisa berbicara langsung?” Qi Xun menolehkan kepala ke arah Qu Wurong.
Karena kondisi wajah yang rusak akibat Shi Guanyin, Qu Wurong masih menutupi wajahnya dengan cadar putih, bahkan matanya pun tertutup, hanya sorot mata samar yang bisa mengisyaratkan perasaannya saat ini.
Ia ragu-ragu belum sempat bicara, Qi Xun sudah lebih dulu bertanya, "Kamu ingin keluar dari Istana Air Suci, ya?"
"Tidak," jawab Qu Wurong tegas, "Jika bukan karena Pemimpin Istana, aku tak akan tahu bahwa meski Shi Guanyin membesarkanku, dia juga pembunuh orang tuaku. Dan jika bukan karena Pemimpin Istana, Shi Guanyin mungkin masih berkeliaran di gurun tanpa ada yang bisa menghukumnya. Hutang nyawa dan budi padamu akan kutebus dengan mengabdi seumur hidup."
"Lalu bagaimana dengan Yidian Hong?" Qi Xun tersenyum, bertanya dengan nada santai.
Sebelumnya, Zhongyuan Yidianhong karena kesalahpahaman bahwa Qu Wurong mengirim orang kembali ke Istana Mingxin adalah tindakan penculikan jahat, lalu berusaha menyelamatkan korban. Dalam pertarungan dengan Qu Wurong, dia akhirnya mengetahui kebenaran dan membantu mengantar orang tersebut ke tempat ini.
Xue Xiaoren tewas di Wuzheng Villa, lalu Qi Xun menuntut pertanggungjawaban ke Perkebunan Keluarga Xue. Organisasi pembunuh bayaran itu pun secara alami lenyap sejak saat itu.
Setelah Zhongyuan Yidianhong mengunjungi Perkebunan Keluarga Xue dari Istana Mingxin untuk melakukan penghormatan terakhir, mengakhiri ikatan guru dan murid mereka,
Dia tidak melanjutkan bisnis pembunuh bayaran, malah kembali ke Istana Mingxin.
Dalam suratnya kepada Qi Xun, Gong Nanyan menyebutkan, "Selama aku masih punya sepasang mata, mustahil tidak melihat untuk siapa sebenarnya Zhongyuan Yidianhong datang ke sini."
Jika dihitung, ini juga merupakan bentuk takdir.
Zhongyuan Yidianhong bukan tipe orang yang peduli dengan penampilan luar. Dia mengekspresikan suka dan tidak sukanya dengan sangat jelas.
Qu Wurong bukanlah kayu mati. Setelah menyadari ketertarikan Zhongyuan Yidianhong, ia membuka cadarnya dan mencoba mengusir pria itu dengan wajah setan miliknya. Namun yang didapatkannya justru pujian "Kau cantik" dari sang pembunuh bayaran dengan nada datar yang meyakinkan.
Di hadapan perasaan yang terang-terangan dan jujur ini, Qu Wurong—yang pernah hanya belajar menyembunyikan emosi di bawah Shi Guanyin—sulit untuk tidak tersentuh.
Tapi jika ia masih berada di Shilin Dongfu di bawah kendali Shi Guanyin, memilih antara Zhongyuan Yidianhong dan sang Shifu (Guru) bukanlah keputusan sulit.
Masalahnya, Qu Wurong sangat sadar bahwa Qi Xun tidak hanya memperlakukannya sebagai tawanan yang dibujuk menyerah, tapi juga sebagai manusia seutuhnya.
Itu merupakan belitan emosional lain yang perlahan membuka hatinya.
"Aku akan segera menyuruhnya pergi." Qu Wurong menggigit gigi dan menjawab.
“Mengapa harus membuat pilihan seperti ini. Memang semua anggota Istana Air Suci adalah perempuan, tapi kapan aku pernah bilang ingin menjadikan mereka perawan suci tanpa emosi layaknya manusia biasa?”
Qu Wurong terperangah menatap, bertemu pandangan Qi Xun yang penuh senyuman.
