Tek-tek-tek-tek-tek...
Setelah berkata demikian, Zhao Yingjun langsung pergi.
Bunyi hak sepatu yang menghantam lantai bagai menginjak tulang rusuk, menciptakan tekanan yang sulit dihirup.
Hingga Zhao Yingjun masuk ke lift dan pintu lift tertutup... semua orang di ruang rapat akhirnya bisa menarik napas lega:
"Huh... Tatapan CEO Zhao tadi benar-benar membuatku ketakutan. Kak Wang, di seluruh perusahaan hanya kamu yang berani berbicara seperti itu dengan CEO Zhao, hebat sekali!"
"Benar Kak Wang, kamu benar-benar menyuarakan isi hati kami. Aku juga tidak mengerti... Mengapa rencana yang awalnya baik tiba-tiba dibatalkan? Profesor Xu Yun belum menyepakati perjanjian dengan perusahaan manapun, kita masih punya kesempatan!"
"Ah, sayang sekali Rhein Kucing yang lucu ini..."
Suasana di ruang rapat sangat suram dan berat.
Terlihat jelas, setiap orang merasa kecewa, bingung, dan tak berdaya.
Semangat kerja merosot tajam.
Mereka pergi sambil menghela napas.
……
Setelah semua peserta rapat meninggalkan ruangan.
Lin Xian membereskan boneka Rhein Kucing satu per satu di atas meja, lalu menyimpannya kembali ke kantornya.
Kemudian masuk ke lift dan menekan tombol lantai 22.
Lift perlahan naik.
Lin Xian tidak tahu urusan apa yang ingin dibicarakan Zhao Yingjun...
Kemungkinan besar urusan pekerjaan.
Lantai 22.
Berdiri di depan pintu berkode ganda yang familiar.
"Masuklah."
Bel pintu video mengudara suara letih Zhao Yingjun.
Klik... pintu berkode yang tebal terbuka.
Lin Xian masuk ke kantor dan menutup pintu.
Kantor luas itu hampir sama persis dengan beberapa kali kunjungan sebelumnya... Lin Xian bahkan merasakan sensasi pengulangan tak terbatas seperti dalam mimpi.
“Melewati sofa dan meja teh, Lin Xian memperhatikan lapisan debu halus di permukaan kaca.”
“Terlihat... Zhao Yingjun benar-benar workaholic. Kecuali meja kerja, semua barang di sini bagaikan lukisan baginya, semata hiasan.”
“Zhao Yingjun sedang sibuk menandatangani dokumen.”
“Lin Xian berjalan mendekati meja kerja:”
“Direktur Zhao, ada keperluan apa kau memanggilku ke sini?”
“Zhao Yingjun menyelesaikan tanda tangan di dokumen yang dipegangnya.”
“Kemudian mengangkat kepala memandang Lin Xian, memberi isyarat agar dia duduk.”
“Lin Xian, desain karakter 3D Kucing Rhein yang kau buat sudah saya lihat, tidak ada masalah.”
“Tapi dalam hal pengaturan kepribadian, suara, slogan, dan dialog... Saya kurang puas. Terlalu kekanak-kanakan, seperti komik strip di buku anak-anak.”
“Mendengar ini,”
“Lin Xian tersenyum getir dalam hati.”
“Lagian ini hasil mencontek dari buku gambar anak... Mungkin tidak kekanak-kanakan?”
“Kucing Rhein di dunia mimpi memang dirancang sebagai mainan anak. Semua buku tentang Kucing Rhein di toko buku itu adalah bacaan atau buku gambar anak.”
“Sedangkan merek Rhein dan Perusahaan MX, sudah lama terkubur dalam debu sejarah, tak ada secuil data pun yang bisa ditemukan.”
“Bahkan status Lin Xian sebagai pendiri Kucing Rhein sama sekali tidak tercantum dalam berbagai buku setting karakter maupun internet... Hal ini sangat membuat Lin Xian kecewa.”
“Saya tidak bermaksud mengatakan rasa kekanak-kanakan ini buruk.”
“Zhao Yingjun membalik dokumen sambil menjelaskan:”
“Hanya saja, kami toh bukan penjual boneka Kucing Rhein. Fokus utama kami tetaplah menjadikan Kucing Rhein sebagai duta kosmetik Rhein dan maskot promosi. Jadi... dalam hal target audiens Kucing Rhein, kita harus mendesain karakter dan dialognya agar lebih muda, ceria, dan menawan.”
“Di sini kamu harus benar-benar membedakannya dari kucing kitty. Posisi klien merek Rhein adalah kelompok wanita usia 18 hingga 28 tahun. Jadi karakternya bisa muda, tapi sama sekali tidak boleh kekanak-kanakan.”
“Kau mengerti maksudku?”
Lin Xian mengangguk:
“Mengerti.”
Zhao Yingjun yang tidak menemukan dokumen yang dicari, beralih ke tumpukan dokumen lain:
“Aku ingat... desainmu yang dulu kutaruh di sini... Ada tandaku di atasnya——”
Geser-geser-geser!
Ribuan lembar kertas beterbangan.
Dokumen di meja Zhao Yingjun benar-benar terlalu banyak dan berantakan.
Saat dia mencari, tanpa sengaja menyenggol tumpukan dokumen lain di sampingnya yang langsung roboh dan berserakan di lantai.
