Chu Anqing juga datang?
Lin Xian merasa seperti sedang mengumpulkan orang untuk bermain mahjong.
Pesta perayaan kecil ini benar-benar dihadiri berbagai kalangan.
Secara tradisi, kehadiran pria bersama keluarga dalam pesta merupakan bentuk penghormatan tertinggi yang menunjukkan keseriusan terhadap acara.
Chu Shanhe membawa putrinya sebenarnya bukan hal aneh.
Lagipula……
Lin Xian memang penasaran, apakah CC dan Chu Anqing……benar seperti kata Zhao Yingjun, wajah mereka mirip sekali?
Jawabannya akan terungkap dalam pesta perayaan besok malam.
Setelah itu.
Lin Xian meninggalkan kantor Zhao Yingjun dan kembali bekerja.
……
Setelah pulang kerja sore hari.
Dia menemui Gao Yang di warung makan langganannya.
Gao Yang melepas jaket tebalnya, wajah penuh antisipasi menatap Lin Xian:
“Beneran nih saudara! Kau mau mentraktirku makan di Victoria Club? Makan prasmanan sana mahal banget!”
Lin Xian tersenyum heh.
Mengambil undangan merah itu dan mengibaskannya.
“Saudaraku——”
Gao Yang menyambar undangan dengan gerakan Q-style, membukanya sambil tersenyum lebar.
Bibirnya komat-kamit mengucapkan “bagus banget”.
Air liurnya hampir menetes:
“Aku justru ingin melihat……makanan mewah apa yang biasa dimakan kalangan atas ini, berani-beraninya mematok harga semahal ini!”
“Ngomong-ngomong Lin Xian, akhir-akhir ini kita berdua sibuk, aku juga belum sempat menanyakan soal konsultasimu dengan psikolog kemarin……”
Gao Yang menyelipkan undangan ke saku, menatap Lin Xian:
“Sudah kau konfirmasi? Sudah kau lepas topeng gadis itu?”
Lin Xian meletakkan sumpit.
Mengangguk:
“Sudah. Dokter Liu benar, mimpiku cuma khayalan kosong, bukan masalah besar.”
“Aku saja sudah melupakannya, kalau tidak kamu sebut hari ini, mungkin sudah benar-benar terlupakan.”
Dia berbohong.
Bukan bermaksud menipu Gao Yang.
Hanya saja……
Sekarang sudah terbukti mimpi itu adalah dunia masa depan yang nyata, fenomena dan kemampuan supernatural seperti ini semakin banyak yang tahu semakin berbahaya, berisiko dalam segala aspek.
“Syukurlah, hahaha, cuma kepanikan yang sia-sia!”
Gao Yang mengambil gelas, tertawa sambil menyentuhkan gelas dengan Lin Xian lalu menenggak habis:
“Ini juga bagus, setidaknya kamu punya satu masalah yang berkurang!”
Lama tidak bertemu.
Banyak hal yang ingin dibicarakan berdua.
Tentu tidak mungkin bubar setelah sekadar makan.
Setelah kenyang minum alkohol, mereka lanjut ke bar biasa selama dua jam hingga tengah malam baru pulang.
“Hari ini lagi-lagi tidak sempat masuk mimpi.”
Lin Xian memandangi bayangannya di cermin yang mulutnya penuh busa pasta gigi:
“Besok masih ada pesta perayaan, tetap tidak ada waktu untuk mimpi… Tapi tidak apa, CC dan Dalimao juga tidak akan kemana-mana.”
Bagaimana pun besok hari Sabtu, bisa langsung tidur sampai siang, lalu bangun dan bersiap untuk menghadiri pesta kemenangan.
……
Keesokan harinya.
Suhu turun drastis.
Kepingan salju berjatuhan perlahan, semakin rapat, menyelimuti metropolis internasional ini dengan kristal sejernih giok.
31 Desember 2022, hari Sabtu.
Di hari terakhir tahun 2022, Shanghai disirami salju yang sudah lama tak terlihat.
Salju yang membawa berkah menandakan tahun yang makmur, menyambut tahun baru yang segar.
Kreek——
Lin Xian mendorong jendela yang sudah lama tak dibuka.
Menjulurkan tangan ke luar jendela, merasakan kesejukan serpihan salju yang jatuh di ujung jari.
Kepingan salju tipis itu...
Bagai kristal es, perlahan meleleh menjadi tetesan air di ujung jari Lin Xian.
Ia menatap kota yang diselimuti perak:
"Turun salju."
Berbeda dengan utara, di kota Shanghai seperti ini, salju bukanlah pemandangan biasa, apalagi "hujan salju besar" seperti hari ini.
Yang disebut salju besar ini pun hanya relatif dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Faktanya meski turun dari pagi hingga senja tak juga berhenti, hanya meninggalkan lapisan tipis di tanah.
Begitu diinjak, berubah menjadi lumpur es keabu-abuan, menyatu dengan air lelehan salju di bawahnya, perlahan larut dalam lalu lintas manusia dan kendaraan.
Siang hari di musim dingin begitu singkat.
Saat Lin Xian selesai bersiap dan keluar rumah sekitar pukul 7 malam, langit di luar sudah hampir gelap gulita.