“Kamu tak pernah dengar kabar murid perempuan Istana Air Suci yang menikah, sebenarnya karena sebelumnya rumor tentang Istana Air Suci di Jianghu memang sedikit, ditambah Shifu-ku mendirikan istana ini dan menampung para gadis ini baru sekitar dua puluh tahun lebih. Tapi jika di tanganku, Istana Air Suci menjadi tempat yang tidak berperikemanusiaan, apakah ini disebut penyelamatan bagi mereka yang terpojok, atau justru perlindungan yang keliru?”
“Jika anggota sekte Istana Air Suci benar-benar menemukan orang yang tulus mencintai, tapi harus menahan perasaan dan berpisah paksa, lalu apa bedanya Istana Air Suci dengan para penganiaya yang dulu merampas kebebasan mereka?”
Qu Wurong membuka mulutnya seolah ingin mengatakan sesuatu, tetapi melihat Qi Xun belum selesai berbicara, ia menelan kembali kata-katanya. Dia mendengar Qi Xun melanjutkan: "Namun beberapa hal tetap perlu dibatasi. Misalnya, jika membiarkan seluruh anggota Istana Air Suci sembarangan membawa orang tercinta masuk, hal ini berpotensi menimbulkan kekacauan. Bahkan bisa menimbulkan kesan bahwa posisi Istana Air Suci di Jianghu di masa depan diperoleh melalui pernikahan antar murid."
Qi Xun benar-benar serius mempertimbangkan masalah semacam ini.
Melalui operasi pemberantasan bajak laut di laut ini, Istana Air Suci berhasil memperkuat reputasinya di Jianghu, dan untuk sementara bisa dikatakan telah mencapai tujuan rekrutmen besar-besaran.
Tapi setelah ini?
Istana Air Suci bukanlah Istana Pemindahan Bunga. Berdasarkan karakter Qi Xun, dia sama sekali tidak mungkin menerapkan larangan seperti melarang anggota sekte tertawa bebas atau mengekspresikan emosi mereka.
Agar warisan Istana Air Suci dapat bertahan setidaknya melalui pergantian tiga atau empat generasi pemimpin, dia harus menetapkan tata tertib yang baik.
Jika ada anggota sekte yang sudah memiliki ikatan pernikahan sebelumnya, bagaimana menanganinya? Jika seseorang bergabung ke Istana Air Suci karena patah hati dan tidak ingin melihat saudari-saudari di istana datang bersama pasangan, bagaimana solusinya? Bagaimana jika ada orang yang sengaja mendekati anggota Istana Air Suci untuk mengincar Tianyi Shenshui dan Tianshui Divine Art?
Masih ada cukup banyak masalah yang perlu diatasi.
Sebenarnya, aura misterius yang melekat pada Istana Air Suci sendiri juga berfungsi sebagai perlindungan bagi para gadis yang berlindung di bawah naungannya. Oleh karena itu, menentukan batasan yang tepat merupakan tanggung jawab Qi Xun sebagai pemimpin Istana Air Suci saat ini.
Kebetulan kasus Qu Wurong dan Yidian Hong ini bisa dijadikan dasar untuk merumuskan peraturan tertulis.
"Saya ingin membentuk divisi khusus terpisah." Qi Xun menggerakkan tangannya, memberi isyarat pada Qu Wurong untuk terus berjalan sambil berdiskusi.
Setiap kali berjalan di dalam kompleks Istana Mingxin, Qi Xun selalu merasakan perasaan bahagia yang muncul secara alami.
Sekedar memikirkan bahwa tempat ini seolah diberikan gratis, langsung membuatnya masuk ke kalangan pemilik properti, membuat Qi Xun merasa sangat puas.
Selama tiga ratus tahun keluarga Yuan mengelola tempat ini, demi menciptakan aura damai yang tak ingin menonjol di mata orang luar. Tatanan bebatuan dan pepohonan menyimpan kemewahan yang tersembunyi,
menciptakan suasana yang membuat orang merasa nyaman dan tenang saat berada di dalamnya.
