Pak!
Gao Yang menjentikkan jarinya:
"Aku mengerti!"
"Lagi-lagi kau paham?"
"Lin Xian, kau cukup pergi ke mimpi untuk memverifikasi ulang! Lihat apakah gadis itu memiliki wajah yang sama dengan seseorang di dunia nyata!"
"Apa kau mesin pengulang yang datang dari 5 menit lalu?" Lin Xian menghela nafas.
Dokter Liu tersenyum mengangguk pada Gao Yang:
"Pemahamanmu sangat tepat."
"Jika kita bermimpi tentang seseorang A dalam mimpi, dan orang A ini benar-benar ada di dunia nyata, kita hanya perlu membandingkan perilaku dan menganalisis logika tindakannya, maka seketika bisa menentukan bahwa mimpi itu palsu."
"Ini bukan hal yang sulit. Gao Yang, setelah pulang kau bisa membantu Lin Xian memverifikasi hal ini. Aku yakin penyakit hati Lin Xian akan segera sembuh."
Gao Yang menepuk bahu Lin Xian sambil terkekeh:
"Saudaraku. Meski aku berharap mimpimu nyata... Tapi jika kali ini bisa menghilangkan bayangan dalam hatimu, membuatmu tak lagi linglung setiap hari, itu juga hal baik."
"Semoga saja."
Setelah berbincang singkat, Lin Xian dan Gao Yang meninggalkan tempat Dokter Liu.
……
"Bagaimana Lin Xian? 3000 yuan ini worth it kan?"
Setelah keluar pintu, Gao Yang tersenyum bangga:
“Aku kan bilang keluarga itu otoritas! Kita berdua cuma ngawur di sana lama-lama, nggak nemu metode verifikasi yang meyakinkan…… Dokter Liu langsung bisa menemukan penyakit sisa-mu dalam beberapa gerakan!”
Lin Xian tersenyum pasrah:
“Sulit dikomentari, yang jelas uang orang kaya memang mudah didapat.”
Gao Yang melihat jam tangan Longines yang baru dibelinya:
“Ayo, kita makan sambil ngobrol.”
Keduanya meninggalkan vila.
Naik taksi ke kedai barbekyu langganan.
Memesan beberapa tusuk sate dan bir, lalu duduk makan.
Setelah beberapa gelas bir, badan mulai terasa hangat.
Gao Yang cerita panjang lebar tentang pelanggan aneh saat jual mobil hari ini, sementara Lin Xian sambil menyendok lauk berpikir cara melepas topeng CC.
Sejauh ini, sebenarnya dia punya banyak cara untuk menangani CC.
Dia yakin bisa.
Tentu saja.
Syaratnya jangan bawa Si Muka Besar si babi ini!
Dengan kehadiran si perusak segalanya ini…… rencana sebaik apapun bisa hancur.
“Harus cari cara menjauhkan Si Muka Besar……”
Lin Xian menggigit satu tusuk sate kambing, tapi belum dapat ide untuk mengalihkan Si Muka Besar.
Eh.
Eh!
“Ehhh!!!” “Apa?”
Teriakan Gao Yang menyadarkan Lin Xian:
“Teriak-teriak keras banget ngapain?”
Gao Yang tak puas menunjuk Lin Xian dengan otak-otak ikan:
“Aku ngomong sama kamu, dengerin nggak sih!”
“Tadi kamu bilang apa?”
“Aku bilang! Tinggal dua bulan lagi tahun baru Imlek, tahun depan genap lima tahun lulus ujian negara kita. Apa kita harus ngadain reuni kelas buat kumpul-kumpul? Soalnya kan semua sudah lulus kuliah, sudah lama nggak ketemu.”
“Oh, urusan itu ya.”
Lin Xian mengambil sumpit, menjepit beberapa kacang tanah.
Barusan dirinya sedang mempertimbangkan urusan melepas topeng CC, memang tidak dengar omongan Gao Yang:
“Kan kamu ketua kelas, kamu yang tentuin aja.”
Jangan lihat nilai akademik Gao Yang biasa-biasa saja.
Tapi dia jago bergaul, perhatian dan suka menolong. Makanya di kelas hubungannya bagus, wibawanya tinggi. Hampir tiga tahun SMA terpilih sebagai ketua kelas dengan suara bulat.
Jujur saja, Gao Yang mungkin memang bakat di bidang manajemen. Tiga tahun jadi ketua kelas berjalan lancar, semua siswa kelas melihat sendiri. Semua juga patuh pada Gao Yang dan mendukung pekerjaannya.
