Namun, syarat agar Song Que bisa menempatkan orang jauh-jauh tentu adalah membangun ibu kota baru Chang'an terlebih dahulu.
Dalam sejarah, ibu kota Sui di Daxing yang terletak di area selatan Dataran Longshou sebelah tenggara Chang'an Han memang dipilih setelah pertimbangan matang.
Luas wilayah yang lebih besar, permukaan dataran yang lebih rata, kemudahan mengalirkan air dari timur-barat ke dalam kota, serta tidak adanya risiko banjir Sungai Wei yang bisa menggenangi ibu kota—semua ini merupakan kelebihan dibandingkan Chang'an Han atau Chang'an Zhou Utara sebelumnya.
Adapun masalah kelembaban dan panas menyengat di musim panas jika Chang'an dibangun di lokasi ini, tak perlu dikhawatirkan. Cukup dirikan Istana Dinasti Ming di dataran tinggi Longshou mengikuti konsep Tang Chang'an, sehingga memiliki panorama megah yang mengawasi seluruh kota.
Tapi bayangkan Kota Chang'an sebelum perluasan, alias Sui Daxing, yang pembangunannya memakan waktu lebih dari setahun di bawah arahan Yuwen Kai. Bagaimanapun mulusnya Song Que membuka gerbang Chang'an tanpa pertumpahan darah, biaya selama pemberontakan dari Lingnan hingga penguasaan kekaisaran tetap besar. Tentu saja mustahil memaksakan tenaga manusia untuk percepatan proyek.
Song Que terombang-ambing antara "menahan Qi Xun lebih lama dengan alasan pembangunan Chang'an" dan "segera mengelilingi kediaman Qi Xun dengan 'orang dalam' lewat alasan pembagian rumah". Akhirnya——
Akhirnya dia diusir untuk menghadiri sidang kerajaan mengurus urusan negara.
Untuk pertama kalinya, Tuan Song yang muram merasakan ketertarikan pada seorang gadis, namun sama sekali tak berani mengungkapkannya.
Setelah menghitung-hitung keunggulannya, satu-satunya kelebihan yang ia temukan justru bakat seni bela dirinya yang luar biasa tinggi.
Meski dia tidak tahu bahwa di masa depan dia bisa bertarung seimbang dengan Ning Daoqi tanpa menggunakan jurus kesembilan Golok Surgawi, dan kini dengan pengalaman berpetualang bersama Qi Xun, levelnya bahkan lebih tinggi dari yang seharusnya dicapai saat ini, itu tidak menghalangi keyakinannya bahwa dengan waktu untuk mendalami Martial Arts, dia pasti akan mencapai level memecah dimensi.
Memikirkan kondisi Qi Xun sekarang, jika dia benar-benar memilih untuk tidak kembali seperti Yan Fei dulu yang menyelidiki ke mana ruang yang terbuka setelah menyatukan Tiga Giok Langit-Bumi-Hati, Song Que merasa dirinya masih punya kemungkinan untuk menyusul.
Membandingkan dengan orang lain yang mungkin melakukan hal serupa, Tuan Song merasa dirinya jelas lebih disukai daripada si granit keras kepala itu.
Xiang Yutian yang tiba-tiba di-cue:？？？？
Tapi setelah dia mengakhiri sidang istana yang menetapkan Chang'an sebagai ibu kota, pindah ke ibu kota baru yang dibangun, dan membagi-bagi tugas pemberantasan pemberontakan berikutnya, Song Que menyadari bahwa dia tidak hanya kalah dengan kediaman baru di Kota Chang'an di masa depan, tapi juga kalah dengan Xie Hui, putra muda Benteng Duzun yang mengantar keluarga kekaisaran Xiao dari Liang Barat ke Chang'an.
Ini benar-benar keterlaluan.
"Dia tidak tertarik pada Xie Hui..." Meski memiliki masalah leher, penglihatan Di Feijing masih tajam. Pikiran Song Que tidak bisa lolos darinya. "Bukankah kau dengar dia hanya bertanya tentang seseorang?"
Qi Xun tentu saja tidak tertarik pada Xie Hui yang tergila-gila pada Fan Qinghui. Tapi saat ini An Long masih dalam perjalanan kembali ke Chang'an, dan karena sudah lama tidak berada di Sichuan, pengetahuannya tentang situasi Sichuan tidak selengkap Xie Hui. Kebetulan Qi Xun menemukan orang Sichuan yang bisa ditanyainya untuk mendapatkan informasi.
Dulunya ada Pei Ju dari bawah pimpinan Yang Jian yang bisa mengacak-acak Tuyuhun hingga tercabik-cabik, kemudian Li Yuan yang dikirim keluar untuk berlatih, serta pembangunan Chang'an Song-Tang yang kini sedang berlangsung. Qi Xun kini minatnya meluap-luap untuk terlibat dan mengubah sejarah, sehingga bertanya apakah ada seseorang bernama Yuan Shouyi di Sichuan.
Song Que tidak tahu rahasia di baliknya, tapi Di Feijing bisa menebak sebagian.
Meski dunia-dunia paralel memiliki deviasi dalam detail kecil karena sifat paralelnya, namun jejak perkembangan keseluruhan masih terlihat seperti berasal dari akar yang sama.
Karena itu, Yuan Tiangang dan Li Chunfeng yang seharusnya bersinar terang dalam bidang metafisika Dinasti Tang, pastilah memang benar-benar ada. Hanya saja sekarang waktunya masih terlalu awal.
Di Feijing menutupi bibirnya untuk menyembunyikan senyumannya. Li Chunfeng jika benar-benar akan muncul, baru akan lahir 20 tahun kemudian. Yuan Tiangang juga jelas belum ada saat ini. Qi Xun menggunakan cara tidak biasa untuk menanyakan keberadaan Yuan Shouyi, ayah Yuan Tiangang. Tindakannya yang terlihat kekanak-kanakan seperti mengoleksi kartu ini sangat berbeda dengan sikapnya yang biasanya penuh perhitungan.
Xie Hui sama sekali bingung dengan pertanyaan Qi Xun.