Qu Wurong adalah pendengar yang sangat baik.
Ia mengikuti Qi Xun melewati jalan setapak berbayang di pegunungan, langkah kakinya mantap dan tenang, seolah orang yang sempat terguncang saat disebutkan Zhongyuan Yidianhong tadi bukanlah dirinya.
"Saya sama sekali tidak mengizinkan laki-laki memasuki Istana Air Suci di Hengyang. Tempat ini merupakan inti dari Istana Air Suci. Tianyi Shenshui yang disimpan di Istana Air Suci ada di sini, tempat retret Pemimpin Istana Air Suci juga di sini. Tempat ini harus tetap suci sepenuhnya."
“Istana Mingxin sebagai tempat transisi pengiriman murid Istana Air Suci, sebenarnya tidak cocok untuk terlalu terbuka bagi publik. Jika tidak, upaya pembersihan suasana akan menjadi lebih sulit. Tempat ini awalnya merupakan wilayah Wuzheng Villa yang sangat cocok untuk tujuan saya. Aturan larangan memasuki area sakral ini tetap berlaku secara logis setelah Wuzheng Villa berubah menjadi Istana Mingxin.”
“Tapi Istana Air Suci bukan Istana Perawan Suci, prinsip ini tidak pernah berubah. Karena itu saya ingin membentuk rombongan khusus yang terdiri dari murid Istana Air Suci yang sedang menjalani pelatihan, murid yang ingin menikah, serta pria yang bersedia bergabung di bawah komando Istana Air Suci setelah menikahi anggota sekte kami.”
“Rombongan ini dapat bertanggung jawab atas pengelolaan aset Istana Air Suci, keamanan, penjagaan rute dagang dengan Kucha, dan tanggung jawab sejenisnya.”
Qi Xun berhenti berbicara tiba-tiba. Qu Wurong merasa tegang tanpa alasan ketika pandangan Qi Xun kembali tertuju padanya.
Dia selalu menjadi gadis yang sangat cerdik, dan pasti menyadari bahwa perkataan Qi Xun ini jelas bermaksud menyerahkan tanggung jawab besar ini padanya.
"Menurutmu di mana lokasi yang tepat untuk mendirikan departemen ini?" tanya Qi Xun.
"...Prefektur Laizhou atau Dengzhou." Qu Wurong merenung sejenak sebelum memberikan jawaban.
Jawaban ini kurang lebih sesuai dengan yang dipikirkan Qi Xun.
Markas utama Istana Air Suci berada di Hengyang, sementara Istana Mingxin di Taiyuan. Berdasarkan prinsip saling mendukung, departemen urusan eksternal kedua ini harus berlokasi di wilayah timur.
Secara permukaan, pelabuhan seperti Songjiang di wilayah Jiangnan sepertinya cocok karena memiliki keunggulan dalam hubungan dengan kekuatan Bao Ji di laut, namun sebenarnya tidak terlalu ideal.
Kerjasama antara Qi Xun dan Taman Panjang Umur dan Berkah didasarkan pada prinsip saling melengkapi antara Istana Air Suci dan Taman tersebut dalam situasi tertentu. Jika membangun kekuatan di Jiangnan, akan terjadi tumpang-tindih dalam jaringan koneksi dan perekrutan personel.
Qi Xun memahami betul prinsip "harum dari jauh, bau dari dekat".
Karena demikian, lebih baik memilih lokasi di Provinsi Shandong.
Pertama, dengan memanfaatkan jalur air Sungai Kuning, hubungan dengan Istana Mingxin tidak serumit yang dibayangkan. Dalam menghubungkan dua departemen urusan eksternal ini, sekaligus dapat merombak kekuatan Jianghu di perairan Sungai Kuning tanpa berbenturan dengan Shenlong Bang yang menguasai jalur air Sungai Panjang.
Kedua, Kuil Tian Guan di Prefektur Jinan merupakan Markas Besar Bangsa Pengemis saat ini, sedangkan wilayah Lao Shan menjadi lokasi vila peristirahatan Zhu Zao. Kedua tempat ini berdekatan, memungkinkan kolaborasi atau persaingan sehat yang saling menguntungkan.
