"Gao Yang buru-buru menepuk punggung Lin Xian:"
“Kau jangan terus menyalahkan diri sendiri di sini, pasti para polisi akan menangkap pelaku kejahatannya. Kau tak perlu khawatir, tenanglah menunggu hasilnya.”
Lin Xian mengangkat kepala, tak berkata apa-apa lagi.
Ada terlalu banyak hal yang tidak diketahui Gao Yang, wajar saja dia tidak bisa membuat penilaian akurat.
Tapi Lin Xian juga tidak berencana memberitahunya banyak hal.
Dia punya firasat, ini adalah jalan yang sangat berbahaya. Dia tidak ingin menarik Gao Yang naik ke kapal bajak laut.
“Ayo Lin Xian, kalau terus di sini nanti masuk angin.”
Gao Yang menarik tubuh Lin Xian berdiri, menepuk-nepuk debu di bajunya:
“Pulang yuk?”
“Mm.”
……
Gao Yang memanggil taksi mengantarkan Lin Xian sampai depan unit apartemen, masih merasa kurang tenang. Dengan bersikeras dia menemani Lin Xian sampai depan pintu rumah:
“Lin Xian, perasaanmu sudah lebih baik kan? Ah... Kau benar-benar jangan menyalahkan diri sendiri lagi! Undanganmu ke Profesor Xu Yun untuk menghadiri pesta sukacita itu juga niat baik! Kau harus semangat lagi!”
“Kalau benar-benar ingin melakukan sesuatu, lebih baik kumpulkan semangatmu, ingat-ingat detail saat kejadian – nomor plat mobil, ciri-ciri sopir, bantu polisi mencari pelakunya cepat-cepat! Balaskan dendam untuk Profesor Xu Yun!”
Lin Xian mengangguk.
Sepanjang perjalanan, dia juga sudah merenung.
Seperti yang dikatakan Gao Yang, bahasanya kasar tapi masuk akal.
Daripada menyesali hal yang sudah tidak bisa diubah... lebih baik mengubah kesedihan menjadi kekuatan, berusaha melakukan sesuatu untuk Profesor Xu Yun –
Temukan pembunuhnya beserta otak di balik layar, dan hukum mereka!
Dalam hal ini.
"Dia tahu lebih banyak daripada polisi, dan lebih dekat dengan kebenaran. Bisa menemukan banyak petunjuk yang tidak disadari polisi."
"Tidak apa, jangan khawatirkan aku. Aku sudah jauh lebih baik."
"Baiklah, kalau begitu aku pergi dulu."
Gao Yang melambaikan tangan dan pergi, berpesan pada Lin Xian untuk cepat beristirahat.
……
Lin Xian sama sekali tidak tidur.
Tidak ada rasa kantuk sedikit pun.
"Siapa... yang membunuh Xu Yun?"
Setelah membersihkan tubuhnya dan mengenakan piyama tebal yang hangat, Lin Xian duduk di meja belajar sambil merenung.
Secara konvensional, perusahaan farmasi dan kapitalis yang takut dengan kesuksesan pengembangan kabin hibernasi adalah tersangka terbesar.
Temuan penelitian Xu Yun dan kabin hibernasi yang akan diluncurkan di masa depan akan sangat merugikan kepentingan ekonomi mereka.
Tapi...
"Masalahnya tidak sesederhana itu."
Lin Xian menggelengkan kepala.
Dia tidak sependapat dengan itu.
Memang benar kapitalis serakah, tapi mereka bukan bodoh. Membunuh Xu Yun di saat genting ini sama sekali tidak masuk akal.
Lin Xian teringat perkataan Dalimao sebelumnya:
"Jangan lihat penampilanku sekarang, ayahku dulu adalah matematikawan terkenal, bahkan pernah memenangkan Penghargaan Fields."
"Waktu itu aku bekerja di luar, putriku biasanya tinggal di rumah ayahku. Suatu tengah malam, putriku tiba-tiba demam tinggi dan kejang. Ayahku langsung menggendongnya lari ke rumah sakit. Tapi..."
"Tapi... terjadi kecelakaan. Sebuah truk besar langsung menggilas mereka berdua..."
“Target mereka hanya membunuh ayah saya, putri saya hanyalah korban yang terseret. Saya tidak tahu alasan apa… Padahal ayah saya hanyalah seorang kutu buku, tidak pernah bermusuhan dengan siapa pun!”
“Ini adalah kelompok yang sangat misterius, begitu rahasia sampai tidak meninggalkan jejak-jejak kecil sama sekali. Setelah menyelidiki selama ini, selain sebuah nama, saya tidak menemukan apa-apa!”
……
Lin Xian memutar kenop lentera meja, seolah menangkap beberapa titik kunci.
Matematikawan, tengah malam, tewas dalam kecelakaan.
Bandingkan dengan Xu Yun.
Ilmuwan, 00:42, tewas dalam kecelakaan.
Tokoh, waktu, peristiwa, tiga elemen ini ternyata memiliki kemiripan yang mengejutkan.
Apakah ini benar-benar hanya kebetulan?
Waktu 00:42 ini juga sangat aneh...
Apakah kebetulan?
Atau disengaja?
Jika disengaja, apa tujuannya?
Jika disengaja, bagaimana cara memastikan Xu Yun tewas tepat di waktu ini?
……
Lin Xian merenung lama, sulit mengambil kepastian.
Alasannya adalah...
【Dia tidak bisa memastikan apakah perkataan Dalimao itu benar atau palsu.】
Dirinya bisa menipu Dalimao, Dalimao juga bisa menipu dirinya.