Dalam situasi di mana keamanan Fan Qinghui tidak perlu dikhawatirkan sementara, IQ Xie Hui masih berfungsi normal. Dia tidak serta-merta mencap Qi Xun sebagai "penyihir wanita Sekte Iblis" begitu melihatnya. Apalagi apakah Benteng Duzun bisa mempertahankan
posisi istimewa di wilayah Bashu di dinasti baru, jelas juga terkait dengan sikap Song Que.
Klan Song bisa merebut dunia, pengaruh Sekte Iblis masih beberapa tingkat lebih tinggi daripada jalur putih.
Karena itu, Xie Hui tahu harus menggunakan sikap seperti apa terhadap Qi Xun.
Hanya saja pertanyaan ini benar-benar di luar batas kemampuannya.
“Nama Yuan Shouyi bukanlah nama yang umum, tetapi jika dia tidak terkenal di wilayah Sichuan, sepertinya baru bisa ditemukan setelah aku kembali ke Bashu... Entah orang ini punya hubungan baik atau permusuhan dengan Sang Penguasa Suci?”
Qi Xun langsung kehilangan sebagian besar minatnya setelah mendengar perkataan ini.
Setelah dipikir lagi, jika ahli firasat masa depan ini benar-benar memiliki kesempatan untuk lahir dan bangkit, selama dia masih perlu melatih murid yang memiliki hubungan guru-murid di sini, pasti akan ada kesempatan bertemu. Tidak perlu buru-buru mencari tahu lokasinya sekarang.
Melihat Qi Xun sama sekali tidak menunjukkan penyesalan dan kembali melambaikan tangan, lalu melanjutkan pengamatan tata letak feng shui ibukota baru di Kota Chang'an setelah lokasi ditetapkan, perasaan iri Song Que yang baru muncul karena Qi Xun tiba-tiba menyapanya langsung menghilang.
Begitulah, tindakan seperti ini sangat khas Qi Xun.
Meski dua hari kemudian, ketika menyadari Qi Xun menghilang lagi, dia kembali mengurung diri.
Bukannya sudah janji akan melihat pembangunan Kota Chang'an selesai, dan menerima rumah besar khusus untuk Santo Penguasa Sekte Iblis sebelum pergi?
Tidak bisakah kabur hanya karena urusan feng shui, survei lokasi, dan pemetaan ini terlalu membosankan, dan terlihat membutuhkan waktu?
Song Que mencari tahu aktivitas Qi Xun selama beberapa hari ini.
Gadis kecil yang sebelumnya membangunkannya dari keadaan bingung itu, setelah dipercayakan kepada Klan Song untuk dirawat baik-baik ditambah usaha Sekte Iblis untuk mengambil hati Kaisar Suci, akhirnya dibawa ke Chang'an.
Qi Xun mengunjungi mereka dalam dua hari ini.
Untungnya mereka tidak dipaksa datang, melainkan karena sang kepala keluarga memang punya keahlian bertahan hidup di Chang'an yang sedang dibangun, ditambah keinginan untuk mencoba peruntungan di ibu kota setelah dunia tenang. Karena cocok, Qi Xun hanya menanyakan perhitungan mereka.
Dengan ikatan sebab-akibat mereka dengan Qi Xun, pindah dari kota lama ke Chang'an baru setelah selesai dibangun pasti tidak masalah.
Song Tang juga bukan Dinasti Sui. Qi Xun berpikir tidak mungkin mereka akan mengalami keruntuhan di generasi kedua. Dengan stabilitas di bawah kaki sang kaisar, dia bahkan tak perlu khawatir murid masa depannya akan menghilang karena alasan seperti longsor, serangan bandit, kekeringan atau kelaparan.
Sayangnya si gadis kecil sendiri masih terlalu muda...
Andai Song Tang tidak merebut kekuasaan dengan bantuannya, Qi Xun ingin melihat perkembangan mereka langkah demi langkah.
Andai Sekte Iblis tidak membutuhkan pengawasan Sang Kaisar Suci ini, untuk mencegah ada yang menjadi sombong pascakekacauan, karena kejahatan mereka akan ditimpakan padanya.
Apalagi andai Qi Xun tidak merasa baik Song Que maupun Di Feijing sedang dalam usia dan penampilan yang cocok dinikmati sebagai "bunga dinding", beberapa tahun lagi mungkin akan menjadi "daging asin tua" -
Dia ingin melompati garis waktu!
Song Que/Di Feijing: ?
Tapi meski tidak ada rencana untuk melompati garis waktu, dia berencana untuk kembali beberapa waktu lagi, setidaknya sampai fondasi dan tembok Kota Chang'an mulai menunjukkan bentuk siluetnya.
Mengurus tempat tinggal tak mudah, Qi Xun menghela napas.
Mungkin juga karena mendapat janji dari Song Que, tiba-tiba Qi Xun merasa bahwa dibandingkan sekadar melakukan kunjungan kilat di setiap dunia, memiliki tempat tinggal tetap terasa lebih bisa diandalkan?
Bisa juga dijadikan tempat tinggal sementara saat liburan.
Di dunia Divine Water Palace tak perlu diragukan lagi: lembah sepi Istana Air Suci di wilayah Hengyang, lokasi Istana Mingxin di Taiyuan, serta departemen urusan eksternal yang sudah dibangun Qu Wurong dan Yidian Hong di Prefektur Lai Zhou sesuai instruksinya - total tiga lokasi.
Dunia "The Legendary Twins" sebenarnya tidak memiliki anchor point. Kemampuan Qi Xun merampok harta di Istana Bawah Tanah Emei sebelum memberantas Shi Tianwang waktu itu, hanya karena masih ada satu kesempatan menjelajahi dungeon gratis di dunia itu.
Mungkin karena realm Martial Arts-nya semakin tinggi, sistem secara otomatis mengubah pengaturan titik waktu masuk menjadi bisa disesuaikan olehnya, sehingga operasi ini berhasil dilakukan.
Tapi sekarang benar-benar sulit untuk keluar-masuk, jadi Qi Xun merencanakan untuk suatu saat nanti membawa Shi Shuyu ke dunia mana pun untuk pelatihan.
Membeli rumah adalah
Tak perlu dipikirkan lagi, kemungkinan besar tidak bisa terwujud.
Maka prioritas tetap pada dunia yang sudah memiliki anchor point.