Ketiga, memanfaatkan pelabuhan di Laut Bohai untuk berkoordinasi dengan kekuatan maritim sangat sesuai dengan tujuan departemen urusan eksternal ini.
"Karena Anda sudah memilih lokasi yang tepat, aku tidak khawatir Anda gagal." Qu Wurong menerima tugas serius dari Qi Xun ini dengan perasaan campur aduk, namun secara refleks menyetujui.
Saat membawa persediaan yang diorganisir Qi Xun ke Prefektur Laizhou, Qu Wurong akhirnya menyadari keanehan situasi ketika melihat Zhongyuan Yidianhong dengan sigap menggunakan kemampuan masa lalunya sebagai pembunuh bayaran untuk melatih pasukan pengawal kafilah, mengajarkan mereka jurus bertarung yang efisien.
Secara hitungan, Zhongyuan Yidianhong tidak memiliki hutang budi pada Qi Xun. Bahkan gurunya tewas di tangan Qi Xun. Tapi sekarang—
Dalam pengaturan yang seolah memberi harapan percintaan bebas bagi Qu Wurong ini, sang pembunuh yang terlalu polos ini justru berhasil menjerumuskan diri menjadi tenaga kerja kasar.
Qu Wurong: “…”
Apa lagi yang bisa dilakukan? Pasangan suami-istri ini pun bekerja untuk Qi Xun.
Meski Qu Wurong dan Yidian Hong belum menikah, takdir sebagai soulmate ini—yang tidak berubah meski alur cerita telah diubah Qi Xun—justru menemukan kecocokan satu sama lain dalam bentuk lain. Maka status sebagai...
Mendefinisikan hubungan mereka sepertinya juga tidak ada masalah.
Qi Xun sebenarnya tidak sekejam Zhou Bapi* itu.
Ia berencana saat pernikahan Qu Wurong, akan meminta Zhi Niang dan teman-temannya membuatkan gaun pengantin tercantik.
Gaun indah itu tentu harus dipadukan dengan wajah yang tak perlu lagi disembunyikan.
Kemampuan regenerasi Shenzhao Jing cocok untuk menyambung meridian, mengobati penuaan dini, atau operasi ganti wajah - tapi kurang efektif untuk kasus Qu Wurong.
Ini bukanlah ilmu bela diri yang bisa disebut sihir.
Tapi tidak masalah, Qi Xun berencana menjelajahi dungeon Fengyun untuk mencari solusi di dunia seni bela diri tingkat tinggi.
Selain itu, saat membawa Wen Sibian ke dunia Istana Air Suci, bug saat memanggil orang dengan Xuan Bing Ji Le sudah terbukti berhasil.
Dua tabib ahli di dunia ini, Zhang Jianzhai dan Wang Yuxuan, langsung menyatakan ketidakmampuan mereka mengobati Qiuling Su saat bertemu. Kemungkinan besar kondisi Qu Wurong juga serupa. Tapi Qi Xun setidaknya mengenal banyak tabib ahli.
Wen Sibian bisa dianggap setengah tabib, mengingat keahliannya lebih condong ke racun. Sementara Su Ying dan Wan Chunliu benar-benar menguasai ilmu pengobatan.
Paling-paling coba lakukan konsultasi bersama para tabib ahli!
Tapi sekarang membicarakan ini masih terlalu dini.
Qu Wurong memang gadis baik yang sangat ingat budi. Dengan kondisi dimana membalas hutang budi pada Qi Xun dan mencari kebahagiaannya sendiri bisa tercapai sekaligus, semangatnya untuk menunjukkan prestasi pada Qi Xun luar biasa membara.
Menurut Qi Xun, Yidian Hong mungkin... mungkin masih harus menunggu lebih lama sebelum Qu Wurong benar-benar setuju menikah dengannya.
Satu-satunya yang kembali menyuarakan protes tentang hal ini mungkin adalah Gong Nanyan. Bagaimana tidak, setiap kali Qi Xun datang ke Istana Mingxin, pasti membawa kabur satu rekan kerja yang kompeten.