Dengan karakter dan sifat Dalimao seperti ini, sulit menjamin dia tidak asal ngomong untuk menipu. Tapi kemungkinan berkata jujur juga tidak bisa diabaikan.
Ini membuat penalaran Lin Xian mandek di sini.
“Jika Dalimao memang asal ngomong untuk menipu saya, berarti semua ini hanya khayalan saya semata.”
“Tapi jika Dalimao mengatakan yang sebenarnya...”
Sangat mungkin——
【Kematian Profesor Xu Yun, sama seperti kematian ayah Dalimao, keduanya dilakukan oleh pelaku kejahatan dan kelompok yang sama.】
Lin Xian tidak yakin apakah Klub Jenius merupakan pelaku langsung kejahatan tersebut.
Namun setidaknya, kelompok ini memiliki hubungan yang tidak terpisahkan dengan kematian Profesor Xu Yun dan ayah Dalimao.
"Jadi, kunci segalanya masih berada pada Dalimao."
"Kita juga harus melihat apakah informasi yang dia sampaikan itu benar atau palsu. Baru setelah itu ada makna untuk melanjutkan penalaran."
Tugas paling mendesak saat ini adalah——
Pergi ke dunia mimpi untuk menemui Dalimao dan memastikan kebenaran perkataannya!
……
Melihat ke luar jendela.
Hari sudah terang, kompleks perumahan mulai ramai.
Meskipun tidak tidur semalaman, Lin Xian sama sekali tidak mengantuk.
"Lebih baik ke perusahaan. Di rumah hanya akan overthinking. Lebih baik tidur cepat malam ini dan menemui Dalimao dalam mimpi."
Turun tangga.
Membeli sarapan sederhana.
Lin Xian tiba di stasiun MRT.
Di layar elektronik area tunggu, berita pagi sedang melaporkan kasus kematian tidak wajar Profesor Xu Yun.
Namun hanya sedikit orang di sekitarnya yang memperhatikan berita ini.
Orang-orang tetap sibuk dengan rutinitas harian mereka.
Tidak bisa disalahkan.
Kebanyakan orang memang acuh tak acuh terhadap perkembangan sains.
Hal ini juga berlaku di dunia masa depan dalam mimpi.
Tidak ada yang peduli tentang perkembangan sains, alasan stagnasi ilmu pengetahuan, kematian ilmuwan tertentu, atau siapa yang memenangkan Hadiah Nobel.
Yang lebih diperhatikan orang tetap harga barang, gaji, kehidupan sehari-hari...
"Bahkan gosip seorang selebriti, lebih menarik dibahas daripada kematian ilmuwan terhebat."
"Selalu seperti ini."
Lin Xian masuk ke kereta bawah tanah, memegang pegangan gerbong, merasakan beban sejarah, merasakan betapa kecilnya individu dalam arus panjang sejarah.
Bahkan setelah sampai di perusahaan.
Rekan kerja juga hanya mengeluh dan menyesali kematian Profesor Xu Yun, tidak lebih. Kesuksesan produk baru Rhein dan berbagai bonus serta kenaikan gaji yang akan datang, cepat menghapus kesedihan ini.
……
Malam hari, Lin Xian cepat-cepat menyelesaikan makan malam, lalu berbaring di ranjang.
Melihat jam.
21:35
Waktunya tepat.
Setelah tertidur dan masuk mimpi, tepat waktunya untuk mencegat Dalimao di alun-alun.
"Harus cari cara untuk 【memancing】 kebenaran dari mulut Dalimao, verifikasi informasi tentang Klub Jenius yang dia sebutkan sebelumnya, apakah bisa dipercaya."
Jika yang dikatakan Dalimao benar...
Klub Jenius benar-benar membunuh ayahnya;
Ayah kucing itu memang seorang matematikawan peraih Penghargaan Fields;
Dan waktu kematian dalam kecelakaan juga kurang lebih sesuai...
Klik.
Lin Xian menyalakan lampu kamar mandi:
"Maka pelaku di balik kematian Profesor Xu Yun, setidaknya punya arah samar untuk dilacak."
Karena Dalimao bisa menemukan nama Klub Jenius, berarti organisasi ini pasti terkait erat dengan kematian ayahnya.
Paling tidak, ada hubungan.
Memaksakan diri menyelesaikan rutinitas malam sambil melawan kantuk.
Lin Xian terjun ke ranjang.
Matikan lampu dan tidur.
……
……
Huh!
Angin musim panas yang familiar, panas yang familiar, derik jangkrik yang familiar.
Lin Xian membuka mata.
Dunia mimpi, semuanya tetap sama.
"Tendangan Ultraman!""Sikutan Ultraman!"
Di alun-alun, dua saudara kakak adik itu semakin menjauh saat berkelahi, topeng Ultraman di pinggang mereka jatuh ke tanah.
Lin Xian berjalan mendekat, mengambilnya, dan mengenakannya di wajah.
Lalu menoleh.
Menuju pria gemuk yang turun dari mobil van:
"Dalimao!"
"Ha?" Pria bermuka lebar dengan topeng Kucing Rhein menoleh.
"Ah..."
Lin Xian menghela napas pasrah.
Setiap ketemu harus menjelaskan alur cerita lagi, dia benar-benar tak ingin mengucapkan sepatah kata pun.
"Kenapa! Bagaimana kau tahu namaku!"
Dalimao memandang waspada ke Lin Xian, tangannya meraba ke pinggang--
Pak!
Lin Xian menahan tangan gemuknya:
"Kuharap ini terakhir kalinya aku mengulangi."
"Dengarkan baik-baik..."