Di dunia Lu Xiaofeng, Qi Xun masih memiliki setengah bagian rumah peristirahatan yang dimenangkan dari Li Yanbei. Ini sangat mewah. Qi Xun berencana menyimpan satu surat kepemilikan untuk sementara, sisanya biarkan Li Yanbu menebus kembali. Bagaimanapun ini adalah kompleks rumah di ibu kota, benar-benar sangat berharga.
Selain itu, mungkin hanya tersisa dunia ?
Setelah diusir dari Keluarga Wen, Wen Sibian membuka banyak usaha, terutama warung teh Bengdawan. Namun sebelumnya, ia hidup mengembara tanpa tempat tinggal tetap. Saat Qi Xun mengajaknya menonton pertunjukan besar kelahiran pasang laut di atas panggung, ia pernah menanyakan hal ini. Setelah dipikir-pikir, kedua saudara ini memang bisa memiliki tempat tinggal di Bianjing.
Tapi Qi Xun tidak terburu-buru pergi.
Membeli rumah juga butuh dana!
Meskipun Wen Sibian yang merasa harus menafkahi adiknya telah mengembangkan aset keluarga, saat ini ia masih berkecimpung dalam Ekspedisi Utara. Bisnis warung teh dan kedai arak pun terbatas keuntungannya. Qi Xun memutuskan lebih baik ia sendiri yang mencari uang.
Target pencariannya tentu saja Li Yanbei yang sedang bekerja keras menebus rumah peristirahatan.
Jika saja Qi Xun membuat daftar peringkat domba gemuk, Li Yanbei yang tidak layak jadi tokoh utama ini pasti menduduki posisi teratas. Harus diakini, ini karena pertaruhan judi di Puncak Kota Terlarang, Qi Xun berhasil meraup keuntungan besar dari kedua pihak sekaligus.
Dengan hilangnya organisasi penjahat seperti Pulau Tak Bernama, Kaus Kaki Merah, Kaus Kaki Putih, Black Tiger Hall, Gedung Qingyi, Vila Hantu yang mengganggu ketertiban masyarakat, rencana kudeta Istana Nan yang ingin membunuh kaisar dan mengganti identitas, serta Kota Baiyun yang membantu membersihkan masalah di daerah Manmo untuk membersihkan nama dari tuduhan pengkhianatan, Kaisar Muda hidup dalam kemewahan yang tak tertandingi.
Melihat kondisinya, meski umurnya mungkin hanya sampai 35 tahun seperti Kaisar Hongzhi (Zhu Youcheng) dalam sejarah, anchor point ini masih bisa bertahan lebih dari sepuluh tahun.
Qi Xun berpikir, seharusnya dia tetap menjalin hubungan baik dengan Li Yanbei. Siapa tahu bisa memperpanjang umurnya. Tanpa beban, saat masuk ke dunia dungeon, dia menyetel garis waktu satu tahun ke belakang.
Sheng Yayu pasti akan memberikan julukannya di Shen Hou Mansion sebagai penilaian atas tindakan Qi Xun ini.
Wuqing ya...
Tapi Qi Xun sangat beralasan. Bahkan ketika Li Yanbei dengan iri berkata, "Nona Qi benar-benar ahli bela diri, selama dua tahun lebih penampilanmu tak berubah sama sekali", dia hanya mengelus rambut putih yang sengaja dicat untuk menciptakan kesan misterius saat pertama kali masuk dungeon.
Saat masuk ke dunia dungeon kali ini dan sebelumnya, dia juga tak lupa mempertahankan karakter yang dibuatnya.
Li Yanbei langsung diam.
Meskipun rambut putih terlihat sangat berkelas, |Li Yanbei memahami batasnya sendiri. Jika harus mempertahankan penampilan tanpa perubahan selama dua tahun namun berubah menjadi beruban, ia mengakui tidak bisa meniru efek yang dicapai |Qi Xun.
Bisa jadi malah membuatnya terlihat seperti mengalami penuaan dini.
Lebih baik tidak usah.
Kebiasaan |Li Yanbei berjalan-jam pagi di |ibu kota—sementara orang lain membawa sangkar burung, ia ditemani rombongan anak buah—bukan berarti ia benar-benar menyukai kehidupan pensiun kaum lansia.
Mendengar |Qi Xun tidak hanya mengambil dana penebusan 10 |rumah peristirahatan, tapi juga mengembalikan 4 lainnya lebih awal dengan syarat merenovasi satu properti terbesar sesuai permintaannya, sekaligus menyelesaikan transaksi mereka, |Li Yanbei mana mungkin tidak |setuju?
Dihitung-hitung, gejolak yang dialaminya ini bahkan belum mencapai tiga tahun.
“Di ibu kota ini, bertahan dari berbagai kekuatan yang ingin 'memukul anjing yang sudah jatuh ke air' lalu bangkit kembali, bagi Li Yanbei juga merupakan bentuk pelatihan tersendiri.”
“Sedangkan Qi Xun yang misterius asal-usulnya, bisa membawa kabur uang judi itu dengan mundur secara selamat, jelas masih memiliki kekuatan pendukung lain di ibu kota. Membangun hubungan kerjasama baik dengannya kini, bagi Li Yanbei jelas menguntungkan!”
“Meski tak berjanji dengan tepuk dada ke Qi Xun, diam-diam ia sudah memutuskan: Pastikan rumah peristirahatan ini dihias menjadi tempat paling terbaik se-ibu kota!”
“Kudengar Li Yanbei bahkan mendatangkan sang Shifu (Guru) desainer dari Paviliun Permata ke ibu kota.”
“Kebetulan Lu Xiaofeng sedang berada di ibu kota, Qi Xun——”
“Orang ini masih ingat janjinya dengan baik. Misalnya, saat berpisah dengan Lu Xiaofeng di Songjiang dulu, ia meninggalkan catatan: 'Setelah Li Yanbei melunasi hutang, aku akan mentraktirmu minum.' Kini saatnya menepati janji itu.”
"Lu Xiaofeng memang punya ketebalan muka. Sebenarnya apakah dia benar-benar membantu Qi Xun mengawasi Li Yanbei melunasi utang, hanya Lu Xiaofeng dan Li Yanbei yang tahu. Tapi selama ada anggur enak, dia pasti tidak akan absen."
