"Heihei, kamu ketakutan ya?"
"Ekspresi aneh Dalimao tiba-tiba berubah menjadi senyum lebar, tertawa terbahak:"
“Lihat kau pengecutnya! Ayahku sebelumnya juga seperti ini, sejak penelitian konstanta alam semesta itu keluar, dia jadi gila-gilaan begini. Setiap keluar rumah ketemu orang langsung menarik-narik baju orang, berkeringat dingin seluruh tubuh gemetaran seperti jadi idiot ketakutan, mulutnya terus mengulang kata-kata ini tanpa berpikir.”
“Banyak anak-anak di sekitar sini sampai ditakutinya sampai nangis... Tetangga pada protes keras, jadi ibuku sementara melarang dia keluar rumah. Belakangan entah mikirin apa, malah jadi diam saja, mengurung diri di kamar tidak mau keluar sama sekali.”
“Angka-angka yang ditulis di tembok ini kan kau lihat juga? Ini jelas-jelas gejala orang sakit jiwa... Tidak tahu orang-orang Kota Baru Shanghai melihat apa dari ayahku, sampai mengundangnya ke forum akademik di Kota Baru Shanghai... Benar-benar seperti matahari terbit dari barat.”
……
Perkataan Dalimao tidak membuat Lin Xian merasa tenang.
Semua ini...
Terlalu aneh.
Aneh sampai sama sekali tidak bisa dimengerti.
Kesimpulan yang bisa ditebak sementara adalah...
Konstanta alam semesta kemungkinan besar adalah angka 42, tapi apa maknanya, implikasinya, dan fungsinya? Sekarang sama sekali belum ada petunjuk.
Mengingat buku "Pengantar Konstanta Alam Semesta" sudah diteliti ayah Dalimao sejak lama, selama ini tidak ada masalah, tapi beberapa hari setelah hasil penelitian keluar langsung dibawa orang Kota Baru Shanghai, ini jelas tidak normal!
Tujuan orang-orang ini pasti mengincar hasil penelitiannya, sangat mungkin ingin menghilangkan saksi.
"Entah kenapa, hasil perhitungan konstanta kosmos ini berdampak besar pada kondisi mental ayah Dalimao. Tidak jelas stimulasi apa yang diterimanya, setelah menghitung konstanta kosmos 42... kondisi mentalnya jelas-jelas tidak normal, seperti orang gila."
"Berdasarkan situasi yang ada, Lin Xian hanya bisa menyimpulkan tiga kesimpulan dasar ini."
"Adapun alasan yang lebih mendalam..."
"Lin Xian benar-benar tidak punya petunjuk sama sekali."
"Kak Muka, di mana letak buku 《Pengantar Konstanta Kosmos》 yang selalu diteliti ayahmu? Di mana biasanya buku itu disimpan?"
"Biasanya ada di meja belajar... Aku tidak terlalu memperhatikan, mari kita cari."
Keduanya mulai mengobrak-abrik ruangan.
Tapi setelah dicari ke mana-mana, sama sekali tidak ditemukan jejak buku tersebut.
Jangankan buku... bahkan selembar kertas konsep atau kertas coretan pun tidak tersisa, semua yang berkaitan dengan penelitian akademik hilang tanpa bekas.
"Aneh sekali... Ruangan ini belum pernah sebersih ini, sebelumnya selalu berantakan."
Dalimao menggaruk kepalanya, menatap Lin Xian:
"Kalau buku dan kertas-kertas coretan itu tidak ada di sini, berarti mungkin ayahku yang membawanya?"
"Kan dia pergi ke forum akademik, harusnya perlu menyiapkan materi presentasi dan hasil penelitian? Tidak mungkin pergi dengan tangan kosong?"
Lin Xian mengangguk.
Untuk saat ini, kemungkinan itu yang paling masuk akal.
"Tidak ada jejak kerusakan atau kekacauan di dalam rumah, ini menunjukkan bahwa orangtua Dalimao pergi dengan kooperatif dan bebas."
"Kamar ayah kucing juga sama, meski buku dan kertas coretan sudah hilang, barang lain tertata rapi tanpa jejak penggeledahan—sepertinya dia sendiri yang membereskannya."