Lin Xian membungkuk, mengumpulkan dokumen-dokumen di lantai satu per satu, menyusunnya rapi di lengannya.
Tiba-tiba.
Dia melihat benda kecil yang membuat detak jantungnya berpacu!
Tertegun sekitar 0,5 detik.
Dengan poker face, Lin Xian menggenggam benda itu di tangan kiri, lalu pura-pura tidak terjadi apa-apa melanjutkan merapikan dokumen.
Setelah menyusun rapi di lantai, dia menaruhnya kembali ke meja. Kemudian dengan natural memasukkan tangan kiri ke saku celana, menyelipkan "barang curian" itu ke dalam saku.
Zhao Yingjun mendorong tumpukan dokumen ke dalam:
“Maaf, mejaku terlalu berantakan, belum sempat membereskannya.”
Lin Xian menggelengkan kepala:
“Direktur Zhao, sebenarnya untuk urusan-urusan kecil seperti ini, Anda bisa merekrut seorang sekretaris.”
Zhao Yingjun melempar rambut indah di lehernya ke belakang, tersenyum penuh arti:
“Tidak usah, saya bisa mengatasinya sendiri.”
“Ah, ketemu! Lin Xian, ini untukmu.”
Zhao Yingjun menyerahkan draft desain berisi berbagai catatan, koreksi, dan saran kepada Lin Xian.
Persis draft yang sebelumnya diberikan Lin Xian padanya.
Di atasnya tertera rapi berbagai instruksi dan usulan yang ditulis dengan sangat teliti.
Lin Xian mengangguk menerimanya:
“Baik, nanti saya revisi lagi.”
Bang.
Pintu baja berlapis kode di belakangnya tertutup.
Lin Xian berdiri di luar, merasa dirinya dan Zhao Yingjun berada di dua dunia berbeda.
Tapi sekarang...
Lin Xian meraba benda bundar keras di saku kiri celananya melalui kain.
Sungguh temuan besar!
Ia menoleh sebentar memandang pintu berlapis kode tebal itu, lalu berbalik menuju lift.
Masuk ke lift, menekan lantai kantornya.
Lift bergerak turun dengan bunyi berderit.
Lin Xian mengusap benda "curian" di sakunya, detak jantungnya semakin cepat.
Meski di mimpi sering mengambil barang orang lain hampir tiap hari, ini pertama kalinya di dunia nyata, wajar jika agak gugup.
Ding——
Pintu lift terbuka, Lin Xian bergegas kembali ke kantornya.
Klak.
Mengunci pintu.
Baru sekarang ia benar-benar bisa menarik napas lega:
“Pertama kali mencuri di dunia nyata, benar-benar menegangkan. Dan yang berhasil dicuri… adalah benda yang luar biasa……”
Tangan kirinya menyelip ke dalam saku kiri celana, mengeluarkan sepotong lilin merah berbentuk pipih bundar.
Jari telunjuknya menjepit lilin merah itu, memutarnya di ujung jari.
Lilin merah ini sedikit lebih besar dan tebal dari koin satu yuan, bentuknya tidak benar-benar bulat sempurna.
Lin Xian pernah melihatnya.
Ini adalah lilin segel yang digunakan untuk merekatkan lipatan surat undangan Klub Jenius itu.
Saat itu surat undangan hanya berada di tangan Lin Xian selama beberapa detik, sebelum direbut oleh Zhao Yingjun. Tapi detail depan-belakangnya terlihat jelas oleh Lin Xian.
“Tidak mungkin salah… Saat itu lipatan surat undangan memang direkatkan dengan lilin ini.”
Nama ilmiah lilin semacam ini adalah "stempel lak", umumnya terbuat dari resin pinus, lilin, dan pewarna. Sedikit dipanaskan akan meleleh dan menjadi lengket, digunakan untuk menyegel surat atau undangan.
Cara penggunaannya: panaskan terlebih dahulu, lalu teteskan di bagian segel surat, kemudian capkan stempel.
Sisi lilin yang sedang dihadapkan ke Lin Xian ini adalah bagian yang menempel pada kertas undangan, permukaannya sangat halus.
Sedangkan sisi sebaliknya dari lilin itu, sudah jelas…
【Adalah stempel Klub Jenius.】
Detak jantung Lin Xian semakin kencang.
Mungkin dengan membalikkan ini… akan terlihat dunia lain yang misterius dan gelap, tangan hitam raksasa yang bersembunyi dalam kabut sejarah.
Sekali melihat… mungkin seperti melangkah ke jurang tak berdasar, memasuki hutan gelap yang tak bisa ditarik kembali.
Lin Xian menahan napas.
Di otaknya melintas perkataan Kucing Muka Besar.
Melintas bayangan truk yang menggilas orang tua dan anak.
Melintas bayangan tangan hitam yang menutupi langit dan menekan kota.
Melintas lima huruf emas berat di balik undangan.
Dengan gigit gigi, ia membalikkan seluruh blok lilin!
……
Di permukaan blok lilin, tertera stempel bundar standar.
Di dalam lingkaran itu, tergambar tangan kanan yang menjulurkan jari telunjuk lurus ke langit.
Di bawah lingkaran, tertulis rapi dua kata dalam bahasa Inggris——
Genius Club