"Tapi kalau dihitung, Qi Xun juga tidak rugi. Dari sepuluh kejadian aneh dan rumit di dunia ini, tujuh pasti melibatkan Lu Xiaofeng. Tiga sisanya, dengan jaringan hubungannya, dia hampir pasti tahu. Jadi dia memang teman minum yang sangat layak."
"Setidaknya kabar angin dan cerita unik darinya jauh lebih kredibel dibanding yang didengar Qi Xun di kedai teh atau rumah makan."
"Selama beberapa tahun terakhir, bukan hanya kasus besar yang berkurang, bahkan Sikong Zhaixing beralih mempelajari Seni Menyamar dari Nona Qi, jarang menantang batas kemampuan mencurinya." Lu Xiaofeng menyambar kendi anggur, bersandar di jendela rumah makan, matanya mulai mengantuk diterpa sinar matahari sore.
Ia kadang merasakan firasat aneh, misalnya bahwa hidupnya mungkin akan menjadi lebih bergejolak, namun intuisi ini tidak punya bukti. Jika diungkapkan, orang pasti akan menuduhnya cari masalah. Lu Xiaofeng tidak sampai melakukan hal nekat seperti itu.
Ia meneguk beberapa kali kecil, lalu melanjutkan, "Tapi memang ada satu hal misterius yang belum terpecahkan."
Qi Xun yang melihat senyum penuh makna Lu Xiaofeng sebenarnya sudah menebak maksudnya, tapi tetap pura-pura tidak tahu. "Coba ceritakan?"
"Mata Hua Manlou sembuh total." Lu Xiaofeng meneduhkan sinar matahari dengan tangan, namun seberkas cahaya keemasan tetap menyelinap di matanya yang khas, seolah berkilauan. "Katanya itu pemberian orang baik hati yang lewat. Tapi dia menyembunyikan catatan itu rapat-rapat. Aku cuma tahu ada tulisan tertentu di sana, tapi tidak tahu seperti apa bentuk tulisannya."
“Aneh juga. Jika orang ini mencari harta, dengan kekayaan Keluarga Hua di Jiangnan dan perhatian besar Hua Laoye terhadap putra ketujuhnya, biaya pengobatan ini hampir bisa dikatakan sebagai jumlah yang tak mungkin dicapai oleh orang lain seumur hidup. Jika orang ini mencari ketenaran, kemampuan menyembuhkan kebutaan yang sudah lama pasti akan membuatnya masuk dalam jajaran tabib ternama di dunia. Apa benar hanya sekadar ingin berterima kasih——”
Lu Xiaofeng tiba-tiba berhenti bicara. Dua kumis kecilnya yang mirip alisnya bergerak-gerak, "Maaf, bahkan pada Nona Qi pun aku tak bisa mengungkapkan tulisan di kertas itu. Keuntungan Hua Manlou menyimpan kertas itu sendiri adalah dia bisa menyatakan bahwa hanya orang yang bisa menulis ulang konten dan gaya tulisan yang sama yang diakui sebagai penyelamatnya. Ini mencegah orang lain mengaku palsu. Sayangnya, sepertinya si penolong benar-benar menganggap ini sebagai bantuan kecil.”
Qi Xun tersenyum sambil mengangkat gelas anggurnya: "Bukankah di dunia persilatan ini masih lebih banyak orang baik? Siklus sebab-akibat, orang-orang seperti Huo Xiu dan Fang Yufei akan mendapat balasan setimpal. Tuan Hua yang berhati mulia dan bersikap gentleman, kini mendapatkan kembali penglihatannya, bukankah ini adalah buah dari kebaikannya?"
"Benar sekali, benar sekali." Lu Xiaofeng tertawa lepas sambil menenggak setengah botol anggur, "Tapi kalau kata-kata ini keluar dari mulut Nona Qi, selalu terasa agak aneh."
Bagaimana mungkin Lu Xiaofeng tidak tahu, jika dinilai berdasarkan standar kepatuhan hukum, Qi Xun justru lebih layak disebut 'melakukan perbuatan baik' dibanding sebagian besar pendekar di Jianghu.
Tapi kesan pertama yang terlalu kuat memang sulit dihilangkan.
Seperti dua setengah tahun lalu sebelum pertarungan di Puncak Kota Terlarang, saat dia dan Li Yanbei berkonfrontasi dengan Du Tongxuan di Chunhua Lou, Qi Xun tiba-tiba muncul dan membuat opsi ketiga pada odds taruhan di gedung itu.
Adegan menulis nama dengan pita panjang menggantikan kuas ini benar-benar memiliki kesan yang sangat dominan.
Orang yang tidak mengikuti jalan biasa ini malah berbicara tentang siklus sebab-akibat...
Sudahlah, yang mentraktir boleh bilang apa saja.
"Nona Qi, selama kunjunganmu kali ini - maksudku dua tahun terakhir di ibu kota, pernahkah mengunjungi Chunhua Lou?" tanya Lu Xiaofeng lagi.
Kunjungan terakhir Qi Xun ke sana untuk memanfaatkan kesempatan, kali ini juga sama. Chunhua Lou tidak ada perjudian baru yang bisa dieksploitasi, buat apa pergi? "Tidak pernah, kenapa?"
Ekspresi Lu Xiaofeng jelas-jelas sedang menahan tawa, "Bos sana seperti yang kau tahu, dia cukup punya kecerdasan bisnis."
Tidak punya kecerdasan bisnis
Tidak akan membuat perhitungan mendukung penempatan meja judi di sini, bahkan merasa tidak rugi meski bangunan restoran dihancurkan orang yang kehilangan segalanya.
Namun perkataan Lu Xiaofeng berikutnya membuat Qi Xun menyadari bahwa logika bisnis beberapa orang tak bisa diukur dengan pemikiran konvensional, "Dia memasang pelindung untuk nama yang kamu tinggalkan kala itu, menjadikannya salah satu lambang di restoran ini, dan harus yang paling menonjol!"
Qi Xun: “……”
Qi Xun tidak pernah selegowo ini sebelumnya! Dulu karena merasa tidak pantas bertaruh pada diri sendiri, dia memilih Sun Qingxia untuk bertanding dalam diskusi pedang di Puncak Kota Terlarang!
