“《Inception》Film ini pernah kau tonton kan?”
Gao Yang menuangkan anggur penuh ke gelasnya:
“Mimpi manusia sebenarnya dikendalikan oleh 【alam bawah sadar】di dalam otak.”
“Alam bawah sadar kau paham kan? Biasanya kau sama sekali tidak menyadari keberadaannya, tapi ia selalu memengaruhi perilakumu, perasaanmu, dan... mimpi-mu secara tak terduga!”
“Menggunakan penjelasan yang lebih sederhana, sebenarnya alam bawah sadar adalah persepsi potensialmu. Meski tidak kau sadari, bukan berarti ia tidak ada. Seringkali manusia bisa menipu hati mereka sendiri, menipu otak mereka sendiri, tapi——”
“【Manusia mutlak tidak bisa menipu alam bawah sadarnya sendiri!】”
Gao Yang mengulurkan kepala melirik layar besar di belakang, lalu menariknya kembali sambil melihat Lin Xian:
“Mengerti? Apa penjelasannya terlalu rumit?”
“Secara harfiah bisa dimengerti.”
Lin Xian mengangguk, film《Inception》juga pernah ia tonton, sangat menarik.
Dalam film, protagonis menggunakan mesin untuk menyusup ke mimpi orang lain, lalu mencuri informasi dari dalam mimpi.
“Tapi apa hubungannya dengan perubahan mimpiku ini?”
“Karena alam bawah sadarmu telah berubah!”
Gao Yang menenggak habis segelas bir:
“Kutanya, dalam alam bawah sadarmu sekarang, menurutmu kucing ini harus diberi nama apa?”
Lin Xian berpikir serius beberapa saat...
“Kucing Rhein.”
“Nah, kan! Alam bawah sadarmu saja sudah menganggapnya Kucing Rhein, versi dalam mimpi juga harus diperbarui dong!”
“Sesederhana itu?”
“Sesederhana itu!”
Lin Xian mengerutkan alutnya:
“Teorimu ini beneran bisa dipercaya nggak sih? Setting di film bisa dianggap nyata?”
Gao Yang terkekekek, menggoyangkan jari telunjuknya dengan genit:
“Aku nggak cuma belajar dari film loh~ Lihat—”
Dia membuka ponsel, mengklik moment seseorang, lalu mengangkat ponselnya ke depan mata Lin Xian:
“Klienku ini seorang psikolog, sangat terkenal di Shanghai! Dulu pas beli mobil dia tambah WeChat, di moment-nya sering bagi-bagi konten kayak gini, aku iseng baca dan pelajari.”
Lin Xian menyapu pandangannya ke moment tersebut.
Isinya berbagi pengetahuan psikologi atau materi seminar.
“Ah... Sebenarnya urusan recehmu ini nggak perlu dipikirin!”
Gao Yang mengayunkan tangannya lebar-lebar——
“【Intinya! Hal-hal di dunia nyata muncul di mimpi, apa anehnya?】”
“【Nanti kalau hal dari mimpi muncul di dunia nyata, baru itu namanya BENCANA BESAR!】”
Usai berkata begitu.
Gao Yang menggamit gelas anggurnya, mengangguk-angguk sambil menonton pertandingan bola.
Tim Argentina mencetak gol lagi.
Seluruh bar bergemuruh memekakkan telinga.
Lin Xian duduk di kursinya merenungkan perkataan Gao Yang tadi... Bir dingin di gelasnya pelan-pelan menghangat.
Meski kandungan ilmunya tak banyak, tapi tak jarang ucapan Gao Yang cukup meyakinkan.
Merenung lebih dalam.
"Hal-hal di dunia nyata muncul dalam mimpi, memang tidak ada yang istimewa. Bukankah semua konten yang dimimpikan orang hanyalah kepingan kenyataan yang disusun acak?"
"Sebenarnya... dalam mimpiku sendiri hanya nama boneka yang berubah."
"Kucing itu tetap kucing yang sama."
"Masih tidak berubah sedikit pun."
"Kalau dipikir-pikir, sepertinya aku memang terlalu sensitif."
……
"Akhirnya, Argentina memenangkan pertandingan ini."
"Dalam sorak-sorai penggemar yang sedang mabuk, bar perlahan sepi."
"Sungguh luar biasa! Semoga Argentina bisa masuk final! Lebih baik lagi kalau bisa juara!"
"Dalam hembusan angin dingin."
"Gao Yang dengan muka memerah, perut biru menonjol, melompat-lompat di tempat:"
""Lin Xian, katanya kamu dapat promosi?""
""Hm, cuma jadi ketua kelompok kecil, tapi kelompok langsung setara dengan departemen.""
""Luar biasa saudaraku! Langsung naik ke langit ya!""
"Gao Yang memeluk leher Lin Xian sambil tertawa terbahak:"
""Cepat-cari uang! Kalau sudah punya uang beli mobil di tokoku ya!""
""Lain kali pasti.""
……
"Harus diakui."
"Zhao Yingjun bertindak memang cepat dan tegas."
"Ketika Lin Xian tiba di perusahaan hari ini, kelompok kerjanya dan kantor sudah semuanya siap."