Ditambah lagi warisan posisi Pemimpin Istana Air Suci oleh Qi Xun di usia muda ini agak menstimulasi Master Ku Mei, sehingga dua minggu kemudian Gao Yanan juga dipanggil pulang.
Gong Nanyan memandangi tumpukan pekerjaan yang bertambah di tangannya, tak kuasa melemparkan pandangan kesal ke arah Qi Xun.
"Kakak Senior jangan panik, dalam beberapa tahun Banfeng sudah bisa membantumu." Qi Xun menepuk bahunya sambil menghibur.
"...Kau dengar sendiri apa yang kau ucapkan? Baru enam tahun usianya!" Gong Nanyan sudah tak punya tenaga lagi untuk mengeluh.
"Dia bahkan punya pemikiran aneh, kalau sekarang mencari pacar perisai manusia, apakah bisa langsung terbebas dari penderitaan dan dikirim ke Qu Wurong, sekaligus langsung jadi orang kedua yang lebih santai."
Tapi Gong Nanyan mengurungkan niat ini setelah berpikir, "Ngapain cari masalah kalau nggak ada niatan beneran."
Hanya ketebalan muka Qi Xun yang bisa menjawab dengan alasan sah: "Bukannya Gan Luo sudah jadi menteri utama di usia 12 tahun?"
"Adik Senior, berani ngomong gitu ke muridmu sendiri?"
Di bawah tatapan maut Gong Nanyan, Qi Xun lambat-lambat menjawab: "Ini tanggung jawab yang harus dipikul sebagai kakak senior."
"……" Ucapan ini terdengar punya makna ganda.
Tapi tak ada yang memberitahu Liu Banfeng. Biarlah anak-anak menikmati masa kecilnya, jangan buru-buru masuk daftar korban eksploitasi Qi Xun.
Setelah semua urusan di Istana Mingxin selesai diatur, Qi Xun resmi mulai mengajarkan Kitab Suci Shen Shui kepada Liu Banfeng.
Namun belum sampai setengah bulan, Gong Nanyan melihat Liu Banfeng sendirian duduk di tepi kolam, berusaha keras mengendalikan air di kolam kecil itu.
"Di mana gurumu?" Gong Nanyan punya firasat buruk.
"Shifu bilang aku harus bertahap, kuasai dulu lapisan pertama. Dia kembali ke Istana Air Suci." Liu Banfeng menatap wajah Gong Nanyan yang sepertinya ingin berkelahi dengan gurunya, menelan dua kata terakhir dari ucapan shifu: "Dia kembali ke Istana Air Suci untuk bermalas-malasan".
Dia takut jika diucapkan, Bibi Guru Gong Nanyan akan langsung merasa kesal.
Istilah "merasa kesal" ini diajarkan oleh Qi Xun padanya.
Liu Banfeng sangat tertarik dengan mount Harimau Putih Besar Da Bai milik Qi Xun, mungkin seperti ketertarikan anak kecil mengelus kucing.
Dengan Qi Xun yang berkuasa di sana, harimau putih besar masih marah tapi tidak berani melawan
Berani bicara, hanya bisa membiarkan Qi Xun mengangkat Liu Banfeng ke punggung harimau, sambil meremas-remas kepala sang harimau.
Mirip dengan Qi Xun, Liu Banfeng selaku murid senior sangat tertarik pada bulu paling lebat di kepala dan leher harimau putih besar. Tak heran, bulu-bulu itu langsung mengembang kaku.
Menggambarkan secara visual konsep "bulu mengembang" dengan sempurna.
Qi Xun bukannya kasihan pada "sang tunggangan malang", malah bercanda ke Liu Banfeng: "Macan tutul hitam Jenderal Baoji tak pernah bermasalah seperti ini. Bulunya pendek dan mengilap, mana mungkin mengembang!"
Liu Banfeng merasa, keadaan Bibi Guru Gong Nanyan saat ini persis seperti harimau putih besar yang dianiaya sampai ujung kepala tadi.