Jika tidak, namanya sendiri yang akan terpampang di lobi Chunhua Lou selama dua setengah tahun.
Tapi kini yang terkenal bukan dirinya. Untuk menghindari situasi "sumpit saya sampai terjatuh karena terkejut", bahkan terlintas ide nakal di benaknya untuk mengajak Sun Qingxia mengunjungi kembali tempat ini dan merasakan sendiri betapa absurdnya pemandangan tersebut.
Lu Xiaofeng menyaksikan Qi Xun tiba-tiba berdiri.
Di wajahnya yang sudah terlihat berwibawa karena menjadi Pemimpin Istana Air Suci, ekspresi dingin dan rambut putihnya semakin memperkuat kesan seolah dia sedang bersiap mengayun pedang untuk menuntut balas.
Lu Xiaofeng buru-buru berdiri dan berkata, "Menurutku itu juga kesalahan si bos yang bertindak tidak sportif, tapi Nona Qi tidak perlu sampai menyerbu ke tempatnya. Belakangan ini Beijing mengeluarkan beberapa aturan baru tentang kekerasan terhadap petualang Jianghu. Meski hubunganmu baik dengan pihak berwenang, jangan sampai memberi celah kritik."
Perintah Kaisar Zhu Tang ini tidak lepas dari fakta bahwa kini dia punya dana dan sumber daya melimpah, sehingga ingin menertibkan tata kota ibu kota.
Qi Xun menyunggingkan senyum sinis ke arah Lu Xiaofeng, "Siapa bilang aku akan mengganggunya?"
"Aku mau bagi hasil jarahan dengannya, tidak boleh?"
Lu Xiaofeng terdiam.
Secara teori... ini memang bukan hal yang mustahil.
Pertarungan di Puncak Kota Terlarang, betapapun hebohnya di dunia Jianghu, selama penundaan dari tanggal 15 bulan Agustus hingga 15 September, telah memberi cukup waktu bagi para pencari sensasi untuk datang ke ibu kota. Namun perlu diketahui bahwa akhirnya yang bisa menyaksikan di depan Aula Taihe hanya segelintir orang saja, Kota Terlarang bukanlah tempat yang terbuka untuk semua orang.
Lantas, bagi mereka yang pernah memasang taruhan dalam peristiwa ini dan sekadar ingin merasakan keterlibatan, atau mereka yang sebelumnya terhalang urusan lain kemudian baru sempat ke ibu kota, ke mana mereka harus pergi untuk menyaksikan secuil kemegahan hari itu?
Tentu saja ke Chunhua Lou!
Bukankah pemiliknya yang mempertahankan bekas luka pedang bertanda nama Qi Xun itu benar-benar menunjukkan kecerdasan bisnis?
Qi Xun yang meminta bagian hasil jarahan dari situ, memang bukanlah hal yang berlebihan.
Namun, takut Qi Xun melakukan penegakan hukum secara kasar—terutama setelah melihat pedang Jin Hong Jian di tangannya yang jelas bukan senjata biasa—Lu Xiaofeng semakin khawatir. Begitu Qi Xun membayar tagihan minuman dan meninggalkan gedung restoran itu, ia pun segera menyusul.
Memang tak ada minuman gratis di dunia ini. Atau mungkin lebih baik ia tak membicarakan hal ini sejak awal? Gumam Lu Xiaofeng dalam hati.
Yang mengejutkannya, di Chunhua Lou ia justru bertemu seseorang yang tak terduga.
“Hua Manlou?”
Meski persahabatan Lu Xiaofeng dengan Hua Manlou tak sedekat dengan Zhu Ting (yang sejak kecil sudah berbagi celana), mereka tetap sahabat sehidup semati. Begitu melihat sosok yang terpaku menatap tiga karakter "Sun Qingxia" di ruang utama, ia langsung mengenalinya.
Pemuda itu menoleh—siapa lagi kalau bukan Hua Manlou?
Seorang pemuda dengan sikap lembut dan rendah hati, kini tak perlu lagi berada dalam keadaan tak bisa melihat. Saat memandang Lu Xiaofeng dan Qi Xun, matanya memancarkan kilau yang membuat siapa pun yang melihatnya merasa seperti ditiup angin musim semi.
Hanya saat melihat Qi Xun, pandangannya tanpa sadar menunjukkan nuansa kompleks.
Setelah penglihatannya pulih, usaha mencari dermawan tak bernama itu gagal. Sambil menyebarkan kabar bahwa Keluarga Hua pasti akan memberikan imbalan besar, dia memenuhi impiannya yang terpendam selama ini: menikmati kembali keindahan dunia dan warnanya dengan sepasang mata yang telah sembuh, menjelajahi pemandangan alam di seluruh dunia.
Kali ini dia baru kembali dari Utara Perbatasan.
Pemandangan musim semi di utara yang mulai melelehkan es, dibandingkan dengan Jiangnan, memiliki daya hidup yang lebih menyala setelah melewati kedinginan yang menusuk. Hua Manlou yang dulu...
...saat buta pun menganggap semua pemandangan alam indah, apalagi sekarang dengan penglihatannya yang pulih.
Dengan sukacita yang hampir meluap, dia melangkah masuk ke ibu kota. Kebetulan melewati Chunhua Lou, nama restoran itu terasa sangat sesuai dengan musim, dia pun berniat mampir. Saat mengangkat kepala, matanya langsung tertumbuk pada tiga karakter besar yang terbungkus bingkai lukisan di dalam gedung.
Hua Manlou sangat peka terhadap tulisan.
Dulu ketika matanya masih buta, dia bahkan bisa meraba lekukan goresan tinta untuk mengenali bentuk karakter yang ditulis orang, sekaligus mengingat jejak tulisan tersebut.
Apalagi sekarang, bagaimana mungkin dia tidak langsung mengenali bahwa goresan pada karakter "Sun Qingxia" ini persis sama dengan catatan yang pernah diterimanya dulu!
Soal siapa penulis tiga karakter itu—mengingat saat itu dia juga berada di ibu kota, bahkan pernah menyantap hidangan vegetarian bersama Qi Xun di tempat Master Kugua—sebenarnya sudah jelas baginya.