“Nggak tahu ya apakah semua mau datang...”
Gao Yang mengusap-usap perutnya sambil bergumam:
“Dulu baca novel, katanya reuni kelas cuma yang gagal malu datang, yang sukses saling pamer. Terus dipukul muka oleh raja naga, dewa perang Chen Beixuan, akhirnya berantem.”
“Lima tahun nggak ketemu, nggak tahu kabar teman-teman sekelas dulu. Yang pasti, paling nggak semua lebih sukses dari aku! Penjual mobil kotor di bengkel 4S kayak aku berani ngadain reuni... pasti nggak ada yang malu datang kan?”
Lin Xian mengunyah sate kambing:
“Siapa yang tahu, nggak ada yang bisa dipastikan.”
"Kalau mengacu pada keadaan teman-teman saat lulus ujian negara, seharusnya tidak akan ada plot seperti Raja Naga Asura Chen Beixuan... Tapi sudah lima tahun tidak bertemu, siapa tahu tong besar sosial akan mengubah kita jadi seperti apa?"
"Kalau kau benar-benar ingin mengorganisir, silakan. Berapa pun yang bisa datang, saya pasti akan hadir untuk memberi dukungan."
Lin Xian meneguk birnya, memandang Gao Yang:
"Sebenarnya masalah terbesar adalah... Apakah kau punya kontak WeChat semua teman sekelas? Bagaimana memberitahu mereka?"
"Grup QQ lah, dasar kampungan!"
Gao Yang berkata dengan ekspresi jijik:
"Baru bekerja berapa lama sudah membuang QQ? Kelompok kelas kita waktu lulus ujian negara punya grup! Meski sudah bertahun-tahun tidak ada yang chat."
"Oh, saya memang sudah lama tidak login."
Lin Xian menundukkan kepala menyantap sate tusuk.
Saat kuliah dulu, masih sesekali pakai QQ.
Tapi setelah lulus bekerja, benar-benar tidak pernah login sama sekali, bahkan aplikasi QQ tidak terpasang di ponsel.
"Haha, ngomong-ngomong soal QQ Lin Xian, saya jadi ingat masa lalu sok gaya-mu dulu."
Gao Yang meletakkan gelas anggur, menyeka busa putih di sudut mulutnya, tertawa:
"Waktu SD kan? Saat itu baru populer QQ, nomor QQ kita semua 9 digit, berebut mendapatkan ikon matahari lebih cepat agar bisa ganti avatar sendiri."
"Tapi kau malah! Entah dari mana dapat nomor QQ 8 digit! Langsung punya ikon matahari! Setiap hari ganti avatar sok gaya luar biasa! Waktu itu saya kejar-kejar tanya dari mana dapat nomor 8 digit, kau tetap tutup mulut rapat-rapat!"
"Mengenang masa lalu, Lin Xian juga tak bisa menahan tawa."
"Memang benar ada hal seperti itu."
"Gao Yang sendiri sudah lupa kalau tidak diingatkan."
"Itu diberikan sepupu dari kampung halaman saya."
Lin Xian menyantap sepotong tofu ikan:
"Waktu itu dia main ke rumahku, lalu memberikan akun QQ cadangan yang sudah tidak dipakainya."
"Generasi mereka bermain QQ lebih awal, dulu mendaftar sembarangan juga dapat nomor QQ 7-8 digit, bahkan ada yang 6 digit!"
Sepupu dari kampung ini meninggalkan kesan mendalam bagi Lin Xian.
Sepertinya dia pernah jadi kepala marga di kalangan, ruang QQ-nya edan kece badai, penuh efek-efekbertebaran.
Meski Lin Xian tidak sempat naik kereta terakhir tren.
Tapi dulu nomor QQ 8 digit itu benar-benar membuatnya tak tertandingi, modal pamer yang langka di kalangan seumurannya, sungguh...
Brak!
Gelas Lin Xian menghantam meja, busa bir beterbangan.
"Lin Xian, kau gila ya!" Gao Yang menyambar ke samping sambil mengibas busa dari bajunya, melototi Lin Xian!
Tapi Lin Xian sama sekali tak berniat menghiraukannya.
Ia menatap busa yang perlahan menghilang di gelasnya, seperti terbangun dari mimpi.
8 digit...angka...
8 digit angka.
Pikirannya langsung melayang ke brankas dengan 8 roda kombinasi di gudang bank itu.
"Jadi...begini..."