Tiba di Gedung Victoria.
Begitu masuk, udara terasa jauh lebih hangat.
Menurut pandangan Lin Xian, klub eksklusif ini bahkan lebih mewah daripada tempat jamuan malam yang pernah digunakan Chu Shanhe sebelumnya.
Yang itu terasa agak kuno.
Tapi soal kesan mewah itu relatif, mungkin aura kolot justru dianggap sebagai kemewahan tertinggi di mata kalangan atas.
Di tengah aula terdapat panggung kecil, dikelilingi meja prasmanan dan kursi yang masih kosong dari makanan dan minuman.
Dekorasi paling mencolok di aula... tentu saja boneka Kucing Rhein berbagai ukuran yang tersebar di mana-mana.
Mulai dari tangga, sudut ruangan, meja makan, hingga area hadiah—semua dipenuhi boneka Kucing Rhein.
Banyak model terbaru yang terlihat sangat menggemaskan.
Lin Xian memeriksa jam tangannya.
Hampir pukul setengah sembilan.
Jamuan perayaan sengaja dimulai sore hari karena hari ini tanggal spesial—malam terakhir di tahun 2022.
Mayoritas karyawan perusahaan adalah anak muda yang belum berkeluarga.
Jadi sekalian saja merayakan [tahun baru] di sini.
Para tamu yang datang memang berniat menunggu hingga tengah malam, tak perlu makan terlalu awal.
"Lin Xian, Profesor Xu Yun hampir tiba. Ikut saya menyambut di pintu."
Zhao Yingjun muncul dari ruang dalam, memanggil Lin Xian.
Lin Xian mengangguk dan menyusul langkah Zhao Yingjun.
"Dia hari ini tetap memancarkan kewibawaan seperti biasa, mengenakan gaun haute couture merah tua yang membuatnya terlihat seperti gelas anggur merah yang tinggi. Anting batu rubi merah bergoyang mengikuti langkah sepatu hak tinggi, memantulkan cahaya merah yang terang."
"Bagaimana Profesor Xu Yun datang?"
"Dia naik taksi sendiri." Zhao Yingjun menjawab dengan nada pasrah:
"Awalnya aku sudah menyiapkan mobil jemputan, tapi dia tidak mau terlalu mencolok, apalagi di luar kampus banyak wartawan yang mengendap. Jadi dia bersikeras naik taksi."
"Hmm, memang gaya khasnya."
Keduanya melangkah keluar aula, berdiri di anak tangga saat suhu turun drastis.
Dua pelayan profesional di samping segera membuka payung hitam untuk melindungi mereka dari rintikan salju.
Zhao Yingjun melihat jam tangannya, menggosok-gosok lengannya:
"Seharusnya sudah dekat. Barusan aku telepon dia, katanya sudah sampai persimpangan sebelumnya."
Dia tersenyum memandang Lin Xian:
"Di Shanghai ini, selain Chu Shanhe, mungkin hanya kau yang bisa mengundang Profesor Xu Yun ke Jamuan Malam seperti ini."
"Lin Xian, meski aku tidak tahu apa yang kau bantu untuk Profesor Xu Yun, atau kenapa dia begitu berhutang budi padamu, tapi aku benar-benar berterima kasih telah membantu Perusahaan MX melewati badai ini."
Lin Xian menggelengkan kepala:
"Aku juga bagian dari Perusahaan MX. Sudah seharusnya aku melakukan ini."
Sebuah taksi muncul dari sudut pintu gerbang, bergerak menuju anak tangga - tampaknya Profesor Xu Yun telah tiba.
Zhao Yingjun dan Lin Xian keluar dari naungan payung hitam.
Setelah taksi berhenti, Lin Xian membuka pintu mobil untuk Xu Yun:
"Profesor Xu, Yang Mulia sudah datang."
Xu Yun tertawa heh sambil berjabat tangan dengan Lin Xian, lalu dengan Zhao Yingjun:
"Nona Zhao, terima kasih atas undangan mewah kalian."
"Terlalu sopan Profesor Xu." Zhao Yingjun tersenyum sopan:
"Kamilah yang seharusnya berterima kasih."
"Silakan masuk Profesor Xu, di luar dingin, mari kita ke dalam."
Profesor Xu Yun hari ini sedang dalam suasana hati yang baik.
Bahkan sengaja berdandan rapi dengan mengenakan setelan jas yang kaku.
Dia menghentakkan sepatunya di karpet merah untuk membersihkan lumpur salju di tepi sepatu kulitnya, lalu berjalan menuju bagian dalam aula pesta bersama Zhao Yingjun.
Lin Xian mengikuti di belakang keduanya, melirik taksi yang menjauh dan jejak roda yang perlahan tertutup salju...
Dia merasa ada yang tidak beres.
Tapi tidak bisa menjelaskan apa itu.
"Lin Xian?"
Menoleh, dia melihat Zhao Yingjun dan Xu Yun berdiri menunggunya.
"Cepat masuklah."
Zhao Yingjun tersenyum, menunjuk kerumunan orang yang bersorak dan bertepuk tangan di aula:
"Pesta..."
"Akan segera dimulai."