Sebelum Lu Xiaofeng sempat memanggil namanya, waktu yang ada sudah cukup baginya untuk menghubungkan Qi Xun dengan sosok misterius yang memulihkan penglihatannya.
Namun di detik berikutnya, dia melihat Qi Xun mengedipkan mata secara samar ke arahnya, seolah jelas-jelas menyadari fakta yang baru ia sadari, dan tidak ingin ia membahas hal tersebut.
Kaligrafi "Aku melintasi Jiangnan, merasakan musim semi di pavilionmu" yang ditulis dengan bebas, mengandung kebebasan bak angin musim semi yang melintas. Kini hubungan yang tetap terjaga dengan sikap saling tak berutang, tak lain merupakan keindahan persahabatan berbudi luhur.
Meskipun besar kemungkinan Qi Xun bukanlah seorang pria berbudi luhur.
Hua Manlou menyaksikan gadis ini dengan gesit menaruh pedang Jin Hong Jian yang sudah terhunus di atas konter, lebih mirip bandit garang ketimbang sosok anggun bak dewi yang terpancar dari wajah dan aura dirinya.
Li Yanbei saja iri dengan ketampanannya yang tak berubah selama dua setengah tahun, apalagi bos Chunhua Lou yang menghidupi diri dengan mengukir tulisan peninggalan Qi Xun—pasti langsung mengenalinya.
Dengan gemetar, ia mengangkat kepala dari balik konter tempatnya bersembunyi sebelumnya. Pandangannya menyapu Lu Xiaofeng dan Hua Manlou, memastikan si "Kumis Empat" yang suka ikut campur dan Tuan Ketujuh Hua yang terkenal baik hati tak berminat mencampuri urusan ini. Lalu ia menatap Qi Xun kembali, "Gadis... tetap memesona seperti dulu."
"Toko Bos juga... tetap mempesona ya." Qi Xun tersenyum manis padanya.
Tekanan pada kata "memesona" dan tatapan sengaja yang diarahkannya ke arah tertentu membuat sang bos yang merasa situasi memburuk ini mengencangkan pipinya.
Kala itu di depan Chunhua Lou, Qi Xun pernah bertarung dengan Ye Gucheng. Bahkan setelah Pertarungan Puncak Kota Terlarang, beredar kabar bahwa gerakannya saat itu sengaja menyembunyikan kelemahan.
Melawan Ye Gucheng yang jurus pedangnya laksana Sosok Peri Terbang dari Langit saja demikian, apalagi melawanku... mungkin seperti menyembelih ayam saja.
“Aku segera mencabut ini.” Ia buru-buru keluar dari balik konter, berusaha berlari ke arah sana, namun tiba-tiba kilauan cahaya keemasan-merah melintas di depan matanya. Pedang panjang yang tadinya masih di atas konter kini sudah menghadang di depannya.
Tampaknya jika dia berani melangkah lagi, sang gadis siap mengambil nyawanya dengan pedang itu.
Selama dua tahun terakhir berkat daya tarik landmark-nya, bos Chunhua Lou mengeruk keuntungan tak terduga di ibu kota. Badannya semakin membulat karena hidup berkecukupan, kini saat kakinya gemetaran, penampilannya terlihat sangat komikal.
“Untuk apa dicabut?” Setelah sukses mengeruk keuntungan dari Li Yanbei sang domba gemuk, sorot mata Qi Xun kini mengarah padanya bagaikan menemukan domba gemuk kedua.
Tapi kemudian teringat ini masih dunia dengan anchor point, Qi Xun merasa lebih tepat menganggapnya sebagai ayam betina yang masih bisa bertelur.
“Kalau... begitu maksud Anda...?” Ia bertanya hati-hati sambil menguji reaksi.
“Saya juga bukan orang yang tidak masuk akal,” jawab Qi Xun, “Bahkan jika Anda membeli karya kaligrafi untuk dipajang di dinding demi menambah kesan artistik restoran ini, bukankah tetap harus membayar tael perak kepada sang seniman?”
“……Setuju.”
Dia juga tidak bisa menyangkal bahwa saat ini banyak orang ingin memanfaatkan popularitas restorannya untuk memamerkan karya mereka. Sebagai pengusaha cerdik, dia bahkan bisa mendapat bayaran dari para seniman itu.
Situasi lebih kuat daripada kemauan. Untuk menyelamatkan kepala penuh ide bisnisnya, lebih baik menuruti semua permintaan pihak lawan.
“Tiga karakter yang saya tulis ini lebih mampu menarik pelanggan daripada karya biasa, bukan?” Nada berbicara Qi Xun semakin jelas menunjukkan keyakinan penuh alasan.
Sang bos mengangguk lagi.
“Kalau begitu bayarlah.” Qi Xun menutup pembicaraan dengan tegas, kemudian melemparkan masalah baru ke
pemilik restoran ini, “Menurutmu berapa yang pantas dibayarkan?”
“……” Ini benar-benar pertanyaan mematikan!
Jika memberi terlalu banyak, si pelit ini pasti merasa sakit hati. Jika memberi terlalu sedikit, mengingat kecepatan pedang yang dia lihat sebelumnya, dia mungkin benar-benar mati.
Lu Xiaofeng menyikut Hua Manlou yang juga sedang menonton, "Aku baru sadar kamu tidak selalu bersikap gentleman. Menurutku, dengan karaktermu, kamu seharusnya mencoba menghentikan... pemerasan keji seperti ini."
Hua Manlou menjawab dengan kalimat yang pernah dia ucapkan sebelumnya pada Lu Xiaofeng: "Bergaul terus dengan orang sepertimu, bahkan gentleman sejati pun bisa menjadi jahat."（*）
Dia juga selalu orang yang sangat paham fleksibilitas dan penyesuaian situasi.
Apalagi sikapnya tidak sepenuhnya karena hutang budi pada Qi Xun, tapi juga karena dia melihat Qi Xun tidak benar-benar berniat membunuh atau merampas seluruh harta sang pemilik restoran.
Ketika akhirnya Qi Xun keluar dari Chunhua Lou bersama kedua penonton ini, tangannya telah memegang setumpuk uang kertas.
