Hidup pengertian!
Lin Xian menerima lukisan itu dan melipatnya kembali ke dalam buku catatan hitam.
Diam-diam ia bertekad akan membuangnya setelah keluar, benda sial ini tidak boleh disimpan...
Tapi Chu Anqing memang mudah bergaul, rendah hati, dan sangat perhatian. Di hati Lin Xian, kepribadiannya mendapat nilai sempurna.
“Keluarga calon suami melihat dirinya dalam situasi memalukan, secara sukarela membantunya keluar dari kesulitan; bahkan setelah membantu, tidak ada sedikit pun rasa narsis, malah memberikan jalan keluar…”
Lin Xian benar-benar iri pada Chu Shanhe yang memiliki jaket hangat kecil yang menghangatkan hati seperti ini, tidak tahu apakah di masa depan dirinya juga akan memilikinya.
“Kalau begitu… bisakah kamu memberi tanda tangan pada Kucing Rhein milikku?”
Chu Anqing tersenyum riang, menyodorkan sebuah boneka Kucing Rhein:
“Kucing Rhein berkebaya dengan sanggul bulat ini adalah model favoritku, mungkin setelah kamu menjadi desainer terkenal di seluruh dunia, boneka kucing bertanda tanganmu ini akan naik nilainya!”
“Tapi aku pasti tidak akan menjualnya, menurutku Kucing Rhein dengan tanda tangan sang pendiri ini sangat bernilai kenangan.”
“Tentu saja bisa.”
Lin Xian menerima Kucing Rhein tersebut, lalu menjepit label kain dan menandatanganinya:
“Sejujurnya… ini pertama kalinya aku memberi tanda tangan pada Kucing Rhein.”
Lin Xian sambil menandatangani berkata sambil tertawa:
“Belum pernah ada yang memintaku menandatangani Kucing Rhein, kamu yang pertama. Orang-orang biasanya hanya menyukai kucingnya, tidak peduli siapa yang mendesainnya.”
“Benarkah? Bisakah kamu menulis nomor seri NO.1 di sini, hehe, pasti lebih bermakna!”
“Tidak masalah.”
Lin Xian merasa suasana hatinya membaik ketika bersama si pembawa keceriaan kecil ini.
Dia menjepit label kain, di bawah tanda tangannya menuliskan NO.1 kecil, melambangkan tanda tangan pertama dalam hidupnya.
Tapi dia yakin tidak akan ada yang kedua.
“Berbeda dengan novel, karya desain biasanya tidak menarik perhatian khusus terhadap penciptanya kecuali dari kalangan profesional.”
“Bahkan ikon sepopuler Hello Kitty pun, sedikit yang tahu desainernya adalah Shimizu Yuko. Bahkan yang mengetahui citra IP ini milik perusahaan Sanrio juga tidak banyak.”
“Baiklah, ini untukmu.”
Lin Xian mengembalikan boneka Kucing Rhein kepada Chu Anqing.
“Terima kasih, Senior!”
Chu Anqing menerima Kucing Rhein itu sambil melambaikan tangan ke Lin Xian:
“Kalau begitu aku pergi dulu.”
“Hati-hati di jalan.”
Melambaikan tangan pada si pembawa keceriaan ini, Lin Xian menghela napas pendek.
Syukurlah.
Hampir saja mengalami Waterloo dalam hidup.
Bagaimana jika gadis manja ini pulang sambil mengadu pada Chu Shanhe bahwa dirinya ingin mengejar putri angsa seperti kodok jelek?
Sebaliknya,
Chu Anqing memiliki sifat yang baik, mudah diajak komunikasi, dan penuh pengertian.
“Chu Shanhe benar-benar membesarkan putrinya dengan baik.” Puji Lin Xian tulus.
Saat pesta perayaan, setelah melihat kemiripan mencolok antara Chu Anqing dan CC, Lin Xian mulai membayangkan kemungkinan -
Mungkinkah suatu hari ketika teknologi hibernasi berhasil dikembangkan, Chu Anqing terbang ke masa 600 tahun kemudian dan berubah menjadi CC?
Awalnya Lin Xian menyangkal gagasan ini saat menganalisis.
Karena dalam "mimpi pertama" tentang masa depan, teknologi hibernasi belum berhasil dikembangkan. Bahkan cairan pengisi hibernasi baru selesai pada tahun 2477 atau 2200. Dari mana Chu Anqing bisa mendapatkan cabin hibernasi?
Selain itu masih ada hal lain yang tidak konsisten.
Bahkan jika cabin hibernasi berhasil dikembangkan, itu pun masih butuh beberapa tahun lagi.
Mungkin saat Chu Anqing bisa masuk ke cabin hibernasi, usianya sudah dua puluhan, bahkan hampir tiga puluh tahun—masa iya di masa depan bisa awet muda lagi?