Tapi sebenarnya Qi Xun tidak langsung kembali ke Istana Air Suci.
Ia lebih dulu menyambangi gurun besar.
Tujuannya bukan Kucha, bukan pula Shilin Dongfu milik Shi Guanyin, melainkan Istana Ji Le di Laut Bintang Barat. Dengan kata lain, ia pergi mencari pasangan suami istri Zhang Biqi dan Sun Bulao.
Dengan kemampuan Jin Lingzhi, cukup sulit untuk mendapatkan Peach Giok yang berkhasiat memperpanjang usia. Jika tidak, dalam alur cerita aslinya ia tidak akan bertanya pada Chu Liuxiang apakah dia punya kemampuan mencurinya. Maklum, Sun Bulao sangat obsesif dengan penampilannya. Setelah merebut posisi pemimpin Istana Ji Le bersama suaminya Zhang Biqi dari tangan Xuan Ye, ia menjaga ketat Peach Giok tersebut.
Tapi Qi Xun berbeda.
Kedatangan langsung Pemimpin Istana Air Suci sungguh menggetarkan. Meski Laut Bintang bukan lautan sejati, dan lokasi ini tidak memberi kesempatan bagi Qi Xun untuk memamerkan Tianshui Divine Art-nya, kemampuan mengendalikan air di laut saja sudah cukup membuktikan kehebatannya.
Xuān Yuán Yě kěyǐ gēn tāmen fūqī dǎdǔ, ràng tāmen yǒu zuān kòngzi qǔshèng de jīhuì, dàn Qī Xún zhè zhǒng shílì miànqián rènhé huāzhāo xiǎnrán dōu méi shénme yòng.
Yǔqí qù gēn duìfāng wán shǒuduàn, fǎn'ér kěnéng huì jiāng rén gěi dézuìle, nà hái bùrú gāncuì yīdiǎn jiāng yù pántáo gěi sòng chūqù suànle.
Suīshuō yù pántáo shí sān nián cái jié guǒ qī méi, dàn yě jià bù zhù zhè liǎng rén dàodǐ yǐjīng zhànjùle jí lè gōng èr sānshí nián, zhè dōngxī yě xiǎnrán bùshì ànzhào chī shuǐguǒ de pínlǜ lái chī de, hái zhēn yǒu nàme diǎn cúnhuò.
Yě hǎo zài, Qī Xún zhǐ yàole wǔ méi éryǐ.
Bù……zhè yǐjīng zúgòu Sūn Bùlǎo gǎnjué zìjǐ yào xīn jiǎo tòngle.
"Sòngzǒu zhège zāixīng zǒngguī shìgè hǎoshì ba……"Fūqī liǎng gè duìshìle yī yǎn, dōu cóng duìfāng de yǎn zhōng kàn chūle qìngxìng de yìwèi.
Qī Xún bǎ zhè wǔ méi yù pántáo fēn dé míng míng báibái de.
Dirinya sendiri tentu tidak membutuhkannya. Dengan level Martial Arts yang telah dicapainya sekarang, ditambah efek dari Mingyu Gong, serta fungsi memperpanjang umur yang dimiliki esensi leluhur Kristal Iblis, efek Peach Giok yang kecil ini sebenarnya sangat tidak dia hiraukan.
Tentu saja, jika orang lain mendengar perkataan ini mungkin akan merasa frustasi.
Setelah meninggalkan Laut Bintang, Qi Xun segera mengirimkan lima buah Peach Giok tersebut ke berbagai tempat.
Satu bagian dikirim untuk Ri Hou Niangniang, satu untuk Shui Mu Yin Ji, satu dikirim ke Jiangnan untuk diserahkan kepada Nyonya Jin melalui Jin Lingzhi, satu sementara disimpan olehnya untuk Qu Wurong jika bisa dijadikan obat, dan bagian terakhir dikirim ke Gong Nanyan.