Bagaimanapun, apakah ini dianggap sebagai keuntungan bisnis sah yang diakui oleh sistem belanja dalam game, atau perampasan ilegal yang tidak bisa dimasukkan ke sistem, semuanya tidak ada hubungannya dengan Qi Xun. Uang ini akan ditukar menjadi emas dan perak nyata untuk membeli properti, bukan digunakan untuk meningkatkan Nilai Berkah.
Dipikir-pikir, ini benar-benar keuntungan tak terduga yang besar, bahkan bisa dipakai selama dua tahun sebelum perlu "di-refresh" lagi.
Tapi untuk menjaga popularitas prasasti pedang ini, sebaiknya Ximen Chuixue dan Ye Gucheng melakukan beberapa aksi spektakuler dalam beberapa tahun ke depan, tetap mempertahankan persaingan sebagai pendekar pedang terhebat di Jianghu, dan sesekali bisa menyuruh Xiao Qian si pelayan untuk ikut meramaikan.
Dengan rencana jangka panjang yang sudah tertata di benaknya, Qi Xun semakin bersemangat. Ia menepuk-nepuk tumpan uang kertas sambil berkata, "Hari ini berkat kesaksian kalian berdua, aku dapat sedikit hasil. Bagaimana kalau kita ke Hui Xian Ju? Saya yang mentraktir."
Lu Xiaofeng mengusap kumis kecilnya, "Berarti kami sekarang bersekongkol denganmu dong?"
Qi Xun membelalakkan matanya, "Ini jelas penagihan utang yang wajar!"
Hua Manlou akhirnya tak bisa menahan tawa.
Ekspresi "kenapa kau menuduhku tanpa bukti" di wajah gadis ini sungguh sangat menghibur.
Sebenarnya apa yang ingin dia katakan saat pertama kali ikut keluar tadi?
Tapi sekarang Hua Manlou merasa, kata-kata terima kasih karena telah menghidupkan kembali dunianya mungkin akan terdengar berlebihan jika diucapkan, dan justru merusak keanggunan spontan saat menikmati musim semi di Jiangnan.
Daripada mengatakan "Keluarga Hua di Jiangnan pasti akan membalas budi", lebih baik...
Lebih baik menarik lebih banyak pengunjung ke tempat wisata itu, agar panennya lebih melimpah saat dia kembali untuk "menuai" berikutnya?
Hua Manlou sampai di sini, tiba-tiba merasa evaluasi Lu Xiaofeng bahwa dia juga bukan pria santun memang tidak bisa disalahkan.
-------------
Qi Xun tidak mengeluarkan banyak uang untuk traktiran kali ini.
Lu Xiaofeng baru saja dijamu minum olehnya, hidangan pendampingnya juga banyak dimakan. Dia tidak punya perut kedua untuk menampung makanan, paling-paling hanya mengunyah segenggam biji kuaci, lalu mengeluh dirinya dirugikan. Hua Manlou bahkan berpikir untuk membalas budi dengan membantu Qi Xun membuka sumber pendapatan baru, tentu saja penghematan anggaran juga tak boleh dilewatkan.
Tapi mungkin karena Lu Xiaofeng dalam keadaan setengah mabuk, dia tidak menyadari bahwa sikap Hua Manlou ini bukanlah gaya bangsawan yang angkuh, melainkan sekadar berusaha menghemat pengeluaran orang lain.
Ketika Qi Xun keluar dari gedung restoran dan berpisah jalan dengan kedua orang itu, dia langsung menuju ke bank untuk menukar cek perak dari bos Chunhua Lou menjadi satu peti besar emas. Dengan perasaan puas, dia membawa kabur peti itu, lalu melemparkannya ke dalam inventory saat masuk gang kecil, agar lebih menghemat tenaga.
Kali ini Qi Xun tidak lupa mengunjungi istana kaisar untuk menemui Kaisar Muda yang sudah lama dilupakannya.
"Sulitnya kembali hidup sederhana setelah terbiasa mewah." Kaisar Zhu Tang menghela nafas.
“Dua tahun ini tidak ada organisasi penjahat yang datang menyerahkan diri, bahkan sumber untuk mengisi kas negara pun hilang. Untungnya kemenangan besar berulang kali di Manmo membuat niat pemberontakan keluarga Si yang mulai gelisah itu hancur lebur di bawah serangan pedang yang turun dari langit, sehingga tanpa ragu mereka memilih menyerahkan upeti dan mengakui kekuasaan, sedikit banyak menutupi kerugiannya.”
Tapi berkeluh kesah
tetap harus berkeluh kesah.
Sekalian menyindir Qi Xun—bagi Zhu Tang, orang Jianghu ini terlihat sangat lucu—yang ternyata selama ini lupa dengan tindakannya.
“Saya lihat Yang Mulia cukup bermewah-mewah…” Qi Xun menunjuk ke orang yang berdiri di samping Zhu Tang.
Bisa menggunakan Tuan Kota Awan Putih sebagai penjaga pribadi, di seluruh dunia mungkin hanya dia satu-satunya.
Tapi jika dipikir, Tuan Kota Ye yang tinggal lama di Pulau Feixian yang terpencil itu kulitnya tidak menghitam, memang harus dikatakan terlahir tampan. Dua tahun di Manmo ini juga tidak mengubah wajahnya yang sejuk bagai bulan purnama menjadi seperti kondisi Xie Hui dari Du Zun Bao.
Ye Gucheng mengangkat pandangan menyambut sorot mata bercandanya.
Ahli paling memahami level ahli, apalagi mereka sama-sama pendekar pedang.
Saat itu perkataan Qi Xun tentang pejuang yang seumur hidup mengejar rahasia memecah dimensi, mungkin bukan sekadar omong kosong melainkan cerminan jujur dirinya sendiri.
Selama dua setengah tahun terakhir, ilmu pedangnya meningkat drastis melalui pertarungan nyata, namun masih jauh dari kesadaran instannya saat melihat Qi Xun pertama kali: bahwa hilangnya jejak wanita ini selama periode itu memang suatu keniscayaan.
Tanpa memutus belenggu keduniawian dan bertapa merenungkan jalan, mustahil mencapai cahaya tekat yang kini memancar dari wajahnya.