"Lin Xian punya kantor pribadi sendiri. Meski tidak luas, lengkap dengan semua fasilitas. Meja kerjanya sudah diganti sesuai standar kepala departemen."
"Meja tunggal besar, iMac spesifikasi tinggi baru, plus rak buku independen."
"Dengan fasilitas segini, mana mungkin tidak semangat kerja?"
“Lin Xian membawa desain terbaru Kucing Rhein, pergi melapor ke Zhao Yingjun.”
“Kantor Zhao Yingjun berada di lantai 22, memiliki dua kunci password. Selain Zhao Yingjun sendiri, tak ada yang tahu kombinasi angkanya.”
“Masuklah.”
“Zhao Yingjun membuka pintu secara remote dari dalam. Lin Xian masuk ke dalam kantor.”
“Ini pertama kalinya dia memasuki kantor ini. Sesuai rumor, ruangan ini benar-benar bersih, simpel, tanpa satu pun barang berlebihan.”
“Tapi luasnya memang sangat besar, ada dua ruang istirahat terpisah di samping.”
“Hari ini Zhao Yingjun mengenakan trench coat putih dengan riasan sempurna, anting peraknya berkilauan di bawah sinar matahari.”
“Biasanya rambutnya selalu diikat rapi yang menegaskan kesan tegasnya. Tapi hari ini rambutnya tergerai lembut di leher, membuat penampilannya terlihat lebih santai.”
“Sangat bagus.”
“Setelah melihat desain Lin Xian, Zhao Yingjun mengangguk puas:”
“Serahkan ke departemen produksi. Suruh mereka koordinasi dengan pabrik untuk mulai produksi. Rilis sebagai merchandise gratis bersama produk utama merek Rhein kami.”
“Setelah sampel boneka jadi, bawakan satu untukku. Aku cukup suka desain Kucing Rhein ini.”
“Baik.”
“Lin Xian mengangguk, lalu mengambil desainnya dan pergi.”
“Eh, Lin Xian.”
“Zhao Yingjun memanggilnya:”
“Dari CV-mu, kamu lulusan Universitas Shanghai?”
“Benar, Direktur Zhao.”
“Zhao Yingjun menatapnya dari atas ke bawah:”
“Punya setelan jas?”
“Ada satu... yang kubeli untuk wawancara kerja.”
“Pergi ke mal sebelah, pilih satu setelan di toko Brioni.”
Zhao Yingjun merendahkan kepala：
“Sekarang juga pergi. Malam ini ada pesta penggalangan dana ilmiah, kau temani saya. Alamat akan dikirim nanti.”
“Oh……”
Braak!
Pintu kantor berlapis kode yang tebal tertutup, Lin Xian berdiri di luar pintu kebingungan.
Bagaimana bisa… Zhao Yingjun menyuruhnya menemani ke pesta?
Ini maksudnya apa?
Tapi, ketua kelompok lain juga sering menghadiri jamuan minum setiap malam. Mungkin setelah jadi pimpinan, hal seperti ini tak terhindarkan.
Lin Xian kembali ke kantor, mengatur tugas untuk empat anggota kelompoknya, lalu berangkat ke mal sebelah.
Kawasan komersial di sebelah gedung perkantoran ini adalah pusat belanja paling eksklusif di Shanghai, dipenuhi merek-merek mewah.
Selama ini, tempat ini tak pernah bersinggungan dengan Lin Xian. Ini pertama kalinya ia berkunjung.
Mengikuti petunjuk, ia cepat menemukan “Brioni” yang disebut Zhao Yingjun. Sebuah toko jas pria dengan dekorasi klasik nan mewah.
“Selamat datang, Tuan!”
Seorang wanita muda cantik tersenyum sambil membungkuk, mengisyaratkan Lin Xian masuk ke dalam.
Dari penjelasan pramuniaga ini, Lin Xian mengetahui Brioni adalah merek Italia berusia panjang.
Lin Xian menebak, mengapa pramuniaga ini memberikan penjelasan begitu detail.
Mata mereka tajam, langsung bisa menilai daya beli pelanggan sekilas pandang.
Penjelasan yang tampak detail ini sebenarnya uji kesopanan. Jika pelangga tak punya uang, pasti akan mundur. Semua sudah paham, tak ada yang canggung.
“Inilah kedalaman merek mewah, adegan pramuniaga yang memandang rendah orang seperti itu... mungkin hanya muncul dalam novel metropolitan sepuluh tahun lalu.”
“Yang Mulia, Tuan Lin!”
Saat itu, seorang wanita berusia lebih tua dengan penampilan manajer keluar, membungkuk hormat pada Lin Xian:
“Yang Mulia adalah Tuan Lin dari perusahaan MX, bukan?”
Lin Xian menganggukkan kepala.
Manajer wanita itu tersenyum:
“Maaf Tuan Lin, tadi saya ada urusan... tidak sempat menyambut Yang Mulia.”
“Manajer Zhao sudah memberi instruksi, silakan ikuti saya! Yang dipamerkan di luar ini semua model dasar... busana tingkat tinggi yang Yang Mulia butuhkan ada di ruangan dalam!”