Bersama Peach Giok yang sampai di Istana Mingxin, terdapat secarik kertas bertuliskan: "Sering marah cepat tua, ini pencegahan dini untuk Kakak Senior."
Gong Nanyan tidak tahu apakah harus tertawa atau menangis.
Dia bahkan tidak tahu apakah seharusnya berterima kasih pada adik senior yang khusus pergi ke Laut Bintang demi menunjukkan perhatian padanya, atau mengakui bahwa adik senior itu benar-benar berbakat menjadi pemimpin, sangat mahir dalam operasi "memukul dengan tongkat dan memberi kurma manis".
Mengingat dirinya masih membantu Qi Xun mendidik Liu Banfeng, dia membagi Peach Giok menjadi dua bagian dan memberikan setengahnya pada gadis kecil ini.
Liu Banfeng yang memegang setengah Peach Giok terdiam, "Bibi Senior Gong, aku mengerti maksudmu mengajarkan untuk berbagi hal baik, tapi Shifu bilang sebelum pergi, ini untuk menjaga keremajaan. Kayaknya aku belum butuh itu."
Liu Banfeng·yang baru berusia 6 tahun·menengadah melihat Gong Nanyan.
Gong Nanyan tetap menjaga ekspresi santai sambil mengambil kembali setengah buah itu.
Dia bersumpah ini hanya karena kesal pada adik seniornya, sama sekali bukan karena otaknya tidak berfungsi.
Qi Xun tentu tidak tahu bahwa di Istana Mingxin, makan buah persik bisa berujung pada saling mengalah. Setelah keluar dari gurun, ia langsung menuju Istana Air Suci.
Hanya sekitar setahun berlalu. Saat melewati Yueyang, Qi Xun menyadari jumlah anggota Bangsa Pengemis di sana jauh berkurang. Sepertinya karena setelah kasus Nan Gongling terungkap, Ren Ci selain memilih penerus untuk pimpinan Bangsa Pengemis, juga sengaja menarik konsolidasi kekuatan organisasi.
Tentu konsolidasi tetap konsolidasi. Kini bukan seperti masa ketika Jin Buhuan dan Zuo Gonglong—para sampah masyarakat itu—hancurkan Bangsa Pengemis lewat perpecahan internal, juga bukan era kemunculan Bangsa Uang di bawah Shangguan Jinhong yang menggantikan posisi Bangsa Pengemis. Langkah Bangsa Pengemis ini lebih mirip bentuk mundur terhadap Istana Air Suci di wilayah Sanxiang.
Kebetulan, ketika Qi Xun melewati daerah ini dan makan di sebuah restoran, dia mendengar pendongeng di sana sedang menanggapi permintaan para petualang Jianghu untuk menceritakan kisah menarik tentang Istana Air Suci.
Saat Liu Wumei mengantarkan surat untuk Qi Xun sebelumnya, Qi Xun baru saja membuat kehebohan dengan fenomena pusaran air di gurun. Orang-orang di sini paling hanya menyebut peri berbaju putih di pegunungan Hengyang, serta kemampuan Shui Mu Yin Ji dan murid-muridnya dalam memindahkan gunung dan mengeringkan lautan. Kini dengan operasi "membalikkan laut" oleh Kepala Istana Qi, bahan untuk mengarang cerita jadi lebih banyak lagi.
Ada yang bilang di bawah Menara Yueyang pernah ada hantu jahat, lalu peri berbaju putih membuat Danau Dongting berombak untuk menekannya.
Ada juga cerita bahwa di pegunungan Hengyang terdapat aura spiritual dari aliran air mistis. Konon Shui Mu Yin Ji memilih lokasi ini dengan menggoreskan pedang di udara untuk membuka lembah, yang kemudian menjadi lokasi Istana Air Suci.
Saat Shui Mu Yin Ji menerima Qi Xun sebagai muridnya, fenomena hidrologi di wilayah Sanxiang menunjukkan reaksi yang tidak biasa.
Hanya karena gelar "Jun Longyuan" inilah yang membuat orang-orang mengurungkan niat memanggilnya "Raja Laut" atau "Raja Naga". Qi Xun yang sedang minum teh hampir merasa malu sampai bisa mengorek kastil dengan jari kakinya.