Andai saja Ye Gucheng bukan tipe yang pendiam dan hubungannya dengan Qi Xun tidak begitu dekat, sang gadis pasti akan tersenyum kecut mengetahui pikiran ini - sebuah kesalahpahaman yang begitu indah.
“Kamu benar, jadi lebih tepat dikatakan dari mewah ke sederhana itu sulit.” Kaisar Zhu Tang menjawab, “Batas waktu yang kuberikan padanya adalah dua tahun mengabdi padaku. Dalam dua tahun ini, latihlah pasukan pengawal yang kompeten dalam ilmu pedang untukku. Setelah dua tahun, biarkan dia kembali ke Kota Baiyun-nya. Bagaimana membayar pajak ya bagaimana membayar pajak, semua urusan sebelumnya selesai sampai di sini.”
Di wajah Zhu Tang, Qi Xun seolah bisa membaca tulisan besar: “Setelah dua tahun, Kaisar harus cari siapa lagi yang bisa dijadikan sasaran.”
Sepertinya memang tak ada yang bisa disetarakan dengan tokoh-tokoh seperti Mu Daoren, Xiao Laotou, atau Huo Xiu.
Maka Qi Xun langsung memberi saran tegas pada Zhu Tang: Bagaimana kalau eksplorasi ke luar negeri?
Qi Xun punya peta laut!
Reputasi Shi Tianwang sebagai Penguasa Tujuh Lautan bukan sekadar omong kosong. Peta navigasi laut yang ditemukan dari gudang hartanya setelah Bao Ji membersihkan sisa pasukannya, menjadi bukti nyata yang kemudian dikirimkan ke tangan Qi Xun.
Dia memegang bukti ini, membuat kesepakatan pembagian hasil dengan Kaisar Zhu Tang, menambah pemasukan untuk anchor point world ini, baru kemudian keluar dari Dungeon dengan perasaan puas.
Kaisar Muda yang sangat kooperatif itu bahkan mencap dokumen pembagian hasil dengan stempel giok kekaisaran, mustahil untuk mengingkarinya. Bahkan memberikan bonus 10 poin hubungan baik, mengamankan terowongan keluar-masuk dunia ini.
Dia menyimpan dokumen itu, membawa hasil rampasan dari Li Yanbei dan bos Chunhua Lou langsung menuju dunia Shuo Yingxiong.
Tapi dia tidak langsung pergi ke Bianjing untuk merencanakan pembelian lahan, melainkan menuju Linhuangfu terlebih dahulu.
Linhuangfu adalah ibu kota Negara Liao, sekaligus lokasi Wen Sibian saat ini berada.
Yelü Yanxi mengabaikan urusan pemerintahan, hanya sibuk berburu dan bersenang-senang. Bahkan ia menurunkan jabatan Xiao Wuna, menteri setia, dari pusat kekuasaan. Hal ini memberi kesempatan pada Yelü Zhangnu untuk memberontak. Di tengah kekacauan dalam dan luar negeri, ia masih berkhayal dengan sikapnya yang menipu diri sendiri. Jika dibandingkan dengan Zhao Ji, mereka ibarat "naga tidur dan burung phoenix kecil" - sama-sama tidak kompeten.
Pasukan Song bergerak ke utara dengan semangat persatuan. Namun sang kaisar masih menganggap orang Song mudah diatur. Ia berdalih kondisi iklim utara yang buruk masih memberi peluang kompromi. Alih-alih, yang datang adalah kekalahan beruntun. Kabar terakhir menyebut Pasukan Song telah sampai di bawah tembok Linhuangfu.
Qi Xun tiba tepat di momen ini.
Saat ia memasuki kemah Wen Sibian dengan mengikuti metode pelacakan Tap Yun seperti biasa, yang terlihat bukan hanya Wen Sibian. Di sana juga ada Sun Qingxia yang telah tiba setelah membantu Changsun Feihong meredakan Shen Qiang Hui.
Wen Sibian menunjukkan ekspresi "kejutan" saat melihat kedatangan Qi Xun.
Dalam perjalanan ke dunia tempat Istana Air Suci berada, Wen Sibian semakin memahami tanggung jawab yang dipikul Qi Xun. Meskipun Qi Xun pernah mengatakan bahwa perbedaan kecepatan aliran waktu antara kedua dunia mungkin berbeda dari yang dia bayangkan, hal ini tidak menghalangi Wen Sibian untuk bersiap tidak melihatnya lagi selama satu atau dua tahun.
Tapi setelah dipikir lagi, dia merasa ini sama sekali tidak mengejutkan.
Pertempuran Linhuangfu meskipun merupakan pertempuran yang sudah seperti air mengalir
menuju kemenangan, juga setara dengan Dinasti Song yang akan membuka babak baru. Pastinya Qi Xun tidak akan melewatkan momen besar seperti ini.
Namun di detik berikutnya, senyumnya langsung menghilang.
Dia menyaksikan Qi Xun yang matanya berbinar setelah melihat Sun Qingxia juga ada di sini, tiba-tiba mengeluarkan kotak kecil dari balik jubahnya seolah melakukan sulap, lalu meletakkannya di depan Sun Qingxia.
Membuka kotak yang mirip kotak perhiasan ini, kedua orang lainnya langsung melihat tumpukan batangan emas di dalamnya. Kemudian kotak beserta emas itu didorongnya lagi ke arah Sun Qingxia.
"……" Tidak bisa disalahkan kalau Wen Sibian sekarang ingin meraba racun apa yang ada di lengan bajunya hari ini!
Betapa materialistisnya Qi Xun, sudah terlihat sejak Wen Sibian membantu menggali harta karun di dunia The Legendary Twins. Kapan pernah dia melihatnya mengembalikan harta yang sudah di tangan ke orang lain!
——Barang jarahan Shi Tianwang yang dikembalikan ke pemilik aslinya tidak dihitung.
"Ini...?" Sun Qingxia tiba-tiba merasakan dingin di punggung, bertanya dengan gemetar.
Qi Xun tak menyadari kilasan niat membunuh di wajah Wen Sibian, menjawab serius: "Ini mungkin... pembagian jarahan dari eksploitasi hak reputasi."
Sun Qingxia: "……"
Dia tidak mengerti! Tapi dia merasa ini bukan situasi yang baik!