"Ditambah, sebelum pergi, mereka menyerahkan kunci rumah ke tetangga Tuan Wang... artinya mereka juga termakan omong kosong 'forum akademik' itu, terjebak dalam pesta Hongmen."
"Saudara, aku mau bikin pakan babi, kasih makan anjing."
Dalimao menatap Lin Xian:
"Kau mau lihat-lihat lagi di sini? Atau ikut aku masak pakan babi?"
"Aku ingin tinggal sebentar lagi di sini."
Lin Xian berkata:
"Maaf Kak Muka, tolong kau masak sendiri... kepalaku sedang kacau, ingin mengatur pikiran."
"Hah! Dasar orang berpendidikan banyak tingkah!"
Dalimao mendengus kesal, turun ke lantai bawah, suaranya menggema:
"Lanjutkan kebingunganmu... Habis masak pakan babi kuajak naik motor pulang. Istriku dan anakku masih nunggu ayam bakar!"
……
Tak lama, suara "duk duk duk" memotong terdengar dari bawah.
Lin Xian menutup pintu kamar.
Memeriksa ruangan seram ini dengan saksama.
"Dia menatap dinding yang dipenuhi angka misterius besar kecil, memenuhi setiap celah..."
【42】
Tidak mengerti maksudnya.
Jika konstanta alam semesta yang dihitung ayah Dalimao benar-benar 42, apa makna khususnya?
Sebenarnya konsep konstanta dalam matematika tidak asing dalam pendidikan wajib 9 tahun.
Pi adalah konstanta, nilai perkiraan 3.14
Konstanta rasio emas, nilai perkiraan 0.618
Hampir semua konstanta operasi dalam matematika dan fisika... sangat kompleks dengan desimal tak beraturan, memberi kesan sulit dihafal.
Tapi konstanta alam semesta 42 ini sama sekali tidak terlihat seperti itu.
Namun...
Lin Xian yakin.
Mengingat ayah Dalimao adalah matematikawan hebat, jika dia menghitung konstanta alam semesta = 42, pasti ada makna sangat khusus.
Ditambah lagi...
Waktu berakhirnya mimpinya 00:42, waktu kematian Profesor Xu Yun juga tepat 00:42.
Di mana-mana angka 42 muncul, jelas bukan kebetulan tanpa makna!
"42, selalu memiliki makna yang luar biasa."
……
Lin Xian duduk bersila di lantai.
Menyangga dagu, menatap dinding bertuliskan 42.
Dia sangat dekat.
Terlihat setiap celah antar 42 berisi angka 42 lebih kecil, bahkan yang terkecil hingga batas mata.
Jika ayah Dalimao hanya sekadar gila... mungkin tak perlu melakukan ini.
"Dia bisa mencoret-coret dan menyiramkan tinta sesuka hati di seluruh tembok, sama sekali tidak perlu memperhatikan ukuran dan posisi 42, tinggal menulis sembarangan saja."
"Tapi……"
Setelah mengamati seluruh tembok dengan seksama, Lin Xian menemukan fakta mengejutkan——
Semua 42 baik yang besar maupun kecil, ternyata tidak ada yang tumpang tindih!
Tidak ada dua 42 yang saling bertumpukan.
Tidak ada dua 42 yang goresannya saling bersilangan.
Semua 42 yang terlihat kacau... justru mematuhi aturan, prinsip, atau hukum tertentu dengan ketat!
"Ini bukan coretan sembarangan ayah Dalimao, dia pasti tidak gila."
Seorang orang gila, seorang pasien gangguan jiwa, mustahil bisa menulis setiap 42 yang halus seperti kaki nyamuk dengan disiplin ketat seperti ini untuk memastikan tidak ada yang tumpang tindih.
Pasti ada pesan yang ingin disampaikan di sini.
Pasti ada rahasia yang tersembunyi!
Lin Xian menggeser kakinya, menyipitkan mata, menatap dinding di hadapannya dengan tajam.
42 memenuhi pandangan.
42 dalam berbagai ukuran.
Dia mendekatkan matanya semakin dekat, semakin dekat, semakin dekat.
Bola matanya hampir menempel ke dinding.
Menatap 42 terkecil di sudut celah bata:
"42... apa sebenarnya rahasiamu?"