Belum lagi tubuhnya sehat-sehat saja, buat apa tinggal di cabin hibernasi?
Ditambah risiko kehilangan ingatan dan harus berpisah dengan keluarga, Chu Shanhe juga tak pelit mengeluarkan uang.
Tapi...
Kemudian Profesor Xu Yun memberitahunya bahwa efek samping cabin hibernasi adalah kehilangan ingatan dengan tingkat berbeda-beda.
Lin Xian tidak tahu bentuk pasti dari amnesia ini, tapi CC juga pernah bilang, di benaknya ada banyak memori yang bukan miliknya.
Dua hal ini digabungkan...
Lin Xian agak kesulitan menilai apakah ada hubungan di antara keduanya.
Soalnya deskripsi dari pihak CC juga samar-samar, bagaimana memahami "memori yang bukan miliknya"?
Fragmen memori yang tidak koheren—seperti apa ketidakkoherenan itu?
Dia bilang meski memorinya bukan miliknya, tapi tetap kehidupan yang dia jalani. Jika dipahami lewat konsep paralel semesta... seperti apa semesta paralel itu?
Sampai saat ini, berbagai misteri seputar CC dan Chu Anqing masih belum ada petunjuknya.
"Apakah orang bernama CC... masih ada?"
Pertanyaan ini tiba-tiba terlintas di benak Lin Xian.
Setelah perubahan ruang-waktu, mimpi berubah drastis, takdir semua orang termasuk CC pun berubah.
Di dunia masa depan kali ini...
Di mana CC sekarang?
Apa dia masih nekat membuka brankas itu?
Bahkan, apakah brankas itu masih ada?
“Ini tidak bisa dipastikan.”
Lin Xian menggelengkan kepala, merasakan bahwa takdir adalah sesuatu yang sangat ajaib.
Beberapa orang, bagaikan takdir haram, sekalipun dunia berubah besar, seluruh dunia diperbarui, dia tetap seperti permen karet yang selalu menempel di sisimu, tidak pergi tidak meninggalkan.
Contohnya Dalimao.
Sedangkan beberapa orang, mungkin tanpa disadari, pertemuan terakhir dalam hidup kalian sudah terjadi, hanya saja kau belum menyadarinya.
Contohnya CC.
Dunia yang begitu besar, Shanghai yang begitu luas, bahkan ada Kota Baru Shanghai yang lebih besar dan lebih futuristik...
Lin Xian sama sekali tidak yakin bisa bertemu CC lagi.
“Kecuali… aku dan dia juga memiliki takdir haram.”
……
Setelah seminar selesai, pembimbing bersikeras mengatur acara minum sedikit dua gelas bersama Lin Xian.
Tapi Lin Xian menolak dengan halus.
Karena, malam ini dalam mimpi, ada hal yang lebih penting untuk dilakukan——
【Pergi menemui ayah Dalimao, tanyakan apa sebenarnya konstanta alam semesta, coba analisis rahasia Klub Jenius dari sana.】
Pulang ke rumah, buru-buru mandi.
Melihat jam, pukul lima sore sepuluh menit.
Lebih awal sedikit dari waktu tidur sebelumnya saat memasuki mimpi.
Tapi lebih awal justru baik, menyisakan lebih banyak waktu cadangan selalu tepat.
Menutup gorden, Lin Xian masuk ke dalam selimut.
Memejamkan mata.
……
……
……
Tanpa angin musim panas yang familiar dan dering jangkrik yang menusuk, Lin Xian merasa agak tidak nyaman.
"Karena dikelilingi bangunan kecil yang padat dan dibangun sendiri, sinar ikon matahari terhalang, sehingga seluruh desa terasa sejuk dan nyaman."
Lin Xian membuka matanya……
Dirinya telah berhasil masuk ke dalam mimpi, muncul kembali di desa miskin yang berliku, sempit, dan penuh sesak ini.
Dia melihat jam tangannya.
17:32。
Masih tersisa sekitar 10 menit sebelum pencuri yang merampas tas tangan Ibu Li melewati sini.
Lin Xian bersembunyi di mulut gang sebelah, bersandar di tembok bata.
Metode menunggu seperti menunggu kelinci.
Menanti kemunculan "Sang Master Tiga Pedang".
Ini cara tercepat untuk terhubung dengan Dalimao.
Waktu terus berlalu.
Akhirnya.
"Tangkap--tangkap pencuri! Tang...tangkap...pencuri!"
Suara terengah-engah Ibu Li terdengar dari luar gang.
Lin Xian meregangkan pergelangan tangannya:
"Akhirnya kau datang... Roronoa Zoro!"