Baru ketika dia kembali ke Istana Air Suci dan melihat pemandangan pegunungan indah yang tak berubah sejak kepergiannya, barulah dia merasa kembali ke tempat yang normal.
Dengan kemampuan Qinggong-nya saat ini, sebenarnya dia bisa langsung melompat dari puncak tebing, tapi Qi Xun justru menikmati proses memasuki istana yang sama seperti dulu.
Dia menarik perahu kecil dari semak-semak tepi danau di lembah, duduk di haluan kapal sambil mengemudikannya melewati saluran air sempit di antara dua gunung. Tiba-tiba pemandangan terbuka lebar: Istana Air Suci yang dipenuhi bunga musim semi dan bambu hijau segar di akhir musim semi ini.
Saat itu sedang senja, di Istana Air Suci kawanan burung pelanduk yang lelah pulang ke sarang beterbangan membentuk pemandangan warna-warni yang hidup. Qi Xun melepaskan kendali atas perahu kecilnya, membiarkannya mengikuti riak air yang mengalir perlahan menuju Danau Cermin, sambil menikmati suara alam yang menenangkan batin ini lebih lama.
Tepat pada momen itu, Qi Xun tiba-tiba melihat sosok berbaju putih yang terlihat familiar melompat keluar dari salah satu rumah pekarangan di antara bangunan-bangunan yang tersembunyi di balik pepohonan, lalu melesat menuju lereng bukit di seberang.
Qi Xun belum sempat berteriak "Berhenti!", tapi gadis itu justru sudah lebih dulu melihatnya. Dengan gerakan berbelok tajam di udara, ia menghentikan langkah lalu langsung berlari mendekati arah Qi Xun.
Saat sudah berdiri tegak, gadis itu kembali menunjukkan sikap layaknya gadis dari keluarga terhormat - bukan Gongzhu Baru siapa lagi.
Qi Xun memandangi kotak yang digendongnya, "Apa yang sedang kamu lakukan ini?"
Untuk mencegah Qi Xun mengira dia tidak fokus pada tugas, Gongzhu Baru segera menjelaskan: "Pedoman inti ilmu bela diri yang Shifu tinggalkan untukku sudah kuhafal dengan matang, hanya saja belum bisa menguasai kemampuan mememanipulasi aliran air..."
"Aku tahu. Maksudku, kenapa kau mondar-mandir seperti ini?"
Qi Xun sebenarnya sangat memahami perkembangan latihan Tianshui Divine Art-nya.
Dirinya sendiri adalah pengguna cheat tulen, butuh waktu empat tahun penuh untuk mencapai Lapisan 4 Tianshui Divine Art sebagai dasar peningkatan level selanjutnya. Meski Gongzhu Baru punya bakat cukup, Qi Xun tidak berniat memaksanya cepat sukses.
Progres harus mengikuti ritme seharusnya, lagipula waktu yang dimilikinya masih sangat panjang.
Mendengar ini, Gongzhu Baru menggigit bibir bawahnya, wajahnya memerah karena malu: "Kudengar dulu saat Shifu magang di Istana Air Suci, setiap hari harus mengerjakan sepuluh tugas untuk kakak-kakak senior sambil berlatih saat mengantar barang. Aku tahu bakatku tak setara Shifu, juga tak bisa menebak maksudnya, jadi cuma meniru saja."
Qi Xun：“……”
“Shifu, apa aku melakukan kesalahan?
” Gongzhu Baru bertanya.
Tidak... tidak bisa dikatakan dia salah.
Tapi masalahnya, Qi Xun juga tidak bisa memberi tahu bahwa dia hanya sedang mengerjakan tugas harian Reputasi Sekte!
“Kamu... sudahlah, terserah kamu.” Karena muridnya begitu bersemangat, dia tidak boleh menghambat motivasinya.
Qi Xun menatap langit.
Biarkan ini menjadi misteri yang belum terpecahkan di Istana Air Suci...
